You are on page 1of 5

MAKALAH KERJA PRAKTEK :

Analisis Proses Kerja Water Treatment Plant (WTP) sebagai Penunjang


Kebutuhan Air Industri dan Limbah yang Dihasilkan
Oleh Ayu Utami

ABSTRAK
PT. Krakatau Steel merupakan salah satu industri baja terbesar dan
terkemuka di Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa PT. Krakatau Steel
telah menerapkan proses produksi yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu,
untuk memenuhi proses produksi yang berwawasan lingkungan, diperlukan suatu
pengolahan untuk menangani hasil sampingan dari proses produksi tersebut, yaitu
limbah. Water Treatment Plant (WTP) merupakan salah satu unit pengolahan air
industri yang diperlukan sebagai penunjang proses produksi industri tersebut.
Pada WTP, air yang akan diolah menjadi air industri tidak hanya berasal dari air
bersih saja. Air yang diolah merupakan proses resirkulasi yang menggunakan
proses fisika dan kimia. Jalan proses kerja WTP 2 pabrik Slab Steel Plant (SSP) 2
berawal dari air baku yang berasal dari Krenceng dan dialirkan menuju WTP. Air
kemudian diolah untuk digunakan sebagai penunjang berlangsungnya proses
produksi pabrik SSP 2.
ABSTRACT

PT. Krakatau Steel is the one of largest and famous steel industry in
Indonesia, so can not be denied that PT. Krakatau Steel has implemented a
process of environmental friendly production. Therefore, to accomplished the
environmentally production, required treatment to handle a byproduct of the
production process, the waste. Water Treatment Plant (WTP) is one of the
industrial water treatment units required to support the industrial production
process. At WTP, water will be processed into industrial water not only from
clean water. Treated water is come from recirculation water that uses chemical
and physical processes. WTP 2 factories Steel Slab Plant (SSP) 2 process is begin
from the raw water from Krenceng and streamed toward the WTP. Water is
processed for use as supporting the process of plant production SSP 2.
1. PENDAHULUAN
Water Treatment Plant (WTP) merupakan salah satu unit pengolahan air
industri yang diperlukan sebagai penunjang proses produksi industri tersebut.
Proses pengolahan air industri juga merupakan salah satu contoh penerapan ilmu
yang dipelajari di bidang Teknik Lingkungan. Pada WTP, air yang akan diolah
menjadi air industri tidak hanya berasal dari air bersih saja. Air yang diolah
merupakan proses resirkulasi yang menggunakan proses fisika dan kimia.

2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


PT. Krakatau Steel (Persero) merupakan industri baja yang berdiri dan
beroperasi di Kota Cilegon. PT. Krakatau Steel merupakan salah satu dari sekian
banyak badan usaha yang dimiliki oleh negara (BUMN) yang didirikan pada
tanggal 31 Agustus 1970 bertepatan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah RI
No. 35 Tahun 1970 tentang penyertaan modal negara untuk pendirian perusahaan
persero PT. Krakatau Steel.
Pada dasarnya kegiatan produksi yang dilakukan PT Krakatau Steel adalah
merupakan satu kesatuan rangkaian proses produksi mulai dari bahan baku yaitu
berupa biji besi menjadi produk setengah jadi. Saat ini terdapat tujuh unit fasilitas
produksi (pabrik) yang membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri
baja terpadu di Indonesia. Ketujuh pabrik tersebut adalah :
1. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant)
2. Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant I)
3. Pabrik Slab Baja II (Slab Steel Plant II/SSP 2)
4. Pabrik Billet Baja (Billet steel Plant)
5. Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill)
6. Pabrik Canai Panas (Hot strip Mill)
7. Pabrik Canai Dingin (Cold Rolling Mill)

3. PEMBAHASAN
Jalan proses kerja WTP tersebut berawal dari air baku yang dialirkan
menuju WTP yang akan diolah untuk digunakan untuk menunjang
berlangsungnya proses produksi pabrik SSP 2. Air yang masuk pada WTP
digunakan sebagai air industri yang dibagi menjadi empat sistem, yaitu once
through system, direct system, indirect system, dan closed system.
Direct system merupakan proses pendinginan dengan sistem terbuka dan
langsung. Pendinginan dengan sistem ini dilakukan dengan menggunakan spray, yaitu
dengan menyiramkan air.
Indirect system merupakan proses pendinginan secara tidak langsung, yaitu air
tidak kontak dengan media yang akan didinginkan secara langsung namun masih terdapat
kontak dengan udara. Pada proses ini, air dilewatkan pada suatu sistem untuk
mendinginkan media yang akan didinginkan dengan mengalirkan air tersebut pada sejenis
pipa (open jacket).
Closed system merupakan sistem tertutup yang mendinginkan baja dengan sistem
yang tidak kontak dengan udara. Pada closed sistem ini, air yang digunakan adalah demin
water yang tidak boleh kontak dengan udara agar tidak terkontaminasi dengan udara.
Pada sistem ini air mengalir melalui pipadan didinginkan kembali dalam pendinginan
heat exchanger. Air dari sistem ini dipakai pada primary mould cooling plant dan
primary cooling degassing plant. Pada sistem ini digunakan air demin sebagai air
pendingin.[1]
Pada proses kerja WTP-2, terdapat beberapa proses yang dapat mengolah air
limbah sehingga aman dipakai untuk disirkulasikan pada sistem kembali ataupun dibuang
pada sistem sewer yang disalurkan ke kanal untuk di buang ke badan air. Untuk
mengolah limbah tersebut, terdapat beberapa proses yang dilakukan pada WTP tersebut,
antara lain; netralisasi, koagulasi, flokulasi, filtrasi, dan pemisahan minyak dan lemak.
1. Netralisasi
Netralisasi dilakukan dengan cara menambahkan suatu zat kimia untuk menetralkan air
yang digunakan pada proses dalam WTP tersebut. Setelah pH air sudah sesuai dengan
baku mutu kualitas limbah cair (SK Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002) , yaitu ketika
pH sama dengan 6-9, maka air dianggap aman untuk dibuang ke sewer yang selanjutnya
masuk ke kanal untuk dibuang ke badan air. Air yang masuk dalam proses netralisasi ini,
biasanya berasal dari regenerasi air demin.
2. Filtrasi
Pada WTP ini, filtrasi digunakan untuk menyaring air baku dari Pusat
Penjernihan Air Krenceng, air dari bak scale pit, dan menyaring air proses agar tidak
mengotori mesin dan peralatan pendukung kerja WTP lainnya. Untuk filtrasi, digunakan
gravel filter sebagai unit penyaringnya.
3. Koagulasi
Koagulasi dilakukan untuk mengumpulkan partikel halus pada scale pit agar
mengapung dan ketika dialirkan ke gravel filter dapat tersaring dan terpisah dari air.
Koagulasi dilakukan dengan menambahkan bahan kimia koagulan yang bertujuan untuk
charging air agar pengotor dapat terpisah dari air dan air dapat disirkulasikan kembali
sebagai air proses[2][3].
4. Flokulasi
Proses flokulasi bertujuan untuk memperbesar berat jenis pengotor agar dapat
mengendap sebagai lumpur[2]. Agar pengotor tersebut bisa mengendap, air yang masuk
basin sludge separation atau backwash water treatment, ditambah dengan zat kimia yang
disebut flokulan. Flokulan tersebut dapat mengikat partikel-partikel pengotor air yang
kecil menjadi satu sehingga terbentuk flok-flok yang akan mengendap menjadi lumpur.
Lumpur yang terbentuk akan ditampung pada sludge tank.
5. Pemisahan Minyak dan Lemak
Pada basin scale pit, terdapat oil skimmer yang berfungsi memisahkan minyak
dan lemak yang terbawa pada saat terjadinya proses pendinginan. Oil skimmer yang
terdapat pada sistem ini berbentuk selang yang mengumpulkan oil and grease yang
kemudian akan ditampung pada sebuah drum penampung.
Air limbah yang dihasilkan oleh Fluid Centre WTP-2 ini akan diukur kualitasnya
di laboratorium lingkungan divisi K3LH. Sampel air diambil sesuai jadwal pada tiap
minggunya. Untuk mengontrol air yang dipakai dan air yang dikeluarkan, pihak Fluid
Centre WTP-2 telah mengukur parameter-parameter kualitas air tersebut agar tidak
mengganggu proses kerja mesin dan tidak mencemari lingkungan.
Kualitas air yang diukur setiap hari di WTP tersebut, berupa parameter pH.
Sedangkan parameter-parameter kualitas air yang diukur di laboratorium lingkungan
K3LH adalah seperti temperatur, zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, pH, besi (Fe),
Cu, Zn, Cr, Pb, Ni, Co, Cl2, mangan (Mn), nitrat, nitrit, COD, BOD, dan Cd (parameter
kualitas air limbah yang diukur pada bulan Juli)[4]. Batas aman atau baku mutu yang
digunakan pada pengukuran kualitas air limbah adalah dari Keputusan Walikota Cilegon
Nomor 4 Tahun 2002.
Air yang dibuang pada kanal yang terdapat di WTP 2 Fluid Centre ini,
sebelumnya sudah ditreatment terlebih dahulu agar ketika dibuang ke badan air sudah
memenuhi baku mutu. Dalam proses kerja WTP tersebut, kualitas air pendingin yang
dipakai juga harus dijaga kualitasnya agar tidak mengganggu dan menghambat proses
kerja pada mesin dan perlengkapan lainnya yang mendukung WTP tersebut tetap
berjalan.
4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kerja WTP 2 secara umum menggunakan sistem sirkulasi untuk proses
pengolahan air pendingin. Air limbah yang dihasilkan pada WTP ini kualitasnya sudah
baik karena dilihat dari hasil pemantauan, semua parameter yang ditinjau, nilainya berada
di bawah baku mutu yang telah ditetapkan.

B. Saran

Menjaga kondisi mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk proses kerja
agar tetap baik sehingga sistem dapat bekerja secara optimal dan proses kerja pun
terkontrol dengan baik.
Tetap mempertahankan kualitas air limbah yang keluar dan dihasilkan pada
proses kerja WTP ini agar tetap di bawah baku mutu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Asri, Nuraini Rahmawati. Laporan Tugas Akhir : Pengoperasian dan


Pengendalian Air Pendingin Serta Perhitungan Neraca Massa Air Cooling Tower
Pada Direct System di Fluid Centre WTP 2. Univesitas Padjadjaran:Bandung

[2] Cheremisinoff, Paul N.. 1987. Waste Water Treatment Pocket Handbook.
Pudvan Publishing Co.
[3] Jurnal Praktikum Laboratorium Lingkungan Teknik Lingkungan ITB. 2008

[4] Sawyer, Claire N.. 2003.Chemistry for Environmental Engineering and


Science 5th ed.New York:McGraw-Hill

You might also like