Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Enjel Santos Simanjuntak
Imelda herman
Widyastuti Ayu Hardita
Perseptor :
Dr. Halomoan Simon Tambunan, Sp.S
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik
atau progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang
multipel), termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.
Kesadaran tidak berkabut, dan biasanya disertai hendaya fungsi kognitif, ada
kalanya diawali oleh kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada
penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder
mengenai otak.1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional
yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan
iskemik, juga disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari
hipotensi atau hipoksia serebri.
Pada abad ke 20, demensia pada orang lanjut usia diduga berasal dari
vaskular. Tetapi penelitian autopsi dan neuroimaging modern menunjukkan
banyak kasus demensia pada orang lanjut usia di Eropa dan Amerika Utara adalah
dampak dari penyakit Alzheimer. Walaupun begitu, beberapa individu mengalami
gangguan kognitif sebagai akibat dari stroke. Kebanyakan dari pasien ini
menunjukkan tanda klinis seperti afasia atau disfungsi visual dan defisit
neurologis ini jarang dikelirukan dengan penurunan kognitif karena demensia.
Banyak orang lanjut usia dengan penurunan kognitif yang progresif
mempunyai patologi vaskular dan perubahan yang berhubungan dengan
Alzheimer secara bersamaan. Pada pasien seperti ini, terdapat kombinasi patologi
penyakit Alzheimer dan Vaskular sehingga sukar untuk menentukan penyebab
sebenarnya dari demensianya.1,2
B.Epidemiologi
Demensia vascular adalah penyebab paling sering nomor dua dari
demensia di AS dan eropa, tapi paling sering di beberapa Negara di Asia.
Prevalensinya adalah 1.5% di Negara Barat dan 2.2% di jepang. Di Jepang,
demensia vaskular mencakup 50% dari semua demensia yang terjadi pada orang
berusia di atas 65 tahun. Di eropa, demensia vascular dan demensia tipe campuran
berturut-turut 20% dan 40% merupakan penyebab seluruh kasus. Prevalensi
demensia 9 kali lebih tinggi pada pasien yang pernah mengalami stroke. Satu
tahun setelah stroke, 25% pasien mengalami demensia.4
C.Etiologi
Penyebab demensia vascular adalah penyakit vaskuler serebral yang
multipel. Ditemukan umumnya pada laki-laki, khususnya dengan riwayat
hipertensi dan factor risiko kardiovaskuler lainnya.Gangguan terutama mengenai
pembuluh darah serebral berukuran kecil dan sedang yang mengalami infark dan
menghasilkan lesi parenkim multiple yang menyebar luas pada otak. Penyebab infark
berupa oklusi pembuluh darah oleh plak arteriosklerotik atau tromboemboli dari
tempat lain (misalnya katup jantung). Pada pemeriksaan akan ditemukan bruit
karotis, hasil funduskopi yang tidak normal, atau pembesaran jantung.1
Penyebab lain dari demensia vascular berupa kelainan genetik yang lebih jarang
muncul adalah:1
D. Patogenesis
Patogenesis terjadinya sebuah demensia vaskular berbeda-beda tergantung
dari subtipe demensia vaskular itu sendiri. Banyak teori yang dikemukakan
tentang bagaimana dementia vaskular dapat terjadi, tetapi Merritt dkk telah
merangkum mekanisme tentang dementia vaskular sebagai berikut:
Pada demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus
pada otak dan menyebabkan penurunan kognitif. Penyakit serebrovaskular fokal
terjadi sekunder dari oklusi vaskular emboli atau trombotik. Area otak yang
berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba dari hemisfera
serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus.
Demensia terkait-Stroke
Tipe yang paling sering muncul, terjadi akibat infark dari bagian tertentu di otak. Yang
paling sering disebut demensia multi-infark, yang disebabkan oleh stroke-stroke kecil
yang terjadi dalam waktu lama. Stroke ini dapat sangat kecil bahkan hingga pasien tidak
merasakan gejala, atau gejalanya bersifat sementara. Ketika demensia vaskular terjadi
akibat stroke yang jelas, maka disebut demensia post-stroke (atau demensia infark
tunggal).
Demensia Vaskular Sub-kortikal (Penyakit pembuluh darah kecil atau penyakit
Binswanger)
Demensia sub-kortikal kadangkala dihubungkan dengan penyakit pembuluh darah kecil
(Small vessel disesase). Ada pula bentuk spesifik dari demensia subkortikal yang disebut
penyakit Binwanger. Demensia vaskular subkortikal disebabkan oleh kerusakan
pembuluh darah kecil yang terletak jauh di dalam otak. Gejala dapat berupa kesulitan
berjalan, hilangnya ekspresi wajah, dan kesulitan berbicara. Kehilangan kontrol
berkemih pada awal perjalanan penyakit juga sering dikeluhkan. Gejala ini tidak selalu
ada dan biasanya hilang timbul
Demensia Campuran (Vaskular + Alzheimer)
Sekitar 10 persen pasien dengan demensia memiliki tipe campuran. Diagnosis demensia tipe
campuran berarti bahwa penyakit Alzheimer, sama seperti stroke atau penyakit pembuluh
darah kecil, dapat mengakibatkan kerusakan pada otak. Gejalanya dapat sama dengan gejala
penyakit Alzheimer, demensia vaskular, atau kombinasi keduanya.
E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala kognitif pada demensia vaskular hampir semuanya
bersifat subkortikal, bervariasi dan biasanya menggambarkan peningkatan
kesulitan dalam menjalankan aktivitas harian seperti makan, berpakaian,
berbelanja dan sebagainya. Hampir semua kasus demensia vaskular menunjukkan
tanda dan simptom motorik.1,4,11
F. Pemeriksaan2,6
Jika penyebab lain dari gejala pasien tidak dapat dicari, dokter harus
merujuk pasien ke spesialis untuk pemeriksaan kognitif untuk mengecek atensi,
konsep perencanaan dan kecepatan pemikiran. Spesialis dapat melakukan
pemeriksaan scan otak untuk membantu diagnosis. Peeriksaan juga bertujuan
untuk mengenali kondisi yang berkaitan dengan progresifitas dari demensia
vaskular. Kondisi demikian termasuk tekanan darah tinggi, maslah jantung,
diabetes dan kolesterol yang tinggi.
i. Anamnesis2,6
Anamnesis pada penderita yang dicurigai demensia vaskular memiliki
tujuan utama untuk menentukan tiga faktor:
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan mencakup faktor risiko dementia vaskular seperti
hipertensi, DM dan hyperlipidemia serta stroke dan infeksi SSP
sebelumnya.
b. Riwayat obat-obatan dan alkohol
Riwayat penderita yang adalah seorang peminum alkohol atau
pengkonsumsi obat-obatan dapat memberikan kesan penurunan fungsi
kognitif, misalnya obat tidur atau antidepresan golongan trisiklik.
c. Riwayat keluarga
Demensia pada keluarga atau bahkan riwayat penyakit serebrovaskular
dapat membantu diagnosis demensia vaskular.
ii. Pemeriksaan fisik2,6
Pada demensia, jika daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut
terlibat secara difus, maka hemiparesis, monoparesis dan diplegia dapat
menyertai demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan
ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik yang mencerminkan
gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan
refleks-refleks primitif dan/atau patologis. Refleks tersebut merupakan
petanda regresi atau kemunduran kualitas fungsi.
a. Refleks memegang (grasp reflex). Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa
diletakkan pada telapak tangan si penderita. Refleks memegang adalah positif
apabila jari si pemeriksa dipegang oleh tangan penderita
b. Refleks glabela. Orang dengan demensia akan memejamkan matanya tiap kali
glabelanya diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-
kali pada glabela hanya timbul dua tiga kali saja dan selanjutnya tidak akan
memejam lagi
e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau
bawah diketuk m. orbikularis oris berkontraksi
f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir
penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika bibirnya
tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil
MMSE Folstein
Skor
Pertanyaan
maksimum
Pertama, tanya pasien tanggal, hari, bulan, tahun dan 5
musim.
Orientasi
Kedua ditanyakan lokasi sekarang seperti fasilitas, 5
lantai, bandar, provinsi dan negara.
Namakan 3 objek (seperti bola, bendera, pintu) dan 3
Registrasi
minta pasien untuk mengulanginya
Minta pasien untuk mengeja perkataan dunia secara 5
Atensi terbalik atau menolak 7 dari 100 secara berurutan
(berhenti setelah 5 jawaban).
Minta pasien untuk mengingat 3 objek dari bagian 3
Daya ingat
registrasi tes ini
Minta pasien untuk mengidentifikasi pensil dan arloji 2
Minta pasien untuk mengulang frasa tidak jika, dan, 1
tetapi
Minta pasien untuk mengikut arahan sebanyak 3- 3
langkah
Bahasa
Minta pasien untuk membaca dan mematuhi frasa 1
tutup mata anda
Minta pasien untuk menulis satu ayat 1
Minta pasien untuk mengkopi satu set pentagon yang 1
saling bertindih.
Skor 30
Skoring: skor maksimum yang mungkin adalah 30. Umumnya skor yang
kurang dari 23 dianggap normal. Namun nilai batas tergantung pada tingkat
edukasi seseorang pasien. Oleh karena hasil untuk pemeriksaan ini dapat
berubah mengikut waktu, dan untuk beberapa inidividu dapat berubah pada
siang hari, rekamlah tanggal dan waktu pemeriksaan ini dilakukan.
v. Pemeriksaan CERAD16
CERAD (Consortium to Establish a Registry for Alzheimers Disease) dibuat
pada tahun 1986 oleh National Institute on Aging (NIA) untuk menjadikan
standar prosedur untuk evaluasi dan diagnosis pasien dengan penyakit
Alzheimer. Instrumen ini kemudian dipakai oleh banyak pusat penelitian
penyakit Alzheimer. Selain memfokuskan kepada standarisasi instrumen dan
metode, CERAD dapat menarik informasi dari riwayat perjalanan penyakit,
gejala klinisnya, neurofisiologismua, dan hubungannya dengan
neuropatologi;riwayat keluarga, perilaku dan perubahan kepribadian yang
terkait.
vi. Pemindaian otak2,6
Deteksi karakter yang abnormal pada pencitraan struktural (CT Scan dan
MRI) dan pencitraan fungsional seperti SPECT dan PET dapat membantu
dalam menentukan diagnosis diferensial.
a. CT-Scan
Dapat mengidentifikasi lesi otak (tumor), infark serebri, hematoma
subdural atau ekstradura, abses serebral, penyakit serebrovaskular dan atrofi
kortikal.
b. MRI
Hasil MRI dapat mengidentifikasi lesi pada penyakit serebrovaskular yang
mengindikasikan demensia vaskular.
Kriteria diagnostik
Terdapat beberapa kriteria diagnostik yang melibatkan tes kognitif dan
neurofisiologi pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular.
Diantaranya adalah:
Kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition,
text revision (DSM-IV-TR)4,6
Kriteria ini mempunyai sensitiviti yang baik tetapi spesifitas yang rendah.
Rumusan dari kriteria diagnostik DSM-IV-TR adalah seperti berikut:
Perkembangan defisit kognitif multipel terdiri dari:
Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari
informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari)
B. Penyakit serebrovaskular
Adanya tanda fokal pada pemeriksaan neurologi seperti hemiparesis,
kelemahan fasial bawah, tanda Babinski, defisit sensori, hemianopia, dan
disartria yang konsisten dengan stroke (dengan atau tanpa riwayat stroke)
dan bukti penyakit serebrovaskular yang relevan dengan pencitraan otak
(CT Scan atau MRI) seperti infark pembuluh darah multipel atau infark
strategi single (girus angular, thalamus, basal forebrain), lakuna ganglia
basal multipel dan substansia alba atau lesi substansia alba periventrikular
yang ekstensif, atau kombinasi dari yang di atas.
G. Diagnosis banding
- Penyakit Alzheimer1,2,3,10
Demensia akibat Alzheimer memiliki gejala klinis yang sangat mirip
dengan demensia vaskular, bahkan pada beberapa kasus demensia vaskular
disertai patologi daripada penyakit Alzheimer.
Biasanya demensia vaskular telah dibedakan dari demensia tipe
Alzheimer dengan pemburukan yang mungkin menyertai penyakit
serebrovaskular selama satu periode waktu. Walaupun pemburukan yang
jelas dan bertahap mungkin tidak ditemukan pada semua kasus, gejala
neurologis fokal adalah lebih sering pada demensia vaskular dibandingkan
pada demensia tipe Alzheimer, demikian juga faktor risiko standar untuk
penyakit serebrovaskular.
Gejala klinik Demensia vaskular Penyakit Alzheimer
TIA, stroke, faktor risiko
Riwayat penyakit
aterosklerosis seperti Diabetes Kurang
atherosklerosis
melitus, hipertensi
1 Abrupt onset 2
2 Stepwise deterioration 1
3 Fluctuating course 2
4 Nocturnal confusion 1
5 Preservation of personality 1
6 Depression 1
7 Somatic complaints 1
8 Emotional incontinence 1
9 History of hypertension 1
10 History of stroke 2
11 Associated atherosclerosis 1
Depresi2
Biasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang-kadang
keliru dan pelupa. Gejala-gejala berikut mirip dengan gejala penurunan
memori akibat dementia.
H. Terapi2,4
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:
Mencegah terjadinya serangan stroke baru
Menjaga dan memaksimalkan fungsi
Mengurangi gangguan tingkah laku
Meringankan beban pengasuh
Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya
Penatalaksanaan terdiri dari non-medikamentosa dan medikamentosa:
1. Non-Medikamentosa
a. Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan
beberapa cara untuk mengatasi defisit memori dengan lebih baik.
Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas
yang perlu dilakukan. Dengan ini stres dapat dikurangkan.
Melatih otak dengan mengingat kembali kegiatan sepanjang
hari sebelum tidur.
Menjauhi distraksi seperti Tv/Radio jika mencoba
berkonsentrasi.
Tidak tergesa-gesa mengerjakan sesuatu hal baru.
b. Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan risiko
demensia vaskular berhubungan dengan konsumsi lemak total.
Tingkat folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang rendah juga
berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan
faktor risiko stroke.
i. Diet DASH17
Beberapa studi intervensi gizi, the Trials of Hypertension
Prevention (TOHP) dan Dietary Approach to Stop
Hypertension (DASH) mendemostrasikan keberhasilan
pencegahan hipertensi dan menurunkan tekanan darah orang
dengan tekanan darah normal-tinggi. Pada studi TOHP,
ditargetkan berat badan berkurang 4,5 kg atau juga dengan
pembatasan sodium (target harian 80 mmol atau 80 mEq)
menurunkan insidensi hipertensi. Akan tetapi, perubahan
perilaku tidak dikaji lebih lanjut. Sementara penelitian dengan
DASH menunjukkan bahwa diet tinggi buah-buahan, sayuran,
dan produk susu nonlemak serta rendah rendah lemak total,
dapat menurunkan SBP rata-rata 6-11 mm Hg. Diet secara total
lebih efektif daripada hanya diet dengan penambahan sayur dan
buah. Faktor hipertensi merupakan salah satu penyebab VaD
yang signifikan, sehinga memodifikasi hipertensi dapat
memberikan efek yang cukup drastis bagi penurunan insidensi
demensia vaskular.
2. Medikamentosa2,6
a. Mencegah demensia vaskular memburuk
Progresifitas demensia vaskular dapat diperlambat jika faktor
risiko vaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes
diobati. Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke berulang.
Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada
defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan
clopidogrel.
Aspirin: mencegah platelet-aggregating thromboxane A2
dengan memblokir aksi prostaglandin sintetase yang seterusnya
mencegah sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak toleransi
terhadap terapi aspirin atau gagal dengan terapi aspirin.
Clopidogrel bisulfate: obat antiplatlet yang menginhibisi
ikatan ADP ke reseptor platlet secara direk.
KESIMPULAN