You are on page 1of 3

1.

Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu tentang kromatografi kolom yang bertujuan untuk memisahkan
pigmen dalam sampel daun . Pada praktikum kali ini sampel daun yang digunakan yaitu
daun suji.

Pada praktikum kali ini pertama yaitu menyiapkan kolom yang akan digunakan untuk
pemisahan pigmen tersebut. Menimbang silica sebanyak 10 gram, kemudian sebagian silika
di larutkan dengan pelarut n-heksana sampai terbentuk lumpuran. Setelah itu masukkan silika
atau lumpuran silika tersebut kedalam buret yang sebelumnya buret tersebut sudah disumbat
dengan kapas pada bagian ujungnya. Ketuk-ketuk bagian dinding buret agar lumpuran
tersebut tertata rapi atau padat hingga tidak ada udara yang menempati kolom tersebut dan
bagian krannya dibiarkan terbuka agar larutannya keluar. Sebelum ekstrak dimasukkan,
terlebih dahulu di larutkan dengan n-heksana: aseton (7:3) hingga larut, masukkan larutan
ekstrak tersebut ke dalam kolom yang sudah disiapkan tadi kemudian di elusi dengan larutan
n-heksana, dan fraksi-fraksinya ditampung dalam vial. Fraksi yang diperoleh tersebut
kemudian di uji dengan KLT, mengamati jenis pigmen apa saja yang terdapat pada tiap fraksi
yang didapat.

H. Pembahasan
Percobaan kromatografi kolom ini terdiri dari 5 tahap yaitu :
1. Pembuatan larutan cuplikan
Dalam pembuatan larutan cuplikan ini, kami menggunakan 2 larutan yang berbeda
tetapi memiliki molaritas yang sama serta perbandingan volume yang sama. Larutan yang
kami gunakan adalah larutan CuSO4 dan FeSO4. Larutan CuSO4 berfungsi sebagai penyedia
ion Cu2+. Larutan ini berwarna biru muda yang merupakan warna khas unsur Cu. Sedangkan
larutan FeSO4 merupakan larutan pembentuk Fe2+ di dalam cuplikan yang berwarna orange.
Selanjutnya kedua larutan tersebut dicampurkan ke dalam gelas kimia. Hasilnya warna
larutan menjadi biru kekuningan. Larutan inilah yang digunakan sebagai campuran yang akan
dipisahkan kationnya.

2. Pembuatan Bubur Silika


Pembuatan bubur silika menggunakan 3gram bubuk silika gel, kemudian dimasukkan
ke dalam gelas kimia dan ditambahkan akuades secukupnya hingga terbentuk bubur silika
yang berwarna putih kental dan memadat. Bubur silika ini nantinya akan digunakan sebagai
fasa diam.

3. Penyiapan Kolom
Dalam penyiapan kolom, pertama-tama dimasukkan kapas pada kolom yang telah
terpasang pada klem dan statif. Fungsi kapas adalah untuk menahan silika gel atau adsorban
agar tidak keluar dari kolom. Selanjutnya ditambahkan sedikit akuades hingga kapas basah
seluruhnya. Tujuannya adalah untuk memadatkan kapas sehingga tidak ada lagi udara yang
terkandung di dalamnya, karena jika terdapat rongga udara maka akan menghambat
pengelusian. Selanjutnya ditutup permukaan kapas dengan kertas saring. Tujuannya adalah
untuk menahan silika gel agar tidak pecah, dan tidak langsung masuk ke dalam kapas dn
mencegah terbentuknya rongga udara pada silika gel. Lalu dimasukkan bubur silika yang
telah dibuat ke dalam kolom. Fungsi silika gel ini adalah sebagai adsorban atau fasa diam.
Silika gel digunakan karena memiliki tekstur dan struktur yang tampak dan teratur. Silika gel
dapat memadat dengan ikatan yang kuat dan rapat sehingga dapat mengoptimalkan proses
pemisahan cuplikan. Kemudian permukaan silika gel tersebut ditutup dengan kertas saring.
Tujuannya adalah untuk memisahkan kotoran yang terkandung dalam cuplikan karena kertas
saring bersifat selektif ssehingga hanya zat dengan ukuran molekul kecil yang dapat
menembus kertas saring. selanjutnya ditambahkan sedikit akuades ke dalam kolom, dengan
tujuan untuk menghilangkan rongga udara yang ada di dalam kolom sehingga komponen
benar-benar padat dan pengelusian dapat berjalan lancar.

4. Pemisahan campuran
Setelah kolom kromatografi siap, dilakukan tahap selanjutnya yaitu pemisahan
campuran. Pada tahap ini, pertama-tama dituangkan 1mL larutan cuplikan ke dalam kolom.
Cuplikan ini merupakan campuran larutan yang mengandung ion Cu2+ dan Fe2+ yang akan
dipisahkan kationnya. Lalu ditambahkan akuades secukupnya ke dalam kolom agar silika gel
tidak kering dan akuades ini juga berfungsi sebagai fasa gerak. akuades tersebut dialirkan
melalui keran hingga keluar dari kolom. Filtrat yang keluar tidak berwarna. Filtrat inilah yang
akan diidentifikasi keberadaan kationnya dengan larutan K4[Fe(CN)6].

5. Pengujian filtrat
Filtrat yang akan diuji merupakan filtrat yang dikeluarkan dari dalam kolom.
Pengujian dilakukan dengan menampung filtrat ke dalam 2 buah tabung reaksi yang telah
berisi larutan K4[Fe(CN)6] sebanyak 2mL. Pada tabung reaksi pertama, hasilnya filtrat
berubah warna menjadi hijau kecoklatan. Sedangkan pada tabung reaksi 2, warna filrat
mengjadi orange kecoklatan. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa filtrat yang keluar
duluan mengandung kation Cu2+, sedangkan pada tabung ke-2, filtrat mengandung kation
Fe2+. hasil ini sesuai literatur bahwa kation Cu memiliki afinitas lebih kecil terhadap silika
gel sehingga dapat menembus kertas saring dengan lebih mudah. Katoon Cu juga memiliki
keelektronegatifan kecil sehingga interaksi dipol-dipol antar molekulnya dengan silika gel
lemah, sedangkan kation Fe 2+ akan turun lebih lama karena afinitasnya dengan silika gel
lebih besar dan keelektronegatifannya juga besar sehingga gaya interaksi dipol-dipolnya kuat.

I. kesimpulan
1. dalam pemisahan ion Cu2+ dan Fe2+ dengan kromtografi kolom, ditunjukkan dengan
keluarnya ion Cu terlebih dahulu disebabkan kecilnya afinitas Cu terhadap silika gel dan
memiliki keelektronegatifan yang lebih kecil dibanding Fe
2. Filtrat yang ditampung pertama pada tabung yang berisi larutan K4[Fe(CN)6] berwarna
hijau kecoklatan yang menunjukkan bahwa filtrat tersebut mengandung ion Cu 2+ sedangkan
filtrat yang ditampungpada tabung 2 berwarna orange kecoklatan yang menandakan filtrat
mengandung ion Fe2+.

Penambahan pelarut diatas contoh tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan
ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. pelarut
yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-
pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam contoh, saat
praktikum pita-pita warna yang dihasilkan berwarna kuning dan hijau
(klorofil).saat praktikum zat warna yang ditampung berwarna hijau. hal ini dapat
disebabkan karena zat warna yang terkandung dalam contoh lebih dominan oleh
warna hijau (klorofil), sehingga warna-warna lain seperti kuning yang timbul
pada pita-pita warna dalam penyerap tidak dapat teridentifikasi.
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dan pengamatan, maka dapat diketahui bahwa pada pemisahan dengan
metode kroamtografi kolom, contoh daun belimbing menghasilkan pita-pita warna kuning
dan hijau (klorofil), akan tetapi zat pewarna yang ditampung berwarna hijau hal ini
dikarenakan warna hijau dalam contoh memilliki konsentrasi yang lebih besar atau lebih
dominan dari warna kuning sehingga warna kuning tidak teridentifikasi.

You might also like