Professional Documents
Culture Documents
TIRTA INVESTAMA-
JANMA
LAPORAN AKHIR
PROGRAM MAMBAL LESTARI
DI DESA MAMBAL KEC. ABIANSEMAL
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2015
@ Dec 2015
1
i
DAFTAR ISI
BAGIAN I PENDAHULUAN
2
ii
BAGIAN III TANTANGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI..35
LAMPIRAN-
LAMPIRAN..40-46
3
iii
I. PENDAHULUAN
4
maupun pemasaran hasil produk ramah lingkungan petani sehingga
memberi nilai tambah bagi petani di Subak Mambal.
Sistem Pertanian Ramah Lingkungan (Organik), merupakan salah satu
inovasi teknologi pertanian yang lebih berfokus pada pemanfaatan
sumberdaya lokal (bahan- bahan organik) dan mengurangi penggunaan
asupan kimia, diharapkan dapat menjadi solusi untuk membantu kehidupan
petani dan perbaikan lingkungan pertanian ke arah
5
yang lebih baik ke depan. Dari pendampingan program yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh Janma dan CSR Aqua Mambal pada 2014, ada beberapa
hasil perubahan yang telah dicapai, terutama adanya peningkatan kesadaran
petani untuk memanfaatkan pupuk organik, Biourine, MOL dan agensia
hayati untuk penanggulangan OPT secara hayati. Namun demikian, jika
dibandingkan jumlah petani dan luas lahan yang dikembangkan oleh Subak
Mambal, tentunya perubahan yang telah dicapai masih belum optimal.
Sebagian petani masih tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk
penanggulangan OPT karena dianggap lebih cepat dan praktis, walaupun
dampaknya sangat menjadi salah satu tantangan besar dalam mendorong
mereka untuk memanfaatkan input-input produksi yang lebih ramah
lingkungan (MOL, Biopestsida, Biourine).
Karena itu pendampingan kegiatan pengembangan pertanian ramah
lingkungan di wilayah Subak Mambal ini terus dikembangkan secara intensif
oleh Janma bersama CSR PT. Tirta Investama (Aqua-Mambal), melalui
intervensi program Mambal Lestari 2015. Hal ini dimaksudkan agar
kesadaran petani dalam menerapkan budidaya pertanian ramah lingkungan
di Subak Mambal semakin meningkat, sekaligus mendukung peningkatan
kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan.
1
0
dan biourine sesuai dengan standar pada 23 Maret 2015, diikuti oleh 5 orang
pengelola Simantri, (iii) pendampingan rutin dan praktek pembuatan pupuk
organik plus thricoderma. Dari pendampingan yang dilakukan selama 7
bulan, hasil yang dicapai yaitu kelompok Simantri 366 telah berhasil
mengolah limbah ternak sapi menjadi pupuk organik sebanyak 38,5 ton dan
biourine sekitar 5.200 liter. Pada Juli 2015, hasil produksi pupuk organik dan
biourine tersebut, telah berhasil dijual kepada petani melalui
1
0
Program Mambal Lestari, untuk dimanfaatkan dalam pengembangan
budidaya Pertanian Sehat Ramah Lingkungan di Munduk Semana dan
Munduk Kedampal.
1
1
Hasil yang telah dicapai secara keseluruhan, yaitu jumlah petani yang
terlibat dalam penerapan budidaya padi ramah lingkungan di Subak Mambal
sampai akhir 2015, sebanyak 109 orang, dengan luas lahan yang telah
dikembangkan untuk seluas 28,40 ha, dengan perincian sebagaimana Tabel
1. Sedangkan nama-nama petani yang telah menerapkan budidaya padi
ramah lingkungan dapat, dapat dilihat pada Lampiran 1.
1
2
Tabel 1. Luas lahan penerapan budidaya padi ramah lingkungan di Subak
Mambal 2015
MEMBUAT MOL
1 Mangku Wayan Kota Bedugul air dan gula merah
2 Putu Nuada Bedugul Air cucian beras & gula
3 Made Rembig Bedugul merah
Air cucian beras & gula
4 Putu Werta Kedampal merah
air dan gula merah
5 Made Dastra Semana Air cucian beras & gula
6 Ketut Patuh Semana merah
Air cucian beras & gula
7 Gusti Aji Nera Bedugul merah
8 Guru Made Suka Kedampal
9 Nyoman Rening Kedampal
10 Ketut Alit Astawa Kedampal
11 Putu Alit Ekas Wisma Kedampal
12 Gusti Putu Selamat Kedampal
PESTISIDA NABATI
1 Nyoman Sudiana Kedampal Biourine
2 Made Dastra Semana Biourine
3 Ketut Patuh Semana Biourine
2
0
2.4. Penataan kelembagaan Koperasi Subak Mambal
Selama ini, sistem pemasaran padi (gabah) oleh petani di Subak
Mambal lebih banyak dijual secara langsung kepada tengkulak dengan
sistem tebas. Tidak ada perbedaan harga yang diberikan dalam pembelian
gabah yang dibudidayakan secara konvensional
(menggunakan input kimia) dengan
budidaya secara ramah lingkungan
(organik), menjadikan penghargaan
kepada petani yang menerapkan sistem
pertanian sehat terabaikan. Akibatnya
tidak ada nilai tambah yang diterima
petani terhadap upaya pengembangan
budidaya pertanian sehat ramah
lingkungan. Karenanya, upaya
pengembangan wadah pemasaran
produk sehat dalam bentuk koperasi tani di wilayah Subak Mambal menjadi
kebutuhan bagi petani yang perlu dikembangkan untuk membantu
memasarkan produk gabah/beras sehat secara lebih adil. Keberadaan
Koperasi Subak Mambal yang ada selama ini belum dapat berfungsi dalam
memfasilitasi kegiatan pemasaran produk petani Mambal, karena adanya
berbagai masalah internal. Karena itu, tim program Mambal Lestari 2015,
memfasilitasi berbagai kegiatan terkait penataan kelembagaan koperasi
Subak Mambal, antara lain :
(1)Fasilitasi Pertemuan dengan pengelola koperasdi subak Mambal pada
14 Februari 2015, dihadiri oleh 16 orang peserta, diantaranya pekaseh
Subak Mambal, Kepala Desa Mambal, pangliman munduk, petani
pemasaran pupuk, team AQUA Mambal dan tim JANMA. Ada 3 isu yang
dibahas yaitu (i) hasil pengembangan program Pertanian tahun 2014,
termasuk pengembangan lab, ICS dll, (ii) kelanjutan program mambal
2015 dan (iii) rencana penataan kelembagan Koperasi Subak
Mambal, termasuk rencana pendampingan kelompok Simantri 366,
2
1
Desa Mambal. Dari pertemuan ini, secara keseluruhan baik prajuru
Subak maupun Kades Mambal, mendukung rencana kelanjutan
program Aqua dan JANMA dalam pendampingan program di Desa
Mambal, termasuk untuk membantu menata kelembagaan Koperasi
Subak Mambal dan Simantri - Gapoktan Tunjung Desa Mambal. Di
Subak
2
2
Mambal, sebenarnya belum terbentuk kelembagaan koperasi, namun
yang ada saat ini adalah pengelola bantuan Saprodi Subak Mambal.
(2)Fasilitasi pertemuan sosialisasi penataan Koperasi Subak Mambal
pada 18 Mei 2015 di Balai Subak Mambal, dihadiri oleh 28 orang
peserta perwakilan dari petani dan 5 prajuru munduk di lingkungan
Subak Mambal. Tujuan pertemuan untuk membahas keberadaan dan
pengelolaan koperasi Subak Mambal selama ini. Dari hasil
pertemuan, disepakati untuk menata kembali keberadaan Koperasi
Subak Mambal yang belum memiliki AD/ART dan Badan Hukumnya.
Selama ini keberadaan koperasi Subak Mambal sebenarnya masih
dalam bentuk unit pengelola saprodi Subak Mambali (bukan berbentuk
koperasi). Oleh karena itu dalam pertemuan ini juga, disepakati perlu
dilakukan adanya pertemuan lanjutan untuk mendiskusikan persiapan
pembentukan embrio koperasi tani Mambal Lestari.
(3)Fasilitasi pertemuan persiapan pembentukan Koperasi Tani Mambal
Lestari, dilaksanakan pada 8 Agustus 2015 di Balai Subak Mambal,
diikuti oleh 20 orang, terdiri dari 18 orang pengurus dan anggota
kelompok tani Mambal Lestari, Kelihan Munduk, Pekaseh dan 2 orang
tim Janma. Tujuannya adalah (i) untuk review hasil pertemuan dengan
Prajuru Subak dan Pengelola Saprodi Subak Mambal pada Mei 2015,
terkait dengan pengelolaan Koperasi Subak Mambal, (ii) identifikasi
masalah dan gagasan pembentukan koperasi tani Mambal Lestari.
Hasil yang dicapai yaitu disepakati adanya pembentukan kelembagaan
Koperasi Tani yang baru dengan mengambil embrio Kelompok Tani
Mambal Lestari yang sudah ada. Nama koperasi diusulkan, yaitu:
Koperasi Tani Mambal Lestari. Keanggotaan koperasi akan dirintis
dari petani peserta budidaya padi ramah lingkungan di masing-masing
munduk. Apabila pertanggungjawaban pengelolaan keuangan unit
saprodi Subak Mambal bisa dipertanggung jawabkan secara tuntas,
maka ke depan, bisa dijajaki kemungkinan unit saprodi tersebut
bergabung ke dalam Koperasi Tani Mambal Lestari. Dari pertemuan ini
juga telah dipilih calon pengurus koperasi dan keanggotaan, sbb:
a) Calon Pengurus Koperasi Tani Mambal Lestari, diusulkan terdiri dari
3 orang , yaitu :
- Made Oka Sudarmawan (Br. Agung)
- Gusti Putu Adnyana (Pangliman Munduk Bedugu)
- Putu Werta (Petani Munduk Kedampal)
b) Calon Badan Pengawas Koperasi, diusulkan sbb:
- Wayan Doble (Petani Munduk Bedugul)
- Gusti Aji Oka (Ketua ICS)
- Wayan Sentana (Bendahara Simantri)
c) Keanggotaan koperasi : persyaratan minimal ada 20 orang anggota
perintis, akan didata oleh kelihan munduk di masing-masing
munduk.
(4)Fasilitasi kunjungan belajar calon pengurus dan pengawas Koperasi
Tani Mambal Lestari.
Kegiatan kunjungan belajar bagi calon Pengurus dan Pengawas
Koperasi Tani Mambal Lestari dilaksanakan pada 15 Oktober 2015 ke
Koperasi KUAT Subak Guama di Desa Selanbawak, Marga Tabanan.
Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang, termasuk dari pendampingan dan
tim CSR Aqua Mambal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman calon pengurus dan pengawas Koperasi
Tani Mambal Lestari dan prajuru Subak Mambal, dalam mengelola
usaha Koperasi Tani yang akan dikembangkan di wilayah Subak
Mambal melalui proses belajar dengan Koperasi Usaha Tani Subak
Guama. Dari hasil kunjungan belajar ini, disepakati untuk segera
menyusun draft AD/ART koperasi tani Mambal Lestari dengan
mengambil contoh model dari Koperasi KUAT Subak Guama.
pemahaman petani/kelompok
tani organik terkait dengan peran
dan fungsi wadah Paguyuban
Petani Organik Kabupaten
Badung, (ii) merumuskan
struktur
kepengurusan Paguyuban, (iii) membangun dan mengintensifkan
komunikasi serta sharing pengalaman antara petani anggota
Paguyuban dalam mengembangkan sistem Pertanian Sehat dan Ramah
Lingkungan selama ini. Hasil pertemuan ini telah menetapkan struktur
kepengurusan Paguyuban Petani Organik yang terdiri dari :
1. Ketua : I Putu Widana (Mambal)
2.6. P
engelolaan Sampah organik dan Pemanfaatan
pekarangan
Dalam upaya menindaklanjuti pemanfaatan lahan pekarangan untuk
pengembangan sayuran organik maupun tanaman buah, serta pengelolaan
sampah organik oleh masyarakat Banjar Undagi Desa Mambal, yang telah
dilakukan sebelumnya, pada tahun 2015 ini
Janma melakukan berbagai kegiatan
pendampingan lanjutan untuk membantu
memotivasi masyarakat dalam mengelola
sampah organik. Berbagai kegiatan yang
telah dilakukan, antara lain (i) pendampingan
pembuatan Lubang Resapan Biopori
(LRB), (ii)
praktek pembuatan kompos dari sampah organik, (iii) mempromosikan
penanaman sayuran organik di lahan pekarangan dengan media
vertikultur dan memonitor
perkembangan tanaman buah (belimbing) yang ditanam di lahan
pekarangan pada tahun lalu. Tujuannya, selain membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah organik, juga memotivasi
masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan
menanam berbagai sayuran organik dan tanaman hortikultura guna
memenuhi kebutuhan gizi bagi rumah tangga.
Dengan kegiatan ini, diharapkan
masyarakat terbiasa dan terdidik untuk
memanfaatkan potensi lahan yang
ada walaupun
hanya sejengkal, sehingga lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Dari kegiatan pendampingan yang telah
dilakukan , hasil yang telah dicapai, yaitu (i) sebanyak 7 orang (KK) telah
mengembangkan tanaman sayuran organik (sayur hijau) menggunakan
media vertikutur dari bambu, (ii) 6 orang ibu-ibu PKK Undagi telah mengikuti
pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik, dan (iii) sebanyak 200
lubang resapan Biopori telah berhasil dibuat oleh 21 warga masyarakat
Undagi. Daftar nama dan jumlah Biopori yang dibuat tahun 2015 telampir
(Lampiran 3). Sedangkan untuk monitoring perkembangan tanaman
belimbing yang ditanam tahun 2014 lalu oleh 40 KK warga Undagi, hasilnya
sebagian besar (95%) masih tumbuh dengan baik, bahkan sudah mulai
berbuah.
2.7. P
engolahan sampah plastik
Sampah plastik masih menjadi
persoalan yang belum bisa diselesaikan
secara efektif. Berbagai strategi sudah
dilakukan baik oleh pemerintah, swasta,
LSM dan para pegiat lingkungan lainnya.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
mengelola dan mengolah sampah plastik,
menjadi salah satu persoalan besar yang
selalu menjadi alasan munculnya
dampak pencemaran lingkungan. Demikian pula halnya di wilayah Desa
Mambal, masalah
pengelolaan sampah masih menjadi isu yang berkembang di masyarakat
sehingga memerlukan perhatian bersama untuk menanggulanginya.
Karenanya, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab dalam
menangani masalah lingkungan di wilayah Mambal, dalam tahun 2015,
Janma bersama Aqua Mambal, membantu menfasilitasi masyarakat
khususnya di Banjar Undagi, Desa Mambal untuk menangani masalah
sampah plastik. Kegiatan yang telah dilakukan, antara lain :
(i) Sosialisasi pengumpulan sampah plastik untuk dijual dan dikelola
dengan sistem Bank Sampah. Sosilisasi ini diberikan kepada ibu-ibu
PKK Banjar Undagi pada 6 Maret 2015, diikuti oleh 47 orang ibu-ibu
PKK dan Kelihan Banjar Dinas.
(ii) Pendampingan pengumpulan sampah plastik melalui arisan PKK setiap
bulan dan dijual ke pemulung.
(iii) Pelatihan dan praktek pembuatan berbagai jenis kerajinan dari
sampah plasti serta memberikan dukungan 2 buah mesin jahit untuk
praktek secara langsung. Kegiatan pelatihan dan praktek yang telah
dilakukan bekerjasama dengan narasumber dari PPLH Bali dan DCG,
yaitu :
a. Pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi produk kerajinan,
dilaksanakan di rumah Ibu Nesa di Banjar Undagi Desa Mambal,
pada 9 Mei 2015, diikuti oleh 4 orang ibu-ibu.
b. Pelatihan kedua untuk pengolahan sampah plastik menjadi produk
kerajinan dilakukan pada 29 Mei 2015 di Rumah Ibu Nesa Banjar
Undagi, diikuti oleh 5 orang ibu-ibu.
c. Pelatihan dan praktek pembuatan dompet dan kotak pensil
dilaksanakan pada
15 Juni 2015 dengan tujuan menghasilkan produk-produk yang
akan dipamerkan dalam festival Budaya pertanian di Pelaga.
d. Pelatihan menjahit dan menganyam sampah plastik menjadi
kerajinan berupa keranjang/tas kecil, dilaksanakan pada 13
September 2015, diikuti oleh 7 orang ibu-ibu dari Banjar Undagi.
Dari kegiatan tersebut, hasil yang telah dicapai yaitu (i) telah berhasil
dilakukan uji coba pengumpulan sampah plastik (kresek dan botol) setiap
bulan oleh ibu-ibu PKK yang dikembangkan dalam model Bank, walaupun
masih terbatas. Penjualan sampah plastik dilakukan ke pemulung secara
langsung yang ada di Desa Mambal; (ii) sebanyak 6 orang
ibu-ibu PKK Undagi tergabung dalam Klp menjahit Undagi Lestari telah
mampu mendaur ulang sampah plastik dan koran menjadi barang kerajinan.
Berbagai jenis barang kerajinan dari sampah plastic dan Koran bekas, yang
telah berhasil dibuat antara lain berupa ingka besar dan ingka kecil
lengkap
dengan penutupnya, tas selempang dari
bekas spanduk, tas kecil / tas make up dan
dompet dari kemasan sachet kopi, dan
kotak pensil. Barang barang hasil
kerajinan ini telah dipamerkan dalam
berbagai even pameran maupun dipesan
oleh Aqua Mambal untuk souvenir. Berikut
adala
nama-nama anggota Kelompok Menjahit Undagi Lestari, sbb:
1. Luh Nesa Wahyuni (ketua)
2. Nengah Wartini
3. Nyoman Rai Sariadi
4. Kadek Agustini
5. Nyoman Rai Asih
6. Nyoman Suartini
2.8. P
engembangan Media Warta Tani
Dalam upaya menyebarluaskan informasi tentang berbagai cerita
sukses (success story) dan keberhasilan petani dalam pengembangan
program Pertanian Ramah Lingkungan di Subak Mambal kepada masyarakat
dan pihak-pihak terkait lainnya, sebagai kelanjutan pengembangan media
informasi tahun sebelumnya, Janma melakukan kegiatan pengembangan
media informasi berupa Warta Tani dan Forto Polio yang dimanfaatkan untuk
even-even pameran produk organik.
Kegiatan pengembangan/pembuatan media warta tani pada 2015,
dilakukan sebanyak 2 edisi yaitu edisi ketiga yang diterbitkan pada Juli 2015
(untuk period Januari- Juni) dan edisi keempat diterbitkan pada Desember
2015 (untuk periode Juli-Desember). Topik yang diangkat dalam warta tani
edisi ketiga lebih banyak terkait beberapa keberhasilan program Mambal
Lestari, diantaranya : manfaat pertanian ramah lingkungan, bangkitnya
simantri 366, profil petani penuh tekad dalam Budidaya Padi Organik
Mambal, Manfat Laboratorium Pertanian Organik Mambal, vertikultur
solusi bertani organik di
lahan sempit, olah sampah/limbah jadi berkah, jaringan pemasaran produk
organik mambal lestari. Sedangkan dalam edisi keempat, diangkat topik
khusus tentang pemanfaatan agensia hayati oleh petani dan dampaknya
untuk penanggulangan OPT.
Hasil yang dicapai sebanyak 250 exemplar Warta Tani edisi ketiga (Jan-Juni
2015) telah dicetak dan disebarluaskan kepada petani dan para pihak terkait
melalui even-even pameran produk organik. Sementara untuk edisi keempat
dicetak sebanyak 250 exemplar yang akan disebarkan pada tahun 2016.
2.9. P
engembangan Keanekaragaman Hayati (Taru Premana)
Selain kegiatan pertanian ramah lingkungan,pendampingan
program juga dilakukan untuk mendukung pengembangan
tanaman keanekaragaman hayati berupa
taru premana yang berfungsi sebagai
tanaman upakara. Hal ini erat kaitannya
dengan kehidupan sosial budaya
masyarakat Bali, yang senantiasa
menggunakan berbagai jenis tanaman
langka dalam setiap kegiatan upacara
keagamaan. Dengan adanya
upaya
pengembangan tanaman upakara, diharapkan masyarakat lebih mudah
mencari dan memanfaatkannya sesuai dengan keperluannya masing-
masing. Kegiatan pengembangan kebun keanekaragaman hayati (taru
pramana), dilakukan di wilayah Banjar Adat Semana, Desa Mambal sesuai
dengan potensi lahan yang tersedia. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan
dalam tahun 2015, antara lain:
(a) Survei Lokasi awal
Pada awalnya rencana pengembangan kebun keanekaragaman hayati
dilakukan di Pura Gumasih, Banjar Uma Anyar, yang sebelumnya telah
3
0
dikembangkan oleh kelompok masyarakat yang didampingi dari UNHI.
Namun setelah dilakukan beberapa kali penjajakan, nampaknya lokasi ini
tidak memungkinkan dilakukan pengembangan lebih lanjut sehingga
diputuskan untuk dicarikan lokasi lain di Banjar Semana.
(b) Penjajakan dan diskusi dengan Kelihan Banjar Adat Semana
3
0
Untuk memperoleh informasi lebih lanjut rencana pengembangan kebun
keanekaragaman hayati di Banjar Semana, dilakukan penjajakan dan
diskusi dengan Kelihan Banjar Adat Semana (Bp. Nyoman Pungkur) pada 7
Agustus 2015. Dari hasil diskusi, pada prinsipnya prajuru adat Semana
mendukung gagasan penanaman pohon Taru Premana di wilayah Banjar
Semana, dan bersedia untuk menyediakan lokasi lahan penanaman di
lahan laba Pura Dalem Banjar Adat Semana. Namun untuk mendapatkan
persetujuan lebih lanjut dari warga Banjar Semana, akan dilakukan
melalui pertemuan (sangkep) Banjar.
3
2
Abiansemal, PPL Desa Mambal, Kepala
Desa Mambal, Babinsa, Masyarakat
Adat Banjar Semana, Bendesa Adat
Banjar Semana, guru- guru dan siswa/i
SD N 2 Mambal, Tim CSR Aqua, Tim
Lascarya dan Tim Janma. Pada tahap
pertama ini, dilakukan penanaman
sebanyak 108 pohon Kelapa Gading,
Kelapa Bulan, Kelapa Sudamala, Kelapa
Udang, Kelapa
Mulung, Kelapa Hijau, Majegau, Cempaka Kuning, Cempaka Putih, Rijasa,
Intaran, Nagasari, Cendana, Peji dan Udu; (ii) dilaksanakan pada 19
Desember 2015 diikuti hanya oleh warga masyarakat Semana, tim CSR
AQUA dan Tim Janma, dengan jumlah penanaman pohon sebanyak 80
pohon kelapa (Kelapa Gading, kelapa Bulan, kelapa Hijau). Secara
keseluruhan, jumlah bibit taru premana yang ditanam sebanyak 188
pohon, dengan perincian sbb :
Kelapa Gading : 60 Pohon
Kelapa Bulan : 25 Pohon
Kelapa Sudamala : 3 Pohon
Kelapa Udang : 3 Pohon
Kelapa Mulung : 3 Pohon
Kelapa Hijau : 15 Pohon
Majegau : 13 Pohon
Cempaka Kuning : 9 Pohon
Cempaka Putih : 9 Pohon
Rijasa : 6 Pohon
Intaran : 10 Pohon
Nagasari : 10 Pohon
Cendana : 8 Pohon
Peji : 2 Pohon
Udu : 2 Pohon
Kurva
S
IV. TANTANGAN / KENDALA YANG
DIHADAPI
Selain hasil capaian program diatas, ada beberapa tantangan/kendala
yang ditemui dalam pelaksanaan program di lapangan, antara lain :
1. Program Optimalisasi lahan dari Pemerintah pusat yang mendukung
bantuan pupuk kimia (urea dan ponska) kepada petani di Subak
Mambal
2. Pengendalian secara hayati dengan menggunakan agensia hayati
masih belum sepenuhnya dilakukan oleh petani secara benar dan
teratur sesuai SOP
3. Penyelesaian masalah internal pengelolaan Saprodi Subak Mambal
(pupuk) belum tuntas, menimbulkan mosi tidak percaya petani Mambal
untuk rencana Pengembangan Koperasi Tani Mambal Lestari
4. Permintaan produk sehat (sayur organik) tinggi, sementara kesiapan
petani untuk penyediaan produk tersebut masih belum optimal.
5. Keterbatasan entrepreneur lokal yang bersedia bertindak sebagai
pengumpul produk organik petani Mambal, sehingga pemasaran
produk organik (Beras) Mambal masih terbatas
6. Kapasitas ibu-ibu untuk menjarit dan mendaur ulang sampah plastik
menjadi barang kerajinan masih terbatas.
7. Musim kemarau yang berkepanjangan penanaman taru premana
mengalami keterlambatan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari uraian pelaksanaan kegiatan dan capaian program diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, kegiatan Program Mambal Lestari 2015, semuanya
dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan target yang direncanakan.
Bahkan hasilnya melebihi target yang ditetapkan. Strategi
pendampingan yang dilakukan Janma dengan melibatkan berbagai
pihak (pengurus lab, internal inspektor, petani kader, dll), dan
kerjasama dengan berbagai pihak telah berhasil memotivasi petani
maupun masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan program.
2. Laboratorium Pertanian Organik Mambal, telah berfungsi dan menjadi
wadah belajar bagi petani dan pihak lain khususnya dalam
menyeberluaskan pemanfaatan agensia hayati untuk penanggulangan
OPT pada tanaman padi. Kapasitas pengurus lab, saat ini telah semakin
meningkat dalam melakukan pengembangan dan perbanyakan agensia
hayati untuk mendukung pengembangan pertanian ramah lingkungan
di Subak Mambal
3. Sebanyak 109 petani Subak Mambal telah mengembangkan dan
menerapkan budidaya pertanian ramah lingkungan secara intensif
dengan memanfaatkan pupuk organik, biourine dan agensia hayati,
dengan luas lahan + 28,40 Ha. Hasil ini melebihi target program yang
direncanakan pada awalnya seluas 20 Ha.
4. Rata-rata hasil produksi padi demplot padi ramah lingkungan pada MT I
dan MT II telah mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu berkisar antara 5,5 7 ton per Ha.
5. Keberadaan Paguyuban Petani Organik Lumbung Amerta Sari
Kabupaten Badung, dengan anggota perintis awal sebanyak 53 orang
petani dan pendamping, telah mulai berkembang dalam
menyebarkan informasi tentang pertanian ramah
lingkungan di berbagai subak di wilayah kecamatan Petang dan
Abiansemal Badung melalui berbagai pelatihan teknis dan praktek
pembuatan MOL, biopestisida .
6. Pengelolaan sampah organik dan sampah plastik mulai mendapat
perhatian warga melalui adanya berbagai penyadaran yang telah
dilakukan, seperti pembuatan pupuk kompos dari sampah, pembuatan
200 lubang Biopori oleh masyarakat Banjar Undagi. Demikian pula
dalam pengolahan sampah plastik, masyarakat secara bertahap
(khususnya ibu-ibu PKK Undagi) mulai tertarik mengelola dan mengolah
sampah plastik melalui pengumpulan sampah plastik dan mendaur
ulang menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomis.
7. Pengembangan kebun contoh keanekaragaman hayati (tanaman taru
premana) yang dilakukan di Banjar Semana dapat menjadi model
pengembangan dan pelestarian beragam jenis tanaman langka di Desa
Mambal.
3.2. Saran-saran
Dari kesimpulan di atas, untuk pengembangan program lebih lanjut di
Mambal ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh tim JANMA dan AQUA
:
1. Memperkuat dan mengoptimalkan peranan lab pertanian organik
mambal sebagai pusat pengembangan pertanian ramah lingkungan
bagi petani Mamba dan petani lainnya di Kab. Badung
2. Mengintensifkan upaya pengendalian Hama dan penyakit tanama
secara hayati (biologi) dengan mendorong lebih banyak petani
menggunakan Agensia Hayati, sesuai dengan SOP. Selain itu, perlu
dilakukan pengembangan agensia hayati jenis Tricograma untuk
membantu mengendalikan beberapa jenis hama lainnya.
3. Memperluas penyebaran dan penerapan budidaya padi ramah
lingkungan kepada petani anggota subak yang selama ini masih
melakukan budiaya secara konvensional di Subak Mambal
4. Keberadaan kelembagaan paguyuban petani organik Lumbung
Amerta Sari Kab Badung perlu dikembangkan dan diperkuat serta
disosialisasikan kepada petani- petani anggota subak di wilayah Kec.
Petang dan Abiansemal.
5. Perlu dilakukan pengembangan dan perluasan jaringan pemasaran
produk sehat hasil petani Subak Mambal. Selain itu, sebaiknya ada staf
khusus yang menangani bidang pemasaran produk organik petani
hasil-hasil pengembangan program.
6. Untuk rencana penataan dan penguatan Koperasi Tani Mambal Lestari,
perlu dilakukan penetapan keanggotaan koperasi, AD/ART, koperasi
dan simpanan anggota secara jelas untuk pembentukan Koperasi
secara jelas.
7. Mengoptimalkan dan memperkuat klp Menjahit Undagi Lestari untuk
pemanfaatan sampah organik dan pengolahan daur ulang sampah
plastik.
8. Perlu dilakukan pemeliharaan dan monitoring perkembangan lebih
lanjut Kebun Keanekaragaman Hayati (Taru pramana) di Banjar
Semana, Mambal.
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
4
0
d. Munduk Batuangsut
Produksi MT
No Nam Luas Keterang
a (Ha) (ton/Ha) I an
1 Made Ladra 0.5 5.2 Organik (plus ponska sedikit)
2 Pak Eka/Made 0
0.2 8
5.2 Organik murni
3 Oka
Mangku 5
0.2 8
6.0 Organik murni
4 Narmada
Gusti Aji Nera 5
0.5 0
8.0 Organik murni
5 Gusti Putu 0
0.3 0
5.1 Semi Organik (plus urea & ponska
6 Yudana
Gusti Putu 0
0.2 2
5.4 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
7 Sudarti
Gusti Aji Putra 4
0.2 4
5.1 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
8 Ketut Ladra 0
0.3 2
5.2 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
9 Made Mastra 3
0.2 8
5.2 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
10 Pan Jempol 5
0.2 8
5.9 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
11 Made Mindra 5
0.1 2
5.4 sedikit)
Semi Organik (plus urea & ponska
12 Gusti Aji Sri 3
0.4 4
5.7 sedikit) (plus ponska sedikit)
Organik
Total 0 3.6 6 5.66
0
2. Daftar nama petani anggota Perintis Paguyuban Petani Organik
Lumbung Mertha Sari
Kabupaten Badung (per Des 2015)