Professional Documents
Culture Documents
Muhlisol Lahudin
1312010019
Description
Menurut pandangan dari segi fisioterapi, penderita pasca stroke akan
mengalami gangguan atau keterbatasan dalam melakukan aktivitas seharihari
(AKS), aktivitas perawatan diri (APD) serta kemampuan untuk ambulasi. Tujuan
penelitian ini untuk melaksanakan asuhan keperawatan klien lansia pasca stroke
dengan hambatan mobilitas fisik di UPT. Panti Werdha Majapahit Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mengeksplorasi
masalah Asuhan Keperawatan Lansia pasca stroke dengan hambatan mobilitas
fisik di UPT. Panthi Werdha Mojokerto. Rencana asuhan keperawatan untuk
hambatan mobilitas fisik yaitu dengan latihan ROM (Range Of Motion) dan
evaluasi skala ADL (Activiti Daily Living). Kriteria hasil yang diharapkan adalah
pasien dapat meningkat dalam aktivitas fisik dengan mandiri sesuai kemampuan.
Jumlah partisipan 2 (dua) lansia pasca stroke dengan hambatan mobilitas fisik dan
dirawat di UPT. Panti Werda Mojokerto. Pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya dilakukan analisa data, reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian tanda dan gejala penyakit stroke yang dialami kedua
partisipan sama. Partisipan 1 mengalami hemiparesis sebelah kanan tubuh dan
partisipan 2 mengalami hemiparesis sebelah kiri tubuh yaitu kedua partisipan
mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan. Kedua partisipan bedresh
di tempat tidur dan keduanya beraktivitas menggunakan kursi roda. Kedua
partisipan mempunyai masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Awal
perencanaan tindakan pada partisipan 1 dan 2 samadan intervensi dilanjutkan.
Tindakan hari pertama pada pasien 1 dan 2 sama dan pada hari kedua masalah
belum teratasi intervensi dilanjutkan. Hasil perawatan antara partisipan 1 dengan
partisipan 2 sama masalah yang terjadi belum teratasi, sehingga intervensi
dilanjutkan.
Saran bagi perawat khususnya yang memberikan asuhan keperawatan pada
lansia pasca stroke sebaiknya melakukan latihan rentan gerak (ROM) secara
terprogram, bertahap, serta bila perlu berkonsultasi pada ahli fisioterapi.
Abstract
According to point view of physiotherapy, clients post-stroke will
experience interference or limitations in performing activities of daily living, self-
care activities, and the ability to ambulation. The purpose of this study was to
implement the nursing care of post-stroke elderly with physical mobility limitation
in UPT. Panti Werdha Majapahit Mojokerto.
This research using case study method to explore nursing care of post-
stroke elderly with physical mobility limitation in UPT. Panthi Werdha
Mojokerto. The nursing care plan for impaired physical mobility was the ROM
(Range Of Motion) exercise and ADL (Activiti Daily Living) evaluation. The
criteria of result that expected was patients could increase in physical activity by
self according to ability. The number of participants were two (2) elderly people
of post-stroke client with impaired physical mobility and treated in UPT. Panti
Werda Mojokerto. Collecting data through interviews, observation, and
documentation. Furthermore, it was done data analysis, data reduction, data
presentation, and conclusion.
The results of assessment, signs and symptoms of both participants were
similar. The first participant had hemiparesis on right side of body and the second
participants had hemiparesis on left of body. The clients can increase ADL
(activity daily living) by self according to ability. Both of participants rest in bed
and the move using wheel chair. Both participants had a nursing problem of
impaired physical mobility. Early planning of action to participants 1 and 2 was
continued intervention. On the second day the problem was not resolved,
intervention continued. Results of treatment on both participants were the same,
the nursing problem as not resolved, so intervention of nursing is to be continued.
Suggestions for nurses in particular are on the nursing care of the elderly
of post-stroke should do range of motion (ROM) programmed, gradually, and if
necessary do consultation to physiotherapist.
Latar belakang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang terjadi pada
pembuluh darah, akibatnya bisa bermacam-macam, salah satunya darah tinggi
(hipertensi), jika tidak tertanggulangi dan berlanjut akan sampai pada
komplikasinya yaitu penyakitstroke. Penyakit tidak menular (PTM) ini cenderung
lebih banyak menyerang pada usia lanjut karena berhubungan dengan proses
penuaan dan penyakit degeneratif (Kemenkes, 2012).
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO(World Health Organization) pada
tahun2011, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan
terus meningkat diseluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-
negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global
akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular
(penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke) 38,5%, kanker
(34%), penyakit kronis lainnya (10,3%). Dalam jumlah total, pada tahun 2030
diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak
menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini.
Menurut Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia menunjukkan
kecenderungan peningkatan pada kasus stroke baik dalam hal kematian, kejadian
maupun kecacatan, angka kematian berdasarkan umur adalah sebesar 15,9%
(umur 45-55 tahun), 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23.5% (umur >65 tahun)
(Riskesdas RI, 2013). Penyakit tidak menular di Jawa Timur diperkirakan pada
tahun 2020 sebesar 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke dan 23% terjadi
pada kelompok lansia (Kesmenkes RI, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan di
UPT. Panti Werdha Majapahit Mojokerto pada tanggal 08 juni 2016 didapatkan
angka kejadian lansia pasca stroke ada 5 pasien dalam satu tahun terakhir pada
tahun 2015.
Stroke pada kelompok lansia terjadi terutama karena faktor degeneratif
yaitu penebalan dinding pembuluh darah, sehingga menjadikannya mengeras dan
menyempit (arterioklerosis) yang dapat menyebabkan sumbatan (emboli). Hal ini
juga memungkinkan terjadi pecahnya pembuluh darah karena penyampitan
pembuluh darah menyebabkan jantung memompa darah lebih cepat. Secara umum
kurangnya aliran darah dan oksigen menyababkan serangkaian reaksi biokima,
yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf di otak (Nurarif & Kusuma,
2015).
Menurut pandangan dari segi fisioterapi penderita pasca stroke akan
mengalami gangguan atau keterbatasan dalam melakukan aktivitas seharihari
(AKS), aktivitas perawatan diri (APD) dan kemampuan untuk transfer dan
ambulasi. Selain itu penderita stroke ini juga potensial mengalami permasalahan
seperti kekakuan pada persendian, menurunya kapasitas paru dan terjadinya ulkus
(luka terbuka) tekan. Oleh karena itu upaya untuk mengurangi dampak dari stroke
maka sebagai seorang perawat harus memberikan intervensi yang tepat agar dapat
menghambat terjadinya ketergantungan fisik total, Salah satu pendekatan yang
dilakukan adalah terapi latihan gerak aktif dan pasif (ROM), positioning,
breathing exercise, teknik stimulasi, dan latihan aktifitas. Latihan ini berguna
untuk mengembalikan kemampuan gerak dan fungsional, untuk memanfaatkan
semaksimal mungkin kapasitas sel-sel otak yang masih sehat diperlukan latihan-
latihan yang pada hakikatnya merupakan proses (Pudjiastuti & Utomo, 2003),
serta untuk mempertahankan kemandirian lansia terutama aktivitas hidup sehari-
hari, sehingga lansia dapat hidup sehat dan berguna, yang perlu ditambahkan yaitu
adanya terapi TAKS (Terapi Aktivitas Kelompok Sosial) sehingga rasa
kebersamaan dan kekeluargaan terbina dan memodifikasi fasilitas yang ada
dengan pengaman (pagar untuk pegangan) agar lansia terhindar dari bahaya
terjatuh (Kusuma, 2010). Maka dengan dilaksanakannya asuhan keperawatan
gerontik diatas saya tertarik untuk memberikan perawatan kesehatan kepada lansia
pasca stroke dengan hambatan mobilitas fisik di UPT. Panti Werdha Majapahit
Mojokerto.
Metodologi
Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah partisipan 2 (dua) orang,
dengan kriteria yangdiambil pada partisipasi studi kasus ini adalah lansia pasca
stroke dengan hambatan mobilitas fisik dan dirawat di UPT. Panti Werda
Mojokerto. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Selanjutnya dilakukan analisa data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Simpulan
1. Pengkajian
Dari data hasil pengkajian tanda dan gejala penyakit stroke yang dialami
kedua partisipan sama. Partisipan 1 mengalami hemiparesis sebelah kanan
tubuh dan partisipan 2 mengalami hemiparesis sebelah kiri tubuh yaitu kedua
partisipan mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.Kedua
partisipan bedresh di tempat tidur dan keduanya beraktivitas menggunakan
kursi roda.
2. Diagnosis
Partisipan 1 dan 2 memiliki masalah keperawatan sama yaitu hambatan
mobilitas fisik. Partisipan 1 tanda dan gejala stroke cenderung pada hambatan
mobilitas fisik. Partisipan 2 tanda dan gejala stroke cenderung pada hambatan
mobilitas fisik
3. Intervensi
Awal perencanaan tindakan pada partisipan 1 dan 2 sama yaitu
mengajarkan dan mendukung klien dalam latihan gerak (ROM) aktif dan pasif,
yang berguna untuk menurunkan kekakuan sendi dan mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 sama yaitu
1x4 jam selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.
5. Evaluasi
Hasil perawatan antara partisipan 1 dengan partisipan 2 sama dan
keduanya partisipan ini mengalami stroke dan masalah yang terjadi belum
teratasi.
Rekomendasi
Pada penderita stroke dapat juga mengakibatkan hambatan mobilitas
fisik.Hambatan mobilitas fisik merupakan suatu keterbatasan dalam kemandirian
aktivitas seharihari, maka disarankan bagi penderita stroke untuk latihan gerak
dan mengkonsultasikan pada ahli fisioterapi sesegera mungkin guna untuk
menghindari dan menurunkan kekakuan sendi dan mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot.
Saran bagi perawat khususnya yang memberikan asuhan keperawatan pada
lansia pasca stroke sebaiknya melakukan latihan rentan gerak (ROM) secara
terprogram, bertahap, serta bila perlu berkonsultasi pada ahli fisioterapi.
Alamat koresponden :
- Email : muhlisollahudin86@gmail.com
- No. Hp : 085730707103
- Alamat : Dsn. Gumeno Rt/Rw 03/01 Ds. Sambongrejo Kab. Bojonegoro
Daftar pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2012.Gambaran penyakit tidak menular Di Rumah
Sakit Di Indonesia 2009-2010.Buletin jendela data dan informasi
kesehatan.http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/
buletin/buletin-ptm.pdf. (Diakses pada tanggal 19 juli 2016 pukul 20.10
wib).
World Health Organization (2011) Global status report non-communicable
diseases 2010.Geneva World Health Organization.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/bul
etin-ptm.pdf. (Diakses pada tanggal 19 juli 2016 pukul 20.10 wib).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.Riset
kesehatan dasar.Jakarta : Bakti Husada ; 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf. (Diakses pada tanggal 19 juli 2016 pukul 21.33 wib).
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Situasi kesehatan jantung 2013.Info datin pusat
data dan informasi kementrian dan kesehatan Indonesia.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i
nfodatin-jantung.pdf.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic- Noc Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction
Publishing Jogjakarta.
Pudjiastuti, S. S., & Utomo, B. (2003). Fisio Terapi Pada Lansia. Jakarta: Buku
kedokteran : EGC.
Kusuma, Y.L.H., 2015. Tingkat Ketergantungan Lansia Dalam Aktivitas Hidup
Sehari-Hari Di Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Jombang. Hospital
Majapahit, 2(1).
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2000). Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius.
Maryam, R. S., & dkk. (2012). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya.Jakarta:
Salemba Medika.
Brillianti, P. A. (2015). Hubugan Self-Management Dengan Kualitas Hidup
Pasien Pasca Stroke Di Wilayah Puskesmas Pisangan Ciputat. 12-17.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30628/1/PRETTY
%20ANGELINA%20BRILLIANTI-FKIK.PDF.(diakses tanggal 03agustus
2016pukul 22.49 WIB).
Cahyati, Y. (2011). Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Progam Magister
Keperawatan Peminatan Keperawatan Medikal Bedah Depok.
Perbandingan Latihan ROM Unilateral dan Latihan ROM Bilateral
Terhadap Kekuatan Otot Pasien Hemiparase Akibat Stroke Iskemik Di
RSUD Kota Tasikmalaya dan RSUD Kab. Ciamis , 31-35.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20282727-T%20Yanti%20Cahyati.pdf.
(diakses tanggal 03agustus 2016pukul 23.15 WIB).
Puspitaningsih, Dwi harini. Kartiningrum, Eka diah & Puspitasari, Widya. 2015.
Panduan studi kasus d3 Keperawatan. Politeknik Kesehatan Majapahit
Mojokerto.