You are on page 1of 7

Pada jurnal Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan

Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring berdasarkan komposisinya komunitas


makrozoobentos pada 8 stasiun di temukan 14 jenis ke dalam 5 kelas, yaitu kelas
Gastropoda: 5 jenis (Digoniostroma sp., Helicorbis sp., Pomacea sp., Theodoxus sp., dan
Melanoides sp.), kelas Crustacea: 2 jenis (Sesarma sp. Dan Palaemonetes sp.), kelas
Oligochaeta: 2 jenis (Tubifex sp., Limnodrillus sp.), kelas Insecta: 4 jenis (Chironomous sp.,
Lethocerus sp., Trichocorixa sp., dan Polycentropus sp.), serta kelas Bivalvia (Pelecypoda): 1
jenis (Corbicula sp.). Distribusi frekuensi penyebaran tertinggi berdasarkan kehadiran di
setiap stasiun penelitian dimiliki oleh kelas Gastropoda (100%), diikuti oleh kelas Crustacea
(75%), kelas Insecta (25%), kelas Oligochaeta dan Bivalvia (masing-masing 12,5%).
Berdasarkan kelimpahan relatif maka komunitas makrozoobentos dihuni oleh kelas
Gastropoda (41,18%), Crustacea (33,82%), Oligochaeta (11,76%), Insecta (8,82%), serta
Bivalvia (4,41%). Adanya perbedaan komposisi, jumlah jenis serta kelimpahan ini
disebabkan karena adanya perbedaan pengaruh bahan organik dan perubahan kondisi
lingkungan, khususnya substrat sebagai akibat dari kegiatan antropogenik di sekitar kawasan
yang menimbulkan tekanan lingkungan terhadap jeis makozoobentos tertentu.
Jenis yang paling melimpah adalah dari kelas Crustacea yaitu Sesarma sp. dan
Palaemonetes sp. dengan kepadatan relatif berturut-turut 17,65% dan 16,18% serta kelas
Gastropoda dengan jenis yang paling melimpah Digoniostroma sp. (16,18%). disebabkan
kelas Crustacea dan Gastropoda merupakan kelompok fauna benthik yang mempunyai
penyebaran yang luas. Kelompok Crustacea mempunyai kisaran hidup yang luas dari habitat
yang berlumpur sampai perairan bersih dan kelompok Gastropoda memiliki kemampuan
beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan tipe pemakan deposit materi (deposit feeder)
di permukaan lumpur (Fitriana 2006). Dari kelompok Bivalvia dengan jenis Corbicula sp.
ditemukan dengan kelimpahan rendah disebabkan sifatnya tidak dapat bergerak aktif dan
menetap di suatu tempat. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kelompok Mollusca
dapat difungsikan sebagai bioindikator pencemaran air tawar (Roy & Gupta 2010).
Rendahnya jumlah jenis pada semua stasiun di duga berhubungan dengan sedikitnya
vegetasi di daratan sekitar perairan dan pH substrat yang bersifat asam (5-5,5). Tipe dan pH
substrat akan sangat mempengaruhi morfologi fungsional dan tingkah laku hewan bentik.
Emiyarti 2004 menyatakan bahwa pH dan tipe substrat adalah faktor utama yang
mengendalikan distribusi bentos. Adaptasi terhadap substrat akan menentukan morfologi,
cara makan, daya tahan dan adaptasi fisiologis organisme bentos terhadap suhu, salinitas,
reaksi enzimatik serta faktor kimia lainnya. Interaksi antara faktor abiotik dan biotik dalam
suatu lingkungan akuatik dimana keberadaan organisme atau biota sangat terkait dengan
beberapa faktor, antara lain jenis dan kualitas air serta kualitas substrat dasar. Beberapa studi
menunjukkan bahwa organisme bentik dapat termodifikasi dengan adanya perubahan
karakteristik substrat (Masak & Pirzan 2006). Tipe substrat dasar perairan studi menunjukkan
bahwa seluruh stasiun penelitian memiliki substrat dasar berlempung, lempung-liat, lempung
berdebu atau pasir lempung. Substrat berlumpur merupakan habitat yang cocok bagi
kebanyakan hewan bentik dan substrat berpasir adalah habitat yang cocok bagi kelompok
Bivalvia.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sungai Bingai Kecamatan Binjai
Barat Kota Binjai Sumatera Utara, ditemukan sekitar 7 jenis makrozoobenthos yang terdiri
dari 3 Kelas yang terdiri dari Gastropoda, Insekta, dan Oligochaeta. Pada Kelas Gastropoda
terdapat 3 Famili yaitu Famili Thiaridae, Planaxidae, Littorinidae. Sedangkan pada Kelas
Insekta Terdapat Famili Aeshnidaedan pada Kelas Oligochaeta terdapat Famili Tubifisidae.
Family Thiaridae ditemukan 3 genus yakni Faunus, Melanoides dan Thiara. Famili
Planaxidae ditemukan 1 genus yaitu Quoiya dan Famili Littorinidae ditemukan 1 genus yaitu
Littorinadari kelas Insekta terdapat 1 Famili yaitu Aeshnidae dengan genus Aeshna dan pada
kelas Oligochaeta terdapat 1 Famili yaitu Tubifisisdae dengan genus Tubifex.
Komposisi jenis tertinggi untuk stasiun 1 adalah Melanoides, nilai Komposisi Jenis
untuk Melanoides yaitu 37,34 % . Untuk jenis Thiara juga memiliki nilai komposisi jenis
yang tinggi pada stasiun 1 dengan nilai 34,02% nilai komposisi jenis terendah di stasiun 1
yaitu Aeshna dan Tubifex dengan nilai 0 ini dikarenakan Aeshna dan Tubifex kurang mampu
untuk dapat bertahan pada substrat berpasir yang terdapat pada stasiun 1, oleh sebab itu genus
Aeshna dan Tubifex sulit ditemukan di stasiun 1 tersebut. Untuk genus Thiara dan Littorina
termasuk jenis makrozoobentos yang mudah ditemukan pada stasiun 2. Thiara memiliki nilai
komposisi jenis tertinggi di stasiun 2 dengan nilai 35,84 % sedangkan Littorina memiliki nilai
komposisi jenis berkisar 34,71 %. Nilai komposisi jenis terendah pada stasiun 2 yaitu jenis
Tubifex dengan nilai komposisi jenis 0 karena Tubifex sama sekali tidak ditemukan di stasiun
2. Sedangkan jenis Aeshna juga memiliki nilai komposisi terendah yaitu 0,75% pada stasiun
2. Pada stasiun 3 nilai Komposisi jenis tertinggi adalah jenis Thiara dengan nilai 35,75%
sedangkan nilai komposisi jenis terendah pada stasiun 3 adalah Tubifex dengan nilai 0,83%.
Tubifex dapat ditemukan di stasiun 3 dikarenakan pada stasiun 3 yang merupakan titik
pertemuan antara Sungai Mencirim dan Sungai Bingai sehingga substrat yang terdapat pada
titik tersebut adalah lumpur dimana Tubifex mampu hidup di substrat tersebut karena
banyaknya kandungan bahan organik. Hal ini sesuai dengan Asry (2014) yang menyatakan
bahwa cacing sutra (Tubifex) hidup di perairan tawar, dasar perairan yang disukai adalah
berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bagian-bagian
organik yang terurai dan mengendap didasar perairan tersebut.
Pada penelitian ini, kelas Gastropoda dapat ditemukan di berbagai jenis substrat, baik
substrat berbatu, berpasir maupun berlumpur. Hasil penelitian juga menunjukkan kelas
Gastropoda mendominasi komposisi jenis makrozoobentos. Sedangkan nilai Komposisi Jenis
terendah untuk semua stasiun adalah Kelas Aeshnidae dengan genus Aeshna dan Kelas
Oligochaeta dengan genus Tubifex.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perairan wilayah Morosari Desa
Bedono Kecamatan Sayung, Demak telah teridentifikasi sebanyak 39 jenis makrozoobenthos
yang tersebar pada 4 stasiun. Ke 39 jenis makrozoobenthos ini, terdiri dari empat kelas yaitu
Polychaeta, Bivalve, Gastropoda, dan Crustacea. Komposisi makrozoobenthos pada stasiun
tersebut merupakan daerah areal pertambakan, serta tempat percampuran massa air tawar dan
air laut. Jenis Polychaeta seperti Notomastus sp. Dan Mediomastus sp. merupakan jenis
paling dominan di stasiun IV, sedangkan jenis Gastropoda dan Crustace merupakan jenis
paling sedikit di stasiun IV. Jenis-jenis Polychaeta, seperti Notomastus sp. dan Mediomastus
sp. (Famili Capitellidae), dan Nereis sp (Famili Nereidae) menjadi sangat dominan karena
biota-biota tersebut cenderung memiliki habitat pada daerah berlumpur dan berada pada
daerah perairan dimana terjadi percampuran massa air tawar dan air laut.
Ergen et al (2002) dalam Hadiyanto (2010) menyatakan bahwa Capitellidae lebih
menyukai substrat lumpur daripada lumpur berpasir. Pernyataan ini juga didukung oleh
Devaney et al (1987) dalam Hadiyanto (2010) yang menyatakan bahwa lumpur menyediakan
partikulat-partikulat organik yang merupakan makanan bagi Capitellidae. Selain itu, biota
tersebut mempunyai habitat dan kebiasaan hidup menetap serta memiliki kemampuan
beradaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Day (1967) menyatakan
famili Capitellidae memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan yang
ekstrim dibandingkan dengan famili-famili lain. Famili Capitellidae seperti Notomascus sp.
dan Mediomastus sp. adalah jenis polychaeta yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dan
bisa hidup di berbagai jenis substrat, sedangkan Nereis sp. temasuk dalam famili Nereidae,
yang juga memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Tingginya
kuantitas dari kelas Polychaeta, kelas Bivalve dan kelas Gastropoda yang ditemukan di setiap
stasiun adalah sesuai dengan habitatnya, yaitu perairan yang didominasi oleh tipe substrat
lumpur dan pasir (silt dan sand). Ardi (2002) mengatakan bahwa hewan benthos kelompok
Polychaeta, Bivalve, Gastropoda, Crustacea, dan Echinodermata dapat ditemukan pada
daerah yang memiliki substrat berlumpur dan berpasir. Polychaeta, Bivalve dan Gastropoda
lebih mampu beradaptasi pada lingkungan ekstrim dibandingkan dengan jenis Crustacea. Hal
ini di dukung oleh Kennish (1990) dalam Hartati dan Awwaluddin (2007) bahwa Moluska
(Bivalvia dan Gastropoda) dan Polychaeta merupakan kelompok organisme ciri khas dari
komunitas benthik estuaria, karena kemampuan adaptasi organisme tersebut sangat baik
terhadap perairan estuaria yang fluktuatif. Bivalve dan Gastropoda memiliki cangkang keras
yang lebih memungkinkan untuk bertahan hidup dibandingkan Crustacea. Sesuai dengan
pernyataan Tomascik et al.,(1997) yang menyatakan bahwa Bivalvia memiliki kulit yang
keras (cangkang berupa kapur) berfungsi sebagai pembatas dalam beradaptasi terhadap
kekeringan (suhu tinggi) dengan cara menutup cangkangnya (bivalvia). Daya adaptasi yang
tinggi terhadap faktor fisik (substrat, suhu dan salinitas) menyebabkan kelas Bivalvia
memiliki sebaran yang luas, bahkan pada lingkungan yang ekstrem seperti di estuaria dimana
Bivalvia sangat dominan. Dominannya kelas Bivalvia tersebut selain karena jumlah jenisnya
yang banyak, juga karena adaptasinya yang tinggi terutama terhadap suhu yang tinggi dan
kekeringan, serta ditemukan
pada semua jenis substrat dengan relung makanan yang luas (Ruppert & Barnes, 1994).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi komposisi Crustacea sangat kecil dikarena pergerakan
atau mobilitasnya yang tinggi, sesuai dengan pernyataan Taqwa (2010) yang menyebutkan
bahwa sebagian besar anggota dari crustacea memiliki pergerakan atau mobilitas yang tinggi
untuk menyembunyikan diri di dalam lubangnya.

You might also like