Professional Documents
Culture Documents
STROKE HEMORAGIK
Oleh
I1A009011
Pembimbing
BANJARMASIN
Desember, 2013
1
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. F
Umur : 47 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status : Kawin
II. ANAMNESIS
Perjalanan Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kelemahan yang sudah dirasakan pasien sejak
sepeda saat pulang kerja kerumah. Kelemahan dirasakan di sisi kiri tubuh
pasien. Pasien merasa tangan dan kakinya mulai kebas, selain itu pasien
2
juga merasa sakit kepala dan mual muntah. Kemudian tangan dan kaki
pasien lumpuh(tidak bisa digerakkan) dan pasien juga sulit berbicara. Tidak
ada keterangan bahwa pasien sempat bicara pelo. Pasien juga tidak
BAB disangkal. Pasien juga sempat mengeluh sakit kepala dan muntah.
Menurut keluarga, pasien suka makanan yang asin dan berlemak. Pasien
juga mengaku tidak perna memeriksakan tekana darah sehingga tidak tau
memiliki riwayat darah tinggi atau tidak dan mengaku tidak memiliki
kencing manis.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan seperti pasien,
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu : 36,7oC
3
Kepala/Leher :
Toraks
Penyerapan : baik
Kemauan : baik
Psikomotor : hipoaktif
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Pembicaraan : Normal
Kepala :
4
Besar : Normal
Asimetri : (-)
Tortikolis : (-)
Muka:
Mask/topeng : (-)
Miopatik : (-)
Fullmoon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Brudzinski I : (-/-)
Brudzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
5
Yojana Penglihatan normal normal
Kanan Kiri
Pupil
Lebar 3 mm 3 mm
6
N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Waktu Gerak
Bersiul : normal
7
Memperlihatkan gigi : kiri tertinggal
Hyperakusis : (-)
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Cochlearis : tdl
Bagian Motorik:
Menelan : normal
Bagian Sensorik:
8
N. Accesorius
Kanan Kiri
N. Hypoglossus
Atrofi : (-)
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
5 3
5 3
Besar Otot :
Atrofi :-
Pseudohipertrofi :-
Palpasi Otot :
Nyeri :-
Kontraktur :-
Konsistensi :-
9
Tonus Otot : Lengan Tungkai
Hipotoni - + - +
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomenon
Gerakan Involunter
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Fasikulasi : -/-
Myoklonik : -/-
5 Sistem Sensorik
Kiri/Kanan
Rasa Eksteroseptik
10
- Rasa raba ringan : kurang/normal
Rasa Proprioseptik
Rasa Enteroseptik
Rasa Kombinasi
- Stereognosis : kurang/normal
- Barognosis : kurang/normal
- Grapestesia : kurang/normal
Fungsi luhur
- Apraxia : (-)
- Alexia : (-)
- Agraphia : (-)
- Fingerognosia : (-)
- Acalculia : (-)
11
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
- Refleks kulit dinding perut : sebelah kanan (+) dan kiri (+)
Refleks Patologis :
Tungkai
Schaffer : -/-
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Snout : (-)
12
Sucking : (-)
Palmomental : (-)
- Salivasi : normal
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
8. Pemeriksaan PA
Tidak dilakukan
13
9. Pemeriksaan radiologik
CT-scan :
14
Soft tissue dan skeletal normal.
15
MID % 10,1 4,0-11,0 %
Neutrofil # 8,10 2,50-7,00 Ribu/ul
Limfosit # 1,2 1,25-4,00 Ribu/ul
MID # 1,1 - Ribu/ul
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa Darah Sewatu 144 <200 mg/dL
(BSS)
HATI
SGOT 19 0 46 U/l
SGPT 14 0 45 U/l
GINJAL
Ureum 28 10 50 mg/dL
Creatinin 0,9 0,6 1,2 mg/dL
16
RESUME
1. ANAMNESIS :
tubuh bagian kiri sebelum masuk rumah sakit yang disertai dengan nyeri
kepala, muntah.
2. PEMERIKSAAN
Interna
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Status Neurologis
17
Motorik : kekuatan otot lengan ka/ki 5/3, tunkai ka/ki 5/3
Reflek fisiologis BPR : +/++, TPR: +/+, KPR : +/++, APR : +/+
3. DIAGNOSIS
4. PENATALAKSANAAN
Pasang DC
18
PEMBAHASAN
dengan keluhan utama Kelemahan sisi tubuh bagian kiri sebelum masuk rumah
sakit yang disertai dengan nyeri kepala, mual, muntah, kebas. Keluhan muncul
Pada pemeriksaan motorik didapatkan adanya kelemahan pada tangan dan tungkai
kiri dengan kekuatan otot +3 pada sisi tubuh bagian kiri. Pada pemeriksaan N. VII
didapatkan bibir pasien berada pada sisi kiri ketika senyum. Pemeriksaan reflex
fisiologis, terdapat peningkatan reflex pada BPR dan KPR di sisi tubuh sebelah
kiri dibandingkan bagian tubuh sebelah kanan. Sedangkan refleks TPR dan APR
didapatkan sama pada kedua sisi tubuh. Pada pemeriksaan tonus otot dan
pemeriksaan sensorik didapatkan hipotoni hasil yang menurun pada sisi tubuh
terkini dari stroke bergantung pada pemeriksaan klinis dokter dan didukung lebih
dapat digunakan untuk mendiagnosis stroke pada fase akut, membedakan tipe
stroke, atau bahkan memprediksi serangan stroke inisial atau rekuren akan sangat
19
Faktor risiko ialah faktor yang menyebabkan seseorang lebih rentan/mudah
faktor risiko dari stroke yang tidak dapat diubah adalah usia tua, jenis kelamin
pria, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke. Sedangkan faktor risiko dari stroke
Dari faktor risiko diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang
dapat diubah pada pasien ini adalah usia riwayat hipertensi yang tak terkontrol.
Faktor risiko tak dapat diubah pada pasien adalah jenis kelamin pria dan usia yang
gambaran klinis yang relatif mudah untuk dibedakan namun tetap harus
20
Kesadaran menurun ++ +/-
Bradikardi +++ (dari hari 1) +
Perdarahan di retina ++ -
Papil edema + -
Kaku kuduk, Kernig, ++ -
Brudzinski
Ptosis ++ -
Lokasi Subkortikal Kortikal/subkortikal
pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya
di batang otak dan serebelum. Gejala klinis yaitu onset perdarahan bersifat
mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala
prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah,
disertai kejang fokal / umum. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil
primer. Gejala klinis yaitu onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti
mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.
21
Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit
hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan
pernafasan.6,7
memenuhi kriteria seperti yang ada pada tabel diatas yaitu awal terjadinya yang
sangat tiba-tiba dan disertai dengan nyeri kepala. Pasien mendapat serangan saat
penurunan kesadaran. Kuat dugaan pasien ini mengalami stroke hemoragik. Satu-
satunya cara yang akurat untuk dapat mendiagnosis stroke hemoragik dan non-
1. Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau perlu.
Pada kasus ini pasien tidak diberikan oksigen karena pernapasan pasien
masih baik.
agar perfusi oksigen dan glukosa ke otak tetap optimal untuk menjaga
metabolisme otak.
otak, bila ada kejang segera berikan diazepam atau dilantin intravena
22
secara perlahan. Keluhan kejang tidak ditemukan lagi saat pasien dirawat
di RSUD Ulin.
bila ada inkontinensia urin. Pada pasien ini telah dipasang kateter sejak
NGT. Pasien masih dapat makan sendiri tanpa nutrisi melalui NGT.
Terapi yang diberikan pada penderita ini adalah IVFD NaCl 20 tetes/menit
untuk maintenance cairan yang adekuat dan produksi urin dipantau dengan kateter
dan Inf M20 200CC lanjut 6x100cc/ 4 jam, injeksi Brainact 2 x 250 mg sebagai
mencegah timbulnya stress ulcer karena intake yang tidak adekuat dan
amp untuk mencegah timbulnya perdarahan lanjutan pada otak. Kemudian untuk
per oral diberikan Valsartan 1x80 mg (pagi) dan Amlodipin 1x10 mg (sore)
dengan warfarin. Faktor rekombinan VIIa dapat dengan cepat menurunkan ratio
23
Tujuan rehabilitasi pada penderita stroke adalah:2,6
24
DAFTAR PUSTAKA
Rakyat.
Rakyat.
2005.
25