You are on page 1of 9

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi

hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya[1]. Sifat koligatif larutan terdiri dari
dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit[1].

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Molalitas dan Fraksi Mol

o 1.1 Molalitas (m)

o 1.2 Fraksi Mol

2 Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

o 2.1 Penurunan Tekanan Uap

o 2.2 Kenaikan Titik Didih

o 2.3 Penurunan Titik Beku

o 2.4 Tekanan Osmotik

3 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

o 3.1 Penurunan Tekanan Uap Jenuh

o 3.2 Kenaikan Titik Didih

o 3.3 Penurunan Titik Beku

o 3.4 Tekanan Osmotik

4 Lihat Pula

5 Referensi

6 Pranala Luar

[sunting] Molalitas dan Fraksi Mol


Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh banyaknya partikel zat
terlarut[2]. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut,
maka perlu diketahui tentang konsentrasi larutan[2].

[sunting] Molalitas (m)

Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut[2]. Molalitas
didefinisikan dengan persamaan berikut [2]:

Keterangan :

m = molalitas larutan (mol / kg)

n = jumlah mol zat terlarut (g / mol)

P = massa pelarut (g)

[sunting] Fraksi Mol

Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan
berdasarkan mol[2]. Fraksi mol komponen i, dilambangkan dengan xi adalah jumlah mol
komponen i dibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan[2]. Fraksi mol j adalah xj
dan seterusnya[2]. Jumlah fraksi mol dari semua komponen adalah 1[2]. Persamaannya dapat
ditulis[2]. Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut[2]:

[sunting] Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara
molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu
larutan[3]. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik[3].

[sunting] Penurunan Tekanan Uap


Marie Francois Raoult (1830 - 1901) ilmuwan yang menyimpulkan tentang tekanan uap jenuh
larutan

Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat
cair[3]. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula
tekanan uapzat cair[3]. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak
menguap, maka partikel - partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul
zat cair[3]. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut
yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang
sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat
terlarutnya semakin tinggi[3]. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[3] :

P = P0 - P

P0 > P

Keterangan :

P0 = tekanan uap zat cair murni

P = tekanan uap larutan


Pada tahun 1808, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Perancis melakukan percobaan
mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama
dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni[3]. Persamaan
penurunan tekanan uap dapat ditulis[3]. Kesimpulan ini dikenal dengan Hukum Raoult dan
dirumuskan dengan[3]. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[3] :

P = P0 x Xp

P = P0 x Xt

Keterangan :

P = tekanan uap jenuh larutan

P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni

Xp = fraksi mol zat pelarut

Xt = fraksi mol zat terlarut

[sunting] Kenaikan Titik Didih

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat
cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya[4]. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di
seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer[4]. Dari hasil
penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya[4]. Hal
ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa
penguapan partikel - partikel pelarut[4]. Oleh karena itu, penguapan partikel - partikel pelarut
membutuhkan energi yang lebih besar[4]. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut
murni di sebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan (Tb)[4]. Persamaannya dapat ditulis
[4]
:

Tb = Tblarutan Tbpelarut
Keterangan :

Tb = kenaikan titik didih

kb = tetapan kenaikan titik didih molal

m = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif

Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut[5]

Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb)


Aseton 56,2 1,71
Benzena 80,1 02,53
Kamfer 204,0 05,61
Karbon tetraklorida 76,5 04,95
Sikloheksana 80,7 02,79
Naftalena 217,7 05,80
Fenol 182 03,04
Air 100,0 00,52

[sunting] Penurunan Titik Beku

Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik
beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut[5] :

Tf = Tfpelarut Tblarutan

Keterangan :
Tf = penurunan titik beku

kf = penurunan titik beku molal

m = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif

Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut[5]

Pelarut Titik Beku Tetapan (Kf)


Aseton -95,35 2,40
Benzena 5,45 5,12
Kamfer 179,8 39,7
Karbon tetraklorida -23 29,8
Sikloheksana 6,5 20,1
Naftalena 80,5 6,94
Fenol 43 7,27
Air 0 1,86

[sunting] Tekanan Osmotik

Van't Hoff
Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang
melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan[5]. Membran semipermeabel adalah suatu selaput
yang dapat dilalui molekul - molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Menurut
Van't Hoff, tekanan osmotik larutan dirumuskan [5]:

= MxRxT

Keterangan :

= tekanan osmotik

M = molaritas larutan

R = tetapan gas ( 0,082 )

T = suhu mutlak

[sunting] Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar
daripada sifat koligatif larutan non elektrolit[6]. Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi
ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff[6]. Perhitungan sifat koligatif
larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van't Hoff[6] :

i = 1 + (n 1)

Keterangan :

i = faktor Van't Hoff

n = jumlah koefisien kation

= derajat ionisasi

[sunting] Penurunan Tekanan Uap Jenuh

Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor Van't Hoff adalah[6] :
P =P0

[sunting] Kenaikan Titik Didih

Persamaannya adalah[6]:

Tb=

[sunting] Penurunan Titik Beku

Persamaannya adalah[6] :

Tf =

[sunting] Tekanan Osmotik

Persamaannya adalah[6] :

[sunting] Lihat Pula


Kelarutan

Kelarutan elektrolit

Kelarutan Nonelektrolit

Larutan

[sunting] Referensi
1. ^ a b Kimia.Penulis Nana Sutresna.Penerbit PT Grafindo Media Pratama

2. ^ a b c d e f g h i j Praktis Belajar Kimia.Penulis Imam Rahayu.Penerbit PT Grafindo


Media Pratama

3. ^ a b c d e f g h i j k Cerdas Belajar Kimia.Penulis Nana Sutresna.Penerbit PT


Grafindo Media Pratama.ISBN 979-758-448-8, 9789797584481

4. ^ a b c d e f g Kimia Sma.Penerbit Galangpress Group.ISBN 602-8276-35-9,


9786028276351

5. ^ a b c d e Kimia SMA/MA Kls XII (Diknas).Penulis Suyatno.Penerbit


Grasindo.ISBN 979-025-027-4, 9789790250277

6. ^ a b c d e f g Jago Kimia SMA. Penulis Esvandiari. Penerbit Niaga Swadaya. ISBN


979-3567-54-6, 9789793567549

You might also like