Professional Documents
Culture Documents
Fungsi Al Quran
Pendahuluan
Dalam Bab ini akan dibahas dua tema fungsi al Quran yaitu fungsi al quran
secara umum dan fungsi al Quran khusus berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek).
Dari kedua tema pokok bahasan tersebut diharapkan mahasiswa dapat
memahami dengan jelas fungsi al quran baik secara umum maupun yang
berkaitan dengan iptek.
Pertemuan ke- 1
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al Quran yang kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat saja yang semisal al
Quran itu sebagai penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu termasuk
orang yang benar.
Pertemuan- 2
Dalam kata IPTEK, terdapat dua makna, yaitu ilmu pengetahuan dan Teknologi.
Kata Ilmu dalam berbagai bentuknya dalam al Quran terulang 854 kali dalam al
Quran. Menurut Quraisy Shihab (1994:44) Kata ini digunakan dalam proses
pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan. Dari segi bahasa, Ilm
mengandung arti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Perhatikan misalnya kata alam (bendera), ulmat
(bibir sumbing), alaam (gunung-gunung), alamat (alamat), dan sebagainya.
Kata ini berbeda dengan kata arafa (mengetahui) aarif (yang mengetahui, dan
marifat (pengetahuan).
Allah SWT tidak dinamai arif, tetapi aalim, dengan kata kerja yalam
(Dia mengetahi). Dan biasanya al-Quran kata itu bagi Allah- untuk hal-hal
yang diketahui-Nya, walaupun gaib, tersembunyi, atau dirahasiakan. Perhatiakn
obyek pengetahuan berikut, yang dinisbahkan kepada Allah : Yalamu Maa
Yusirrun (Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan), Yalamu Maa fi al-
arhaam (Allah mengetahui apa yang didalam rahim) dan lain-lain sebagainya.
Dalam pandangan al Quran ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul atas makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi
kekhalifahan. Ini tercermin dalam kisah kejadian manusia pertama yang
dijelaskan al-Quran dalam surat al-Baqarah: (2:31).
Menurut al Quran manusia memiliki potensi untuk meraih imu dan
mengembangkannya atas izin Allah, karena itu bertebaran ayat-ayat yang
memrintahkan manusia menempuh berbagai cara dalam rangka memperoleh
ilmu pengtahuan itu. Sebagaimana berkali-kali pula al Quran menunjukkan
betapa tinggi kedudukan orang-orang yang berpengetahuan. Dalam pandangan
al-Quran seperti diisyaratkan dalam QS. Al alaq : 1-5. Ilmu terdiri dari dua
macam, yaitu pertama; ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia yang
dinamai dengan Ilm Ladunny, seperti diimformasikan antara lain dal QS. Al-Kahf
(18:65). Kedua, ilmu yang diperoleh atas usaha manusia dan yang dinamai Ilm
Kasby, ayat-ayat yang berbicara tentang Ilm Kasby jauh lebih banyak daripada
berbicara Ilm Ladunny.
Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan al-Quran terdapat
hal-hal yang ada tetapi tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri.
Ada wujud yang tidak nampak, sebagaimana dijelaskan oleh al Quran, antara
lain seperti firman Allah QS Al Haqqah (69:38-39). Yang artinya : Aku
bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan apa-apa yang kamu tidak lihat.
Dengan demikian, obyek ilmu meliputi batas-batas materi dan non
materi, fenomena dan nomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat,
diketahhui manusiapun tidak, sebagaimana firman Allah QS. An Nahl (16:8).
Dia menciptakan apa-apa yang tidak kamu ketahui.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan manusia amat
terbatas, karena itu wajar jika Allah mengatakan QS. Al Isra(17:85) Kamu
tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.
Ilm pengetahuan adalah ilmu pengetahuan kealaman (natural sciences), yaitu
ilmu pengetahuan mengenai alam dengan segala isinya, ilmu pengetahuan
kealaman, dapat dibagi menjadi ilmu kehidupan (life sciennce), yaitu ilmu
pengetahuan mengenai makhluk hidup di alam, serta ilmu kebendaan (physical
science), yaitu ilmu pengetahuan mengenai bend mati di alam. Sedangkan
teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi
suatu tujuan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai
himpunan sebab akibat yang disusun secara sistematis dari pengematan,
percobaan dan penalaran. Ilmu pengetahuan diawali oleh rasa ingin tahu
mengenai kejadian disekeliling kita, yang dilanjutkan dengan
mempertanyakannya serta tidak putus-putusnya.
Oleh karena itu, usaha terus menerus untuk mengkaji al Quran perlu
ddilakukan dan bahkan hukumnya menjadi fardhu ain bagi setiap ilmuan yang
akan melakukan riset terhaap alam semesta, menciptakan produk teknologi
merupakan hasil kerja dari orang-orang yang taat kepada tata tertib al Quran.
Al Quran merupakan sumber permasalahan yang layak untuk diriset. Yang
dimaksud disini bukan al Quran itu sendiri yang diriset, namun permasalahan
riset dapat saja muncul setelah orang membaca dan mengkaji al Quran.
Metode ini termasuk jenis induktif. Selain itu Islam juga mempersilakan kepada
para periset untuk menggunakan metode deduktif (yang sesungguhnya dalam
ayat lain yang hal ini termasuk juga pada deduksi al-Quran. Oleh karena itu jika
periset itu orang yang beriman maka tidak ada masalah untuk menggunakan
metode riset, apakah induktif maupun deduktif.
Al Quran sebagai prediktor. ( QS. Ar-Rum : (30: 41), Yusuf: (12: 47-48), tentang
syurga yang dijanjikan, bagi orang yang beriman dan beramal saleh.
Al Quran sebagai sumber motivasi.
Pada Teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil
teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguhpun hebat hasil teknologi, namun
jika diniatkan untuk menghancurkan sesama manusia, manghancurkan
lingkungan, maka sangat dilarang oleh ajaran Islam. Jadi teknologi bukan
sesutu yang bebas nilai. Demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan
tindakan zalim yang tak patut untuk dilanjutkan. Oleh karena teknologi haru
dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan
kemudahan, amar maruf nahi mungkar. Dan bukan untuk merusak, sehingga
menimbulkan bencana, Allah mengingatkan QS. Al-Qoshosh:77.
Sumber kebenaran ilmiah yang pertama adalah al Quran, dan yang kedua as
Sunnah. Dan masih ada sumber yang ketiga yaitu, alam semesta atau al
alamin, atau sebut saja al-Kaun. Jadi ketiga sumber motivator umat Islam
dalam penguasaan IPTEK adalah Al Quran, As Sunnah dan al Kaun.
Ketahuilah bahwa Islam adalah agama Allah yang serba benar dan serba ilmiah
sehingga selayaknya pula tidak dogmatik. Dogma itu adalah pendapat manusia
yang tidak berpijak pada tanda bukti kebenaran, jadi tanpa burhan atau hujjah
yang hak. Islaman al Quran menolak dogma dan menyatakan tidak ada dogma
dalam agama Allah seperti firman Allah, QS. 2: 256: Tidak ada dogma
(paksaan) dalam agama (Islam) ini, sesungguhnya telah jelas berbeda petunjuk
yang benar daripada yang sesat.
Dalam QS. An Naml : 64 Tunjukkanlah burhanmu, jika kamu memang
benar.
Bab II
Manusia sebagai Abdullah dan Khalifatullah fil ardhi.
Pertemuan ke 3
Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan tentang fungsi ganda manusia, yakni pertama
manusia sbagai abdullah (hamba Allah), yang penuh ketaatan menjalankan apa
yang diperintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya secara ihlas dan
konsisten. Kedua, manusia sebagai Khalifatullah fil ardhi, yang diberikan
kebebasan untuk memilih, berupaya dan berperan di dunia untuk meninkatkan
kesejahteraan ummat dan mmanfaatkan serta memelihara kelestarian dunia.
Didalam mengemban kedua fungsi tersebut diharapkan mahasiswa, umat Islam
giat belajar, berfikir, mendalami semua materi yang diajarkan an yang
dianjurkan agar dapat mengembangkan dan menggunakan Iptek sebagai
sarana untuk mencapai tujuan memenuhi fungsi kedua yaitu sebagai
Kholifatullah fil ardhi.
Manusia diturunkan di muka bumi ini mengemban kedua fungsi itu yaitu
sebagai bdullah (hamba Allah) dan sebagai Khalifatullah fil ardhi (wakil Allah di
muka bumi). Kalau Nabi Mahammad bin Abdullah sebagai Abduhu wa
Rasuluhu (yang terakhir), maka manusia secara kesaleluruhan menurut al
Quran yang diwahyukan kepada Muhammad Bin Abdullah adalah sebagai
Abduhu Wakhalifatuhu.