Professional Documents
Culture Documents
Kata taskhir berasal dari kata sakhkhara yang berarti menundukan.Dalam al quran sering
kali disebutkan kata sakhkhara dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa segala ciptaan allah
dilangit dan di bumi ditundukkan untuk mengikuti systemsunnatullah yang telah allah
tetapkan.Kerapian alam semesta yang demikian mengagumkan ini,menunjukkan bahwa segala
sesuatu dialam ini telah allah tundukkan.
Hakikat Manusia
b. Siapakah Manusia ?
Ada beberapa terminologi untuk mengungkapkan kodrat manusia : al-Insan, an-naas, al-ins.
Kata Insan berasal dari akar kata uns artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan yang yang
berasal dari kata nasiya, artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa artinya berguncang.
a. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan immateri. Unsur
materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari pati air yang hina, tanah
hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur
materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.
b. Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi dan ruhani.
c. Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan keimanan (tauhid).
d. Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan.
e. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan.
Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang
sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi
seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan
seluruh alam semesta. Imam Syafii pernah berkata: [ kullama zaadanii ilman, zaadanii fahman
bijahli] setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku.
Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta karena ada rasa
ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan berfikir.
1. Istilah alam
Istilah alam yang kita pakai adalah alam semesta, jagat raya, universe (inggris), dalam bahasa
arab disebut alam. Istilah alam dalam al-quran datang dalam bentuk jamak [ alamiina], disebut
sebanyak 73 kali yang termaktub dalam 30 surat. Pemahaman kata alamin, bentuk jamak al-
quran tersebut mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi kaum teolog,
mendefenisikan alam sebagai segala sesuatu selain Allah. Bagi filosof Islam, alam
didefenisikan sebagai kumpulan maddat(materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan di
langit. Sedangkan perspektif al-quran alam adalah kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan
yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.
Al-Alamin adalah jamak dari alam yakni jamak muzakkar yang berakal. Yaitu setipa makhluk
Tuhan yang berakal atau mendekati sifat-sifat berakal; seperti alam manusia, hewan dan
tumbuhan.
Sepertinya, kriteria al-alamin yang dipaparkan Abduh tersebut dapat diterima , karena memang
pendidikan dan pemeliharaan Tuhan dapat di nalar pada alam yang hidup, makan dan
berkembang.
Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang lengkap kekuatan dan kesanggupannya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati pula alam yang tidak mempunyai panca indera
seperti tumbuh-tumbuhan yang mampu menghirup makanan yang sesuai baginya. Coba
perhatikan bagaimana mungkin biji labu air yang ditanam di samping biji semangka pada kebun
yang sama, di sirami dengan air yang sama. Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis.
Dalam al-quran dijelaskan cara-cara memahami alam. Salah satu cara memahami alam raya ini
dapat dilakukan lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan peraba. Artinya,
semua alat utama ini dapat membantu manusia untuk melakukan pengamatan dan eksperimen.
Panca indera belumlah cukup atau satu-satunya jalan memahami alam, tetapi dibutuhkan lagi
yaitu penalaran atau akal. Di samping alat indera dan akal manusia, ada lagi cara lain yaitu
melalui wahyu dan ilham.
Agaknya, diagnosa A.rahman Djay dapat dibenarkan ketika ia mengatakan bahwa : Penyebab
kemunduran umat Islam, karena orang Islam tidak menempatkan porsi ilmu sesuai bidangnya,
seperti fenomena alam tidak ditempatkan pada bidang kajian sains dan tekhnologi.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini
juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang
dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu
pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.
Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep
penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern. Dalam
pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan
kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi.
Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk milyaran
matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang
pertama kali mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari
Jerman.
Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Qur'an
telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman?"
Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam surat Fushillat
ayat9-12.
Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas, yaitu:
1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan (ratg)
lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab
artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan
suatu kumpulan yang homogen.
2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.
3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus, tetapi secara
bertahap.
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern, maka
konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi
kebenarannya.
Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau
dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-
Qur'an jauh sebelum sains modern mengemukakannya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses terciptanya alam semesta
menurut ilmu pengetahuan modern.
Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni gas hidrogen dan sedikit helium
yang berputar secara pelan. Itu terjadi pada zaman kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu.
Kumpulan gas tersebut kemudian menjasi potongan-potongan yang sangat besar dan banyak.
Ahli-ahli astrofisika (fisika bintang) memperkirakan tiap potongan tersebut besarnya satu milyar
sampai seratus milyar kali dari matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar 300.000 kali dari
bumi.
Al-Islam 3
Doktrin taskhir dalam Penciptaan alam
DISUSUN OLEH:
Audra Utari
140102052