Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Perjalanan, merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia,
apa lagi pada jaman modern ini. Perjalanan selalu membutuhkan tenaga dan menyita waktu kita,
entah itu banyak atau sedikit. Meski dengan berkembangnya teknologi transportasi, jarak tempuh
perjalanan tidak selalu berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan, karena ada faktor lain
yang sangat menentukan, yaitu alat transportasi yang dipergunakan.
Demi sebuah perjalanan, banyak hal dan kadang kewajiban yang dengan terpaksa meski kita
tinggalkan atau pun kita tunda. Namun ada kewajiban-kewajiban yang tidak boleh kita
tinggalkan meski dengan alasan perjalanan. Salah satunya adalah kewajiban terhadap sang
khalik, yaitu Sholat 5 waktu. Dalam Islam sudah ditentukan aturan-aturan yang sangat
mempermudah bagi para musafir. Sholat yang dilaksanakan dalam perjalanan biasa disebut
sholatus safar.
Islam adalah agama Allah SWT yang banyak memberikan kemudahan kepada para pemeluknya
didalam melakukan berbagai ibadah dan amal sholehnya, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
(QS. Al Baqoroh : 185)
Artinya : Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS.
Al Hajj : 78)
Islam juga dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat. Karenanya shalat
merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia disebut penghancur agama tetapi
sebalikya ketika ia melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya maka ia disebut sebagai penegak
agama. Karenanya, seorang muslim tidak boleh meninggalkan shalat walau bagaimanapun juga
tak terkecuali dalam bepergian.
Seperti halnya seorang yang tidak memiliki air untuk berwudhu maka ia diperbolehkan
bertayammum, begitupula dengan sholat yang dapat dilakukan dengan cara dijama (dirangkap)
maupun diqoshor (dipotong).
Dengan demikian, pembahasan kali ini akan membahas tentang jama qashar dan menjama
shalat.
B. Pengertian
1. Shalat Jama'
Menurut bahasa shalat jama' artinya shalat yang dikumpulkan. Sedangkan menurut syariat Islam
ialah dua shalat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu karena ada sebab-sebab tertentu
a. Shalat yang Boleh Dijama'
Shalat yang boleh dijama' adalah shalat zhuhur dengan shalat ashar, dan shalat maghrib dengan
shalat isya.
b. Shalat jama' ada dua macam, yakni
1. Jama' Taqdim yaitu shalat zhuhur dan shalat ashar dikerjakan pada waktu zhuhur, atau shalat
maghrib dengan shalat isya dikerjakan pada waktu maghrib.
2. Jama' Ta'khir yaitu shalat zhuhur dan shalat ashar dikerjakan pada waktu ashar atau shalat
maghrib dan isya dikerjakan pada waktu isya.
Hukum melaksanakan shalat jama' adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam perjalanan dan
mencukupi syarat-syaratnya. Dalam sebuah hadits dinyatakan :
Dari Muadz bin Jabal : "Bahwa Rasulullah SAW pada saat perang Tabuk, apabila beliau
berangkat sebelum tergelincir matahari beliau mengakhirkan shalat zhuhur sehingga beliau
kumpulkan dengan ashar (beliau sholat zhuhur dan azhar pada waktu ashar). Jika beliau
berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan sholat zhuhur dan ashar sekaligus
kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum maghrib beliau mengakhirkan sholat
maghrib sehingga beliau mengerjakan sholat maghrib dan isya, dan jika beliau berangkat
sesudah waktu maghrib beliau mengerjakan sholat isya dan beliau sholat isya beserta maghrib."
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).
c. Cara Melaksanakan Jama' Taqdim
1. Shalat zhuhur dan ashar dilakukan pada waktu zhuhur. Mula-mula mengerjakan shalat zhuhur
4 rakaat (pada waktu itu berniat melaksanakan shalat ashar pada waktu zhuhur). Setelah selesai
mengerjakan shalat zhuhur kemudian iqomah dan langsung mengerjakan shalar ashar 4 rakaat.
2. Shalat maghrib dan isya dilakukan pada waktu maghrib. Mula-mula mengerjakan shalat
maghrib 3 rakaat (pada waktu itu berniat melaksanakan shalat isya pada waktu maghrib). Setelah
selesai mengerjakan shalat maghrib kemudian iqomah dan langsung mengerjakan shalar isya 4
rakaat.
Artinya : Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-
qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-
orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisaa : 101).
Dari Yala bin Umayyah bahwasannya ia bertanya kepada Umar Ibnul Khaththab radhiallahu
anhu tentang ayat ini seraya berkata: Jika kamu takut diserang orang-orang kafir, padahal
manusia telah aman?. Sahabat Umar radhiallahu anhu menjawab: Aku sempat heran seperti
keherananmu itu lalu akupun bertanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tentang
hal itu dan beliau menjawab:(Qashar itu) adalah sedekah dari Allah kepadamu, maka terimalah
sedekah Allah tersebut. (HR. Muslim dan Abu Dawud dll).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Allah menentukan shalat melalui lisan Nabimu
Shalallahu Alaihi Wassalam empat rakaat apabila hadhar (mukim) dan dua rakaat apabila
safar. (HR. Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud dll).
Dari Umar radhiallahu anhu berkata:Shalat safar (musafir) adalah dua rakaat, shalat Jumat
adalah dua rakaat dan shalat Ied adalah dua rakaat. (HR.Ibnu Majah dan An Nasai dll
dengan sanad dengan shahih).
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. (QS al
Ahzaab:21) (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkata Anas bin Malik radhiallahu anhu : Kami pergi bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun shalat dua-dua (qashar) sampai
kami kembali ke kota Madinah. (HR. Bukhari dan Muslim).