You are on page 1of 6

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

Analisa Vegetasi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L)


pada Lahan Olah Tanah Maksimal di Kabupaten Lima Puluh Kota

Vegetation Analysis of Weeds in Corn (Zea mays L.) Plantation


in Maximal Prepared Land in Lima Puluh Kota, West Sumatra

Bonna Suveltri*), Zuhri Syam, dan Solfiyeni

Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas


*)
Koresponden : bonnasuveltri@gmail.com

Abstract

Research about the vegetation analysis of weeds in corn (Zea mays, L.) plantation in maximal
prepared land in Lima Puluh Kota Regency had been conducted from October to November
2013 by using systematic squares method of 10 total plots with size1x1 m. It was found 563
individuals weeds, consist of 10 families, 18 genera and 18 species. Echinochloa crus-galii
showed the highest value of SDR (Summed Dominance Ratio) (29.33%) and Zizania
ceduciflora (0.77%) in maximal prepared land. The diversity index was H'= 1.558 (moderate).
This land was dominated by wide-leaf group of weeds.

Keywords: Weeds, corn, composition, structure, land

Pendahuluan satu komoditas pertanian yang ekonomis


dan berpeluang untuk dikembangkan.
Gulma adalah tumbuhan yang mudah Jagung biasanya digunakan sebagai bahan
tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- baku industri makanan, industri kimia,
beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi industri farmasi dan pakan ternak. Jagung
sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat juga merupakan bahan pangan sumber
inilah yang membedakan gulma dengan protein dan karbohidrat, sebagai pakan
tanaman yang di budidayakan (Moenandir, ternak, bahan ekspor non-migas dan sebagai
1993). Gulma umumnya diartikan sebagai bahan baku untuk pengembangan industri.
tumbuhan pengganggu yang tumbuh secara Keberadaan gulma merupakan
liar pada lahan yang dipakai untuk masalah yang terus menghadang dalam
membudidayakan tanaman. Gangguan ini budidaya jagung. Kehadiran gulma dapat
umumnya berkaitan dengan menurunnya secara nyata menekan pertumbuhan dan
produksi tanaman (Rahayu dan Siagian, produksi karena menjadi pesaing dalam
1994). Lebih dari 30.000 jenis tumbuhan memperebutkan unsur hara serta cahaya
telah diidentifikasi sebagai gulma, 250 jenis matahari, sehingga mampu menurunkan
dinyatakan sebagai gulma penting dan 80 produksi sebesar 48% (Tanveer dan
jenis telah diketahui menurunkan hasil Ahmad, 1999). Kehadiran gulma pada
tanaman budidaya (Sauerborn, 1999). lahan pertanaman jagung tidak jarang
Salah satu tanaman budidaya yang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan
sering dibudidayakan petani adalah jagung. hasil bergantung pada jenis gulma,
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kepadatan, lama persaingan, dan senyawa
kehidupan manusia ataupun hewan. Di allelopati yang dikeluarkan oleh gulma.
Indonesia, jagung merupakan makanan Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang
pokok setelah padi. Sedangkan berdasarkan disebabkan oleh gulma melebihi kehilangan
urutan bahan makanan pokok di dunia, hasil yang disebabkan oleh hama dan
jagung menduduki urutan ketiga setelah penyakit. Meskipun demikian, kehilangan
gandum dan padi (Aksi Agraris Kanisius, hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena
1993). Jagung (Zea mays) merupakan salah pengaruhnya tidak dapat segera diamati.

Submitted: 13 Januari 2014


Accepted: 24 Maret 2014
104
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

Beberapa penelitian menunjukkan korelasi pertumbuhan gulma, yakni dapat


negatif antara bobot kering gulma dan hasil membenamkan gulma dan menyebabkan
jagung, dengan penurunan hasil hingga kerusakan fisik karena dapat memotong
95% (Violic, 2000). Menurut Fadhly akar gulma sehingga gulma mati
(2007), selain jenis gulma, persaingan disebabkan potongan-potongan akar akan
antara tanaman dan gulma perlu pula mengering sebelum pulih kembali serta
dipahami, terutama dalam kaitan dengan mengganggu kondisi hara tersebut (Sukman
waktu pengendalian yang tepat. Jenis gulma 2002). Metode pengolahan tanah dapat
tertentu juga perlu diperhatikan karena menentukan pertumbuhan dan
dapat mengeluarkan senyawa allelopati perkembangan gulma pada suatu
yang meracuni tanaman. pertanaman. Tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengurangi kompetisi untuk mengetahui komposisi dan struktur
terhadap gulma, sebelum bercocok tanam gulma pada pertanaman jagung di lahan
dilakukan persiapan lahan untuk olah tanah maksimal.
menciptakan kondisi yang optimum bagi
pertumbuhan jagung. Pengolahan tanah Metode Penelitian
sempurna merupakan usaha untuk merubah
sifat fisik tanah yang bertujuan untuk Metode yang digunakan adalah Metode
pemecahan dan penggemburan tanah yang Kuadrat dengan peletakan plot secara
padat dan sekaligus pengendalian gulma. sistematik sebanyak 10 plot.
Pengolahan tanah lebih dari satu kali
disertai dengan selang waktu tertentu dapat Analisis Data
menekan pertumbuhan gulma, sebab setiap Data yang didapatkan di lapangan dianalisis
pengulangan pengolahan tanah akan dengan menggunakan rumus berikut:
membunuh gulma yang telah tumbuh. a. Komposisi
Petani mengendalikan gulma secara kimia 1. Jenis-jenis dan jumlah individu gulma
dengan memakai herbisida dan mekanis yang ada di pertanaman jagung
dengan pengolahan tanah konvensional 2. Famili Dominan dan co-dominan
sebelum penanaman. Pengolahan tanah
konvensional dilakukan dengan membajak, Persentase famili =
menyisir dan meratakan tanah, Jumlah individu suatu famili x 100%
menggunakan tenaga ternak dan mesin Jumlah semua individu
(Fadhly, 2007).
Sumatera Barat dikenal sebagai Suatu famili dikatakan dominan pada suatu
daerah agraris, sehingga pertanian kawasan jika memiliki persentase > 20%
merupakan salah satu bidang yang potensial dari total individu dan co-dominan jika
untuk dikembangkan dengan berbagai jenis persentasenya 10%-20% (Johnston and
tanaman yang dikelola oleh petani. Salah Gillman, 1995).
satu tanaman yang diusahakan oleh petani
Sumatera Barat terutama di Kabupaten b. Struktur
Lima Puluh Kota adalah tanaman jagung, 1. Indeks Nilai Penting (INP)
berupa jagung pipilan. Di Kabupaten Lima jumlah individu suatu jenis
Kerapatan =
Puluh Kota, Kecamatan Guguak termasuk luas plot pengamatan

salah satu daerah dengan luas tanam jagung Kerapatan Relatif(%) =


kerapatan suatu jenis
terbesar (Badan Pusat Statistik, 2013). x100%
Rendahnya hasil jagung yang dicapai kerapatan seluruh jenis
disebabkan banyaknya faktor, diantaranya Frekuensi =
jumlah plot yang ditempati suatu jenis
pengeloalaan gulma belum dilaksanakan jumlah semua plot pengamatan
secara maksimal. Makin lama, tanaman Frekuensi Relatif (%) =
mengalami gangguan gulma, pertumbuhan frekuensi suatu jenis
dan produksinya menurun. x 100%
frekuensi seluruh jenis
Pengolahan tanah banyak berat kering suatu jenis
Dominansi =
luas plot pengamatan
mempengaruhi beberapa faktor penting bagi
105
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

Dominansi Relatif (%) = 1>H 3 menunjukkan keanekaragaman


dominansi suatu jenis sedang
x 100%
dominansi seluruh jenis H< 1 menunjukkan keanekaragaman
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR+ DR rendah (Magurran, 2004).
(Brower, Zardan Von Endle, 1990 ; Cox,
1992) Hasil dan Pembahasan
Summed Dominance Ratio / Perbandingan Komposisi Gulma
Nilai Penting (SDR) Hasil analisa vegetasi gulma pada

SDR = (Tjitrosoedirdjo, Utomo, dan pertanaman jagung dengan lahan olah tanah
3
Wiroatmodjo, 1984) maksimal (OTM) di Nagari Sungai Talang,
Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh
2. Indeks Keanekaragaman Jenis Kota didapatkan 10 famili, 18 genus, 18
(index Shannon). jenis, dan 563 individu gulma. Pada jagung
H = - = 1 (pi ln pi) ; pi= ni/N dengan olah tanah maksimal, banyak
Ket : H : Indeks keanekaragaman Jenis ditemukan gulma dari famili Rubiaceae
pi : ni/N yaitu Borreria alata yaitu sebanyak 245
ni : Jumlah individu spesies ke-i individu. Selain famili Rubiaceae, dua
N : Jumlah seluruh individu. famili lain yang banyak ditemukan adalah
Graminae (202 individu) dan Asteraceae
Indeks keanekaragaman (H) terdiri dari (32 individu). Sedangkan famili yang
beberapa kriteria, yaitu : paling sedikit ditemukan adalah
H> 3,0 menunjukkan keanekaragaman Cyperaceae, Euphorbiaceae dan
tinggi Leguminosae, masing-masing satu individu.

Tabel 1. Komposisi Gulma pada Lahan Olah Tanah Maksimal


Jumlah (Ind) Tiap
No Famili Genus Jenis Lokasi/10 m2
OTM TOT
1 Achantaceae* Graptophyllum Graptophyllum sp 2 -
2 Amaranthaceae* Amaranthus Amaranthus spinosus L 5 8
Amaranthus Amaranthus sp 1 4
3 Asteraceae* Ageratum Ageratum conyzoides L 32 6
Galinsoga Galinsoga parviflora Cav 7 -
Taraxacum Taraxacum sp 15 -
4 Cyperaceae*** Cyperus Cyperus kyllingia Endl 1 -
Manihot Manihot utilissima L 1 -
5 Graminae** Digitaria Digitaria ciliaris (Retz) Koel 5 5
Echinochloa Echinochloa cruss-galii BEA 191 122
Eleusine Eleusine indica (L) Gaerth 4 19
Poa Poa annua L 27 -
Zizania Zizania ceduciflora (TURCZ) HAND- 2 -
MAZZ
6 Leguminosae* Calopogonium Calopogonium mucunoides DESV 1 -
Centrocema Centrocema sp 2 16
7 Mimosaceae* Mimosa Mimosa pudica L 4 27
8 Oxalidaceae* Oxalis Oxalis barrelieri L 18 -
9 Rubiaceae* Borreria Borreria alata (Aubl) DC 245 -
Jumlah Total 563 498
Keterangan: ***= teki-tekian, **= rumput-rumputan, *= berdaun lebar, -= tidak ditemukan

Pertanaman jagung dengan lahan sesuai dengan pernyataan Rachman dan


OTM ditemukan 245 individu gulma Husen (2004) bahwa tindakan olah tanah
Borreria alata (berdaun lebar). Hal ini akan menghasilkan kondisi kegemburan
106
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

tanah yang baik untuk pertumbuhan akar gembur sehingga pertumbuhan akar lebih
sehingga membentuk struktur dan aerasi baik (Suryaningsih, Joni dan Darmadi,
tanah lebih baik dibanding tanpa olah tanah. 2011).
Gulma ini memiliki perakaran yang panjang
dan tunggang sehingga memudahkan untuk Family Dominan dan Co-Dominan
tumbuh pada lahan dengan OTM karena Pada lahan dengan OTM, famili yang
struktur tanah yang gembur. B. alata memiliki nilai persentase yang paling besar
berkembangbiak dengan biji, sehingga yaitu famili Rubiaceae 43.52%. Menurut
pengadukan tanah sebelum penanaman Johnston dan Gillman (1995), suatu famili
dapat memecah dormansi biji. dikatakan dominan pada suatu kawasan
Gulma jenis Echinochloa crus-galli yaitu jika memiliki persentase >20% dari
juga banyak ditemukan pada lahan OTM. E. total individu dan co-dominan jika
crus-galli adalah gulma yang persentasenya 10%-20%.
perkembangannya sangat cepat dan agresif.
Tanaman ini mampu tumbuh dengan Tabel 2. Famili Dominan dan Co-dominan
sangat cepat, produksi benih yang sangat Gulma pada Pertanaman jagung
tinggi dan daya adaptasi yang tinggi No Famili TOT
dibawah kondisi lahan pertanian yang 1 Graminae** 81.33%
berbeda (Nyarko dan De Datta, 1991). E. 2 Rubiaceae* 0.00%
crus-galli tumbuh pada daerah dengan Keterangan: **= rumput-rumputan *= berdaun
lebar
ketinggian yang rendah sampai sedang
dengan penyinaran penuh sepanjang tepi
Struktur Gulma
perairan. Pertumbuhan E. crus-galli sangat
Gulma yang memiliki nilai SDR tertinggi
baik pada jenis tanah berpasir dan
yaitu gulma jenis Echinochloa crus-galii
berlempung terutama apabila kandungan
nitrogennya tinggi. Galinato, Moody dan (31.76%) Hal ini menunjukkan bahwa
gulma E. crus-galii paling dominan
Piggin (1999), menambahkan bahwa gulma
diantara jenis lainnya pada pertanaman
ini dapat tumbuh pada tanah yang lembab
jagung dengan lahan OTM. Menurut Altop
sampai basah dan mampu terus tumbuh
walaupun hanya sebagian dari benih yang dan Mennan (2011), gulma E. crus-galli
memiliki distribusi yang luas, mampu
terendam air. Perkecambahan bijinya 30%
beradaptasi pada berbagai aspek ekologi,
lebih baik di tanah padat daripada tanah
toleran terhadap kondisi iklim kering dan
yang kurang padat.
kondisi anaerob, perkecambahan dan
pertumbuhan yang cepat, produksi biji yang
banyak, sehingga spesies ini menjadi gulma
dominan di lebih dari 60 negara. Nyarko
dan De Datta (1991) juga melaporkan
bahwa gulma E. crus-galli memperlihatkan
keragaman yang sangat tinggi dalam
morfologi dan kemampuan beradaptasi
pada kondisi lingkungan yang beragam.
Selain E. crus-galii gulma B. alata
memiliki nilai SDR yang tinggi yaitu
29.33%. Menurut Muharrami, 2012, gulma
Gambar 1. Distribusi gulma berdasarkan
golongan di lahan pertanaman jagung
ini berkembang biak dengan biji dan
tumbuh di tempat terbuka atau agak
Pada lahan OTM banyak ditumbuhi terlindung hingga 1.700 m dpl. Gulma ini
oleh gulma berdaun lebar yaitu 315 sering dijumpai pada pertanaman di lahan
individu. Gulma berdaun lebar ini banyak kering dan tergolong gulma penting pada
ditemukan karena umumnya memiliki beberapa lahan tanaman pangan seperti padi
perakaran tunggang. Pengolahan tanah gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, dan
maksimal menyebabkan tanah menjadi ketela pohon.
107
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

maksimal adalah Rubiaceae dan


35.00% 31.76% 29.33% Graminae.
30.00% 2. Struktur gulma yang dominan pada
25.00% olah tanah maksimal adalah
20.00%
15.00% Echinochloa crus-galii memiliki nilai
10.00% 6.27% 5.39% 5.18% SDR (Summed Dominance Ratio)
5.00% tertinggi (29.33%), dan nilai SDR
0.00%
terendah Zizania ceduciflora (0.77%)
indeks keanekaragamannya adalah H=
1.558 (sedang).

Daftar Pustaka

Jenis Gulma Aksi Agraris Kanisius. 1993. Seri Budaya


Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Gambar 2. Nilai SDR Gulma Pertanaman Badan Pusat Statistik. 2013. Sumatera
Jagung pada Lahan Olah Tanah Maksimal Barat dalam Angka. Padang
Clements, D.R., D.L. Benoit, S.D. Murphy,
Indeks Keanekaragaman Jenis dan C.J. Swanton. 1996. Tillage
Nilai indeks keanekaragaman jenis gulma Effects on Weed Seed Return and
berada diantara nilai H= 1,5 3 (sedang). Seedbank Composition. Weed
Dari lokasi pengamatan, keanekaragaman Sci.44:314-322.
jenis tumbuhan lahan ini tergolong sedang. Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi
Menurut Clements, Benoit, Murphy dan Tropika. Diterjemahkan oleh U.
Swanton (1996) bahwa dengan pengolahan Tanuwijaya. ITB Press. Bandung.
tanah konvensional/ maksimal, dormansi Fadhly, A. F, dan F. Tabri. 2007.
biji gulma yang terbenam terpecah karena Pengandalian Gulma pada
terangkat ke permukaan tanah. Penelitian Pertanaman Jagung.
selama tujuh tahun mengindikasikan lebih http://balit.litbang.co.id.bukujagung.p
sedikit benih gulma pada petak Adanya df. 30 Januari 2013.
keanekaragaman jenis gulma yang tumbuh Galinato, M. I., K. Moody dan C. M.
dipengaruhi oleh lingkungan tempat Piggin. 1999. Upland Rice Weeds of
tumbuhnya yaitu cahaya, suhu, air dan South and Southeast Asia.
kelembaban. Kondisi lingkungan sangat International Rice Research Institute.
mempengaruhi keanekaragaman jenis suatu Los Banos.
tumbuhan. Kondisi yang sangat ekstrim Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu Gulma
akan menyebabkan gangguan terhadap dan Pengendalian Gulma. PT.
stabilitas kehidupan dan distribusi beragam Rajawali Citra. Jakarta.
tumbuhan (Ewusie, 1990). Muharrami, R. 2012. Analisis Vegetasi
Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea
Tabel 3. Indeks Keanekaragaman Gulma pada mays, L) di Lahan Kering dan Lahan
Pertanaman Jagung Sawah di Malampah Kabupaten
Jenis Lahan H Keterangan Pasaman. Skripsi Sarjana Biologi
Olah Tanah Maksimal 1.558 Sedang FMIPA Unand (Tidak
dipublikasikan).
Kesimpulan Nyarko, A, K. dan S. K. De Datta. 1991. A
Handbook for Weed Control in Rice.
1. Komposisi gulma pertanaman jagung IRRI. Philippines.
pada lahan olah tanah maksimal Rahayu, M. dan M. H. Siagian. 1991.
didapatkan 10 famili, 18 genus, 18 Pemanfaatan Gulma sebagai Bahan
jenis dan 563 individu gulma. Famili Obat Tradisional oleh Masyarakat
dominan pada lahan olah tanah Wana Sulawesi Tengah. Prosiding
Konferensi XII Himpunan Ilmu
108
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(2) Juni 2014 : 103-108 (ISSN : 2303-2162)

Gulma Indonesia (Weed Science Simbiosis. Universitas Udayana. Bali.


Society of Indonesia). HIGI. 173-179. I(1).
Sauerborn, J., 1999. Legumes Used for Tanveer, A. M. dan A. A. R. Ahmad. 1999.
Weed Control in Agroecosystems in Weed Crop Competition in Maize
the Tropics. Plant Research and Relation to Row Spacing are Always
Development. 50: 74-82. Profitable. Corn and Soybean Digest.
Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan 68 (1).
Teknik Pengendaliannya. Raja Violic, A.D. 2000. Integrated crop
Grafindo Persada. Jakarta. menagement. In: R.L. Paliwal, G.
Suryaningsih, M. Joni dan A. A. K. Granados, H.R. Lafitte, A.D. Violic,
Darmadi. 2011. Inventarisasi Gulma and J.P. Marathee (Eds.). Tropical
Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Maize Improvement and Production.
Di Lahan Sawah Kelurahan Padang FOA Plant Production and
Galak, Denpasar Timur, Kodya Protection Series, Food and
Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Agriculture Organization of The
United Nations. Rome, 28:237-282.

You might also like