You are on page 1of 8

Term Of Reference

Focus Group Discussion (FGD)

Inovasi IoT untuk Meningkatkan Kualitas Akses Informasi

Abstrak
Mengacu ke Gartners Hype Cycle 2016, teknologi IoT telah mencapai puncak
harapan inovasi dengan jangka waktu 5 sampai dengan 10 tahun untuk mencapai
tingkat kematangan di skala industri. Untuk itu, tepatlah dilakukan riset dan
pengembangan pada teknologi ini, dengan juga mempertimbangkan dampak positif
yang cukup besar di bidang sosial maupun ekonomi. Di sisi lain, tantangan terkait
standarisasi perangkat keras, komunikasi data, format data hingga keamanan dan
aplikasi perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pengembang aplikasi, industri
serta pemerintah khususnya Indonesia. Pada Focus Group Discussion ini,
pengembang aplikasi maupun industri diharapkan dapat memberikan masukan dan
saran terhadap protocol software, hardware, hingga jaringan interkoneksi IoT.
Sedangkan, pemerintah diharapkan mampu memberikan gambaran berupa inovasi,
kebijakan, dan regulasi yang dapat mendukung terselenggaranya IoT untuk
meningkatkan kualitas akses informasi.

I. Latar Belakang
Pada laporan yang berjudul Internet of Things, yang dikeluarkan pada Maret 2014,
IEEE menjelaskan istilah Internet of Things adalah suatu jaringan dari banyak
benda yang masing-masingnya memiliki sensor, dimana semuanya terhubung
dengan Internet. Salah satu proyek IEEE yang berhubungan dengan IoT adalah
IEEE P2413, dengan ruang lingkup menentukan architectural framework,
mendeskripsikan domain IoT yang bermacam-macam, mendefenisikan domain
abstrak IoT, dan mengidentifikasi kesamaan dari berbagai domain IoT. Di antaranya
IEEE P2413 memuat mengenai arsitektur IoT yang terdiri dari 3 tier yaitu
applications, networking and data communications, dan sensing.

Dimulai dari konsep tersebut, beberapa negara telah memberikan perhatian lebih
kepada pengembangan standar IoT dan potensi pemanfaatannya. Sebagai contoh di
Inggris pada bulan Juni 2014, Technology Strategy Board (TSB) menyediakan 12,1
juta US dollar untuk membentuk sebuah kelompok kerja industri untuk
mengembangkan standar terbuka untuk Internet of Things yang disebut HyperCat,
dimana standar ini dirancang untuk mengurangi kebutuhan akan software tambahan

1
untuk memfasilitasi sharing data antar perangkat yang baru terhubung. Kemudian
pada Januari 2015, kelompok ini meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut
HyperCatCity untuk mendorong adopsi standar HyperCat oleh perusahaan teknologi
dan lembaga masyarakat. Hal ini mendukung interoperabilitas dari kota pintar yang
berbeda teknologi. Oleh karena itu Inggris dianggap berhasil dalam
mengimplementasikan sistem IoT dengan semakin banyaknya jumlah start-up yang
mengembangkan sistem IoT dalam bentuk berbagai aplikasi.

Di Indonesia, aplikasi IoT telah mulai dikembangkan oleh beberapa industri


telekomunikasi seluler dan perusahaan start-up. Sebagai contoh, PT XL Axiata Tbk
pada tahun 2015 memasarkan mFish sebagai aplikasi untuk membantu produktivitas
nelayan di laut, dengan fitur informasi prakiraan kondisi cuaca, lokasi pencarian dan
plankton, serta ketinggian pasang laut. Kemudian pada tahun 2016, XL menawarkan
tiga produk utama, yaitu Yubox - solusi koneksi internet berbasis Wi-Fi untuk sarana
transportasi, Savvy Smarthome - aplikasi untuk mengatur peralatan rumah tangga
secara otomatis dari ponsel pintar, dan Smart City. Sementara itu, PT Telkomsel
juga telah mengembangkan sistem IoT dengan meluncurkan aplikasi asisten pintar
pengendara motor bernama T-Bike. Fungsi yang ditawarkan oleh aplikasi ini antara
lain memonitor, memandu lokasi, dan mengendalikan akses mesin motor dari ponsel
pintar. Selanjutnya di tingkat perusahaan start-up, terdapat Cubeacon dari Surabaya
dan eFishery dari Bandung. Cubeacon memanfaatkan teknologi iBeacon dan telah
melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk menerapkan teknologi IoT dalam
skala yang lebih besar. Sementara eFishery adalah produsen alat pemberi pakan
ikan yang mengembangkan IoT dari ide sederhana di sebuah tambak ikan.

Terlihat bahwa pola pengembangan dan pemanfaatan IoT di Indonesia masih


dilakukan secara parsial, dan belum ada sinergisitas dari berbagai pemangku
kepentingan. Supaya manfaat dari teknologi IoT dan pengembangannya di
Indonesia memiliki daya ungkit, khususnya membantu masyarakat dalam
mengakses informasi, diharapkan adanya kerangka kerja, standar teknologi, dan
layanan IoT yang dapat diimplementasikan. Focus Group Discussion ini merupakan
salah satu dari sekian wadah pertemuan para pemangku kepentingan teknologi IoT
untuk melakukan diskusi. Topik yang akan didiskusikan antara lain mengenai

2
standarisasi teknologi yang ada, kebijakan dan regulasi pemanfaatannya, riset dan
pengembangan, implementasi di lapangan, dan tantangan Industri IoT.

II. Tujuan Kegiatan


FGD Inovasi Teknologi IoT untuk Meningkatkan Kualitas Akses Informasi
diadakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan IoT
dari sisi standar dan regulasi IoT, implementasi dan tantangannya, serta
merumuskan solusi dalam mengatasi keterbatasan akses informasi di Indonesia saat
ini.

III. Bentuk Kegiatan


FGD ini menampilkan beberapa narasumber yang akan menjelaskan
perkembangan, pemanfaatan, keamanan dan peluang dan tantangan industri IoT di
Indonesia. Setiap narasumber maupun peserta yang terlibat dalam FGD ini
diharapkan dapat memberikan penjelasan, usulan, atau saran dalam perkembangan
dan pemanfaatan IoT di Indonesia di masa depan.
Dalam FGD ini, akan diundang beberapa narasumber dengan latar belakang
yang berbeda yaitu dari Industri, regulator, dan lembaga litbang di bidang IoT.
Berikut adalah pemrasaran dan judul topik paparan yang akan disampaikan pada
FGD Inovasi IoT :
1. Dr. Dwi Handoko - Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Topik : Standar, Regulasi, dan Kebijakan dalam Pemanfaatan IoT.
2. Achmad Wibisono, S.T. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Topik : IoT untuk Navigasi dan Pemantauan Indoor
3. Aris Suwarjono, B.Eng. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Topik : Keamanan Sistem IoT
4. Dr. Yaya Suryana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Topik : IoT untuk Alat Kesehatan
5. Tiyo Avianto, S.S.t. PT. Eyro Digital
Topik : Peluang dan Tantangan Industri IoT di Indonesia

3
IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
FGD Inovasi IoT direncanakan akan diselenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 8 September 2016
Waktu : 08.00 s/d 12.30 WIB
Tempat : Ruang Komisi 1 Lantai 3 Gedung 2 BPPT
JL. MH Thamrin No 8 Jakarta Pusat

V. Peserta
FGD Inovasi IoT direncanakan akan mengundang peserta dari pihak
pemerintah, komunitas, dan industri yang bergerak atau terkait dalam bidang IoT.
Jumlah peserta FGD diperkirakan mencapai 50 orang. Adapun nama nama
peserta/instansi yang diundang dalam acara FGD ini seperti terlampir.

4
Lampiran Undangan :

1. Kementerian Komunikasi dan Informatika :


Direktur Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos Dan Informatika,
Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika
Direktur Telekomunikasi
Direktur Pengembangan Pita Lebar
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Perangkat
Pos dan Informatika
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Sumber
Daya Manusia Komunikasi dan Informatika
Kepala Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi
2. Kementerian Kesehatan :
Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga
3. Kementerian Pariwisata :
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi dan Komunikasi
4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan :
Kepala Museum Nasional
5. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi :
Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kepala Pusat Manajemen Informasi
Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi
Kepala Bagian Program dan Anggaran - Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi
6. Institut Teknologi Bandung
Dr.Ir. Ian Joseph Matheus Edward, MT.
Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika
7. Universitas Gajah Mada
8. Universitas Al Azhar Indonesia
9. Universitas Muhammadiyah Jakarta
10. Bina Sarana Informatika
11. Universitas Wahid Hasyim
12. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk :
Director Network, IT & Solution.
Divisi Digital Service (DDS)
13. PT. Biznet Networks :
Direktur Utama
14. PT. First Media :
Corporate Communication Director
15. PT. Menara Infrastruktur Indonesia :
President Director
16. PT. Telemedia Mitra Erajaya :
Director
17. PT. LEN Industri (Persero)
Direktur Utama
18. Indonesia ITU Concern Forum :
Ir. Eddy Setiawan, MSTAS
Ketua Indonesia ITU Concern Forum
Budihardjo Gozali
Sekjen Indonesia ITU Concern Forum
Dr. Arifin Nugroho
Ketua Dewan Pakar Indonesia ITU Concern Forum
Erwin Ramali
Bendahara dan Training Indonesia ITU Concern Forum
19. IEEE Indonesia :
Ir.Satriyo Dharmanto, M.Si.
20. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
21. XL IoT Ecosystem
22. Fujitsu IoT Enthusiasm
23. IBM IT Strategic Indonesia
24. Country General Manager IBM
25. Binus IOT Anthusiasm & Komunitas IoT Indonesia
26. Telkom Digital Go to Market & Smart City Nusantara
27. IoT for Bandung Community
28. IoT GEEK Surabaya
29. Intel IOT Community Relationship
30. Dirakit.com Maker Community
31. Intel IOT Innovator
32. Indonesia IOT Venture Capital
33. Tech Media
Susunan Acara FGD

Inovasi Teknologi IoT untuk Meningkatkan Kualitas Akses Informasi


Waktu Acara Pembicara
08-00 08.30 Registrasi
08.30 08.40 Pembukaan oleh MC
08.40 08.55 Sambutan oleh Deputi TIEM
08.55 09.00 Sesi presentasi dimulai oleh Moderator Dr. Anak Agung Ngurah
Ananda Kusuma, M.Eng
Pusat Teknologi Elektronika
BPPT
09.00 09.30 Presentasi Standar, Regulasi, dan Kebijakan Dr. Dwi Handoko
dalam Pemanfaatan IoT Kementerian Komunikasi dan
Informatika
09.30 10.00 Presentasi IoT untuk Navigasi dan Pemantauan Achmad Wibisono, S.T
Indoor Pusat Teknologi Elektronika
BPPT
10.00 10.30 Presentasi Keamanan IoT Aris Suwarjono, B.Eng
Pusat Teknologi Elektronika
BPPT
10.30 11.00 Presentasi IoT untuk Alat Kesehatan Dr. Ir. Yaya Suryana, MSc.
Pusat Teknologi Elektronika
BPPT
11.00 11.30 Presentasi Peluang dan Tantangan Industri IoT Tiyo Avianto, S.St
di Indonesia CEO PT. Eyro Digital
11.30 12.30 Diskusi
12.30 Penutup

You might also like