You are on page 1of 17

Laporan Pendahuluan

Oligohidramnion

A. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit,
yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI) di bawah persentil
5. Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume
sekitar 30 ml pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36
minggu kehamilan.

B. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas
wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab
oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan
bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam
rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan
oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah
pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani
tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting
enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan
untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan
pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
C. Patofisiologi Oligohidramnion
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan
dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter
dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan
ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding
rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas
(wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Fase Antenatal
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru
(paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah
Belum cukup bulan Cukup bulan / lebih
gagal ginjal
(<37 minggu) bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis
(37 minggu)
ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan

Jumlahginjal gagal berfungsi.


air ketuban Janin tumbuh cepat
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air
relatif banyak
kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas
Jumlah air ketuban
dari sindroma
Janin bergerak Potter. berkurang
Lebih bebas

Ruang terbatas
Janin dalam presentasi bokong

Pergerakan kurang
leluasa

Tahanan jalan lahirPenurunan Mal presentasi janin


meningkat janin
Kelainan maternal dan Presentasi
fetal kepala
Risiko cedera
Nyeri D. Obstruksi
Pathways Episiotomi Terhadap janin
Krisis situasi

Risiko cedera
Terhadap maternal Koping tidak
efektif
E. Epidemiologi Oligohidramnion
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau
pada umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar
12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir
(usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena
jumlah cairan ketuban yang berkurang hamper setengah dari jumlah normal
pada masa kehamilan 42 minggu.
F. Faktor Resiko Oligohidramnion
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang
tinggi :
1. Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu).
4. Sindrom pasca maturitas.

G. Manifestasi Klinis Oligohidramnion


1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.

H. Pemeriksaan Oligohidramnion
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut
lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.
I. Prognosis Oligohidramnion
1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk
prognosisnya.
2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.

J. Komplikasi Oligohidramnion
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion dapat
terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan
cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan
trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan
dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti
kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.
Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga
meningkatka resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam
kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester
terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang
baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan
resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari
memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin.
Wanita yang mengalami oligohydramnion lebih cenderung harus mengalami
operasi caesar disaat persalinannya.

K. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

ASUHAN KEPERAWATAN OLIGOHIDROMNION


A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Usia kehamilan :
e. Pendidikan :
f. Alamat :
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Analisa data
Data subyektif :
Data obyektif :
6. Pengkajian Fisik
a. Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang
diperlukan/diinginkan (kerja dan kesenangan) dan untuk dapat
tidur/istirahat.
b. Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk
memenuhi kebutuhan seluler.
c. Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan
dan perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
d. Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
e. Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan
nutrien dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
f. Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
g. Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap
isyarat internal dan eksternal.
h. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk
mempertahankan kenyamanan.
i. Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan fisiologi.
j. Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan
pertumbuhan, aman.
k. Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau
peran wanita.
l. Interaksi Sosial
Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.
m. Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi
untuk mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan
amnion
4. Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran posterm
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
C. Intervensi

Dx1 : Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi


Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan
relaksasi/aktifitas hiburan
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. 1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri,1. 1. Untuk mengetahui sejauh mana
sifat nyeri, lokasi dan penyebaran perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan untuk
intervensi selanjutnya.
2.
2. 2. Beri posisi yang menyenangkan 3. 2. Dapat mempengaruhi kemampuan
klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri

3. 3. Ajarkan teknik relaksasi napas 4. 3. Relaksasi napas dalam dapat


dalam mengurangi rasa nyeri dan
4. memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh
jaringan

5. 4. Ukur tanda-tanda vital 5. 4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat


6. menjadi acuan adanya peningkatan
nyeri
Kolaborasi : 6.
5. 5. Penatalaksanaan pemberian 7. 5. Analgetik dapat memblok
analgetik rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri
tidak dipersepsikan
8.
6. 6. Siapkan untuk prosedur bedah bila 7. 6. Tindakan terhadap penyimpangan
diindasikan dasar akan menghilangkan nyeri

Dx2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri


Kriteria hasil :
1. Klien melaporkan perbaikan tidur.
2. Klien melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan 1. Membantu mengidentifikasi
tidur normal berkenaan dengan kebutuhan untuk menetakan pola
kehamilan. Tentukan pola tidur saat tidur yang berbeda.
ini.

2. Evaluasi tingkat kelelahan : 2. Peningkatan retensi cairan,


anjurkan klien untuk istirahat 1-2 penambahan berat badan, dan
jam dan dapatkan 8 jam tidur per pertumbuhan janin semua
malam. Berikan informasi tentang memperberat perasaan lelah,
kelelahan sedang yang normal. Kaji khususnya pada multipara dengan
ulang tanggung jawab terhadap anak lain dan atau kebutuhan lain
kerja dan keluarga.

3. Kaji terhadap kejadian insomnia 3. Ansietas yang berlebihan,


dan respon klien terhadap kegembiraan, ketidaknyamanan
penurunan tidur. Anjurkan alat fisik, nokturia, dan aktivitas janin
bantu untuk tidur, seperti teknik dapat mempersulit tidur.
relaksasi, membaca, mandi air
hangat, dan penurunan aktivitas
tepat sebelum beristirahat.

4. Perhatikan keluhan kesulitan 4. Pada posisi recumbent, pembesaran


bernafas karena posisi. Anjurkan uterus serta organ abdomen
tidur pada posisi semifowler. menekan diafragma, sehingga
membatasi ekspansi paru.
Penggunaan posisi semi-fowler
memungkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkan
ekspansi paru dengan optimal.
Kolaborasi
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) 5. Anemia dan penurunan kadar
dna kadar Hb; kesampingkan hb/sdm, mengakibatkan penurunan
masalah-masalah organic seperti oksigenasi jaringan serta
anemia. mempengaruhi perasaan lelah
berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila 6. Mungkin perlu bagi klien
kekurangan tidur/kelelahan menghadapi perubahan siklus tidur-
mempengaruhi aktivitas kehidupan terjaga, mengidentifikasi prioritas
sehari-hari. yang tepat.

Dx3 : Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan


Amnion
Kriteria hasil : Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin
tercapai.
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban yang
menunjukkan peningkatan resiko
inseksi serta mempengaruhu pilihan
intervensi dan waktu kelahiran

2. Kaji kondisi ibu yang dapat 2. Pada hipertensi karena kehamilan


dikontraindikasikan pada terapi dan karioamnionitis, terapi steroid
steroid. dapat memperberat hipertensi dan
menutupi tanda infeksi. Steroid
dapat meningkatkan kadar glukosa
darah pada klien dengan diabetes.

3. Kaji DJJ; catat adanya aktifitas uterus 3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ.
atau dilatasi serviks. Kelahiran dapat sangat cepat
dengan bayi kecil jika kontraksi
uterus tetap tidak berespon terhadap
tokolitik, atau jika perubahan
serviks kontinu.

4. Tekankan perlunya perawatan tindak 4. Bila janin tidak dilahirkan dalam


lanjut bila pulang tanpa kelahiran. tujuh hari pemberian steroid, dosis
harus diulang setiap minggu.

Dx4 : Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran posterm


Tujuan :
1. Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan dengan
komplikasi dan atau kehamilan
2. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
3. Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah
4. Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara efektif
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Perhatikan tingkat ansietas dan 1. Stres yang tidak diatasi dapat
derajat pengaruh terhadap mempengaruhi penyelesaian tugas-
kemampuan untuk berfungsi atau tugas kehamilan, dengan
mengambil keputusan penerimaan normal dari
kehamilan/janin dan dengan
keputusan mengenai kehamilan
masa datang versus sterilisasi.
2. Berikan kehangatan secara 2. Memudahkan perkembangan
emosional dan situasi mendukung ; hubungan saling percaya.
terima klien/pasangan seperti Penerimaan yang tidak
adanya mereka menghakimi meningkatkan rasa
percaya.

3. Lakukan sikap tidak terburu-buru 3. Rasa takut tentang ketidaktahuan


kapanpun dalam menghadapi dan rasa takut menjadi penghambat
keluarga inkompatibel dengan psikologis
dan istirahat emosional

4. Berikan akses 24 jam pada tim 4. Menurunkan rasa sendiri


perawatan kesehatan

5. Tinjau ulang kemungkinan 5. Kehamilan tidak lengkap


sumber-sumber ansietas dihubungkan dengan beberapa
ansietas bagi klien ; komplikasi
selanjutnya memperberat keadaan
tidak pasti mengenai hasil
kehamilan. Penerimaan realita
akan apa yang terjadi dapat
memberikan dukungan.

6. Kaji tingkat stress klien berkenaan 6. Hubungan keluarga yang buruk


dengan komplikasi medis, dan tidak tersedianya system
hubungan pasangan, hubungan pendukung dapat meningkatkan
klien dengan anggota keluarga, dan tingkat stress
ketersediaan jaringan kerja
pendukung.

7. Anjurkan klien mengekspresikan 7. Klien membutuhkan lebih banyak


perasaan prustasi yang berkenaan kesempatan untuk mengungkapkan
dengan aturan terapi dan atau rasa marah tentang perubahan
perubahan gaya hidup. Jelaskan dalam hidup keluarga untuk
pada klien bahwa pengungkapan meminimalkan tingkat ansietas.
dapat diterima dan penting. Ansietas dapat mempengaruhi
pembuatan keputusan realistis.

8. Observasi tanda-tanda perubahan 8. Memberikan kesempatan untuk


emosional, ketidakseimbangan, intervensi awal.
atau komplik dengan keluarga atau
orang terdekat.

9. Kaji respon fisiologis terhadap 9. Ansietas atau stress dapat disertai


ansietas (misalnya tekanan darah, dengan pelepasan katekolamin,
nadi). menciptakan respon fisik yang
mempengaruhi rasa sejahtera klien
dan kemudian meningkatkan
ansietas.

10. Berikan informasi yang tepat 10. Membantu untuk menurunkan


secara individu mengenai ansietas karena ketidak tahuan,
intervensi atau tindakan dan meningkatkan hasil kehamilan
dampak potensial kondisi klien dan optimal.
janin.

11. Kuatkan aspek-aspek positif dari 11. Meningkatkan kepercayaan dan


kondisi janin, bila ada, seperti harapan pada klien dan orang
pertumbuhan dan aktivitas janin. terdekat.

Kolaborasi
12. Koordinasikan tim konferehensi 12. Meningkatkan kelanjutan
termasuk klien. Buat rencana perawatan dan pendekatan tim
perawatan terus menerus pada situasi. Bila perawatan
dirumah sakit diperlukan, tingakat
stress cenderung meningkat setelah
dua minggu dan tetap tinggi
selama sisa perawatan dirumah
sakit.
13. Rujuk pada kelompok pendukung
komunitas, atau pada pasangan 13. Menurunkan rasa kesepian dan
yang telah berhasil menyelesaikan dapat membantu pasangan
kehamilan resiko tinggi. mengembangkan pandangan positif
pada kehamilan.
14. Rujuk pada sumber-sumber
konseling lain sesuai indikasi. 14. Konseling atau terapi mungkin
perlu untuk membantu klien
mengungkapkan dengan lebih
bebas dan memeriksa ansietas yang
tidak teratasi.

Dx5 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal pengetahuan


Kriteria hasil :
1. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
2. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.
3. Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Buat hubungan perawat-klien yang 1. Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap kesehatan.

2. Evaluasi pengetahuan dan 2. Memberikan informasi untuk


keyakinan budaya saat ini membantu mengidentifikasi
berkenan dengan perubahan kebutuhan-kebutuhan dan
fisiologi/psikologi yang normal membuat rencana perawatan.
pada kehamilan, serta keyakinan
tentang aktivitas, perawatan diri
dan sebagainya.

3. Klarifikasi kesalahpahaman. 3. Ketakutan biasa timbul dari


kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran
selanjutnya.

4. Tentukan derajat motivasi untuk 4. Klien dapat memahami kesulitan


belajar. dalam belajar kecuali kebutuhan
untuk belajar tersebut jelas.

5. Identifikasi siapa yang 5. Membantu menjamin


memberikan dukungan/intruksi kualitas/kontinuitas asuhan karena
dalam kebudayaan klien orang pendukung mungkin lebih
(mis.,nenek/anggota keluarga lain, berhasil daripada
cuerandero, penyembuh lain). dokter/perawat/bidan dalam
Kerja dengan orang yang memberikan informasi.
medukung bila mungkin,
menggunakan pengalih bahasa
sesuai kebutuhan.

6. Pertahankan sikap terbuka 6. Penerimaan penting untuk


terhadap keyakinan mengembangkan dan
klien/pasangan. mempertahankan hubungan.

7. Tentukan sikap klien terhadap 7. Beberapa budaya memandang


asuhan yang diberikan oleh pria, dokter medis sebagai seseorang
versus bidan atau praktisi wanita. yang menangani penyakit dan
menggunakan bidan/cuerandero
untuk kelahiran sehat. Tuntutan
kesopanan atau budaya dapat
menghambat asuhan yang
dilakukan pria dan/atau dapat
meminta suami tetap di ruangan
selama asuhan diberikan.
8. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor 8. Menguatkan hubungan antara
dan rasional dari intervensi (mis., pengkajian kesehatan dan hasil
tes urin, pemantuan TD, berat positif untuk ibu/bayi. Perbedaan
badan). Kuatkan pentingnya budaya memberi tekanan pada fase
mempertahankan perjanjian teratur. kehamilan yang berbeda (mis.,
prenatal, kelahiran, atau
pascanatal), dan budaya klien
mungkin tidak memprtimbangkan
bahwa kunjungan prenatal penting.
9. Berikanan bimbingan antisipasi,
meliputi diskusi tentang nutrisi, 9. Informasi mendorong penerimaan
latihan yang nyaman, istirahat, tanggung jawab dan meningkatkan
pekerjaan, perawatan payudara, keinginan untuk melakukan
aktivitas seksual, dan perawatan diri.
kebiasaan/gaya hidup sehat.

10. Tinjauan ulang kebutuhan vitamin,


besi sulfat, dan asam folat prenatal. 10. Membantu mempertahankan kadar
Hb normal. Defisiensi asam folat
memperbesar kemungkinan
terkena anemia megablastik,
abrupsio plasenta, aborsi, dan
malformasi janin. Penelitian
mengindikasikan suplemen zat besi
mungkin tidak dibutuhkan sampai
trimester kedua dan ketiga, pada
saat kebutuhan najin meningkat.
(Catatan: Zat besi mungkin
dikontraindikasikan pada anemia
sel sabit karena kemungkinan
kelebihan, namun, klien mungkin
memerlukan peningkatkan asam
folat selama dan setelah krisis sel
sabit.)
11. Diskusikan perkembangan janin
dengan menggunakan gambar. 11. Visualisasi meningkatkan realita
akan anak dan menguatkan proses
pembelajaran.
12. Jawab pertanyaan tentang
perawatan dan memberikan makan 12. Memberikan informasi yang dapat
bayi. bermanfaat untuk membuat
pilihan.
13. Identifikasi tanda bahaya
kehamilan, seperti pendarahan, 13. Membantu klien membedakan
kram, nyeri abdomen akut, sakit yang normal abnormal sehingga
punggung, edema, gangguan membantunya dalam mencari
penglihatan, sakit kepala, dan perawatan kesehatan pada waktu
tekanan pelvis. yang tepat (Tanda-tanda dan
gejala-gejala merugikan dapat
dipandang sebagai kejadian
normal untuk kehamilan dan
bantuan mungkin tidak dicari.
14. Identifikasi hal yang
membahayakan pada janin. Kaji 14. Janin paling rentan dalam trimester
oabt-obatan yang digunakan klien pertama selam periode kritis
(nikotin, alcohol, kokain dan perkembangan organ.
sebagainya). Tekankan perlunya
menghidari semua obat-obatn
tersebut sampai dikonsultasikan
dengan anggota tim kesehatan.

15. Rujuk klien pada kelas persiapan


kelahiran anak. Berikan daftar 15. Penamabahan pengetahuan
bacaan yang di anjurkan. membantu menurunkan rasa takut
tentang ketidaktahuan dan
meningkatkan rasa percaya diri,
pasangan dapat mengatur
dpersiapan kelahiran anak.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD. Williams
obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke 2.
Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta: YBB- SP.

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU INPARTU DENGAN OLIGOHIDRAMNION

DI RUANG VK (BERSALIN) RSUD RATU ZALECHA


MARTAPURA

Oleh LAILI AKRAMI


PO7120111020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2012

You might also like