You are on page 1of 19

PEMERIKSAAN FISIK DADA - PARU

Skenario
Anda adalah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran UGM. Saat ini anda sedang
menjadi tenaga sukarela P3K pada Lomba Senam Jantung Sehat. Sesaat setelah
lomba berlangsung, seorang peserta lomba masuk ruangan P3K dan meminta anda
untuk memeriksa jantung dan paru-parunya.

Pertanyaan
1. Preparat apa saja yang perlu dipersiapkan untuk pemeriksaan paru-paru dan
jantung?
2. Apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan paru-paru dan jantung
sebelum latihan dibandingkan dengan setelah latihan?

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami langkah-langkah dalam dasar-dasar pemeriksaan fisik dada-paru
dan jantung-pembuluh darah.
2. Memahami metode dan prosedur dalam menggunakan peralatan yang
diperlukan untuk pemeriksaan dada - paru dan jantung-pembuluh darah.
3. Mampu melaporkan hasil pemeriksaan dada - paru dan jantung-pembuluh
darah.

Hasil Pembelajaran yang Diharapkan


Mahasiswa diharapkan menjadi berkompeten dalam pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik dada-paru dan jantung-pembuluh darah.
1. Setelah melakukan teknik pemeriksaan dada - paru, mahasiswa mampu
melakukan:
Inspeksi: tingkat retraksi otot, pembengkakan nodus limfe, anomali kulit,
pembengkakan organ, dan ekspansi dada selama respirasi.
Palpasi: rasa sakit, massa, fremitus taktil, ekspansi paru-paru
Perkusi: perbedaan perkusi di dada bagian sebelah kanan, kiri, atas dan bawah.
Auskultasi: mengetahui perbedaan suara tracheal dan vesikular.

2. Setelah melakukan teknik pemeriksaan jantung-pembuluh darah, mahasiswa akan mampu


untuk melakukan:
Inspeksi : menguji ictus cordis, anmolai dinding dada
Palpasi : menguji ictus cordis.
Perkusi : mengetahui lokasi kiri, kanan, bagian atas dan bagian bawah jantung.
Sesuai dengan kontur jantung.
Auskultasi : memahami pendengaran suara (S1 dan S2) dasar.

3. Mahasiswa dapat melaporkan hasil pemeriksaan dada paru dan jantung pembuluh darah.

Hubungan dengan Ketrampilan Lain


Untuk melakukan ketrampilan dalam Blok 1.2. (Pemeriksaan Tanda Vital dan
Thoraks), mahasiswa harus mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar seperti pada
Blok 1.1 dan memahami anatomi serta fisiologi dada, paru-paru, dan jantung.
Ketrampilan dalam Blok 1.2 diperlukan untuk mempelajari ketrampilan klinis lanjut
pada Blok 1.6 (Pasien Simulasi), Blok 2.6 (Pilihan), Blok 3.1 (Keluhan Dada), dan Blok
4.1 (Keadaan Darurat).
Penilaian
Prosedur kerja digunakan sebagai metode pengajaran. Skor minimal pada akhir
blok adalah 80.

Latihan Mandiri
Tujuan dari latihan mandiri adalah untuk meningkatkan skor / nilai prosedur
pemeriksaan sampai dengan 80.

Program Belajar

Tabel 1. Program Pembelajaran

No. Isi Yang Terlibat Keterangan


1. Pembukaan:
- Berdoa. 15 menit
- Penjelasan dan Instruktur
persiapan bahan Mahasiswa Bahan:
- Skenario dan pretest. Alkohol
- Tujuan pembelajaran. Stetoskop
- Simulasi yang (stetoskop latihan
dilakukan oleh beberapa mahasiswa dan stetoskop
(dilakukan oleh mahasiswa yang tunggal)
telah mempersiapkan diri mereka Sphygmomanomet
sendiri atau dipilih oleh instruktur) er Thermometer
- Komentar dari
instruktur dan mahasiswa
2. Kegiatan Utama:
- Sesi Praktek. Tiap Mahasiswa terbimbing 80 menit
kelompok terdiri dari 3-4
mahasiswa, yang berperan sebagai checklist
pasien, dokter, penilai (setiap
mahasiswa harus bergabung dalam
simulasi). Peran sebagai dokter,
pasien dan penilai dilakukan secara
bergantian.
- Jika hanya terdapat
dua mahasiswa dalam satu
kelompok, mereka berdua harus
menjadi pasien.
- Jika terdapat lebih dari
3 mahasiswa, 2 mahasiswa
berperan sebagai pasian dan
lainnya sebagai dokter dan penilai
pada putaran pertama. Lalu
mahasiswa yang ketiga berperan
sebagai pasien pada putaran ke
dua, dan pasien pada putaran
pertama sebagai dokter.
- Pemeriksaan performa
jantung dan paru-paru.
- Tanggapan langsung
dari para mahasiswa.
- Diskusi: Seluruh
pertanyaan pada rencana kerja
ditujukan langsung pada instruktur.
3. Penutupan:
- Refleksi, hasil ujian Instruktur 25 menit
dibandingkan dengan checklist.
- Penjelasan tugas untuk
meningkatkan keahlian dengan
Belajar Mandiri.
- Mengingatkan para
mahasiswa mengenai pentingnya
keahlian sebagai dasar dari
pemeriksaan fisik yang akan
diajarkan pada blok selanjutnya.
- Refleksi oleh para
mahasiswa mengenai sesi praktek
(untuk Keahlian Laboratorium)
- Berdoa.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan toraks jantung dan paru-paru
ada pada tabel 2.
Tabel 2. Instrumen dan alat bantu dalam pemeriksaan tanda vital, thoraks,
paru-paru, dan jantung

Termometer air raksa Oral, axilla, rectal


Termometer Elektrik Digital
Termometer Inframerah
Sphygmomanometer - Mercury
- Jarum
- Digital
- Bed Side Monitor
Denyut - Manual (jam tangan)
- Elektrik/digital
Tempat pemeriksaan Meja, meja peralatan, dan tempat
tidur
Stetoskop
Lampu Senter Pena
Pensil dan kertas
Pengukur berat/tinggi badan
Jubah Pemeriksaan
Kain penutup
Sarung tangan disposable

STRUKTUR DAN FISIOLOGI


Untuk menjelaskan tanda-tanda fisik dalam dada secara akurat, maka penguji harus
memahami bentuk topografi dinding dada. Tanda-tanda klinis yang penting adalah sebagai
berikut: sternum, clavicula, incisura suprasternalis, angulus sternomanubrialis, linea
midsternalis, linea para sternalis, linea midclavicularis, linea axillaris anterior, linea axillaries
media, linea axillaris posterior, linea scapularis, dan linea midspinalis.
Incisura suprasternalis terletak pada ujung sternum dan dapat dirasakan sebagai tekanan
pada pangkal leher. Angulus sternomanubrialis biasanya dikenal sebagai Louis angle. Igir
bertulang ini berada sekitar 5 cm di bawah incisura suprasternalis. Apabila anda memindahkan
jari anda pada igir secara lateral, rusuk yang terdekat yang anda rasakan adalah rusuk kedua.
Ruang antara rusuk kedua merupakan spasi interkostal kedua. Dengan menggunakan hal ini
sebagai titik patokan, anda seharusnya dapat mengidentifikasi tulang rusuk dan bagian anterior
dari spasi interkostal. Cobalah melakukan hal ini pada diri anda sendiri.
Untuk menandai area pada permukaan dada, beberapa garis imajiner anda bayangkan
dengan menggariskannya pada area anterior dan dada posterior, yang merupakan garis
midsternal, garis midcalvicular (gambar 1), garis anterior axillary, garis medial axillary (gambar
2), garis scapular dan garis midspinal / garis vertebra (gambar 3).

Gambar 1. Toraks anterior (tampak oblique)


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007.

Gambar 2. Toraks lateral (tampak oblique)


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007.

Gambar 3. Toraks posterior (tampak oblique)

Fissura interlobaris, yang ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5, terletak di antara


cuping paru-paru. Baik paru-paru kiri maupun kanan memiliki sebuah fissura
obliqua, yang dimulai dari dada anterior pada level rusuk ke enam pada linea
midclavicularis dan terbentang secara lateral ke atas sampai ke rusuk ke lima pada
line axillaris media, yang berakhir pada dada posterior pada prosesus spinosus
vertebra thoracalis 3 (T3). Cuping kanan bawah terletak di sebelah kanan oblique
fissure; kanan atas dan tengah cuping superior terhadap oblique fissure kiri. Fissura
horizontalis muncul hanya pada sebelah kanan dan membagi cuping kanan atas
dengan cuping kanan bawah. Fissura horizontalis tersebut terbentang dari rusuk
kelima pada batas sternal sampai rusuk kelima pada linea-midaxillaris.

Gambar 4. Topography permukaan dan fissura interlobaris bawah, anterior and posterior
Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007.

Gambar 5. Topography permukaan dan fissura interlobaris bawah, tampak lateral kanan dan kiri
Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007.

Paru-paru terbentang secara superior sekitar 3-4 sm di atas medial akhir dari clavicula.
Batas inferior dari paru-paru membentang sampai rusuk ke enam pada garis midcavicular,
rusuk ke delapan pada taris midaxillary, dan posterior antara 9 thoracic vertebra (T9) dan 12
th th

thoracic vertebra (T12). Variasi ini berhubungan dengan respirasi. Bifurkasio trakhea, carina,
terletak di belakang angulus Louis pada tinggi yang kira-kira sama dari thoracic vertebra ke-4
(T4) pada dada posterior. Hemidiafragma kanan pada akhir ekspirasi terletak pada level rusuk
ke lima secara anterior dan thoracic vertebra ke-9 (T9) secara posterior. Adanya liver pada sisi
kanan membuat hemidiafragma sedikit lebih tinggi daripada yang kiri. Selama pernafasan
sesaat (quiet breathing), kontraksi otot muncul hanya selama inspirasi. Ekspirasi adalah pasif,
yang dihasilkan dari elastic recoil dari dada dan paru-paru.
PEMERIKSAAN FISIK

Alat yang paling penting untuk pemeriksaan dada adalah stetoskop

Setelah penilaian umum terhadap pasien, pemeriksaan dada posterior dilakukan saat
pasien masih duduk. Tangan pasien hendaknya dilipat pada pangkuan mereka. Setelah
pemeriksaan dada posterior selesai, pasien diminta untuk berbaring; pemeriksa hendaknya
mencoba memberikan gambaran area paru-paru.
Jika pasien adalah laki-laki, maka pakaian hendaknya diangkat dari pinggangnya. Jika
pasien adalah perempuan, maka pakaian hendaknya tetap dipakai untuk mencegah kejadian
yang tidak perlu atau memalukan dengan terlihatnya payudara. Pemeriksa harus berdiri
menghadap pasien.
Pemeriksaan bagian anterior dan dada posterior termasuk hal-hal berikut:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Penilaian Secara Umum


Inspeksi Ekspresi Wajah Pasien
Apakah pasien sedang berada pada tekanan akut? Apakah terdapat hembusan
sengau atau kerutan lipatan pernapasan? Hembusan sengau merupakan gerakan
keluar dari nares saat menarik nafas. Hal ini terlihat pada berbagai kondisi yang
menyebabkan peningkatan pada saat bernafas. Apakah terdapat tanda-tanda suara
nafas, seperti stridor dan menciut? Hal ini berhubungan dengan obstruksi terhadap
aliran udara. Apakah ada sianosis?

Inspeksi Postur Pasien


Pasien dengan penyakit obstruksi saluran udara cenderung memilih posisi di mana
mereka dapat menyokong lengannya dan menempatkan otot bahu dan leher dalam
posisi yang benar untuk membantu respirasi. Teknik umum yang digunakan oleh
pasien dengan obstruksi bronchial adalah mendekap sisi tempat tidur dan
menggunakan otot latissimus dorsi untuk membantu mengatasi meningkatnya
resistensi aliran selama ekspirasi. Pasien dengan orthopnea dipersilahkan tetap
duduk atau berbaring pada beberapa tumpuk bantal.

Inspeksi Leher
Apakah pernafasan pasien dibantu dengan otot bantuan? Menggunakan otot
bantuan merupakan salah satu tanda paling awal dari obstruksi aliran pernafasan.
Pada tekanan respiratory, otot trapzius dan sternocleidomatoid berkontraksi selama
inspirasi. Otot bantuan membantu dalam ventilasi; keduanya mengembangkan
tulang selangka (clavicle) dan dada anterior untuk meningkatkan volume paru-paru
dan menghasilkan tekanan intrathoracic negatif. Hal ini dihasilkan pada retraksi otot
fossae supraclavicular dan intercostales. Gerakan ke atas dari tulang selangka lebih
dari 5 mm selama respirasi berhubungan dengan penyakit obstruksi paru-paru yang
parah.
Inspeksi Konfigurasi Dada
Berbagai kondisi dapat bertentangan dengan ventilasi yang cukup, dan konfigurasi
dada dapat mengindikasikan penyakit paru-paru.

Gambar 6. Konfigurasi dada yang umum ditemukan


Sumber: Swartz M.H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. EGC. 1995

Menilai Pola dan Kecepatan Pernafasan


Orang dewasa normal melakukan 16-24 kali pernafasan per menit. Bradypneu
merupakan perlambatan respirasi abnormal (kurang dari 14 kali pernafasan per
menit); tachypneu adalah peningkatan abnormal (lebih dari 24 kali pernafasan per
menit). Apneu adalah penghentian nafas sementara. Hyperpneu adalah
peningkatan pernafasan yang dalam (depth of breathing), biasanya berhubungan
dengan asidosis metabolik. Hal ini juga dikenal dengan nama pernafasan Kussmaul.
Terdapat banyak jenis pola pernafasan abnormal. Gambar 7 menggambarkan dan
mengurutkan jenis pernafasan abnormal lainnya.

Gambar 7. Type Pernafasan


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and
History Taking. 9th edition. Lippicott Williams & Wilkins. 2007

Jenis pernafasan
Pada perempuan yang sehat, umumnya pernafasan thoracic lebih dominan yang
dinamakan jenis thoraco-abdominal. Sementara pada laki-laki yang sehat,
pernafasan abdominal lebih dominan dan dinamakan jenis abdomino-thoracal.

Inspeksi Tangan
Apakah terjadi clubbing? Temuan awal dari clubbing adalah kehilangan sudut antara
kuku dan phalanx terminal. Lihat pada Gambar 8.3 di mana indeks jari normal
dibandingkan dengan indeks clubbing finger yang parah dari pasien yang menderita
carcinoma bronchogenis.

Gambar 8. Clubbing finger


Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5th edition.
Philadelphia.
WB Saunders Company. 2007.

Dada posterior
Sekarang beralih ke belakang pasien untuk memeriksa dada posterior.

Inspeksi
Selama pengamatan inspirasi: pergerakan lateral rusuk, pelebaran sudut
apigastrik, dan pembesaran ukuran bagian anteroposterior dada.
Selama pengamatan ekspirasi: retraksi rusuk, penyempitan sudut epigastrik,
dan pengecilan ukuran anteropstrior dada.
Juga, pengamatan menggunakan otot pernafasan tambahan.

Palpasi
Palpasi digunakan untuk memeriksa hal berikut ini:
Area tenderness
Simetrisitas ekskursi dada
Fremitus taktil

Palpasi tenderness
Palpasi dengan kuat dengan jari anda area dada di mana pasien merasakan ada
tenderness. Ketuk dengan lembut punggung pasien dengan kepalan tangan anda.
Keluhan rasa sakit di dada mungkin berhubungan dengan penyakit musculokeletal
lokal dan tidak berhubungan dengan penyakit jantung atau paru-paru. Cermatlah
dalam memeriksa area tenderness.
Mengevaluasi Ekskursi Dada posterior
Tingkat simetris ekskursi dada dapat ditentukan dengan menempatkan tangan
dalam posisi rata pada punggung pasien dengan jempol paralel terhadap garis
tengah pada kira-kira level rusuk kesepuluh dan menarik sedikit kulit melalui garis
tengah. Pasien diminta untuk menghirup nafas dalam-dalam, dan gerakan tangan
dicatat. Gerakan tangan seharusnya simetris. Penyakit pulmonary lokal dapat
menyebabkan salah satu sisi kurang bergerak dibandingkan sisi lainnya. Cara
menempatkan tangan dapat dillihat pada gambar 9.

Gambar 9. Posisi tangan pada pemeriksaan dada posterior

Prinsip Fremitus Taktil


Kata yang diucapkan dapat menghasilkan vibrasi yang dapat didengar jika
pemeriksa menggunakan stethoskop pada dada untuk mendengarkan suara paru-
paru. Ini dinamakan fremitus vokal. Jika penguji melakukan palpasi dinding dada
saat pasien berbicara, vibrasinya dapat dirasakan. Ini dinamakan fremitus taktil.
Suara ditransfer dari larynx melalui cabang bronkhus ke parenchyma paru-paru dan
dinding dada. Fremitus taktil memberikan informasi penting mengenai kepadatan
jaringan paru-paru dan rongga dada. Kondisi yang meningkatkan densitas paru-paru
dan menyebabkannya menjadi lebih tebal seperti konsolidasi meningkatkan
konduksi fremitus taktil. Kondisi klinis yang menyebabkan pengurangan konduksi
suara akan mengurangi fremitus taktil. Jika terdapat sejumlah besar jaringan lemak
pada dada, udara atau cairan pada lubang dada atau jika paru-paru mengalami
kelebihan perluasan, fremitus taktil akan menurun.

Evaluasi Fremitus Taktil


Fremitus taktil dapat dievaluasi dalam dua cara. Pada teknik yang pertama,
penguji menempatkan sisi ulnar dari tangan kanan pada dinding dada pasien,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10 dan meminta pasien untuk mengatakan
ninety-nine. Fremitus taktil diuji, dan tangan penguji berpindah ke posisi
koresponden pada sisi lainnya. Fremitus taktil pada sisi lainnya kemudian dievaluasi
dan dibandingkan. Dengan memindahkan tangan dari sisi ke sisi dan dari atas ke
bawah, penguji dapat mendeteksi perbedaan dalam transmisi suara ke dinding
dada. Jika pasien berbicara lebih kencang atau lebih dalam, sensasi tactile semakin
kuat. Fremitus taktil harus dievaluasi pada enam lokasi yang ditunjukkan pada
Gambar 11.
Metode lainnya dalam mengevaluasi fremitus taktil adalah menggunakan sidik
jari daripada menggunakan sisi ulnar tangan. Posisi sisi ke sisi dan atas ke bawah
yang sama yang ditunjukkan pada Gambar 10 juga digunakan. Evaluasi fremitus
taktil hanya dapat dilakukan dengan satu teknik ini. Penguji seharusnya mencoba
kedua metode ini sebelumnya untuk menetukan metode mana yang akan dipilih.
Gambar 10. Teknik pemeriksaan fremitus taktil
Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5 th edition. Philadelphia.
WB Saunders Company. 2007

Gambar 11. Lokasi pemeriksaan fremitus taktil


Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5th edition. Philadelphia. WB
Saunders Company. 2007

Prinsip Perkusi

Perkusi mengacu pada pengetukan pada permukaan untuk menentukan struktur


yang ada. Hal ini sama dengan radar atau sistem deteksi echo. Pengetukan antar
rusuk pada dinding dada ditransmisikan ke jaringan di bawahnya, dipantulkan
kembali, dan ditangkap oleh pengindera suara dan taktil pemeriksa. Suara yang
terdengar dan sensasi taktil yang dirasakan tergantung pada rasio udara-jaringan.
Vibrasi yang dimulai oleh perkusi dada memungkinkan penguji untuk mengevaluasi
jaringan paru-paru sampai kedalaman 5-6 cm, namun perkusi adalah sangat
penting karena banyak perubahan dalam rasio udara-jaringan yang kemudian
muncul.

Perkusi pada organ padat, seperti liver, menghasilkan suara yang redup,
amplitudo rendah, dan dengan durasi pendek tanpa resonansi. Perkusi pada
struktur yang mengandung udara dalam jaringan, seperti paru-paru, menghasilkan
resonansi, amplitudo yang lebih tinggi, dan nada yang lebih rendah. Perkusi pada
struktur cekung yang mengandung udara seperti perut, menghasilkan suara yang
tympanic, nada tinggi, dengan kualitas yang tidak jelas. Perkusi pada massa otot
yang besar seperti paha, menghasilkan suara datar dengan nada yang tinggi.
Normalnya pada dada, keredupan pada jantung dan resonansi pada daerah
paru-paru adalah keras dan terasa. Seperti pada paru-paru yang terisi cairan dan
menjadi lebih padat, seperti pada pneumonia, resonansi digantikan oleh keredupan.
Istilah hiperresonansi telah diterapkan pada suara perkusi yang tidak berasal dari
paru-paru dengan peningkatan kepadatan, seperti yang ditemukan pada
emphysema. Hiperresonansi-nya adalah dengan nada rendah, dengan kualitas
samar dan resonansi tetap terjadi pada timpani.

Table 3. Karakteristik suara berdasarkan perkusi dan lokasi


Suara Intensitas Nada Durasi Kualitas Lokasi
relatif relatif relatif
Datar Lembut Tinggi Pendek Datar Otot
Redup Lembat Tinggi Intermedie Seperti- liver, kandung
sampai t berdebuk kemi penuh,
sedang Uetrus saat
hamil
Sedang
Resosnansi sampai Rendah Panjang Samar Paru-paru normal
besar
Hiperresonansi Sangat Sangat Panjang Berecho Seperti paru
besar rendah Hyperinflated
pada
emphysema
Tympanic Besar Tinggi Intermedie Seperti Udara dalam
t drum perut, udara
dalam intestine

Sumber: Lynn Bickley, Bates A Guide to Physical Examination and Hystory Taking 9th edition. 2007. JB Lippicott
Company. Philadelphia.

Teknik perkusi
Teknik perkusi digambarkan pada Gambar 12. Cobalah melakukan perkusi pada
diri anda sendiri. Ketuk pada paru-paru kanan (resonansi), perut (timpani), liver
(redup) dan paha (datar).

Gambar 12. Teknik perkusi

Perkusi pada Dada posterior


Lokasi pada dada posterior untuk perkusi adalah di atas, antara dan di bawah
scapulae pada ruang intercostal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13. Tulang
skapula tidak di perkusi. Pemeriksa harus memulai dari atas dan turun ke bawah,
dimulai dari sisi ke sisi, membandingkan satu sisi dengan sisi lainnya.

Gambar 13. Perkusi posterior dan lokasi auskultasi


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007.

Perkusi juga digunakan untuk mendeteksi pergerakan diafragmatik. Pasien diminta


untuk mengambil nafas dalam-dalam dan menahannya. Perkusi pada dasar paru-
paru kanan menentukan area terendah resonansi, yang menunjukkan area
diafragma yang paling rendah. Di bawah level ini adalah keredupan dari liver. Pasien
kemudian diminta untuk menghela nafas sebanyak mungkin, dan perkusi
dilanjutkan. Dengan eskpirasi, kontraski paru-paru dan gerakan liver, dan area yang
sama menjadi redup yang merupakan gerakan redup ke atas. Perbedaan antara
inspirasi dan ekspirasi ditunjukkan dalam pergerakan diafragma, yang secara
normal sebesar 4-5 cm. Pada pasien dengan emphysema, gerakannya adalah
berkurang. Pada pasien dengan kelumpuhan saraf, gerakan diafragmatik tidak akan
ditemukan. Tes ini digambarkan pada gambar 14a dan gambar 14b.

Gambar 14a. Teknis memeriksa pergerakan diafragma. Selama respirasi, pada gambar
yang kiri, perkusi pada intercostalis spatium kanan ke tujuh secara posterior pada
midscapular line akan menjadi sonor dikarenakan adanya paru-paru di bawahnya. Selama
ekspirasi, pada gambar sebelah kanan, pulmonary dan diafragma naik. Perkusi pada area
yang sama akan menimbulkan suara redup karena adanya pulmonary di bawahnya.
Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5th edition. Philadelphia. WB
Saunders Company. 2007
Gambar 14b. Teknik pemeriksaan pergerakan diafragma atau resonansi paru-paru
Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9th edition. Lippicott
Williams & Wilkins. 2007

Auskultasi
Auskultasi adalah teknik mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.
Auskultasi dada digunakan untuk mengidentifikasi suara paru-paru. Stetoskop yang
biasanya digunakan memiliki dua kepala: bell dan diafragma. Bell digunakan untuk
mendeteksi suara bernada rendah, dan diafragma lebih baik digunakan saat
mendeteksi suara dengan nada tinggi. Bell digunakan harus dalam keadaan tidak
terlalu bersentuhan dengan kulit; jika terlalu ditekan, kulit akan bertindak sebagai
diafragma, dan suara dengan nada rendah tidak akan dihasilkan. Sebaliknya,
diafragma digunakan dengan menempel pada kulit. Pada individu cachectic, bell
dapat lebih berfungsi karena rusuk yang menonjol pada pasien membuat
penentuan tempat diafragma menjadi sulit. Saat menggunakan stetoskop, jangan
pernah mendengar melalui pakaian pasien. Diafragma atau bell stetoskop harus
selalu bersentuhan dengan kulit pasien.

Gambar 15. Bagaimana menempatkan head stetoskop. A. Bagaimana menempatkan diafragma secara tepat.
Perhatikan untuk menempatkan head stetoskop secara rapat pada tubuh.
B. Bagaimana menempatkan bell. Perhatikan bagaimana menempatkan bell dengan tidak menempel pada
kulit.

Jenis Suara Nafas


Suara nafas terdengar pada sebagian besar area paru-paru. Hal ini terdiri dari
fase inspiratori dan diikuti oleh fase ekspiratori. Terdapat empat jenis suara nafas
normal.
Trakheal
Bronkhial
Bronkhovesikular
Vesikular
Suara nafas trakheal adalah kasar, nyaring, bernada tinggi yang terdengar di
atas bagian ekstra thoracic trakhea. Komponen inspiratori dan ekspiratori memiliki
panjang yang kira-kira sama. Meskipun suaranya selalu terdengar saat
mendengarkan trakhea, mereka jarang dinilai kerena tidak menunjukkan adanya
masalah klinis paru-paru.
Suara nafas bronkhial adalah nyaring dan bernada tinggi serta suaranya seperti
hembusan udara pada sebuah lubang. Komponen ekspiratori adalah lebih nyaring
dan lebih panjang dibandingkan komponen inspiratori. Suaranya terdengar normal
saat mendengarkan manubrium. Terdapat jeda yang jelas yang terdengar antara
dua fase.
Suara pernafasan bronkhovesikular adalah seperti campuran antara suara
bronkhial dengan vesikular. Komponen inspiratori dan ekspiratori memiliki panjang
yang sama. Komponen tersebut terdengar secara normal hanya pada spasi pertama
dan kedua secara anterior dan antara kedua skapula secara posterior. Pada area ini terletak
carina dan tangkai utama bronkus.
Pernafasan vesikular memiliki suara yang lembut, bernada rendah yang terdengar hampir
pada seluruh medan paru-paru. Komponen inspiratori lebih lama daripada komponen
ekspiratori, yang juga lebih lembut dan sering tidak terdengar.
Keempat jenis suara pernafasan tersebut ditunjukkan dan dirangkum pada tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik pernafasan

Durasi Suara Rasi Intensitas Lokasi Dimana


o Ekspirator Nada Suara terdengar
y Ekspiratory Suara Secara
Normal
Vesicular* Suara inspiratori 3:1 Lembut Relatif Pada kedua
lebih lama dari rendah paru-paru
ekspiratori.

Bronchovesicular Suara inspiratory 1:1 Intermedie Intermediet Biasanya pada


sama dengan t interspace
ekspiratory. pertama dan
kedua secara
anterior dan
antara
scapulae
Bronchial Suara ekspiratory 1:3 Nyaring Relatif Pada
lebih lama dari tinggi manubrium,
inspiratory. jika terdengar

Tracheal Suara inspiratory 1:1 Sangat Relatif Pada trache


sama dengan nyaring tinggi leher
ekspiratory.

Ketebalan batang mengindikasikan intensitas, kecuraman batang menunjukkan


kecenderungan, ketinggian menunjukkan puncak.
Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking.
9th edition. Lippicott Williams & Wilkins. 2007

Dada Anterior
Pemeriksa sekarang harus pindah ke bagian depan pasien. Bagian
pertama pemeriksaan dada anterior dilakukan dengan posisi pasien duduk,
setelahnya pasien diminta untuk berbaring.

Evaluasi Posisi Trakhea


Posisi trakhea dapat ditentukan dengan menempatkan indeks jari kanan
pada sela suprasternal dan bergerak berlahan secara lateral untuk
merasakan lokasi trakhea. Teknik ini diulang, menggerakkan jari mulai dari
sela suprasternal ke sisi lainnya. Spasi antara trakhea dan tulang selangka
harus sejajar. Pergantian mediastinum dapat mengganti trakhea ke sisi
satunya. Teknik ini ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Teknik mencari posisi trachea

Lihat pada pasien yang ditunjukkan pada Gambar 17. Perhatikan bahwa trakhea
terlihat pindah ke kanan pada perempuan yang sangat cachetic ini. Diagnosis yang
disarankan adalah dengan mendorong dan menarik trakhea ke kanan.
Sekarang minta pasien untuk berbaring pada punggungnya bagi sisa
pemeriksaan dada anterior. Lengan pasien berada pada sisi badan. Jika pasien
adalah seorang perempuan, mintalah dia untuk mengangkat payudaranya atau
anda posisikan sendiri jika perlu selama palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan ini hendaknya jangan dilakukan di atas jaringan payudara.
Gambar 17. Deviasi trachea
Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5th edition. Philadelphia. WB
Saunders Company. 2007

Inspeksi Dada
Terdapat beberapa poin yang harus diamati pada pemeriksaan dada. Selama
inspirasi, amatilah pergerakan lateral rusuk, pelebaran sudut epistatrik, dan
pembesaran ukuran bagian anteroposterior dada. Selama ekspirasi amatilah:
retraksi rusuk, penyempitan sudut epigastrik, dan pengecilan ukuran
anteroposterior dada. Amati juga penggunaan otot pernafasan tambahan.

Memeriksa Pergerakan Dada


Pemeriksaan simetri pergerakan dada dengan menempatkan kedua tangan
sepanjang batas rusuk lateral yang terlihat pada Gambar 18. Mintalah pasien untuk
mengambil nafas saat pemeriksa memindahkan tangannya.

Gambar 18. Teknik pemeriksaan pergerakan dada

Evaluasi Fremitus Taktil


Fremitus taktil diperiksa pada fossa supraclavicular dan pada alternate interspace
anterior, yang dimulai pada klavikula. Teknik evaluasi fremitus taktil telah dibahas
sebelumnya. Tehnik ini dilakukan mulai dari fossa supraclavicular ke bawah,
dibandingkan antara satu sisi dengan sisi lainnya (gambar 19).
Gambar 19. Pemeriksaan fremitus taktil pada dada
Sumber: Swartz M.H. Textbook of Physical Diagnosis, History and Examination. 5th edition. Philadelphia. WB
Saunders Company. 2007

Perkusi Dada Anterior


Perkusi dada anterior meliputi fossa supraklavikular, axilla dan interspace anterior,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 20. Nada perkusi pada satu sisi selalu
dibandingkan dengan elisit pada posisi koresponden dengan sisi lainnya. Keredupan
dapat terasa pada spasi intercostal ketiga sampai ke lima menuju ke kiri sternum,
yang berhubungan dengan keberadaan jantung. Perkusi tinggi pada axilla karena
lobus atas dievaluasi paling baik pada posisi ini. Perkusi aksilaris kadang lebih
mudah dilakukan saat pasien duduk.

Gambar 20. Lokasi perkusi dan auskultasi dada


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking.
9th edition. Lippicott Williams & Wilkins. 2007
Gambar 21. Lokasi perkusi dada
Sumber: Wasilah et al. Block 2, Basic Techniques of Physical Examination.
Skills Laboratory. 2005

Auskultasi Dada Anterior


Auskultasi dada anterior dilakukan pada fossa supraklavikular, axilla dan interspace
anterior, seperti yang digambarkan pada Gambar 20. Teknik auskultasi telah
dibahas sebelumnya. Suara nafas pada satu sisi dibandingkan dengan suara
pernafasan yang terdengar pada posisi koresponden pada sisi lain.

You might also like