You are on page 1of 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Penggunaan Ipomoea aquatica Forsk. untuk Fitoremediasi


Limbah Rumah Tangga
Wahyu Lestari
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau, Kampus Bina Widya Alamat email:
wayules@yahoo.com

Abstrak. Tanaman air secara umum memiliki kemampuan menetralisir komponen tertentu
sehingga sangat bermanfaat dalam proses pengolahan limbah cair. Tujuan penelitian untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan fitoremediasi menggunakan tanaman Ipomoea
aquatica Forsk. terhadap peningkatan kualitas limbah rumah tangga dan mengetahui tingkat
akumulasi Pb dan Cd di tanaman. Limbah cair rumah tangga dikumpulkan dari beberapa
sumber pemukiman. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat
perlakuan, yaitu pengenceran 100% (tanpa pengenceran), pengenceran 75, 50 dan 25%.
Parameter meliputi kualitas fisik dan kimia limbah serta kandungan Pb dan Cd dalam limbah
dan tanaman. Untuk mengetahui efek fitoremediasi terhadap kualitas limbah rumah tangga
dan kandungan logam digunakan analisis sidik ragam dan uji lanjut dengan uji BNT taraf
5%. Fitoremediasi oleh I. aquatica Forsk. mampu menurunkan suhu limbah pada
pengenceran 50 dan 25% serta meningkatkan pH dan oksigen terlarut. Akumulasi Pb dan Cd
pada masing-masing organ berbeda-beda. Kemampuan akumulasi Pb dan Cd tertinggi
berturut-turut adalah pada organ akar, daun dan batang. Tanaman I. aquatica Forsk. sangat
memungkinkan untuk dimanfaatkan pada proses fitoremediasi, namun tidak memungkinkan
untuk dikonsumsi.

Kata Kunci: Limbah cair rumah tangga, Ipomoea aquatica Forsk., akumulasi Pb dan Cd,
fitoremediasi.

PENDAHULUAN proses pengolahan limbah rumah tangga


adalah memanfaatkan jenis tanaman air
Perluasan areal pemukiman akibat yang banyak tumbuh pada saluran buangan
kepadatan penduduk yang tinggi limbah di sekitar pemukiman. Menurut
menyebabkan peningkatan aktivitas Yusuf, tanaman air memiliki kemampuan
manusia di rumah tangga. Hal ini secara umum untuk menetralisir komponen-
berdampak pada semakin besarnya volume komponen tertentu di dalam perairan dan
limbah dalam bentuk apapun yang hal ini sangat bermanfaat dalam proses
dihasilkan dari waktu ke waktu yang pengolahan limbah cair.
tentunya menimbulkan dampak negatif Penggunaan tanaman air dalam proses
terhadap kelestarian lingkungan. Teknologi pengolahan limbah cair menyebabkan
pengolahan limbah cair rumah tangga di terjadinya proses pertukaran dan
berbagai tempat di tanah air masih banyak penyerapan ion. Karenanya dalam kondisi
belum terjangkau. Selain biaya yang mahal ini tanaman akan berperan dalam
dan penerapannya yang sulit, masih menstabilkan beberapa faktor fisik dan
kuatnya pemikiran dan anggapan sebagian kimia perairan.
besar masyarakat bahwa pembuangan Ipomoea aquatica Forsk. (kangkung air)
limbah rumah tangga secara langsung ke merupakan tanaman air yang banyak
lingkungan tidak akan menimbulkan tumbuh pada saluran buangan limbah cair
dampak yang serius. Salah satu upaya sekitar pemukiman. Tanaman ini memiliki
pemanfaatan sumberdaya alam yang daya adaptasi yang cukup luas karena dapat
diketahui memiliki kaitan erat dengan

Semirata 2013 FMIPA Unila |441


Wahyu Lestari Penggunaan Ipomoea aquatica Forsk. untuk Fitoremediasi Limbah
Rumah Tangga

hidup pada berbagai kondisi iklim dan di yang sering dikonsumsi dari selokan,
berbagai habitat. walaupun tanaman ini diketahui dapat
I. aquatica termasuk salah satu tanaman menstabilkan sifat fisik dan kimia limbah.
yang mudah menyerap logam berat dari
media tumbuhnya. Dalam kehidupan METODE PENELITIAN
sehari-hari di rumah tangga tanaman ini
banyak dikonsumsi. I. aquatica dapat Penelitian dilakukan untuk menguji
tumbuh dengan baik pada perairan yang kemampuan tanaman I. aquatica dalam
tidak terlalu dalam ataupun selokan. Sejauh mengakumulasi logam Pb dan Cd sehingga
ini masih banyak masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas limbah cair
memanfaatkan sayuran yang tumbuh di rumah tangga Penelitian dilaksanakan pada
selokan untuk dikonsumsi, padahal selokan bulan Desember 2012 hingga Januari 2013
merupakan buangan limbah cair rumah di lokasi perumahan jalan Garuda Sakti,
tangga. Panam Pekanbaru.
I. aquatica yang tumbuh di lingkungan Bahan yang digunakan adalah tanaman I.
tercemar kemungkinan akan mengandung aquatica dan limbah cair rumah tangga.
logam pencemar. I. aquatica adalah Limbah cair dikumpulkan dari beberapa
tanaman yang potensial mengakumulasi sumber pemukiman. Limbah cair
cadmium (Cd) dibanding tembaga (Pb), dimasukkan dalam wadah penampung lalu
tetapi tidak efektif mengakumulasi arsen dicampur rata dan di analisis sifat fisika dan
(Ar). Penyerapan Pb dan Cd oleh tanaman kimianya.
pangan perlu mendapatkan perhatian karena Pemberian limbah pada tanaman
kedua logam berpotensi untuk meracuni percobaan dilakukan menurut rancangan
jika dikonsumsi. I. aquatica, merupakan acak lengkap. Perlakuan adalah limbah
salah satu dari banyak spesies tanaman yang diencerkan dengan konsentrasi 25, 50,
yang digunakan untuk menguji kemampuan 75 dan 100% (tanpa pengenceran). Masing-
fitoremediasi karena tanaman ini mampu masing konsentrasi kemudian di analisis
mengakumulasi logam berat seperti Zn, Cu kembali sifat fisik dan kimianya.
dan Pb pada konsentrasi tinggi. I. aquatica Sebelum perlakuan, anakan I. aquatica
adalah tanaman sayuran penting karena yang berasal dari perkecambahan biji
banyak mengandung sumber nutrien dan dipelihara pada media tumbuh air selama
dibudidayakan secara luas terutama di dua minggu. Tanaman yang telah
negara Asia serta dimanfaatkan untuk diadaptasikan lalu ditumbuhkan dalam
fitoremediasi, juga berperan dalam wadah berisi limbah cair sesuai perlakuan.
pengaturan kualitas air. Tanaman dipelihara dalam media limbah
Remediasi limbah cair rumah tangga cair selama satu bulan. Sampel limbah cair
perlu diupayakan. Kemampuan I. aquatica selanjutnya di analisis kembali untuk
perlu diketahui untuk remediasi limbah cair mengetahui kualitas fisik dan kimianya.
sehingga dapat dijadikan sebagai agen Kualitas fisik yang diukur meliputi suhu
fitoremediasi pada limbah cair dari buangan dan kekeruhan, sedang kualitas kimia
rumah tangga. Penelitian dilakukan untuk meliputi pH dan O2 terlarut (DO). Analisis
mengetahui fitoremediasi I. aquatica kandungan Pb dan Cd pada sampel tanaman
terhadap peningkatan kualitas limbah dilakukan dengan metode spektrofotometri
rumah tangga dan mengetahui tingkat serapan atom. Persiapan sampel tanaman
akumulasi Pb dan Cd pada tanaman. yang akan di analisis dilakukan dengan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan menghancurkan 1 g bagian tanaman,
informasi kepada masyarakat tentang kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 dan
adanya kandungan logam pada I. aquatica dipanaskan pada suhu 90C selama 20

442| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

menit. Selanjutnya suhu dinaikkan hingga pH perlu dikaji dalam fitoremediasi karena
150C selama 1 jam. Sampel didinginkan berpengaruh dengan kelarutan unsur hara
dan disaring, selanjutnya ditambahkan yang menyebabkan adanya pertumbuhan
aquades hingga volume mencapai 25 ml. bagi tanaman. Adanya perubahan pH pada
Data yang diperoleh di analisis secara berbagai media berhubungan erat dengan
statistik menggunakan Anova dan diuji penyerapan nutrisi bagi pertumbuhan
lanjut dengan BNT taraf 5%. tanaman. Pengambilan atau penyerapan
nutrisi yang optimal terjadi pada kisaran pH
HASIL DAN PEMBAHASAN tertentu. pH yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman berkisar antara 5,0-
Secara umum penggunaan tanaman I. 6,5. Bila terlalu rendah (<4,5) atau terlalu
aquatica mampu merubah kualitas fisik dan tinggi (>7,0) dapat menghambat atau
kimia limbah cair rumah tangga (Tabel 1). menghentikan pertumbuhan suatu tanaman.
Pengukuran suhu awal limbah cair sebelum Konsentrasi O2 terlarut pada awal penelitian
perlakuan adalah 29oC. Suhu pada akhir tidak berbeda untuk setiap perlakuan
pengamatan bervariasi mulai dari 25 hingga pengenceran. Penggunaan tanaman mampu
27oC. Suhu perairan yang memungkinkan meningkatkan O2 terlarut dari limbah cair
berlangsungnya kehidupan normal agar limbah memenuhi syarat untuk dilepas
didalamnya baik hewan ataupun tumbuhan, ke lingkungan. Perairan dengan kadar O2
berkisar antara 22-25oC. terlarut 3-5 mg/l telah memenuhi syarat
Penurunan kekeruhan terjadi sangat untuk dilepas ke lingkungan karena pada
signifikan. Penggunaan tanaman I. aquatica kondisi ini proses anaerob dalam perairan
mampu menurunkan tingkat kekeruhan dapat dicegah sehingga kehidupan
mulai dari 52,11% (47,67 NTU) hingga organisme di dalamnya dapat berlangsung.
78,02% (21,72 NTU) pada pengenceran Oksigen terlarut merupakan kebutuhan
limbah cair 25%. Namun demikian bila dasar untuk kehidupan tanaman dalam air.
suatu perairan tingkat kekeruhannya lebih Kehidupan tanaman dalam air tergantung
dari 20 NTU, perairan ini masih dinyatakan dari kemampuan air untuk mempertahankan
berbahaya bagi kehidupan biota di konsentrasi O2 minimal yang dibutuhkan
dalamnya. Kondisi ini akan mengganggu untuk kehidupan. Konsentrasi O2 terlarut
aktivitas serta metabolisme biota yang minimal untuk kehidupan biota tidak boleh
berlangsung di dalam perairan. kurang dari 6 ppm. Konsentrasi O2 terlarut
Peningkatan pH limbah cair pada akhir dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung
pengamatan terjadi untuk semua perlakuan dari suhu dan tekanan atmosfir. Konsentrasi
pengenceran. Hal ini menunjukkan bahwa, O2 terlarut maksimum pada tekanan 1 atm
tanaman I. aquatica memiliki potensi untuk pada suhu 24-28oC berkisar antara 8,5-9,9
meningkatkan pH pada limbah cair rumah ppm. Konsentrasi O2 terlarut yang terlalu
tangga. Perlakuan pengenceran limbah cair rendah dan terlalu tinggi akan mengganggu
25% dapat meningkatkan pH menjadi 7,4. biota di perairan. Berdasar hasil penelitian
Kisaran pH perairan 6-9 masih merupakan jelas terlihat bahwa I. aquatica memiliki
kisaran pH normal bagi kehidupan biota kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
dalam suatu perairan. Hal ini disebabkan faktor fisik dan kimia limbah karena
karena berbagai proses kimia dan mampu tumbuh pada kisaran suhu,
mikrobiologi yang menghasilkan senyawa kekeruhan dan pH tinggi serta O2 terlarut
berbahaya bagi kehidupan biota serta yang rendah.
kelestarian lingkungan tidak terjadi. Faktor

Semirata 2013 FMIPA Unila |443


Wahyu Lestari Penggunaan Ipomoea aquatica Forsk. untuk Fitoremediasi Limbah
Rumah Tangga

Tabel 1. Hasil pengukuran kualitas fisika dan kimia limbah cair rumah tangga

Kualitas Fisik Kualitas Kimia


Pengenceran o
Suhu ( C) Kekeruhan (NTU) pH DO (mg/l)
(%)
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
100 29 27 99.53 47.67 6.80 7.10 1.45 1.70
75 29 26 99.38 42.39 6.80 7.10 1.47 1.89
50 29 25 98.89 33.04 6.80 7.10 1.52 2.44
25 29 25 98.82 21.72 6.80 7.10 1.55 3.25

Akumulasi Pb (Gambar 1) pada tiap kandungan Pbnya melebihi batas


organ untuk setiap perlakuan pengenceran rekomendasi. Hasil analisis Pb pada
tidak berbeda nyata, namun kemampuan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans)
akar mengakumulai Pb lebih tinggi diikuti yang di jual di pasaran oleh Kohar et al,
oleh daun dan batang. Semakin rendah juga mendapatkan bahwa kadar Pb pada
konsentrasi limbah semakin tinggi bagian daun lebih tinggi dibanding batang,
penyerapan Pb oleh tumbuhan. Akumulasi hal ini menurut Salisbury dan
Pb pada organ batang lebih sedikit Rossndisebabkan karena setelah diserap
dibanding daun, hal ini disebabkan karena oleh akar, maka Pb di transfer ke daun
mobilitas Pb dari akar ke daun berlangsung untuk diasimilasi lebih lanjut.
cepat.
Pb dan Cd dalam tanaman menghambat
I. aquatica merupakan tanaman yang fotosintesis, pertumbuhan, mempengaruhi
dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh keseimbangan air dan nutrisi mineral,
sebagian besar masyarakat. Adaptasinya menyebabkan klorosis di daun, nekrosis
sangat tinggi karena dapat hidup pada dan absisi. WHO menyatakan di atas
berbagai kondisi fisik dan kimia limbah konsentrasi maksimum, logam ini dapat
yang hampir belum memenuhi syarat bagi memberikan efek berbahaya terhadap
pertumbuhan tanaman normal. Hasil kesehatan manusia. Toksisitas Pb
penelitian menunjukkan bahwa kandungan mempengaruhi terhadap sistem syaraf
Pb pada organ akar berkisar antara 5,02- pusat, ginjal dan tulang. Akumulasi Cd
7,14 g/g, batang 2,05-3,38 g/g dan daun dapat merusak hati dan ginjal serta organ-
4,30-5,96 g/g. organ yang berhubungan dengan sistem
saraf pusat, sistem imun, tulang dan dapat
Batas rekomendasi untuk kandungan Pb menyebabkan kanker.
yang ditetapkan oleh WHO terhadap bahan
makanan yang dikonsumsi manusia adalah Akumulasi logam Cd (Gambar 2) di
0,1-0,2 mg/kg. Bagian organ yang tanaman lebih tinggi dari pada Pb. Hal ini
dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah disebabkan karena mobilitas Cd di tanaman
batang dan terutama daun. Jika dilihat lebih tinggi dari pada Pb. Tingginya
kandungan Pb pada semua bagian organ kandungan Pb dan Cd pada semua bagian
tanaman melebihi batas rekomendasi organ tanaman memungkinkan untuk
kandungan Pb pada bahan makanan. I. memanfaatkan tanaman ini sebagai upaya
aquatica berpotensi digunakan sebagai remediasi perairan yang tercemar. Cd
fitoremediator logam Pb namun dengan bersifat lebih mobil sehingga lebih mudah
kemampuan tersebut tanaman ini menjadi diserap tanaman dibanding Pb.
tidak layak untuk dikonsumsi karena

444| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Gambar 2. Kandungan Cd pada organ tanaman


I. aquatica.
Jenis logam berat jika jumlahnya
berlebih akan menyebabkan pencemaran.
Semua tanaman yang tumbuh di lingkungan
yang tercemar, akan mengakumulasi
logam-logam pada semua bagian akar,
batang, daun dan buah. Akumulasi dan
distribusi logam berat pada tanaman sangat
bergantung pada faktor lingkungan, jenis
tanaman, jenis logam, pH, kapasitas tukar
kation, DO, suhu dan sekresi oleh akar.
Pola akumulasi logam berat digambarkan
Gambar 1. Kandungan Pb pada organ tanaman
sebagai berikut; akar > daun > shoot
I. Aquatica
(batang) > buah dan akar lateral > akar
primer, daun tua > daun muda.
Kandungan logam baik Pb maupun Cd Jenis tumbuhan secara genetik sangat
secara umum lebih banyak terakumulasi di beragam dalam kemampuannya untuk
akar dibanding daun dan batang. Menurut toleran atau tidak terhadap unsur-unsur
Cheng, penyerapan logam berat oleh tidak esensial seperti Ag, Al, Cd, Hg dan Pb
tanaman dari dalam tanah sangat dominan dalam jumlah yang meracuni. Pada jenis
terakumulasi di akar yang kemudian tertentu unsur tersebut tertimbun di akar
ditransport ke bagian lain pada tanaman. dan hanya sedikit yang dibawa ke tajuk.
Umumnya kandungan logam berat pada Akar dan tajuk pada jenis tertentu
bagian tanaman yang berada di bawah mengandung unsur tersebut lebih tinggi
permukaan tanah lebih tinggi dari pada dibanding jenis lain. Faktor yang
bagian tanaman di atas permukaan tanah. mengendalikan akumulasi Pb dan Cd di
Kandungan logam berat (Cu, Cd, Pb dan tanaman adalah konsentrasi dan jenis logam
Zn) pada I. aquatica terutama terakumulasi di larutan tanah, pergerakan logam dari
di akar dan kandungannya berkurang di tanah ke permukaan akar, transport logam
daun dan batang. Kemampuan tanaman dari permukaan akar ke dalam akar dan
menyerap logam berat dalam perairan translokasinya dari akar ke tajuk tanaman.
disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya konsentrasi logam di perairan, KESIMPULAN
jenis logam, jenis tanaman, lama
pemaparan, suhu dan pH. I. aquatica memiliki potensi dalam
meningkatkan faktor fisik dan kimia limbah
cair. Kandungan logam Pb dan Cd berbeda-
beda pada setiap organ tanaman.
Kandungan logam tertinggi terdapat pada
organ akar diikuti daun dan batang.
Akumulasi Cd lebih tinggi dibanding Pb
pada semua organ tanaman.

Penelitian lebih lanjut disarankan untuk


menggunakan tanaman lain yang berpotensi
fitoremediasi guna mengatasi masalah
pencemaran lingkungan.

Semirata 2013 FMIPA Unila |445


Wahyu Lestari Penggunaan Ipomoea aquatica Forsk. untuk Fitoremediasi Limbah
Rumah Tangga

Applied Technology in Environmental


Sanitation, Vol.1, No.2, p.139 - 142.
DAFTAR PUSTAKA M. C. Baysa, R. R. S. Anuncio, M. L. G.
Chiombon, J. P. R. D. Cruz and J. R. O.
G. Yusuf. (2008). Bioremediasi Limbah Ramelb. (2006). Lead and Cadmium
Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi Contents in Ipomoea aquatica Forsk.
Tanaman Air. Jurnal Bumi Lestari, Grown in Laguna de Bay. Phillippine
Vol.8, No 2, Agustus 2008 p.136 - 144. Journal of Science, Vol.135, No 2,
I. Kohar, P. H. Hardjo, M. Jonatan, O. December 2006 p.139 - 143.
Agustanti. (2004). Studi Kandungan Sugiharto. (2003). Dasar-Dasar Pengolahan
Logam Pb dalam Batang dan Daun Air Limbah. Universitas Indonesia.
Kangkung (Ipomoea reptans) yang Jakarta.
Direbus dengan Penambahan NaCl dan
Asam Asetat. Makara Sains, Vol.8, S. P. Estuningsih, Juswardi, S. Muliandani.
No.3, Desember 2004 p.85 - 88. (2011). Fitoremediasi Limbah Cair
Minyak Bumi dengan Menggunakan
Prasetyorini dan S. Wardatun. (2011). Neptunia oleracea Lour. Prosiding
Analisis Kandungan Timbal, Tembaga Seminar Nasional Bidang Ilmu MIPA
dan Arsen pada Daun Kangkung (SEMIRATA BKS-PTN B), Banjarmasin,
(Ipomoea aquatica) yang Dijual di 9-10 Mei 2011 p.296 - 305. ISBN 978-6-
Tempat yang Berbeda dengan Metode 0298-9161-4.
Spektrofotometri Serapan Atom.
Ekologia, Vol.11, No.2, Oktober 2011 S. Fardiaz. (2011). Polusi Air dan Udara.
p.31-35. Cetakan ke-14. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta. ISBN 979-413-770-7.
S. Ghosh. (2010). Wetland Macrophytes as
Toxic Metal Accumulators. Darmono. (2008). Lingkungan Hidup dan
International Journal of Environmental Pencemaran, Hubungannya dengan
Sciences, Vol.1, No.4, p.523 - 528. Toksikologi Senyawa Logam. UI-Press.
Jakarta. ISBN 979-456-217-3.
B. J. Alloway. (1995). Heavy Metals in
Soils. Second Edition. Blackie Academic F. B. Salisbury dan C. W. Ross. (1992).
& Professional. An Imprint of Chapman Plant Physiology. Fourth Edition.
& Hall. Glasgow. Wadsworth Publishing Company.
Belmont. California.
J. I. Kumar, H. Nirmal, R. N. Soni, I.
Kumar, I. Bhatt. (2008). Macrophytes in S. Cheng. (2003). Heavy metals in Plants
Phytoremediation of Heavy Metal and Phytoremediation. Review Articles
Contaminated Water and Sediments in Heavy Metal Pollution in China.
Pariyej Community Reserve, Gujarat, Environ. Sci & Pollut Res, Vol.1, No.5
India. Turkish Journal of Fisheries and p.335 - 340.
Aquatic Sciences, Vol. 8, p.193 - 200. S. Cheng, W. Grosse, F. Karrenbrock.
R. S. Visitacion, J. De Jesus, G. S. Su and (2002). Efficiency of Constructed
E. Ragragio. (2011). Germination and Wetlands in Decontamination of Water
Seedling Growth Responses of Water Polluted by Heavy Metals. Ecological
Spinach (Ipomoea aquatica) and Engineering, Vol.18, No.3 p.317-325.
Spinach (Spinacia Oleraceae) at
Varying Lead Concentrations. Journal of

446| Semirata 2013 FMIPA Unila

You might also like