Professional Documents
Culture Documents
1.PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi Aceh pasca perdamaian semakin membaik, tetapi masih lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Aceh tercatat sebesar 5,02%,
sementara pertumbuhan ekonomi nasional mencapai angka lebih dari 6%. Jika minyak dan gas bumi tidak
diperhitungkan, pertumbuhan ekonomi Aceh sedikit bertambah, menjadi 5,89%. Penurunan kontribusi
pertambangan migas dan industri migas dalam PDRB menjadi penyebab lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi
Aceh dengan minyak dan gas bumi.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam perekonomian Aceh,
sebagaimana berlaku dalam perekonomian nasional.Data Kementerian Negara Koperasi & UKM tahun 2008
menunjukkan fakta menyangkut pentingnya peran UMKM secara nasional. Pertama, jumlah industrinya dalam
setiap sektor ekonomi tercatat sebanyak 51,3 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, potensinya dalam
penyerapan tenaga kerja mencapai 97,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM
dalam pembentukan PDB sebesar 55,56% dari total PDB.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh tahun 2008, Aceh memiliki sekitar 280.000
UMKM.Data dari sumber ini juga menyebutkan bahwa UMKM Aceh menyerap lebih dari 90% tenaga kerja.
Perdagangan, pertanian dan jasa merupakan sektor-sektor dimana UMKM Aceh banyak berkiprah.
Mempertimbangkan hal ini, sektor-sektor ini tentunya perlu terus dikembangkan di masa datang dalam kaitannya
dengan peningkatan peran UMKM. Dengan demikian, sektor-sektor ini akan terus memberikan kontribusi penting
bagi penyerapan tenaga kerja sekaligus peningkatan pendapatan daerah.
Laporan ini memuat hasil penelitian pengembangan komoditas/produk/jenis usaha (KPJu) unggulan
UMKM Aceh tahun 2012 per sektor/subsektor dan lintas sektor ekonomi. Disamping dalam lingkup provinsi,
KPJu unggulan disini juga meliputi seluruh kabupaten/kota di Aceh. Penetapan KPJu unggulan dilakukan secara
bertingkat, diawali dengan penentuan KPJu unggulan pada tingkat kecamatan, kemudian di tingkat
kabupatan/kota dan berakhir pada tingkat provinsi. Penentuan KPJu unggulan bersifat bottom-updengan
melibatkan aparat pemerintah daerah dan dinas/instansi terkait, pelaku UMKM, perbankan, akademisi, dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Metode penetapan KPJu unggulan yang digunakanadalah Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
yang dimodifikasi atau modified AHP. Disebut demikian karena penelitian ini juga menggunakan Metode
Borda dan Metode Bayes dalam menetapkan KPJu unggulan tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.
Selain KPJu unggulan, juga ditentukan KPJu potensial yang berpeluang menjadi KPJU unggulan dengan
perlakuan dan kebijakan tertentu. Parameter utama yang digunakan dalam penentuan KPJu unggulan meliputi
aspek-aspek penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi daerah, dan peningkatan daya saing produk.
Selanjutnya juga ditetapkan kriteria-kriteria dalam pertimbangan KPJu unggulan di tingkat kecamatan dan
kabupaten/kota. Kriteria-kriteria di tingkat kecamatan terdiri dari jumlah unit usaha, pasar, ketersediaan input, dan
kontribusi komoditas terhadap perekonomian kecamatan. Kriteria-kriteria di tingkat kabupaten/kota
meliputiketersediaan tenaga kerja terampil, bahan baku, modal, sarana produksi/usaha, teknologi usaha, kondisi
sosial budaya, manajemen usaha, pasar, harga komoditas, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan terhadap
perekonomian wilayah.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM mengusung 5 langkah kebijakan
pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM).Lima langkah kebijakan
pemberdayaan KUMKM tersebutterdiri dari: 1) Meningkatkan iklim usaha kondusif bagi KUMKM. 2)
Mengembangkan produk pemasaran KUMKM.3) Mengembangkan produk dan pemasaran bagi KUMKM.
4)Meningkatan daya saing Sumber Daya Manusia KUMKM. 5)Memperkuat kelembagaan koperasi.
Dalam RPJMA 2012-2017, setidaknya terdapat 2 program prioritas yang penjabarannya juga
terkaitlangsung dengan UMKM.Program prioritas keempat, yaitu Ketahanan pangan dan nilai
tambahdikaitkandengan upaya Meningkatkan peran swasta, UMKM, dan BUMA (Badan Usaha Milik Aceh).
Sedangkan program prioritas kelima Penanggulangan Kemiskinan ditempuh diantaranya dengan Peningkatan
daya saing produk UMKM dan koperasi lewat Pengembangan dan pembinaan koperasi dan UMKM.
Tugas Bank Indonesia dalam membantuUMKM bersifat tidak langsung dan dituangkan dalam 3 instrumen
kebijakan.Pertama,kebijakan perkreditan yang mendorong perbankan menyalurkan kredit kepadaUMKM.
Kedua, pengembangan kelembagaan yang dilakukan dengan cara kerjasama antar lembaga keuangan, seperti
antara bank umum dan BPR serta antara BPR dan Lembaga Dana Keuangan Pedesaan,bertujuan agar cakupan
penyaluran kredit menjadi luas. Ketiga, pemberian bantuan teknis yang meliputi: pelatihan kepadaPerbankan dan
Lembaga Pembiayaan UMKM, penyediaan informasimengenai hasil penelitian, statistik perkreditan, dan data
komoditas potensial suatu daerah, dan promosi UMKM dalam menjembatani hubungan UMKMdengan
Perbankan.Kebijakan UMKM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bertujuan mendorong bankagar
meningkatkan penyaluran kredit untuk UMKM dan membantu meningkatkan kapabilitas UMKM agar mampu
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh tidak terlepas dari dukungan
perbankan dalam penyaluran kredit UMKM. Hingga September 2012, baki debet kredit UMKM Provinsi Aceh
mencapai Rp7,2T atau sekitar 35,96% dari total kredit tersalur. Dibandingkan tahun sebelumnya, kredit UMKM
tumbuh 8,09%. Dilihat berdasarkan sektoral, penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah
didominasi oleh sektor perdagangan dengan porsi sebesar 47,76%. Sementara penyerapan kredit UMKM di
sektor primer seperti pertanian dan perikanan masih tergolong minim, masing-masing hanya sebesar 4,85% dan
0,13%.
KPJu unggulan per sektor/subsektor di setiap kabupaten/kota berbeda-beda.Perbedaan ini tidak terlepas
dari faktor-faktor seperti letak wilayah, kondisi alam, tenaga kerja, ketersediaan bahan baku usaha, serta kondisi
ekonomi, sosial dan budaya masing-masing kabupaten/kota. Daerah-daerah dengan status administratif kota
misalnya, memiliki komoditas unggulan yang relatif menonjol di sektor-sektor hotel dan restoran, serta jasa.
Sedangkan daerah-daerah kabupatenbanyak yang mengandalkan komoditas di sektor pertanian. Daerah-daerah
yang berada di kawasan pesisir, cenderung memiliki komoditas yang dapat diandalkan di sektor perikanan.
Pada subsektor tanaman pangan, komoditas unggulan di tingkat provinsi yang menduduki peringkat
tertingi adalahpadi.Hal ini tidak mengherankan mengingat kenyataan bahwa seluruh kabupaten/kota,minus
Kota Sabang, mengembangkan komoditas ini. Peringkat kedua dan ketiga ditempati jagung dan ubi kayu. Untuk
dua komoditas tersebut, realitas menunjukkan tidak ada satu kabupaten/kota pun yang tidak
mengembangkannya. Komoditas-komoditas unggulan berikutnyadi subsektor ini adalah kacang kedelai dan ubi
jalar.
Pada subsektor sayuran, komoditas unggulan yang teratasdi seluruh kabupaten/kota adalah cabe. Dari
seluruh kabupaten/kota, hanya di Sabang komoditas ini relatif tidak berkembang. Komoditas-komoditas unggulan
lainnya di subsektor ini secara berurut berdasarkan peringkat tertinggi adalah cabe rawit, tomat, ketimun, dan
kentang. Karakter fisik cabe, yang agak lebih tahan lama dan tidak mudah rusak dibandingkan dengan
komoditas-komoditas sayuran lainnya, menyebabkan komoditas ini menjadi pilihan utama usaha masyarakat.
Durian adalah komoditas unggulan yang menduduki posisi puncak pada subsektor buah-buahan.Buah-
buahan yang digemari banyak orang ini tumbuh di sebagian besar wilayah di Aceh. Secara keseluruhan, hanya
di Kota Lhokseumawe, Kota Sabang dan Kota Banda Aceh buah-buahan ini jarang ditanam.Meskipun menjadi
buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, durian Aceh banyak berasal dari pohon-pohon tua. Tentunya
perlu dipikirkan upaya peremajaan untuk kelangsungan hidup dan pengembangannya di masa depan. Buah-
buahan yang menduduki peringkat di bawahnya secara berurut adalah pisang, pepaya, mangga, dan jeruk.
Penangkapan ikan di laut menduduki peringkat pertama untuk komoditas unggulan subsektor
perikanan.Peringkat kedua ditempati oleh komoditas udang. Aceh dengan wilayah perairan laut yang luas
memiliki kekayaan berbagai jenis ikan seperti tongkol, tuna, kakap, tenggiri, cumi-cumi dll. Sedangkan peringkat
komoditas unggulan selanjutnya di subsektor ini diduduki oleh komoditas-komoditas ikan air tawar, yaitu ikan
nila, ikan mas, dan ikan lele.
Untuk subsektor kehutanan, bambu merupakan komoditas unggulan peringkat tertinggi. Masyarakat
banyak menggunakan bambu diantaranya untuk keperluan bahan rumah (lantai, dinding, dll), anyaman, dan lain-
lain.Mengikuti bambu, peringkat komoditas unggulan subsektor kehutanan selanjutnya ditempati olehpohon aren,
kenari, rotan, dan bakau. Pengelolaan komoditas kehutanan ini tentunya perlu dicermati dengan seksama agar
tercipta keselarasan antara penanaman dan penebangan kayu sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam dan
lingkungan.
Pada sektor pertambangan (galian C), komoditas unggulan peringkat tertinggi diduduki oleh
pasir.Peringkat di bawahnya yaitu batu/koral, kapur, tanah liat, dan batu gunung. Bahan tambang galian C ini
biasanya banyak digunakan untuk pembangunan rumah dan infrastruktur. Pengembangan usaha ini harus
dikelola dengan hati-hati. Kerusakan jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut galian C, pencemaran air
sungai akibat pengerukan, dan berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan adalah beberapa hal yang perlu
diwaspadai dalam pengembangan usaha galian C ini.
Warung kopi menjadi komoditas unggulan pertama di sektor hotel dan restoran.Warung kopi merupakan
kegiatan usaha yang dapat ditemui di seluruh pelosok Aceh, mulai dari kota sampai ke pelosok desa. Kegemaran
masyarakat akan kopi dan juga kelezatan kopi Aceh yang terkenal sampai ke luar negeri, menjadikan warung
kopi sebagai bisnis yang cukup menguntungkan. Losmen/motel/penginapan menduduki peringkat kedua.
Peringkat selanjutnya secara berturut-turut diduduki oleh katering, restoran/rumah makan, dan hotel.
Pada sektor angkutan, angkutan becak mesin menjadi komoditas unggulan yang mengalahkan
komoditas-komoditas lainnya. Sebagai angkutan khas Aceh, becak mesindigemari sebagai sarana transportasi
Untuk sektor jasa, bengkel sepeda motor menjadi komoditas unggulan yang menempati posisi teratas.
Bengkel motor terus tumbuh dikarenakan oleh penambahan jumlah sepeda motor yang demikian pesat
belakangan ini. Penambahansepeda motor ini terkait dengan berbagai kemudahan kredit yang ditawarkan dealer
sepeda motor dalam beberapa tahun ini. Bengkel motor mengalahkan komoditas-komoditas jasa lainnya, yaitu
praktek mantri/perawat, tempat/tukang jahit, mesin perontok padi, dan bengkel mobil.
Wisata pantai, menjadi komoditas unggulan peringkat pertama di sektor pariwisata. Sebagai provinsi di
ujung utara Sumatera, banyak kabupaten/kota di Aceh yang memiliki pantai. Hanya di dataran tinggi wilayah
tengah Aceh, wisata pantai ini tidak ditemui. Pengembangan kawasan pantai yang didukung oleh sarana dan
prasara yang memadai tentu diperlukan untuk memacuparawisata Aceh. Komoditas-komoditas unggulan lainnya
di sektor ini meliputi agrowisata, wisata budaya, wisata pulau, dan wisata waduk/bendungan/telaga.Secara
keseluruhan, KPJu unggulan per sektor/subsektor tingkat provinsi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
4. KPJu Unggulan Lintas Sektor, KPJu Potensial, dan Life Cycle KPJu
4.1 KPJu Unggulan Lintas Sektor
Usaha subsektor tanaman pangan dengan komoditas padi merupakan komoditas unggulan lintas sektor
peringkat pertama di Aceh. Dengan menggunakan metoda Borda, secara lengkap diperoleh 9 KPJu lintas
sektor dengan skor terbobot tertinggi di tingkat Provinsi Aceh setelah padi adalah perdagangan hasil
perkebunan, cabe, perdagangan sembako, warung kopi, perdagangan hasil perikanan, durian, perkebunansawit,
jasa bengkel motor, dan perkebunan kakao.
KPJu unggulan lintas sektor di tingkat provinsi merupakan hasil agregasi KPJu lintas sektor pada setiap
kabupaten/kota, yang mencakup 226 KPJu dari 14 sektor/subsektor.Hasil lengkap rangking atau urutan
teratas 20 KPJu lintas sektor berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini.
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan yang layak di Aceh merupakan solusi dari ketergantungan
ekspor lewat pelabuhan di Medan. Keberadaan pelabuhan pada di wilayah yang dekat dengan lokasi
penanaman dan pengolahan kopi gayo, seperti Pelabuhan Krueng Geukuh di Lhokseumawe misalnya,
diharapkan dapat membuat Aceh mampu mengekspor komoditas unggulannya ini dari daerahnya sendiri.
Dengan demikian, nilai tambah ekonomi yang diperoleh Aceh akan semakin meningkat sekaligus dapat
membantu peningkatan perekonomian daerah secara keseluruhan.
Jasa bengkel mobil dan industri tahu/tempe adalah komoditas-komoditas potensial yang juga perlu
mendapat perhatian dan dukungan. Jasa bengkel mobil berada pada peringkat ke-11 dalam urutan KPJu
unggulan lintas sektor tingkat provinsi. Keunggulan komoditas ini tampaknya tidak terlepas dari kebutuhan akan
keberadaannya karena kian meningkatnya jumlah kenderaan roda empat di Aceh, terutama kendaraan pribadi,
sejak masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami. Sementara itu, industri tahu/tempe yang menyediakan
makanan sehat, bergizi dan berharga murah menduduki peringkat ke-17 dalam KPJu unggulan lintas sektoral.
Tahu/tempe menjadi alternatif lauk yang terjangkau bagi masyarakat selain ikan, telur, dan daging.
Komoditas-komoditas unggulan yang sudah berada pada tahap matang sebagian besar berasal dari
subsektor-subsektor yang menjadi bagian sektor pertanian. Komoditas-komoditas tersebut meliputi: padi,
cabe, durian, penangkapan ikan di laut, kopi, rambutan, jagung, dan mangga. Komoditas-komoditas unggulan
yang berada pada tahap matang di luar sektor perikanan terdiri dari: warung kopi, perdagangan hasil perikanan,
Komoditas-komoditas yang berada pada tahap pertumbuhan didominasi oleh komoditas perdagangan
dan jasa. Komoditas-komoditas tersebut meliputiperdagangan hasil perkebunan, perdagangan sembako, jasa
bengkel motor, dan jasa bengkel mobil. Sisanya adalah komoditas kakao (sektor pertanian) dan industri
tahu/tempe (sektor industri). Perdagangan hasil kebun sebenarnya sudah berkembang sejak lama. Situasi konflik
militer yang berlangsung di Aceh di masa lalu, menyebabkan perdagangan komoditas ini tidak berjalan normal
dalam kurun waktu yang lama.Perdamaian antara GAM dan Pemerintah Indonesia secara bertahap mulai
kembali mendorong pengembangan komoditas ini.
Untuk sawit, secara keseluruhan siklus hidupnya berada pada tahap transisi antara tahap pertumbuhan
dan tahap matang. Di daerah seperti Singkil, Nagan Raya, Aceh Timur dan Aceh Tamiang misalnya, komoditas
ini sudah mengalami fase matang. Sementara di daerah seperti Aceh Utara, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Selatan,
Aceh Barat, dan Aceh Jaya, komoditas ini masih berada pada fase pertumbuhan. Life cycle KPJu unggulan lintas
sektor tingkat provinsi secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.
1 Padi
2 Perdagangan hasil perkebunan
3 Cabe
4 Perdagangan Sembako
5 Warung Kopi
6 Perdagangan Hasil Perikanan
7 Durian
8 Sawit
9 Bengkel Motor
10 Kakao
11 Bengkel Mobil
12 Angkutan Mobil Roda Empat
13 Penangkapan Ikan di laut
14 Kopi
15 Mesin Perontok Padi
16 Rambutan
17 Tahu/Tempe
18 Jagung
19 Mangga
20 Praktek Mantri/perawat
Sumber : Data primer, tahun 2012 (diolah)
Kurangnya modal pelaku UMKM merupakan alasan klasik dalam pengembangan komoditas-komoditas
unggulan UMKM.Kurangnya modal ini disebabkan oleh keterbatasan informasi atas akses dana, keterbatasan
kemampuan dalam membuat proposal pendanaan, dan susahnya memperoleh dana akibat jenis usaha yang
tidak bankable (misalnya pada sektor pertanian). Yang juga disayangkan adalah meskipunkemudian terjadi
peningkatan permintaan atas usaha, pelaku usaha tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan tersebut
karena kondisi kurangnya modal ini
Kurangnya akses pemasaran komoditas ke pasar potensial menyebabkan UMKM tidak dapat
mengembangkan usahanya secara optimal.Dalam situasi seperti ini, UMKM cenderung tidak dapat menjual
komoditas dalamjumlah yang besar. Atau dalam skenario yang lain, secara perlahan UMKM mengalami
penurunan motivasi dalam menjalankan usaha karena keuntungan yang diperoleh tidak maksimal atau
mengalami kerugian.
Kelemahan manajerial merupakan hambatan yang dihadapi terutama oleh usaha skala mikro. Kebanyakan
usaha skala mikroini menjalankan usaha tanpa perencanaan, pengendalian, dan juga evaluasi usaha yang
memadai. Disamping disebabkan karena rendahnya kualitas SDM, hal inijuga dilatarbelakangi oleh statususaha
yang merupakan milik pribadi atau keluarga.
Rendahnya daya adopsi terhadap teknologi juga membuat UMKM mengalami kesulitan mengembangkan
usahanya. Rendahnya daya adopsi ini dalam banyak kasus disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan
pengalaman pelaku UMKM. Rendahnya daya adopsi terhadap teknologi ini pada gilirannya menyebabkan
terjadinya berbagai hambatan dalam pengembangan produk dan juga mempengaruhi pemasaran.
1. Background
Acehs economic growth has been getting better since the era of peace, but still lower than the national
economic growth. In 2011, Aceh's economic growth stood at 5.02%, while the national economic growth reached
more than 6%. If the contributions of oil and gas are excluded, Aceh's economy grew slightly to 5.89%. The decline
ofoil and gas industriesactivities was the cause of lower Acehs economic growth with oil and gas.
Micro, Small and Medium-sized Enterprises (MSMEs) play a strategic role in Acehs economy, as applicable
in the national economy. Data from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium-sized Enterprises in 2008
revealed the important role of MSMEs nationwide. First, the number of MSMEs businesses in all economic
sectorsreached 51.3 million units, or 99.9% of total businesses. Second, the potential of MSMEs to absorb labor
reached 97.04% of the total work force. Third, the contributions of MSMEs to the Product Domestic Bruto
(PDB)accounted for 55.56% of the total PDB.
Based on data from the Department of Industry and Trade of Aceh in 2008, Aceh had about 280,000 MSMEs.
Data from this source also states that AcehsMSMEs absorbed more than 90% of workforce. Agriculture, trade, and
services were sectors in which AcehsMSMEs were very much involved. Given that, these sectors need to be
developed in the future in light of the improvement of MSMEs role. Thus, these sectors will continue to provide an
important contribution to employment and local revenues.
This report contains the results of research on development of leading commodities/products/business types
(leading KPJu) ofAcehs MSMEsin 2012 by economic sector/sub-sectorand cross-sector. Besides within the
province, leading KPJuhere also include the scope of all districts/cities in Aceh. The determination of
leadingKPJuwasdone in stages, beginning with the determination leading KPJu at the subdistrict level, then at the
district/city level and ended at the provincial level. The determination of leadingKPJuused bottom-up approaches
involving officials of local government and government agencies/institutions, MSMEs businessmen/women, bankers,
academia, and other stakeholders.
The method of the determination of KPJu used was modified AHP (Analytic Hierarchy Process). The method
was called so because this study also applied the Borda and Bayesian Methods in determiningleadingKPJuat the
subdistrict, district/city and provincial levels. Besides leading KPJu, it was also determined potential KPJu which can
beleading KPJu in the future if treated with specific policies. The main parameters used in the determination of
leading KPJuwere related to the contributions of KPJuto job creation, local economic growth, and KPJu
competitiveness. Furthermore, it was also established criteria for the consideration of leading KPJuin subdistricts and
districts/cities. The criteria for the subdistrict leading KPJu consisted of the number of businesses, markets, the
availability of inputs, and the contributions of the commodity tosubdistrict's economy. The criteria for the district
leading KPJu included the availability of skilled labor, raw materials, capital, means of production/business,
businesstechnology, social and cultural conditions, business management, market, commodity price, employment
and the contributionsof the community to district's economy.
It is hoped that the results of this research can be input and reference for all stakeholders associated with the
development of Acehs MSMEs. For financial institutions, their loansare expected to be targetted to the
development ofleading commodities recommended by this research. Similarly for investors, the results of this study
are expected to be guidance for future investment. Meanwhile, forrelated government agencies, the results of this
study should also be considered as reference in making decisions related to MSMEs.
2. The Government and Bank Indonesia (the Central Bank of the Republic of Indonesia) policy on MSMEs
Development
12
Acehs government, through the Medium-Term Development Plan of Aceh (RPJMA) 2012- 2017, stresses the
importance of the development of MSMEs. In RPJMA 2012-2017, it is stated that the third mission of RPJMA
2012-2017 which is "Strengthening the economic and quality of human resources" is carried out by "Expanding
employment opportunities through infrastructure development of the real sectors as well as siding with MSMEs and
cooperatives." This statement shows that the government's attention to MSMEs aims to expand employment
opportunities for the community at large.
In RPJMA 2012-2017, there are at least two main programs directly related to MSMEs. The fourth main program,
namely "Food security and valueadded" attributed to "Enhancing the role of private sectors, MSMEs, andAceh-Owned
Enterprises. While the fifth main program Poverty Reduction is pursued by improving the competitiveness of
MSMEs and cooperatives through fostering and development of cooperatives and MSMEs
Bank Indonesias tasks in assisting MSMEs are indirect and implemented in three policy instruments. First,
the stipulation of credit policies that encourage banks to give loans to MSMEs. Second, institutional development is
done by establising cooperation among financial institutions, such as between commercial banks and BPR (Bank
Perkreditan Rakyat or Peoples Credit Banks) as well as between BPR and Lembaga Dana Keuangan
Pedesaan(Rural Fund Institutions), for the sake of a broad range of lending. Third, the provision of technical
assistance which include: training for officials of banks and financinginstitutionsfor MSMEs, providing information on
the results of relevant research, credit statistics, data about potential commodities, as well aspromotingMSMEs in
bridging relationshipbetween MSMEsand banks. MSMEspoliciesstipulated by Bank Indonesia aim to encourage
banks to increase lending to MSMEs and help improve the capability of MSMEs to be able to meet the requirements
set by Bank Indonesia.
Development of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in Aceh can not be separated from the
support of the banks in SME lending. As of September 2012, the outstanding loan MSME Aceh province reached
Rp7, 2T or approximately 35.96% of total loans channeled. Compared to the previous year, SME loans grew 8.09%.
Seen by sector, lending to micro, small, and medium dominated by trade sector with a share of 47.76%. While MSME
credit absorption in primary sectors such as agriculture and fisheries are still relatively minimal, each by only 4.85%
and 0.13%.
Given the scale of its business, the largest share of SME loans disbursed to credit customers a small
category with 67.64% proportion. The rest, is a medium credit of 16.39% and 15.97% of micro-credit. However, the
number of categories of micro-credit accounts far more than small and medium-sized loans. The number of
microcredit borrowers reached 82.608. Credit MSME category are refer to Law No.20 of 2008, which is classified as a
small loan is a debtor to a net> Rp50juta - Rp500juta or net proceeds> Rp300juta - Rp2, 5M. While categorized as
micro-credit is a net debtor with <50 million or the net proceeds <300 million per year.
In general, each district/city has different leading KPJuper sector/subsector. This difference results from factors,
such as the location of the region, natural conditions, labor, the availability of business raw materials, and economic,
social and cultural conditions of each district/city. Areas with the administrative status of cities, for instance, have
relatively prominent commodities in sectors of hotel and restaurant, and services. Meanwhile, many areas with the
status of districts rely on agricultural commodities. Districts/Cities located near coastal areas, also tend to have
leadingcommodities in the fisheries sector.
13
In the vegetable subsector, the most leadingcommodity in all districts/cities is long pepper. Of all
districts/cities, just in Sabang this commodity is relatively undeveloped. Other leading commodities in this subsector
from the highest to the lowest rankings includechili, tomato, cucumber, and potato. Physical characters of long
pepper, a bit more durable and not easily damaged compared to other vegetable commodities, lead thiscommodity to
be a favorable one.
Durian is a leading commodity taking the top position in the fruit subsector.Thistasty fruit grows in most parts of
Aceh. Overall, just in Lhokseumawe, Sabang, and Banda Aceh this fruit israrely planted. Despite having a high
economic value, a lot of Aceh durian stem from old trees. Attemptsto rejuvenate this fruit are essential for its survival
and development in the future. Fruitranked below durian include banana, papaya, mango, and orange.
For the plantation subsector, oil palm tops the list. Although allegedly caused some environmental damage, as
happened in the Tripa Swamp Forest of Nagan Raya District, until now oil palm is still a popular commodity in the
plantation subsector in Aceh. It is important to note that in the future oil palm plantation should not be developed in
the primary forest because it can damage natural environment, destroy biodiversity and lead to flooding. Other
leading commodities below oil palm include cocoa, rubber, coffee, and areca nut (pinang).
In the livestock subsector, broilercultivation is the most leading commodity.The development of broiler
cultivation is in line with consumption demands. Chicken meat becomes major consumption after fish because ofthe
relatively high price of beef and mutton in Aceh. Commodities ranked below broiler cultivationinclude duck
cultivation,beef cattle cultivation, carabao/buffalocultivation and goat cultivation.
Marine fish catching is ranked first for leading commodities in the fisheries subsector, whileshrimp is ranked
second. Aceh with vast territorial waters has a rich variety of fish, such as tuna, snapper, mackerel, squid etc.
Commodities rankedbelow marine fish catching consist offreshwater fish, namelytilapia, carp, and catfish.
For the forestry subsector, bamboo ranks the highest. Many people use bamboo for house materials (floors,
walls, etc), plaited mats, and others. Following bamboo are commodities of sugar palm, walnut, rattan, and mangrove.
Commodities in the forestry subsector certainly need to be managed carefully in order to create balance between
planting and harvesting which in turn can prevent damage to environment.
In the mining sector (type C quarrying), sand quarrying takes the top position.The next leading commodities in
this sector include stone/coral, limestone, clay, and mountain rock. Commodities of type Cquarrying are widely used
for the construction of houses and infrastructure. Businesses in this sector should be managed carefully. Damage to
roads traversed by vehicles transporting type C quarrying, water pollution due to the dredging of river water, and loss
of agricultural land and plantations are problems to be prevented in the development of this sector.
The industrial sector putsfurniture industriesas the most leading commodity.Other leading commodities
following furniture industries include industries of water refill, tofu/tempeh, brick, and garment. Water refill business is
now mostly found in many areas,from villages to the province. Nevertheless, in some areas, especially urban areas,
this business begins to show a tendency of saturation.
For the trade sector, trade of basic food commodities is ranked first.Tradeof basic food commodities (rice,
sugar, cooking oil, eggs, kerosene, etc.) which provides the basic needs of the community, is business that appear in
a lot of districts/cities in Aceh. The next leading commodities in the trade sector includetrade of plantation products,
drug store/pharmacy, furniture trade, and trade of fishery products.
14
In the transportation sector, motorized pedicabs become commodities beating other commodities. As a
unique meansof public transportation in Aceh, motorized pedicab isquite popular because of its mobility speed,
15
For the service sector, motorcycle repair shops are ranked first.Motorcycle repair shops grow widely due to the
rapid addition of motorcycles nowadays. The addition of motorcycles is associated with a variety of easy credit that
has been offered by motorcycle dealers for the last couple of years. Motorcycle repair shops surpass other
commodities in the service sector: paramedic/nurse, tailor, rice milling unit, and auto repair shop.
Beach tourismis ranked first in the tourism sector. As a province located on the northern tip of Sumatra Island,
many Acehs districts/cities have beaches. Only in the highlands of central Aceh, beaches do not exist. Coastal area
development supported by adequate infrastructures need to be provided in order to improve tourism in Aceh. Other
leading commodities in this sector include agro-tourism, cultural tourism, island tours, and dam/lake tourism. Overall,
leading KPJu per sector/sub sector at the provincial level can be seen in Table1.
Leading cross sectoral KPJu at the provincial level were the result of aggregation of cross sectoral KPJuin
districts/cities, which include 226 KPJu from 14 sectors/subsectors.Theweighted scores of top 20 leading
crosssectoralKPJuin Aceh Province can be seen in Table 2 below.
16
For cross sectoral KPJuat the provincial level, coffee is a potential commodity. Coffee, especially Gayo coffee,
is wellknownin foreign countries because of its quality taste. In 2011, Aceh Gayo coffee was exported 7.854 million
tons to several countries in Europe and America. Although Gayo coffee is not ranked in the top 10 leading cross
sectoral KPJuat the provincial level (mainly because it is only grow in the central region of Aceh), this commodity, as
a major export commodity, has a significant role for Acehs economy. Furtermore, this commodity also support
economic development in terms of employment. Unfortunately, until now Gayo coffee is still exportedvia the Sea Port
of Belawan in Medan, North Sumatera.
The development of big sea ports in Aceh is a solution ofthe dependency on the Medan Sea port. The
development of the port in the area close to the location of Gayo coffee cultivation and processing, such as the Sea
Port of Krueng Geukuh in Lhokseumawe, for instance, is expected to enable Aceh to export this commodity from its
own region. Thus, economic value added obtained by Aceh will increase and at the same time this can help
improveAcehs economy as a whole.
Auto repair shops and tofu/tempehindustries are also potential commodities that need attention and
support.Auto repair shopsare ranked 11th in the rankings of the leading crosssectoralKPJu at the provincial level.
The development of this commodity seems to be related to the increasing number of four-wheeled vehicles in Aceh,
especially private cars, since the post-tsunami rehabilitation and reconstruction. Meanwhile, tofu/tempeh industries
which provide healthy, nutritious and low-cost food,are ranked 17th. Tofu/tempeh can be an affordable food
alternative other than fish, egg, and meat.
From the perspective of product life cycle, overall,leading cross sectoral KPJuof the provincial level areat the
stages of growth and mature. In terms of competition, the development of commodities that experience the stage of
growth tends to be competitive and has a more open business, while business space and competitive development of
commodities at the mature stagetend to become narrower.
Commodities at the mature stage are mainly from subsectors of the agricultural sector.Those commodities
include: paddy (rice), long pepper, durian, marine fish catching, coffee, rambutan, corn, and mango. Leading cross
sectoral commodities that are also at a mature stage consist of: coffee shop, fishery products trade,public cars, rice
milling unit, and paramedic/nurse. These commodities havebeen long standing business in the community economic
development.
Commodities that are in the growth stageare dominated by trade and services commodities. These
commodities covertrade of basic food commodities, motorcycle repair shop and auto repair shop. The remaining
commodities at this stage include cocoa (agricultural sector) and tofu/tempeh (industrial sector). Plantation products
trade hadactually grownsteadily for a long time. However, military conflictstaking place in Aceh in the pastdid not
enable the development of this commodity. Peace between GAM and the Indonesian government has gradually
boosted this commoditydevelopment.
For oil palm, its life cycle is at a transitional stage, between stages of growth and mature. In areas such as
Singkil, Nagan Raya, East Aceh, and Aceh Tamiang, for instance, this commodity has been experiencinga mature
stage. In areas such as North Aceh, Pidie, Pidie Jaya, South Aceh, West Aceh, and Aceh Jaya, this commodity is still
in a growth stage. As a whole, life cycle of leading cross sectoralKPJuat the provincial level can be seen in Table 3.
17
In general, the development of MSMEs leading commodities in Aceh faces variousobstacles. Based on the
results of focus group discussions at the district/city and provincial levels which involved MSMEs stakeholders held by
the Research Team, it can be concluded that constraintsof leading KPJu developmentare associated with aspects of
capital, marketing, managerial ability, and technology adoption.
Lack of capital is a classic excuse in the development of MSMEsleading commodities. Lack of capital is
caused by lack of information on access to funds, limited ability to make funding proposals, andthe difficulties to
obtain funding due to the types of business that are not bankable (eg.agricultural commodities). Unfortunately,in many
cases, even thoughthere is an increase in demand for their products, businessmen/women cannot meet the
increased demand due to lack of capital.
Lack of access to potential markets leadsMSMEs to be unable to develop their business optimally. In such a
situation, MSMEs tend not to sell commodities in large quantities. Or in another scenario, MSMEs will gradually have
low motivation to keep running the business because they do not get maximum economic benefitsor they sustain a
loss.
Managerial weaknesses are obstacles faced by mostly micro enterprises. Most of micro-scale enterprises run
business without planning, control, and evaluation. It occurs because of low quality of human resources, as well as
the status of businesses that is personally or family owned ones.
The low technology adoption also makes it difficult for MSMEs to develop their business.This situation, in
many cases,results fromMSMEs limited knowledge and experience. The low technology adoption in turn leads to a
variety of barriers in developing and improving product marketing.
18
1.1
1.1 LATARBELAKANG
LATAR BELAKANGPENELITIAN
PENELITIAN
Usaha Mikro
Usaha Mikro Kecil
Kecil dan
dan Menengah
Menengah (UMKM)(UMKM) memiliki
memiliki peran
peran strategis
strategis dalam
dalam perekonomian
perekonomian nasional.
nasional.
Data Kementerian Negara Koperasi & UKM tahun 2008 menunjukkan
Data Kementerian Negara Koperasi & UKM tahun 2008 menunjukkan beberapa fakta menyangkut beberapa fakta menyangkut
pentingnya eksistensi
pentingnya eksistensi UMKM;Pertama,
UMKM;Pertama, jumlah jumlah industrinya
industrinya dalam
dalam setiap
setiap sektor
sektor ekonomi
ekonomi tercatat
tercatat
sebanyak 51,3
sebanyak 51,3 juta
juta unit
unit atau
atau 99,9%
99,9% dari
dari total
total unit
unit usaha.Kedua,
usaha.Kedua, potensinya
potensinya dalam
dalam penyerapan
penyerapan tenaga
tenaga
kerja menyerap
kerja menyerap 97,04%
97,04% dari
dari total
total angkatan
angkatan kerja
kerja yang
yang bekerja.Ketiga,
bekerja.Ketiga, share UMKM dalam
share UMKM dalam pembentukan
pembentukan
PDByang
PDB yangrelatif
relatifbesar
besaryaitu
yaitumencapai
mencapai55,56%
55,56%dari daritotal
totalPDB.
PDB.
Mengingat UMKM
Mengingat UMKM merupakan
merupakan pemain
pemain penting
penting dalam
dalam perekonomian
perekonomian nasional,
nasional, Bank
Bank Indonesia
Indonesia melakukan
melakukan
upaya dalam
upaya dalam pemberdayaannya.
pemberdayaannya. Dalam
Dalam hal
hal ini,
ini, terdapat
terdapat strategi
strategi kebijakan
kebijakan yang
yang diambil,
diambil, antara
antara lain
lain (1)
(1)
Pengaturan kepada
Pengaturan kepada perbankan
perbankan terkait
terkait pengembangan
pengembangan UMKM, UMKM, (2) (2) Pengembangan
Pengembangan kelembagaan
kelembagaan yang yang
menunjang, (3)
menunjang, (3) Pemberian
Pemberian bantuan
bantuan teknis,
teknis, serta
serta (4)(4) Kerjasama
Kerjasama dengan
dengan berbagai
berbagai pihak
pihak baik
baik lembaga
lembaga
pemerintah maupun
pemerintah maupun lembaga
lembaga lainnya.Salah
lainnya.Salah satu
satu bentuk
bentuk bantuan
bantuan teknis
teknis yang
yang diberikan
diberikan adalah
adalah melalui
melalui
upaya penyediaan
upaya penyediaan informasi,
informasi, yang
yang diperoleh
diperoleh berdasarkan
berdasarkan hasil hasil penelitian
penelitian (research
(research based). Kegiatan
based). Kegiatan
penelitian dilakukan
penelitian dilakukan guna
guna menghasilkan
menghasilkan informasi
informasi ilmiah
ilmiah sebagai
sebagai dasarpengambilan
dasarpengambilan keputusan
keputusan yangyang
utamanya diperuntukkan
utamanya diperuntukkan bagi
bagi stakeholders terkait, baik
stakeholders terkait, baik pemerintah
pemerintah daerah,
daerah, perbankan,
perbankan, kalangan
kalangan swasta
swasta
maupunmasyarakat
maupun masyarakatluas.
luas.
Pada periode
Pada periode ini,
ini, penelitian
penelitian yang
yang dilakukan
dilakukan adalah
adalah penelitian
penelitian Komoditas/Produk/Jenis
Komoditas/Produk/Jenis Usaha
Usaha (KPJu)
(KPJu)
Unggulan UMKMse-Provinsi
Unggulan UMKMse-Provinsi Aceh. Aceh. KPJu
KPJu berupaya
berupaya mengidentifikasi
mengidentifikasi komoditi-komoditi
komoditi-komoditi unggulan
unggulan dari
dari
berbagai sektor
berbagai sektor ekonomi
ekonomi dalam
dalam suatu
suatu wilayah
wilayah baik
baik didi tingkat
tingkat Provinsi
Provinsi maupun
maupun Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota. Adapun
Adapun
pelakuusahanya,
pelaku usahanya,tetapdititikberatkan
tetapdititikberatkanpada
padakategori
kategoriUMKM.
UMKM.
Metode penelitian
Metode penelitian yang
yang digunakan
digunakan adalah
adalah metode
metode modifikasi
modifikasi Analytical
Analytical Hierarchy (AHP).Disebut
Process (AHP).Disebut
Hierarchy Process
demikian karena
demikian karena penelitian
penelitian ini
ini juga
juga menggunakan
menggunakan Metode
Metode Perbandingan
Perbandingan Eksponensial
Eksponensial (MPE),
(MPE), Metode
Metode
Borda dan
Borda dan Metode
Metode Bayes
Bayes dalam
dalam menetapkan
menetapkan KPJu
KPJu unggulan
unggulan kecamatan,
kecamatan, kabupaten/kota
kabupaten/kota hingga
hingga
Provinsi.
Provinsi.
Data dan
Data dan informasi
informasi dalam
dalam Penelitian
Penelitian Pengembangan
Pengembangan KPJu KPJu Unggulan
Unggulan UMKM
UMKM meliputi
meliputi berbagai
berbagai aspek.
aspek.
Aspek makro
Aspek makro berupa
berupa kebijakan
kebijakan Pemerintah,
Pemerintah, baik
baik Pemerintah
Pemerintah Pusat
Pusat maupun
maupun Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah dan
dan
potensi ekonomi
potensi ekonomi daerah
daerah dalam
dalam rangka
rangka pengembangan
pengembangan UMKM. UMKM. Sementara
Sementara pada
pada aspek
aspek mikro,
mikro, meliputi
meliputi
kondisi dan
kondisi dan potensi
potensi UMKM.
UMKM. Hasil
Hasil penelitian
penelitian tersebut
tersebut akan
akan didesiminasikan
didesiminasikan dalam
dalam website Sistem
website Sistem
Informasi Terpadu
Informasi Terpadu Pengembangan
Pengembangan UKM UKM (SI-PUK)
(SI-PUK) yangyang terintegrasi
terintegrasi dalam
dalam Data
Data dan
dan Informasi
Informasi Bisnis
Bisnis
Indonesia(DIBI),
Indonesia (DIBI),dan
dandapat
dapatdiakses
diaksesmelalui
melaluiinternet
internetdidialamat
alamatwww.bi.go.id.
www.bi.go.id.
Hasil
Hasil penelitian
penelitian ini
ini diharapkan
diharapkan menjadi
menjadi masukan
masukan bagi
bagi pengembangan
pengembangan UMKMUMKM didi Provinsi
Provinsi Aceh.
Aceh. Lebih
Lebih
dalam
dalam lagi,
lagi, Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah diharapkan
diharapkan dapat
dapat memprioritaskan
memprioritaskan kebijakan
kebijakan ekonomi
ekonomi melalui
melalui
pengembangan
pengembangan KPJu KPJu unggulan
unggulan didi suatu
suatu kabupaten/kota
kabupaten/kota sebagai
sebagai upaya
upaya untuk
untuk menciptakan
menciptakan lapangan
lapangan
pekerjaan
pekerjaan dandan meningkatkan
meningkatkan kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat
masyarakat yang
yang pada
pada akhirnyaakan
akhirnyaakan berhujung
berhujung
padapengurangan
padapenguranganangka/tingkat
angka/tingkatkemiskinan
kemiskinandididaerah.
daerah.
28||PP ee nn ee ll ii tt ii aa nn KK oo mm oo dd ii tt ii // PP rr oo dd uu kk // JJ ee nn ii ss UU ss aa hh aa UU nn gg gg uu ll aa nn UU M
28 M KK M
M PP rr oo vv ii nn ss ii
AA cc ee hh 22 00 11 22
30 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
31 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
33 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
34 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
5. Konfirmasi 5 (lima) KPJu Unggulan untuk Setiap Sektor/Sub Sektor Ekonomi Ditingkat
Kabupaten/Kota.
Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJu unggulan untuk setiap sektor/sub sektor
yang telah diperoleh dengan menggunakan metode AHP, dankonfirmasi rekomendasi
kebijakan untuk KPJu unggulan.
37 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
2.1
2.1 PROVINSIACEH
PROVINSI ACEH
Provinsi Aceh
Provinsi Aceh terletak
terletak antara
antara 0101oo58
58 37,2
37,2 06
06oo 04
04 33,6
33,6
Lintang Utara
Lintang Utara dan
dan 94
94 57
oo57 57,6-
57,6- 98 98 17
oo17 13,2
13,2 Bujur
Bujur Timur.
Timur.
Luas Provinsi
Luas Provinsi Aceh
Aceh 5.677.081
5.677.081 ha ha atau
atau 56.771 km22.. Ketinggian
56.771 km Ketinggian
daratan rata-rata
daratan rata-rata 125
125 meter
meter didi atas
atas permukaan
permukaan laut.
laut. Batas-batas
Batas-batas
wilayah Provinsi
wilayah Provinsi Aceh,
Aceh, sebelah
sebelah Utara
Utara dan
dan Timur
Timur berbatasan
berbatasan
denganSelat
dengan SelatMalaka,
Malaka,sebelah
sebelahSelatan
Selatandengan
denganProvinsi
ProvinsiSumatera
Sumatera
Utara dan
Utara dan sebelah
sebelah Barat
Barat dengan
dengan Samudera
Samudera Indonesia.
Indonesia. Satu-
Satu-
satunya hubungan
satunya hubungan darat
darat hanyalah
hanyalah melalui
melalui Provinsi
Provinsi Sumatera
Sumatera
Utara, sehingga
Utara, sehingga Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh memiliki
memiliki ketergantungan
ketergantungan yang yang
tinggi terhadap
tinggi terhadap Provinsi
ProvinsiSumatera
SumateraUtara.
Utara.
Hingga tahun
Hingga tahun 2011
2011 Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh terbagi
terbagi menjadi
menjadi 18
18 Kabupaten
Kabupaten dan
dan 55 kota,
kota, terdiri
terdiri dari
dari 284
284 kecamatan,
kecamatan,
755 mukim,
755 mukim,dandan 6.450
6.450 gampong/desa.
gampong/desa. Ibukota
Ibukota Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh adalah
adalah Kota
Kota Banda
Banda Aceh,
Aceh,sebuah
sebuah kotakota yang
yang
kaya akan
kaya akan sejarah
sejarah sejak
sejak zaman
zaman Kerajaan
Kerajaan Aceh.
Aceh. Penduduk
Penduduk Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh tercatat
tercatat 4,597
4,597 juta
juta jiwa
jiwa dengan
dengan
proporsi laki-laki
proporsi laki-laki dan
dan perempuan
perempuan hampir
hampir sama.
sama. Sedangkan
Sedangkan jumlah
jumlah rumahtangga
rumahtangga padapada tahun
tahun yang
yang sama
sama
mencapai 1,09
mencapai 1,09juta
jutarumah
rumahtangga.
tangga.
Penduduk terbanyak
Penduduk terbanyak berada
berada didi Kabupaten
Kabupaten Aceh Aceh Utara
Utara (542
(542 ribu
ribu jiwa),
jiwa), kemudian
kemudian Kabupaten
Kabupaten Bireuen
Bireuen (398
(398
ribu jiwa),
ribu jiwa), dan
dan Kabupaten
Kabupaten Pidie
Pidie (388
(388 ribu
ribu jiwa).
jiwa). Sebaliknya,
Sebaliknya, jumlah
jumlah penduduk
penduduk paling
paling sedikit
sedikit bermukim
bermukim didi
KotaSabang
Kota Sabang(31 (31ribu
ribujiwa).
jiwa).
Indeks Pembangunan
Indeks Pembangunan manusia
manusia didi Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh relatif
relatif sedang,
sedang, yaitu
yaitu berada
berada pada
pada peringkat
peringkat ke-17
ke-17 dari
dari 33
33
provinsi didi Indonesia
provinsi Indonesia dengan
dengan angka
angka indekssebesar
indekssebesar 72,16,
72,16, meningkat
meningkat dari
dari tahun
tahun sebelumnya
sebelumnya yang
yang
sebesar 71,70.
sebesar 71,70. Reduksi
Reduksi shortfall
shortfall 2010-2011
2010-2011 tercatat1,64
tercatat1,64 lebih
lebih baik
baik dari
dari periode
periode 2009-2010
2009-2010 yang
yang hanya
hanya
1,33.
1,33.
Sekitar 1,85
Sekitar 1,85 juta
juta lebih
lebih penduduk
penduduk berstatus
berstatus bekerja
bekerja atau
atau mempunyai
mempunyai pekerjaan
pekerjaan pada
pada berbagai
berbagai sektor
sektor
ekonomi. Sebaliknya,
ekonomi. Sebaliknya, sekitar
sekitar 149
149 ribu
ribu penduduk
penduduk yang
yang termasuk
termasuk angkatan
angkatan kerja
kerja berstatus
berstatus sebagai
sebagai
penganggur. Sehingga
penganggur. Sehingga angka
angka pengangguran
pengangguran terbuka
terbuka didi provinsi
provinsi ini
ini tercatat
tercatat 7,43
7,43 persen
persen pada
pada Agustus
Agustus
2011. Artinya
2011. Artinya dalam
dalam setiap
setiap 100
100 orang
orang angkatan
angkatan kerja,
kerja, sebanyak
sebanyak 92-93
92-93 orang
orang bekerja
bekerja dan
dan 7-8
7-8 orang
orang
lainnya menganggur.Tingkat
lainnya menganggur.Tingkat kesempatan
kesempatan kerja
kerja selama
selama 33 tahun
tahun terakhir
terakhir relatif
relatif meningkat,
meningkat, pada
pada tahun
tahun
2009 tercatat
2009 tercatat 91,29
91,29 persen,
persen, kemudian
kemudian menjadi
menjadi 91,63
91,63 persen.
persen. Pada
Pada Agustus
Agustus 2011
2011 kembali
kembali meningkat
meningkat
menjadi92,57
menjadi 92,57persen.
persen.
Keterlibatan penduduk
Keterlibatan penduduk usia
usia kerja
kerja dalam
dalam kegiatan
kegiatan ekonomi
ekonomi tercatat
tercatat 63,78
63,78 persen.
persen. Artinya
Artinya dari
dari 100
100 orang
orang
penduduk usia
penduduk usia kerja
kerja (15
(15 tahun
tahun keatas),
keatas), sebanyak
sebanyak 63-64
63-64 orang
orang diantaranya
diantaranya terlibat
terlibat langsung
langsung dalam
dalam
kegiatan ekonomi
kegiatan ekonomi didi daerah
daerah ini.
ini. Sedangkan
Sedangkan 36-37
36-37 orang
orang lainnya
lainnya tidak
tidak terlibat,
terlibat, baik
baik karena
karena sekolah,
sekolah,
mengurusrumahtangga,
mengurus rumahtangga,atau
ataukegiatan
kegiatanlain.
lain.
38||PP ee nn ee ll ii tt ii aa nn KK oo mm oo dd ii tt ii // PP rr oo dd uu kk // JJ ee nn ii ss UU ss aa hh aa UU nn gg gg uu ll aa nn UU M
38 M KK M
M PP rr oo vv ii nn ss ii
AA cc ee hh 22 00 11 22
Secara sektoral, selain sektor pertanian, perekonomian di Provinsi Aceh ditopang oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor ini memberi andil sebesar 16,03 persen pada tahun 2011.Pada
.Gambar 1Peta Provinsi Aceh tahun 2011, pertumbuhan ekonomi
secara agregat tercatat 5,89 persen
jika komponen migas tidak
diikutsertakan. Jika migas
dimasukkan dalam nilai tambah
PDRB daerah ini menjadi 5,02
persen. Hal ini sebabkan oleh
menurunnya pertambangan dan
industri pengolahan migas.
Wilayah terluas adalah Kecamatan Simeulue Barat yang mencapai 235,12 km2 atau 11,06 persen dari
luas kabupaten. Sebaliknya wilayah terkecil berada di Kecamatan Teluk Dalam yang hanya 5,53 persen
dari wilayah kabupaten. Di Kecamatan Simeulue Timur jumlah penduduk bermukim sekitar 35,86 dengan
tingkat kepadatan penduduk sekitar 78 jiwa/km2.Wilayah yang memiliki penduduk paling sedikit yaitu di
Kecamatan Alafan dengan jumlah 4.582 jiwa atau hanya 5,55 persen dengan tingkat kepadatan
penduduk 19 jiwa/km2.
Sebagai daerah terpencil, kendala jarak dan media angkutan menjadi salah satu kendala memajukan
pembangunan wilayah. Demikian pula dengan pembangunan manusia di kabupaten ini, angka IPM
sebesar 69,73 merupakan yang terendahke-19 di kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Angka harapan hidup sebagai salah satu komponen IPM tercatat 63,05 tahun, yang merupakan angka
terendah dibandingkan wilayah lain di Provinsi Aceh. Namun demikian, angka melek huruf penduduk 15
tahun keatas sudah cukup tinggi, yakni mencapai 98,85 persen. Sementara rata-rata lama sekolah
mencapai 8,62 persen. Untuk komponen ekonomi, kemampuan daya beli masyarakat Simeulue sebesar
Rp622,72 ribu rupiah per bulan. Lebih tinggi 7 ribu rupiah daripada kemampuan daya beli masyarakat
Aceh pada umumnya.
Angka pengangguran terbuka tahun 2011 di Kabupaten Simeulue tercatat sebesar 7,36 persen, jauh lebih
rendah dari tahun 2010 yang mencapai 12,25 persen. Dengan demikian tingkat kesempatan kerja di
kabupaten kepulauan ini mencapai 92,64 persen. Sementara partisipasi penduduk usia kerja tercatat
sebesar 66,35 persen.
Perekonomian Kabupaten Simeulue paling besar disokong oleh sektor pertanian (38,06 persen), terutama
subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor peternakan. Kemudian sektor jasa-jasa sebesar 18,13
persen yang didominasi oleh subsektor jasa pemerintahan umum. Sektor perdagangan, hotel, dan
restoran juga berperan besar dalam perekonomian daerah ini, yakni sebesar 17,65 persen.
Tabel 6Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan PendudukKabupaten Simeulue 2011
40 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Secara administratif kabupaten yang mekar dari Kabupaten Aceh Selatan ini terdiri atas 11 kecamatan,
16 mukim, dan 120 gampong/desa. Wilayah terluas berada di Kecamatan Singkil Utara yang mencapai
seperlima dari luas wilayah kabupaten. Sebanyak 104.856 orang penduduk mendiami wilayah ini, mereka
terdiri atas 52.957 orang laki-laki dan 51.899 orang perempuan. Kemudian, sekitar 30 persen lainnya
bermukim di Kecamatan Gunung Meriah dengan perkiraanluas wilayah kurang dari sepersepuluh luas
kabupaten atau tepatnya 9,83 persen.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Singkil tercatat sebesar 48 jiwa/km. Kecamatan Gunung Meriah
mempunyai kepadatan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 146 jiwa/km2. Kemudian disusul Kecamatan
41 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Menginjak ulang tahun ke-13, pembangunan di kabupaten ini sedikit melambat. Pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia di wilayah ini tercatat 68,98, berada pada peringkat 22 diatas Kabupaten Gayo
Lues. Daerah pemekarannya, yakni Kota Subulussalam melaju lebih cepat selangkah dengan pencapaian
IPM sebesar 69,63.
Dari sudut pandang kesehatan, angka harapan hidup penduduk kabupaten ini hanya lebih baik dari
Kabupaten Simeulue. Harapan hidup penduduk hanya mencapai 65,10 tahun pada tahun 2011.
Pembangunan pendidikan juga harus dibenahi, jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya posisi
Kabupaten Aceh Singkil masih berada pada posisi kelompok terbawah. Angka melek huruf sudah
mencapai 96,25 persen, artinya hanya 3,75 persen penduduk 15 tahun keatas yang tidak dapat membaca
dan menulis. Sedangkan rata-rata lama sekolah baru sekitar 7,77 tahun, atau baru menduduki kelas 2
SLTP.
Walaupun tidak berada pada posisi akhir, namun kemampuan daya beli penduduk di kabupaten ini harus
terus ditingkatkan. Dalam sebulan pengeluaran per kapita mencapai 613,88 ribu rupiah. Angka tersebut
masih di bawah rata-rata daya beli penduduk provinsi secara umum yaitu 615,60 ribu rupiah.
Sekitar 3.199 penduduk berstatus penganggur, angka tersebut merupakan 7,67 persen dari keseluruhan
angkatan kerja yang tercatat 38.513 orang. Pengangguran ini Kabupaten Aceh Singkil menurun dari
tahun sebelumnya, waktu itu mencapai 9,31 persen.
Sebanyak 19.942 penduduk Kabupaten Aceh Singkil berada di bawah garis kemiskinan. Proporsinya
mencapai 18,93 persen dari seluruh penduduk. Angka ini telah jauh berkurang dari 5 tahun lalu yang
tercatat 28,41 persen.
Pertumbuhan ekonomi wilayah ini mencapai 5,03 persen pada tahun 2011, sedikit lebih tinggi daripada
tahun sebelumnya yang hanya 4,97 persen. Sektor ekonomi yang mengalami laju pertumbuhan tertinggi
42 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sektor pertanian yang menopang perekonomian daerah hingga 35,60 persen, pertumbuhannya relatif
stagnan, hampir tidak bergerak yaitu 1,26 persen.
Tabel 7Jumlah Rumah Tangga,Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Singkil 2011
Sebanyak 248 gampong berdiri dibawah naungan kabupaten penghasil pala ini. Sejumlah 43 mukim juga
terbentuk sebagai wilayah khusus daerah. Kemudian sebanyak 18 wilayah kecamatan menaungi
gampong-gampong di daerah ini. Ibukota Kabupaten Aceh Selatan terletak di Tapaktuan.
43 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pada tahun 2011, sebanyak 207.025 penduduk tercatat bermukim di kabupaten ini. Terdiri atas 101.967
laki-laki dan 105.058 perempuan, dengan rasio jenis kelamin 97. Artinya, dalam 100 orang perempuan
hanya terdapat 97 orang laki-laki. Mereka terkumpul dalam sekitar 48 ribu rumah tangga yang tersebar di
18 wilayah kecamatan. Populasi terbanyak berada di Kecamatan Tapaktuan yang merupakan ibukota
kabupaten, yakni 22.911 jiwa. Kemudian di Kecamatan Kluet Utara bermukim sejumlah 22.350 jiwa.
Sebaliknya, jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Trumon yang hanya dihuni oleh sekitar
4.217 jiwa. Kepadatan penduduk di wilayah ini mencapai 52 jiwa per km2, namun kepadatan dalam
wilayah kecamatan sangat bervariasi antara 10 hingga 287 jiwa per km2. Penduduk terpadat berada di
Kecamatan Labuhan Haji, sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Trumon.
Pembangunan manusia dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur kemajuan pembangunan. Dalam
hal ini tercatat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Selatan termasuk dalam posisi bawah,
yaitu peringkat ke 17 dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Angka IPM tercatat sebesar 70,36 masih
jauh dibawah angka IPM Provinsi Aceh secara umum yang mencapai 72,16.
Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup penduduknya sebesar 67,03 tahun. Kemudian angka melek
huruf penduduk 15 tahun keatas sebesar 96,55 persen dan rata-rata lama sekolah baru mencapai 8,44
tahun. Sementara itu paritas daya belinya sebesar Rp 611 ribu. Semua komponen tersebut berada
dibawah angka provinsi secara umum, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan daerah ini
masih tertinggal dari wilayah lain meskipun usianya sudah cukup tua.
Keikutsertaan penduduk dalam kegiatan ekonomi cukup baik, hal ini terlihat dari angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang mencapai 64,13 persen atau lebih tinggi dari angka provinsi yang tercatat
63,78 persen. Demikian pula dengan TPT yang hanya 6,41 persen, lebih rendah dari angka provinsi yang
tercatat 7,43 persen.
Berbeda dengan IPM yang cenderung rendah, kemiskinan di wilayah ini justru cukup rendah jika
dibandingkan dengan kemiskinan secara agregat di Provinsi Aceh yang mencapai 20,98 persen. Pada
tahun 2010 persentase penduduk miskin di Aceh Selatan sebesar 15,93 persen. Angka tersebut hanya
lebih besar daripada Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Langsa.
44 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Laju pertumbuhan ekonomi daerah tertua di bagian barat-selatan Aceh tersebut berjalan mendatar. Pada
tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Selatan tercatat 4,47 persen sedikit lebih tinggi dari
tahun sebelumnya yang tercatat 4,19 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami
pertumbuhan tertinggi daripada sektor-sektor lainnya, yakni 7,18 persen. Kemudian diikuti sektor
keungan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 7,08 persen.
Tabel 8Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan 2011
Secara administratif, terbentuk pada tahun 1974 denganibukota Kutacane. Wilayah ini pernah mengalami
pemekaran kabupaten yaitu Kabupaten Gayo Lues. Saat ini Kabupaten Aceh Tenggaraterdiri dari 16
Kecamatan, 51 mukim, dan 385 gampong/desa. Sebanyak 282 desadiantaranya terletak di lembah dan
103terletak di kawasan lereng Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.
Tabel 9Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Tenggara 2011
46 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 295 gampong tercatat berada dibawah naungan Kabupaten Aceh Tengah. Secara administratif
mereka tergabung atas 16 mukim dan 14 kecamatan. Kabupaten yang beribukota di Takengon ini
berjarak sekitar 319 km ke Banda Aceh (ibukota provinsi).
Tabel 10Jumlah Rumah Tangga,Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Tengah, 2011
Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 179.546 orang, terdiri atas 90.826
orang laki-laki dan 88.720 orang perempuan. Rasio jenis kelamin secara umum sebesar 102, namun ada
beberapa kecamatan dengan rasio jenis kelamin dibawah angka 100. Ketiga kecamatan itu adalah
Kecamatan Kebayakan (98), Kecamatan Bebesan (99), dan Kecamatan Bies (97). Dalam pada itu, jumlah
rumahtangga di Kabupaten Aceh Tengah tercatat 45.159 pada tahun yang sama.
Kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi, yakni antara 4-744 jiwa/km2. Penduduk terpadat
berada di Kecamatan Bebesan dan sebaliknya, penduduk terjarang berada di Kecamatan Linge.
Sedangkan kepadatan penduduk secara umum di Kabupaten Aceh Tengah adalah 42 jiwa/km2, sekitar
separuh daripada kepadatan penduduk provinsi Aceh yang mencapai 81 jiwa/km2.
Pembangunan manusia di Kabupaten Aceh Tengah relatif maju dibandingkan dengan kabupaten/kota lain
di Provinsi Aceh. Apalagi kabupaten ini merupakan daerah yang sudah lama berdiri sebagai daerah
47 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Situasi kesehatan masyarakat secara umum cukup baik, ini terlihat dari angka harapan hidup penduduk
yang mencapai 69,70 tahun. Sedangkan dari sisi pendidikan, angka melek huruf mencapai 98,65 persen
Sementara rata-rata lama sekolah selama 9,70 tahun, artinya mereka telah menamatkan pendidikan
dasar 9 tahun atau tamat SLTP. Komponen IPM lainnya, yakni kemampuan daya beli penduduk sebesar
Rp622,73 ribu rupiah per kapita per bulan. Ini lebih besar dari rata-rata paritas daya beli provinsi Aceh
yang baru mencapai Rp 615,60 ribu.
Keikutsertaan dalam kegiatan ekonomi penduduk usia kerja di wilayah pegunungan ini mencapai 65,24
persen. Namun penyerapan kesempatan kerjanya sangat baik, hal ini terbukti dari Tingkat Kesempatan
Kerja yang mencapai 93,90 persen. Sehingga angka TPT hanya 6,10 persen, merupakan ketiga terendah
setelah Kabupaten Bener Meriah (5,19 persen) dan Kota Sabang (6,06 persen).
Sekitar 35,3 ribu penduduk Kabupaten Aceh Tengah termasuk warga miskin. Angka tersebut mencapai
20,10 persen dari total penduduk, hampir sama dengan persentase kemiskinan Provinsi Aceh yang
tercatat 20,98 persen. Nampaknya kebupaten ini harus memacu pembangunan daerah untuk mengurangi
kemiskinan warganya.
Perekonomian Kabupaten Aceh Tengah ditunjang oleh sektor pertanian, sesuai dengan kondisi alam di
wilayah ini. Sektor pertanian berperan hampir separuhnya pada perekonomian daerah, tepatnya 47,86
persen. Subsektor perkebunan menjadi andalan perekonomian daerah, dimana komoditi kopi sebagai
pilihan utama penduduk setempat. Sektor konstruksi juga berperan penting dalam perekonomian Aceh
Tengah dengan menyumbang 17,39 persen.
Sektor pertanian yang merupakan andalan dalam perekonomian daerah, tidak mengalami pertumbuhan
yang baik, hanya 0,31 persen pada 2010. Sementara perekonomian secara umum tumbuh 4,32 persen.
48 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Kecamatan terluas adalah Sungai Mas yang menempati 26,70% wilayah Aceh Barat. Daerah ini sebagian
besar masih berupa hutan. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Johan Pahlawan yang merupakan
ibukota Kabupaten Aceh Barat. Luas Kecamatan ini hanya 44,91 Km2 atau hanya 1,53% dari luas
Kabupaten Aceh Barat.
Jumlah penduduk pertengahan tahun 2011 di Kabupaten Aceh Barat sebanyak 177.532 jiwa, terdiri dari
90.107 laki-laki dan 87.425 perempuan. Dengan rasio jenis kelamin 103 persen, artinya penduduk laki-
lakilebih banyak sekitar 3 persen dibanding perempuan. Mereka terkumpul dalam 44.068 rumahtangga.
Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Johan Pahlawan yang menjadi ibukota Aceh Barat, yaitu
57.334 jiwa. Sebaliknya, jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Sungai Mas dan Woyla
Timur masing-masing sebesar 3.472 dan 4.233 jiwa. Secara geografis letak kedua kecamatan ini berada
paling jauh dengan Kota Meulaboh.
Kepadatan penduduk kabupaten ini mencapai 61 jiwa per km2. Dengan jumlah penduduk paling banyak
dan luas wilayah terbatas, Kecamatan Johan Pahlawan menjadi wilayah terpadat dengan rata-rata 1.277
jiwa menghuni 1 kilometer persegi wilayah. Kepadatan Penduduk terendah berada di Kecamatan Sungai
Mas dimana setiap 1 km2 hanya dihuni oleh 4 jiwa.
Tabel 11Jumlah Rumahtangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Barat, 2011
49 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Purchasing power parity atau kemampuan daya beli mencapai 604,24 ribu rupiah per kapita per bulan.
Maka terjadi kenaikan sekitar 0,65 persen dari tahun sebelumnya. Dari keempat komponen tersebut,
indeks komposit IPM kabupaten ini tercatat 71,20. Ia berada pada posisi 14 dari 23 kabupaten/kota
lainnya di Provinsi Aceh.
Angka pengangguran di kabupaten ini lebih rendah daripada angka provinsi, yakni 6,39 persen. Sehingga
diperkirakan sebanyak 5.176 orang usia kerja di Aceh Barat tengah mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, belum memulai kerja (meskipun sudah punya pekerjaan), ataupun putus asa karena tidak
memperoleh pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di wilayah yang telah memekarkan 3
kabupaten lain ini mencapai 65,45 persen. Lebih tinggi dari TPAK Provinsi Aceh yang hanya 63,78
persen.
Sekitar 42.489 penduduk hidup dibawah garis kemiskinan, jumlah tersebut merupakan 23,81 persen dari
total penduduk kabupaten ini. Angka tersebut hanya sedikit berkurang dari tahun sebelumnya yang
masih tercatat sebesar 24,43 persen. Garis kemiskinan atau batas miskin pada tahun 2011 untuk
Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp 402.636. Angka tersebut tertinggi ketiga setelah Kota Banda Aceh dan
Kota Sabang
Peran sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 19,09 persen, dimana subsektor perdagangan
sebagai penopang utama.Sementara itu, kontribusi sektor jasa pada tahunyang sama bernilai 17,95
persen.
50 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 kecamatan, 68 mukim, dan 604 gampong/desa. Jarak antara pusat-
pusat kecamatan dengan pusat kabupaten sangat bervariasi. Kecamatan Lhoong merupakan daerah
yang paling jauh, yaitu berjarak 106 km dengan pusat ibukota kabupaten (ibukota terletak di Kecamatan
Kota Jantho).
Penduduk yang bermukim di kabupaten yang mempunyai motto Putoh Ngon Pakat Kuwat Ngon
Meuseuraya ini cukup besar, yaitu sebanyak 359.464 jiwa. Mereka terdiri dari 184.709 orang laki-laki dan
174.755 orang perempuan. Sementara pada tahun 2011 tercatat 83.230 rumah tangga ada di daerah ini.
Kecamatan Darul Imarah merupakan tempat permukiman penduduk terbanyak, karena sekitar 13,20
persen penduduk Kabupaten Aceh Besar bertempat tinggal di sini. Sebaliknya, di Kecamatan Leupung
hanya kurang dari 1 persen penduduk yang bermukim di sini. Kepadatan penduduk antara 23 kecamatan
yang ada sangat bervariasi, antara 16 hingga hampir 1600 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan
penduduk paling kecil atau wilayah dengan kepadatan penduduk terjarang adalah Kecamatan Pulo Aceh
(16 jiwa/km2). Sebaliknya, penduduk terpadat berada di Kecamatan Krueng Barona Jaya (1.592
jiwa/km2) dan Kecamatan Darul Imarah (1.440 jiwa/km2).
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2011 tercatat 73,83 dan berada pada
peringkat keenam dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Letak wilayahnya yang mengapit ibukota
provinsi, yakni Kota Banda Aceh, turut membantu kemajuan wilayah ini.
Angka harapan hidup penduduk mencapai 70,81 tahun atau 2 tahun lebih tinggi daripada rata-rata angka
harapan hidup provinsi. Sementara angka melek huruf hampir sama dengan rata-rata melek huruf
provinsi, dimana tahun 2011 tercatat 96,98 persen. Kemudian, rata-rata lama sekolah tercatat telah
mencapai 9,77 tahun dengan angka paritas daya beli sebesar 614,39 ribu per kapita per bulan.
Hampir 13 ribu penduduk di Aceh Besar berstatus penganggur, sedangkan 148.633 orang lainnya
bekerja. Sehingga tingkat pengangguran terbuka di kabupaten ini tercatat 7,93 persen. Angka itu jauh
lebih rendah daripada setahun sebelumnya yang mencapai 11,60 persen.
51 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran nampaknya semakin menunjukkan eksistensinya atas perannya
terhadap perekonomian daerah ini. Selama periode 2008-2011, pertumbuhan rata-rata sektor ini
mencapai lebih dari 10 persen per tahun. Pada tahun 2011 pertumbuhannya mencapai 12,38 persen,
jauh diatas pertumbuhan ekonomi secara umum yang tercatat 5,34 persen. Sektor pertanian sendiri
hanya mampu tumbuh 2,93 persen.
Tabel 12Jumlah Rumahtangga, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk, Kabupaten Aceh Besar 2011
52 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 23 kecamatan berada dalam wilayah tugasnya, kemudian terdapat 94 mukim serta
gampong/desa sebanyak 730 buah. Sekitar 60 persen luas wilayah berada di 3 kecamatan, yakni
Kecamatan Geumpang, Mane, dan Tangse. Ibukota Kabupaten Pidie berada di Kecamatan Kota Sigli.
Pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Pidie mencapai 387.787 orang yang terdiri atas
188.176 orang laki-laki dan 199.611 jiwa perempuan. Paling banyak mereka bermukim di Kecamatan
Pidie yang tercatat 40.771 orang dan Kecamatan Mutiara Timur sebanyak 31.500 orang. Selanjutnya,
rasio jenis kelamin kabupaten ini sebesar 94, artinya jumlah penduduk perempuan lebih sedikit sekitar 6
persen daripada jumlah penduduk laki-laki. Satu-satunya kecamatan dengan rasio jenis kelamin lebih dari
100 adalah Kecamatan Geumpang yang mempunyai rasio jenis kelamin 110.
Kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi, yakni yang terjarang 10 orang per kilometer
persegi terdapat di Kecamatan Geumpang dan Kecamatan Mane. Sebaliknya, pemukiman terpadat
terdapat di Kecamatan Kota Sigli yang mencapai hampir 2.000 orang/km2, tepatnya 1.988 orang/km2.
Pencapaian derajat kesehatan penduduk cukup baik, hal ini terlihat dari angka harapan hidup
penduduknya yang lebih tinggi daripada angka rata-rata Provinsi Aceh secara umum. Angka harapan
hidup penduduk mencapai 69,68 tahun, atau lebih tinggi hampir 1 tahun daripada angka provinsi.
Dalam bidang pendidikan terjadi sebaliknya, angka melek huruf penduduk tercatat 96,30 persen.
Sementara rata-rata lama sekolah baru mencapai 8,72 tahun. Keduanya berada dibawah rata-rata angka
provinsi yang tercatat 96,80 persen dan 8,90 tahun.
Akan tetapi, kemampuan daya beli penduduk sedikit lebih tinggi dari kemampuan daya beli penduduk
Provinsi Aceh secara keseluruhan. Sehingga dalam indeks komposit IPM, posisi Kabupaten Pidie lebih
baik daripada angka Provinsi Aceh. Pada tahun 2011 IPM Kabupaten Pidie mencapai 72,43 dan Provinsi
Aceh sebesar 72,16.
53 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 157.157 orang penduduk bekerja dan sekitar 11.678 orang tidak bekerja, sehingga tingkat
pengangguran terbuka di wilayah ini mencapai 6,92 persen. Angka ini lebih rendah daripada tahun
sebelumnya yang tercatat 7,56 persen. Pada sisi yang lain, keterlibatan penduduk usia kerja dalam
kegiatan ekonomi yang terlihat dari TPAK mencapai 62,49 persen. Artinya sekitar 62,49 persen penduduk
usia kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi secara langsung, sedangkan 37,51 persen lainnya melakukan
kegiatan lain seperti bersekolah, mengurus rumahtangga, atau kegiatan lain.
Hampir 60 persen perekonomian Kabupaten Pidie ditopang oleh sektor pertanian, tepatnya 59,25 persen,
dengan pendukung utama subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor peternakan. Sektor lain
yang berperan besar adalah sektor jasa-jasa (15,50 persen) yang disokong subsektor jasa pemerintahan
umum (14,36 persen).
Pertumbuhan ekonomi kabupaten ini relatif mendatar, pada tahun 2011 tercatat 4,49 persen. Sektor yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas, dan air yang mencapai 14,10 persen, serta
sektor pangangkutan dan komunikasi yang mencapai 9,21 persen. Sebaliknya, sektor pertanian sebagai
penyokong utama perekonomian justru tumbuh hanya 1,63 persen.
Tabel 13Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Pidie 2011
Sebanyak 609 gampong dan 75 mukim tercakup dalam wilayah Kabupaten Bireuen. Kemudian
pemerintah kecamatan yang membantu pemerintahan kabupaten tercatat 17 kecamatan. Ibukota
Kabupaten sendiri terletak di Bireuen (Kecamatan Bireuen) yang berjarak sekitar 219 km dari ibukota
provinsi (Banda Aceh).
Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen tahun 2011 tercatat sebanyak 398.201 jiwa, terdiri atas 195.393
orang laki-laki dan 202.808 orang perempuan. Paling banyak penduduk berdiam di Kecamatan
Peusangan (48.582 jiwa) atau 12,20 persen dari jumlah penduduk kabupaten. Kemudian Kecamatan Kota
Juang tercatat 45.625 orang atau 11,46 persen dari keseluruhan penduduk. Sementara itu, jumlah
rumahtangga di kabupaten ini sebanyak 91.997 rumahtangga.
Kepadatan penduduk di setiap kecamatan sangat bervariasi, paling jarang terdapat di Kecamatan
Peudada yang tercatat 63 jiwa per km2. Sedangkan di Kecamatan Kota Juang paling padat dibandingkan
55 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Kemajuan pembangunan manusia di kabupaten yang mekar dari kabupaten Aceh Utara tahun 1999 ini
cukup baik. Pada tahun 2011 berada pada peringkat 7 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, yaitu
dengan nilai IPM sebesar 73,38.
Angka harapan hidup penduduk kabupaten mencapai 72,39 tahun, merupakan yang tertinggi di Provinsi
Aceh. Rata-rata angka harapan hidup penduduk Provinsi Aceh secara umum baru mencapai 68,80 tahun.
Dilihat dari bidang pendidikan, angka melek huruf penduduk 15 tahun keatas mencapai 98,51 persen.
Jadi hanya 1,49 persen penduduk yang masih buta huruf, kemungkinan penduduk usia tua yang
merupakan warisan pendidikan buruk pada masa lalu. Sementara rata-rata lama sekolah mencapai 9,28
tahun. Berarti mereka telah menamatkan pendidikan dasar 9 tahun atau menamatkan SLTP.
Kemampuan daya beli penduduk per kapita per bulan mencapai Rp 597,44 ribu, lebih tinggi
sedikitdibandingkan penduduk Aceh Timur yang tercatat sebesar 592,58 ribu rupiah.
Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Bireuen mencapai 62,75 persen, sedikit lebih rendah
daripada rata-rata TPAK Provinsi Aceh yang tercatat 63,78 persen. Sementara sebanyak 13.460 orang
berstatus pengangguran, merupakan sekitar 7,65 persen dari seluruh angkatan kerja.
Sebanyak 19,51 persen penduduk berada di bawah garis kemiskinan, berarti sekitar 76,10 ribu penduduk
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum sehari-hari. Angka ini lebih sedikit daripada persentase
angka provinsi yang tercatat 20,98 persen.
Disamping pertanian, sektor perdagangan cukup mendominasi perekonomian wilayah ini. Kontribusi
sektor pertanian mencapai 36,64 persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar
56 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pada tahun yang sama perekonomian daerah tumbuh 4,72 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya
yang tercatat 5,70 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami kemajuan yang menjanjikan,
sektor ini tumbuh 8,48 persen jauh lebih tinggi daripada sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian sendiri
tumbuh 5,09 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi secara umum.
Tabel 14Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bireuen 2011
57 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Kecamatan Paya Bakong merupakan wilayah terluas di Kabupaten Aceh Utara, wilayahnya meliputi 12,69
persen dari keseluruhan wilayah. Sedangkan Kecamatan Sawang mencapai 11,67 persen dari wilayah
Aceh Utara. Sedangkan penduduk yang menghuni kedua wilayah tersebut masing-masing sebanyak
6.481 jiwa dan 34.521 jiwa.
Kecamatan Lhoksukon yang merupakan ibukota kabupaten, menjadi tujuan utama tempat tinggal
penduduk, sehingga sekitar 10.671 rumahtangga menempati kecamatan tersebut. Kecamatan lainnya
yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Sawang dan Kecamatan Tanah Jambo
Aye. Penduduk yang menetap di wilayah itu masing-masing sebanyak 44.876 jiwa dan 40.472 jiwa.
Sebaliknya, penduduk paling sedikit bermukim di Kecamatan Banda Baro, yakni sebanyak 7.415 jiwa.
Kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi, antara 17 km2 yang terjarang (Kecamatan
Geureudong Pase) hingga 1.137 merupakan yang terpadat (Kecamatan Dewantara). Secara umum
kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 164 orang per kilometer persegi.
Secara umum, kehidupan di wilayah ini cukup baik. Hal ini terlihat dari angka IPM yang berada pada
posisi 8 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Pada tahun 2011 angka indikator yang menggambarkan
kemajuan pembangunan manusia tersebut mencapai 72,85. Angka tersebut lebih tinggi daripada IPM
Provinsi Aceh secara umum yang tercatat 72,16.
Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat 69,80 tahun, setahun
lebih tinggi dari angka harapan hidup penduduk Aceh. Sedangkan angka melek huruf mencapai 97,83
persen dan rata-rata lama sekolah sebesar 9,19 tahun. Artinya penduduk dewasa di daerah ini rata-rata
telah menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun atau menamatkan SLTP/sederajat. Sementara itu,
kemampuan daya beli penduduk sebesar 612,04 ribu rupiah per kapita per bulan.
Sebanyak 124.662 penduduk hidup dengan pengeluaran dibawah atau paling banyak Rp 271.150. Hal ini
berarti sekitar 22,89 persen penduduk masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Kabupaten Aceh Utara mempunyai potensi pertambangan minyak dan gas yang besar, akan tetapi saat
ini sudah jauh berkurang. Namun sektor ini masih mendominasi perekonomian daerah, karena sekitar
44,94 persen disumbang oleh sektor pertambangan dan penggalian (migas, tahun 2011).
58 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sektor pertanian menyumbang perekonomian daerah ini cukup besar dengan share sebesar 22,95
persen dari total perekonomian daerah. Jika migas tidak dimasukkan, maka peranan sektor ini mencapai
41,31 persen dalam kegiatan ekonomi daerah. Oleh karenanya potensi sektor pertanian layak
dikembangkan daerah ini, mengingat potensi migas yang terus berkurang.
Sektor lain yang memberikan peran cukup besar antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran
(14,88 persen), sektor jasa-jasa (13,59 persen), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (11,38 persen).
Kondisi tersebut jika migas tidak disertakan.
59 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pada tahun 2011, penduduk yang bermukim di wilayah ini sebanyak 144.787 jiwa, terdiri dari 73.221
orang laki-laki dan 71.566 orang perempuan. Tempat bermukim terbanyak berada di Kecamatan Susoh,
yakni 23.973 orang. Jumlah tersebut hampir sama dengan penduduk yang bermukim di Kecamatan
Blangpidie yang tercatat 23.157 orang. Sementara itu jumlah rumah tangga di kabupaten yang
mempunyai semboyan sapeue kheuen sahou langkah ini sebanyak 38.496 rumahtangga.
Tabel 16Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya 2011
Demikian pula halnya dengan kepadatan penduduk, Kecamatan Susoh merupakan yang tertinggi
daripada kecamatan lainnya, yaitu 749 jiwa/km2. Sedangkan di Blangpidie hanya 40 jiwa/km2, karena
wilayahnya yang demikian luas (hampir 25 persen dari total wilayah kabupaten).
Setelah lepas dari Kabupaten Aceh Selatan sekitar 10 tahun lalu, Kabupaten Aceh Barat Daya semakin
memacu pembangunan daerahnya, tak terkecuali sumber daya manusianya. Hal ini terlihat dari angka
IPM yang selangkah lebih baik dari kabupaten induknya tersebut. Pada tahun 2011 angka IPM yang
60 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Dari sudut kesehatan yang diwakili oleh angka harapan hidup penduduk, Kabupaten Aceh Barat Daya
mencapai 67,19 tahun. Lebih tinggi dari kabupaten induknya yang tercatat 67,03 tahun. Akan tetapi dalam
bidang pendidikan, kabupaten ini masih dibawah Aceh Selatan, baik dari komponen melek huruf maupun
rata-rata lama sekolah. Kedua variabel tersebut masing-masing sebesar 96,47 persen dan 8,01 tahun.
Kemampuan daya beli per kapita Kabupaten Aceh Barat Daya jauh lebih tinggi daripada Kabupaten Aceh
Selatan, bahkan diatas rata-rata kemampuan daya beli provinsi. Pengeluaran per kapita yang disesuaikan
sebagai sebutan lain untuk kemampuan daya beli di Aceh Barat Daya mencapai Rp 621,49 ribu
rupiah.Sekitar 25 ribu penduduk kabupaten ini masih hidup dibawah garis kemiskinan. Jumlah tersebut
merupakan 20 persen dari keseluruhan penduduk. Oleh karenanya, diperlukan langkah-langkah strategis
untuk penanggulangan kemiskinan di daerah ini.
Sektor pertanian merupakan pendukung utama perekonomian daerah hingga saat ini walaupun terdapat
kecenderungan menurun. Tahun 2011 sekitar 30,19 persen PDRB disumbang sektor pertanian. Sektor
lain yang berperan cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran (21,74 persen) dan
sektor jasa-jasa (19,23 persen).
Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini termasuk moderat atau sedang, yakni 5,08 persen tahun 2011.
Sementara pertumbuhan dalam sektor ekonomi cukup bervariasi, antara 3 hingga 7 persen. Sektor
pertanian yang perannya paling besar dalam perekonomian daerah, hanya mampu tumbuh 3,42 persen.
Sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh menjanjikan dengan angka 7,09 persen.
61 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Tabel 17Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gayo Lues 2011
Sebagai daerah otonomi yang usianya masih muda, Kabupaten Gayo Lues harus terus berpacu untuk
mengejar ketertinggalannya. Tak terkecuali dari sisi pembangunan sumber daya manusianya. Angka IPM
kabupaten yang mekar dari Kabupaten Aceh Tenggara ini hanya 68,22 dan merupakan angka terendah
dari 23 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh. Kondisi ini terjadi setidaknya dalam 5 tahun terakhir.
Dari semua aspek, komponen pembangunan manusia di Kabupaten Gayo Lues masih memprihatinkan.
Angka harapan hidup penduduk pada tahun 2011 tercatat 67,15 tahun, hanya lebih tinggi dari angka
harapan hidup penduduk Kota Subulussalam (66,01 tahun).
Angka melek huruf penduduk 15 tahun keatas hanya 87,38 persen, merupakan satu-satunya daerah yang
masih mempunyai angka buta huruf yang demikian tinggi. Akan tetapi, angka rata-rata lama sekolah
kondisinya lebih baik, yaitu sekitar 8,73 tahun.
62 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 65,24 persen penduduk usia kerja di Kabupaten Gayo Lues (52.703 orang) terlibat dalam
kegiatan ekonomi secara langsung atau termasuk dalam angkatan kerja. Sekitar 31.998 orang
diantaranya sedang bekerja, atau hanya 6,93 persen yang menganggur.
Kemiskinan di daerah ini masih cukup tinggi, karena sekitar 23,38 persen penduduk masih hidup dibawah
garis kemiskinan atau sebanyak 19.140 orang. Mereka hanya mampu membiayai hidupnya paling banyak
sebesar 275 ribu rupiah per kapita per bulan.
Kabupaten yang mekar dari Aceh Timur ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.
Secara rinci batas-batas wilayah kabupaten ini adalah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
63 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Secara administratif, Kabupaten Aceh Tamiang terdiri atas 12 buah kecamatan, 27 mukim, dan 213
gampong/desa. Kecamatan Bendahara dan Kecamatan Manyak Payed mempunyai jumlah gampong
terbanyak, yakni masing-masing 108 dan 109 buah desa. Wilayah terluas berada di Kecamatan
Tenggulun yang mencapai 15,10 persen dari luas kabupaten. Sebaliknya, Kecamatan Kota Kuala
Simpang luasnya hanya 0,23 persen.
Jumlah penduduk yang tersebar di 12 wilayah kecamatan berjumlah sekitar 251.914 jiwa (tahun 2010)
dengan komposisi laki-laki (127.355 jiwa) lebih banyak daripada perempuan (124.559 jiwa). Penduduk
terbanyak menetap di Kecamatan Karang Baru yang merupakan ibukota kabupaten. Kecamatan tersebut
dihuni oleh sekitar 36.226 jiwa. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Sekerak yang
tercatat hanya 6.029 jiwa.
Pembangunan manusia di kabupaten ini berjalan mendatar. Hal ini terlihat dari angka IPM yang berada
pada posisi menengah di Provinsi Aceh, tepatnya berada pada posisi 13 dari 23 kabupaten/kota. Pada
tahun 2011 tercatat 71,26, namun pencapaian ini lebih tinggi daripada posisi kabupaten induknya (Aceh
Timur) yang masih bercokol pada posisi 15 dengan nilai IPM sebesar 70,94.
Sekitar 7.470 orang usia kerja di Kabupaten Aceh Tamiang, saat ini (Agustus 2011) tidak mempunyai
pekerjaan alias menganggur. Proporsinya sekitar 6,71 persen dari seluruh angkatan kerja. Namun, angka
pengangguran tersebut jauh menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat mencapai 8,03 persen.
Pertanian masih menjadi andalan perekonomian Aceh Tamiang, karena sekitar 42,33 persen kegiatan
ekonomi disumbang oleh sektor tersebut. Dengan adanya eksplorasi migas di daerah ini, sektor
pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 10,59 persen. Sementara sektor industri
pengolahan berperan sebesar 8,63 persen dalam perekonomian daerah.
Tabel 18Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang 2011
64 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Namun demikian, angka kemiskinan di kabupaten ini masih cukup tinggi walaupun dibawah angka
provinsi. Sekitar 45 ribu lebih penduduknya masih berada dibawah garis kemiskinan atau 17,49 persen
dari keseluruhan penduduk.
Secara administratif Kabupaten Nagan Raya mempunyai 10 buah kecamatan dan 222 gampong. serta
terdiri atas 30 mukim. Suka Makmue merupakan ibukota Kabupaten Nagan Raya yang mempunyai jarak
278 km dari Banda Aceh.Pada tahun 2011 sebanyak 142.861 jiwa mendiami wilayah Kabupaten Nagan
Raya. terdiri atas 72.223 orang laki-laki dan 70.638 orang perempuan. Sehingga rasio jenis kelamin
penduduk kabupaten ini sebesar 102. Populasi terbanyak berada di Kecamatan Darul Makmur (39.944
jiwa) dan populasi paling sedikit terdapat di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang (1.730 jiwa).
65 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Dibandingkan kabupaten/kota di Provinsi Aceh. pembangunan manusia di Kabupaten Nagan Raya relatif
masih tertinggal. Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). kabupaten ini berada pada peringkat 20
dari 23 wilayah,dengan nilai sebesar 69.68 (2011). Indeks tersebutsedikit lebih tinggi daripada Kabupaten
Gayo Lues, Kabupaten Aceh Singki, dan Kota Subulussalam.
Angka harapan hidup merupakan salah satu komponen IPM dari sisi kesehatan. Harapan hidup penduduk
kabupaten ini mencapai 69.70 tahun. Artinya seseorang yang lahir pada tahun 2011. Peluang hidupnya
dapat mencapai usia 69.70 tahun. Pada sisi pembangunan pendidikan tercatat angka melek huruf
penduduk mencapai 89.89 persen. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk dewasa baru 7.75 tahun.
hal ini berarti rata-rata penduduk baru menamatkan sekolah dasar dan duduk di kelas 2 sekolah lanjutan
tingkat pertama. Angka itu paling rendah daripada wilayah lainnya di Provinsi Aceh.
Dari sudut pembangunan ekonomi penduduk.Kabupaten Nagan Raya ini berada pada posisi bawah
bersama beberapa daerah lainnya. Pengeluaran per kapita yang disesuaikan tercatat Rp 608.27 ribu per
bulan.
Tingkat Pengangguran Terbuka di kabupaten ini sebesar 7.13 persen, lebih rendah daripada angka
provinsi yang tercatat 7.43 persen. Secara nominal penduduk 15 tahun keatas yang mencari pekerjaan
atau sedang mempersiapkan usaha atau kegiatan menganggur lainnya sebanyak 4.732 orang.
Sementara itu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya lebih buruk daripada kondisi umum provinsi.
Sekitar 24.07 persen penduduk miskin masih diderita populasi di kabupaten tersebut. jauh lebih tinggi
daripada angka provinsi yang hanya 20.98 persen.
66 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Tabel 19Jumlah Rumah Tangga, Penduduk,dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2011
Kecamatan Sampoiniet merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27 persen (1.011
km2). sedangkan Kecamatan Panga mempunyai luas wilayah terkecil yaitu sekitar 8 persen (307 km2)
dari wilayah kabupaten.
Pada tahun 2011sebanyak 78.748 penduduk tercatat bermukim di Kabupaten Aceh Jaya. Mereka terdiri
atas 40.792 orang laki-laki dan 37.748 perempuan. sehingga rasio jenis kelamin penduduk sebesar 108.
Rasio jenis kelamin antar kecamatan bervariasi antara 99 (Kecamatan Pasie Raya) hingga 116
67 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Meski posisinya bukan yang terendah, namun secara umum pembangunan manusia di Kabupaten Aceh
Jaya tertinggal dibandingkan beberapa wilayah lainnya. Angka Indeks Pembangunan Manusia kabupaten
pemekaran ini hanya sebesar 69.99 , berada pada peringkat 18 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Dalam hal pembangunan kesehatan, angka harapan hidup penduduk mencapai 68.02 tahun, hanya
sedikit lebih rendah dari rata-rata harapan hidup penduduk Aceh yang mencapai 68.80 tahun. Sedangkan
dari sisi pendidikan, angka melek huruf penduduk mencapai 94.12 persen dan rata-rata lama sekolah
baru 8.73 tahun. Artinya secara rata-rata penduduk dewasa di kabupaten ini belum menamatkan sekolah
lanjutan pertama (SMP) atau hanya baru menduduki kelas 3 SMP.
Dari segi ekonomi, kemampuan daya beli masyarakat mencapai 602.50 ribu rupiah per kapita per bulan.
Angka ini juga masih lebih rendah dari rata-rata daya beli penduduk Provinsi Aceh yang mencapai 615.60
ribu rupiah.
Tabel 20Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Jaya 2011
Sekitar 34,25 persen perekonomian Kabupaten Aceh Jaya disumbang oleh sektor jasa-jasa, terutama
subsektor jasa pemerintah. Sektor pertanian juga masih menjadi tumpuan utama daerah, karena sektor
ini mampu berkontribusi sebesar 31,13 persen terhadap perekonomian daerah. Sementara sektor
pengangkutan dan komunikasi memberi kontribusinya sekitar 10,63 persen.
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi daerah yang mekar dari Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2002
ini sebesar 3,77 persen. Padahal pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi wilayah ini dapat
mencapai 4,68 persen. Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan sebesar 3,35 persen, sedangkan sektor
pertanian hanya 1,06 persen.
68 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 10 kecamatan berada pada naungan administratif kabupaten, sementara 233 gampong/desa
tersebar di penjuru wilayah. Satuan mukim sebanyak 27 buah juga didirikan sebagai satuan wilayah
daerah dibawah kecamatan yang terdiri atas beberapa gampong.Jumlah penduduk kabupaten yang
mempunyai motto Musara Pakat ini sebanyak 125.076 orang terdiri atas 63.480 orang laki-laki dan
61.596 orang perempuan. Dengan demikian rasio jenis kelamin penduduk sebesar 103 merupakan salah
satu wilayah di Provinsi Aceh dengan rasio jenis kelamin diatas 100. Sementara itu jumlah rumah tangga
yang tersebar di 10 wilayah kecamatan tercatat 32.345 pada tahun 2011.
Kepadatan penduduk per kilometer persegi mencapai 65 orang. beberapa kecamatan berpenduduk
sangat jarang dan sebaliknya ada yang berpenduduk padat. Di Kecamatan Syiah Utama dan Kecamatan
69 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bener Meriah berada pada posisi menengah.
tepatnya peringkat 12 dari 23 kabupaten/kota dengan nilai sebesar 71.51 pada 2011. Komponen
pembangunan kesehatan penduduk. yakni angka harapan hidup mencapai 67.69 tahun. Sementara
pembangunan pendidikan yang tecermin dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah masing-
masing tercatat 98.79 persen dan 8.81 tahun. Sedangkan kemampuan daya beli per kapita tercatat
sebesar 610.71 ribu rupiah.
Struktur ekonomi Bener Meriah masih didominasi oleh sektor pertanian. Sektor ini memberi kontribusi
sebesar 45.28 persen disusul sektor bangunan dan konstruksi sebesar 18.37 persen. Pada tahun 2011
pertumbuhan ekonomi daerah ini sebesar 5.11 persen. Dari sisi tenaga kerja, penduduk yang berusaha di
sektor pertanian mencapai 74.61 persen dari total penduduk yang bekerja (52.001 orang). Sektor jasa
menjadi pilihan kedua terbanyak dari mata pencaharian penduduk. dimana 12.55 persen penduduk
bekerja di sektor tersebut.
Tabel 21Jumlah Rumah Tangga, Penduduk.dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bener Meriah 2011
Sektor listrik dan air minum mencapai pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya. yakni sebesar
13.33 persen. Urutan kedua dicapai sektor industri pengolahan yang tumbuh 10.47 persen. Sektor
perdagangan. hotel. dan restoran juga tumbuh pesat hingga 9.92 persen. Sebaliknya. sektor pertanian
yang menyumbang porsi terbesar pada perekonomian daerah justru meningkat paling tipis. yakni hanya
3.12 persen.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di kabupaten Bener Meriah sebesar 15.87 juta rupiah yang
artinya pada tahun 2011 rata-rata tiap penduduk kabupaten Bener Meriah menghasilkan nilai tambah
sebesar 15.87 juta rupiah.
70 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebagai daerah otonomi baru, pembangunan manusia yang diindikasikan oleh nilai IPM terlihat sangat
menggembirakan. Pencapaian nilai IPM sebesar 72,82 mendudukkan Kabupaten Pidie Jaya berada pada
posisi 9 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Posisi ini selangkah lebih maju daripada kabupaten
induknya, Pidie yang berada pada posisi ke-10 dengan nilai IPM sebesar 72,43.
Angka harapan hidup penduduk tercatat 69,30 tahun, artinya seseorang penduduk Pidie Jaya yang lahir
tahun 2011 diperkirakan akan hidup hingga berumur 69,30 tahun. Angka melek huruf dan rata-rata lama
71 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Kemiskinan masih menjadi masalah yang dihadapi daerah ini, karena sekitar seperempat penduduknya
masih hidup dibawah garis kemiskinan. Secara nominal berarti sebanyak 34.773 jiwa penduduk di Pidie
Jaya masih miskin. Dari sisi ketenagakerjaan, sebanyak 4.793 orang tercatat menganggur atau sekitar
7,95 persen dari seluruh angkatan kerja. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 5,81
persen.
Perekonomian di kabupaten ini ditopang oleh sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar. Sekitar
59,24 persen perekonomiannya disumbang sektor tersebut, dengan dukungan utamanya subsektor
tanaman bahan makanan (25,89 persen) dan subsektor peternakan (18,97 persen). Sektor lain yang
memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor jasa-jasa.
Peran kedua sektor tersebut masing-masing 10,23 persen dan 12,94 persen. Sebagai daerah otonomi
yang masih muda, subsektor jasa pemerintahan umum memberikan kontribusi yang signifikan pada
perekonomian daerah (12,13 persen).
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 tercatat 4,81 persen, lebih rendah daripada tahun sebelumnya
yang mencapai 5,38 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami pertumbuhan yang
tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya, yakni mencapai 10,89 persen. Sektor listrik, gas, dan air
bahkan tumbuh tertinggi sebesar 12,70 persen. Sementara sektor pertanian yang berkontribusi terbesar
pada perekonomian, mengalami pertumbuhan 2,27 persen.
Tabel 22Jumlah Rumahtangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Pidie Jaya 2011
72 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pada tahun 2011, kota yang mempunyai visi Banda Aceh Bandar Wisata Islami Indonesia dihuni oleh
228.562 orang penduduk. Sebanyak 117.732 orang diantaranya laki-laki dan 110.830 orang lainnya
berjenis kelamin perempuan. Sehingga rasio jenis kelamin penduduk sebesar 106, termasuk di masing-
masing kecamatan penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan.
Meskipun relatif merata, namun jumlah penduduk terbanyak bermukim di Kecamatan Kuta Alam (43.184
orang). Kemudian di Kecamatan Syiah Kuala yang merupakan pusat pendidikan tinggi (Universitas Syiah
Kuala dan IAIN Ar-Raniry) yang dihuni oleh 35.648 orang.
73 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Banda Aceh merupakan kota terpadat di Provinsi Aceh dengan kepadatan 3.725 orang/km2. Kepadatan
paling kecil di Kecamatan Kuta Raja yakni 2.503 orang/km2, sebaliknya kepadatan tertinggi di Kecamatan
Baiturrahman yang mencapai 6.844 orang/km2. Berarti lebih padat 3 kali lipat.
Sebagai daerah tertua, pembangunan Kota Banda Aceh relatif lebih maju daripada wilayah lainnya.
Demikian pula dengan pembangunan manusianya, indeks komposit yang dikenal sebagai IPM, untuk
Kota Banda Aceh sebesar 78,00. Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup penduduk Kota Banda Aceh
mencapai 71,15 persen.
Dalam bidang pendidikan, angka melek huruf penduduk mencapai 99,18 persen. Sementara rata-rata
lama sekolah telah mencapai 12,20 tahun, merupakan yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota
lainnya. Berarti masa pendidikan dasar telah terlewati dan merupakan satu-satunya daerah yang telah
berhasil melewatinya.
Kemampuan daya beli penduduk Kota Banda Aceh merupakan yang terbesar kedua setelah Kota
Lhokseumawe. Purchasing power parity wilayah ibukota Provinsi Aceh ini mencapai 636,28 rupiah per
kapita per bulan.
Angka pengangguran Kota Banda Aceh tercatat sebesar 8,52 persen atau sebanyak 8.916 orang. Kondisi
tersebut lebih baik daripada tahun sebelumnya, dimana TPT sebesar 11,56 persen. Proporsi angkatan
kerja terhadap penduduk usia kerja sebesar 61,72 persen, merupakan terendah kedua setelah Kota
Langsa yang tercatat 61,70 persen.
Sekitar 9,08 persen penduduk Kota Banda Aceh hidup dibawah garis kemiskinan, secara nominal
berjumlah 20.844 orang. Batas miskin untuk daerah ini sebesar Rp 477.669, ini merupakan yang tertinggi
dibandingkan wilayah lain di Provinsi Aceh.
Sebagai pusat pemerintahan provinsi, perekonomian Kota Banda Aceh ditopang oleh subsektor jasa
pemerintahan umum sebesar 25,25 persen. Sedangkan secara agregat sektor jasa-jasa menyumbang
26,96 persen terhadap PDRB. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga berperan penting dalam
perekonomian, sektor ini menyumbang 22,73 persen pada perekonomian tahun 2011. Akan tetapi sektor
74 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh tercatat sebesar 6,02 persen.Beberapa sektor
yang mengalami pertumbuhan secara signifikan antara lain sektor listrik, gas & air bersih sebesar 13,66
persen. Kemudian sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 8,97 persen, serta sektor pengangkutan
dan komunikasi sebesar 8,92 persen.
Pertumbuhan penduduk Kota Sabang relatif lambat. Kota dengan 2 kecamatan ini berpenduduk 31.335
jiwa, terdiri atas 15.957 orang laki-laki dan 15.398 orang perempuan. Kepadatan penduduk mencapai 205
jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk di Kecamatan Sukakarya sedikit lebih tinggi (212
jiwa/km2) daripada di Kecamatan Sukajaya (199 jiwa/km2).
75 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Penduduk Kota Sabang mempunyai harapan hidup tertinggi kedua di Provinsi Aceh setelah Kabupaten
Bireuen. Jika seseorang lahir pada 2011, maka ia diperkirakan hidup hingga 71,30 tahun. Dengan
demikian angka ini berindikasi bahwa kesehatan penduduk wilayah ini lebih baik daripada daerah lain.
Sedangkan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah masing-masing tercatat 99,08 persen dan
10,59 tahun. Artinya hanya kurang dari 1 persen penduduk usia 15 tahun keatas yang buta huruf.
Sementara pendidikan yang ditamatkan penduduk dewasa telah menamatkan sekolah lanjutan pertama
atau sederajat.
Sementara itu, angka purchasing power parity pada tahun yang sama mencapai 631,10 ribu rupiah per
kapita. Sehingga keempat komponen tersebut membentuk indikator komposit IPM sebesar 76,47.
Pencapaian ini berada di peringkat ketiga setelah Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe.
Jumlah penduduk Kota Langsa pada tahun 2011 tercatat 152.355 orang, terdiri dari 75.690 orang laki-laki
dan 76.665 orang perempuan. Sekitar 28,07 persen penduduknya bermukim di Kecamatan Langsa Baro
dan 9,27 persen bermukim di Kecamatan Langsa Timur. Jumlah rumah tangga di wilayah ini tercatat
33.029 atau setiap rumah tangga mempunyai anggota sekitar 4-5 orang. Akan tetapi, kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Langsa Kota yang mencapai 4.873 jiwa/km2. Jauh lebih padat
daripada di kecamatan lainnya yang berkisar antara 500-650 jiwa/km2, kecuali di Kecamatan Langsa
Timur hanya 188 jiwa/km2.
Tabel 25Jumlah Rumahtangga. Penduduk. dan Kepadatan Penduduk Kota Langsa 2011
Setelah mandiri sebagai daerah otonomi, Kota Langsa terus memacu pembangunan daerahnya.
Perekonomian daerah didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan menyumbang
25,85 persen terhadap perekonomian. Sebagai daerah perkotaan yang semakin maju, sektor tersier
wilayah ini menyumbang hingga 61 persen. Sementara sektor primer (pertanian,
pertambangan/penggalian) hanya berperan sebesar 11,62 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Langsa tercatat 4,32 persen pada tahun 2011, lebih rendah daripada tahun
sebelumnya yang tercatat 4,92 persen. Sektor ekonomi yang tumbuh paling tinggi adalah sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yakni 8,83 persen. Sementara sektor andalan perekonomian
daerah ini, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga tumbuh menggembirakan. Sektor ini
tumbuh 6,98 persen pada tahun yang sama.
77 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Luas Kota Lhokseumawe mencapai 181,06 km2, sebagian besar lahan digunakan untuk permukiman
penduduk. Luas wilayah Kecamatan Blang Mangat, Muara Dua, dan Muara Satu masing-masing sekitar
31 persen dari keseluruhan wilayah. Sehingga Kecamatan Banda Sakti hanya mempunyai luas wilayah
sekitar 11,24 km2 atau 6,21 persen dari total luas wilayah kota ini.
Kota ini berpenghuni sekitar 39.558 rumahtangga dan 175.082 orang, terdiri atas 87.392 orang laki-laki
dan 87.690 orang perempuan. Penduduk terbanyak bermukim di Kecamatan Banda Sakti yang mencapai
75.226 orang atau 42,97 persen dari total penduduk.
Wilayah terpadat juga berada di Kecamatan Banda Sakti yang mencapai 6.693 jiwa per kilometer persegi.
Sebaliknya, penduduk terjarang berada di Kecamatan Blang Mangat dengan kepadatan 395 jiwa/km2.
Setelah mandiri dari Kabupaten Aceh Utara sekitar 11 tahun lalu, daerah ini tetap berkembang pesat.
Meskipun industri internasional di daerah ini tak sehebat dahulu, namun sisa-sisa kejayaannya masih
terasa. Hal ini terlihat dari kemajuan pembangunan manusia di kota ini. Misalnya angka harapan hidup
penduduknya yang mencapai 71,17 tahun sedikit lebih tinggi daripada harapan penduduk di Ibukota
Provinsi, Banda Aceh.
Demikian pula angka melek huruf penduduknya yang mencapai 99,64 persen. Namun, angka rata-rata
lama sekolah yang tercatat 10,04 tahun lebih rendah daripada di Kota Banda Aceh, Kota Sabang,
ataupun Kota Langsa.
78 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebagian besar wilayah Kota Subulussalam memiliki topografi dataran rendah yang jumlahnya mencapai
65,94 persen dan sisanya merupakan perbukitan. Wilayahnya berada pada ketinggian rata-rata 84 m di
atas permukaan air laut.
79 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Penduduk Kota Subulussalam berjumlah 68.990 jiwa, tersebar pada 5 wilayah kecamatan. Penduduk
terbanyak bermukim di Kecamatan Simpang Kiri yang merupakan ibukotanya, sebanyak 28.108 jiwa
bermukin di wilayah ini. Sebaliknya, di Kecamatan Longkib merupakan tempat bermukim paling sedikit
penduduk, yaitu hanya 4.490 jiwa. Kepadatan penduduk di kota yang mempunyai semboyan sada kata
ini baru mencapai 50 jiwa per kilometer persegi. Wilayah terpadat terdapat di Kecamatan Simpang Kiri
dan Kecamatan Penaggalan, masing-masing tercatat 131 jiwa/km2 dan 127 jiwa/km2.
Menjelang usianya yang menginjak tahun kelima, kota ini masih harus berpacu membangun daerahnya.
Dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Aceh, Kota Subulussalam termasuk yang terbawah. Dilihat
dari nilai IPM, Kota Subulussalam baru mencapai 69,63, merupakan ketiga terbawah setelah Kabupaten
Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Singkil.
Meskipun pencapaian pembangunan manusia yang diindikasikan oleh IPM lebih baik daripada Kabupaten
Aceh Singkil yang notabene induknya, pembangunan di wilayah ini masih tertinggal. Angka harapan hidup
penduduk baru mencapai 66,01 tahun, lebih rendah daripada angka harapan hidup penduduk Provinsi
Aceh yang mencapai 68,80 tahun.
Demikian pula halnya dengan indikator pendidikan, angka melek huruf sebesar 96,55 persen dan rata-
rata lama sekolah baru 7,61 tahun. Untuk komponen kedua, berarti rata-rata penduduk dewasa baru
menamatkan pendidikan sekolah dasar dan baru berada pada kelas 1 SMP. Padahal secara umum rata-
rata lama sekolah penduduk Aceh selama 8,9 tahun atau hampir menamatkan SMP.
Untuk kemampuan daya beli masyarakat Kota Subulussalam tercatat sebesar 616,48 ribu per kapita per
hari. Seribu rupiah lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan daya beli masyarakat Aceh secara
keseluruhan. Sementara itu, sekitar 23,85 persen penduduk masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Berarti sebanyak 16.535 penduduk di daerah ini masih miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan
paling banyak sebesar Rp 238.423.
Tiga puluh tiga persen perekonomian Kota Subulussalam ditopang oleh sektor pertanian, terutama
subsektor kehutanan yang mampu menyumbang 15,34 persen terhadap perekonomian daerah. Sektor
perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang 29,68 persen terhadap perekonomian, serta sektor
konstruksi juga berperan besar dengan kontribusinya sebanyak 20,59 persen. Sebaliknya, sektor
keuangan dan sektor jasa-jasa hanya mampu menyumbang masing-masing 1,49 persen dan 4,07 persen.
80 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
81 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
3.1PROVINSI
3.1 PROVINSIACEH
ACEH
Meskipun produksinya
Meskipun produksinya berangsur
berangsur menurun,
menurun, Provinsi
Provinsi Aceh Aceh merupakan
merupakan salah salah satu
satu daerah
daerah
penghasil minyak
penghasil minyak dan dan gas
gas didi Indonesia.
Indonesia. Namun,
Namun, ternyata
ternyata sektor
sektor pertanian
pertanian masih
masih tetap
tetap menjadi
menjadi
andalanutama
andalan utamaperekonomian
perekonomiandaerahdaerahdidiujung
ujungSumatera
Sumateraini.ini.Disamping
Disampingmenyerap
menyeraptenaga
tenagakerja
kerjayang
yang
banyak, sektor
banyak, sektor ini
ini juga
juga mempunyai
mempunyai kontribusi
kontribusi terbesar
terbesar dalam
dalam perekonomian
perekonomian daerah.
daerah. DataData Badan
Badan
PusatStatistik,
Pusat Statistik,Per
PerAgustus
Agustus2011
2011mencatat
mencatatdari
darisekitar
sekitar1,85
1,85juta
jutatenaga
tenagakerja,
kerja,sebanyak
sebanyak48,49
48,49persen
persen
diantaranya bekerja
diantaranya bekerja didi sektor
sektor pertanian.
pertanian. Sektor
Sektor pertanian
pertanian memberikan
memberikan andil andil sebesar
sebesar 27,89
27,89 persen
persen
dalam perekonomian
dalam perekonomian daerah.
daerah. Sektor
Sektor perdagangan,
perdagangan, hotel,
hotel, dan
dan restoran
restoran merupakan
merupakan penopang
penopang
perekonomian kedua
perekonomian kedua terbesar,yaitu
terbesar,yaitu sebesar
sebesar 16,03
16,03 persen.
persen. Sektor
Sektor ini
ini juga
juga menyerap
menyerap tenaga
tenaga kerja
kerja
hampir sama
hampir sama proporsinya,
proporsinya, yakni
yakni 16,15
16,15 persen
persen dari
dari seluruh
seluruh pekerja.
pekerja. Sementara
Sementara itu,itu, sektor
sektor jasa-jasa
jasa-jasa
yangmenyerap
yang menyeraptenaga
tenagakerja
kerjaterbanyak
terbanyakkedua
keduahanya
hanyamemberikan
memberikankontribusi
kontribusisebanyak
sebanyak11,5211,52persen
persen
dalam kegiatan
dalam kegiatan ekonomi
ekonomi daerah.
daerah. Sektor
Sektor jasa-jasa
jasa-jasa berhasil
berhasil menyerap
menyerap tenaga
tenaga kerja
kerja hingga
hingga 19,36
19,36
persendari
persen dariseluruh
seluruhpekerja.
pekerja.
Gambar24Distribusi
Gambar 24DistribusiPersentase
PersentasePDRB
PDRB(Migas)
(Migas)dan
danProporsi
ProporsiPekerja
PekerjaMenurut
MenurutLapangan
LapanganUsaha,
Usaha,Provinsi
ProvinsiAceh,
Aceh,2011
2011
TENAGA
TENAGA
KERJA
KERJA
PascaMoU
Pasca MoUHelsinki,
Helsinki,pertumbuhan
pertumbuhanekonomi
ekonomiProvinsi
ProvinsiAceh Acehsemakin
semakinmembaik.
membaik.PadaPadatahun
tahun2011,
2011,
pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi mencapai
mencapai 5,02
5,02 persen,
persen, masih
masih lebih
lebih rendah
rendah dari dari pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi
ekonomi
Indonesia secara
Indonesia secara umum
umum yang
yang berada
berada pada
pada angka
angka 66 persen
persen lebih
lebih. . Jika
1 1 Jika minyak
minyak dan
dan gasgas bumi
bumi
dikeluarkanatau
dikeluarkan ataudipisahkan,
dipisahkan,maka
makapertumbuhan
pertumbuhanekonomiekonomiprovinsi
provinsiini
inisedikit
sedikitbertambah,
bertambah,menjadi
menjadi5,89
5,89
persen pada
persen pada tahun
tahun yang
yang sama.
sama. HalHal ini
ini disebabkan
disebabkan oleh oleh penurunan
penurunan pertambangan
pertambangan migas
migas (-1,01
(-1,01
persen) dan
persen) dan industri
industri migas
migas (-1,56
(-1,56 persen).
persen). Secara
Secara sektoral,
sektoral, pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi
ekonomi didi daerah
daerah ini
ini
bervariasi.Peningkatan
bervariasi. Peningkatantertinggi
tertinggidicapai
dicapaisektor
sektorlistrik,
listrik,gas,
gas,dan
danair
airminum
minumyang yangtercatat
tercatat8,57
8,57persen.
persen.
Kemudian sektor
Kemudian sektor pengangkutan
pengangkutan dan dan komunikasi
komunikasi yang yang mencapai
mencapai 7,977,97 persen.
persen. Sebaliknya,
Sebaliknya, sektor
sektor
pertambangan dan
pertambangan dan penggalian
penggalian mengalami
mengalami pertumbuhan
pertumbuhan terendah,
terendah, yakniyakni 0,12
0,12 persen.
persen. Namun
Namun
BadanPusat
1 1Badan PusatStatistik
StatistikProvinsi
ProvinsiAceh
Aceh
82||PPe enne el li it ti iaann KKoommooddi it ti i/ /PPr roodduukk/ /JJe enni iss UUssaahhaa UUnngggguul laann UUM
82 MKKMM PPr roovvi innssi i
AAc ce ehh 22001 122
Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi wilayah yang berada di Samudera Indonesia ini relatif
mendatar. Pertumbuhan sebesar 3,71 pada tahun tersebut lebih rendah daripada tahun sebelumnya
yang mencapai 5,16 persen. Beberapa sektor yang mampu tumbuh menjanjikan adalah sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, yakni sebesar 10,80 persen. Sektor ini didukung oleh
subsektor bank sebesar 15,43 persen. Sebaliknya, sektor penyokong utama perekonomian daerah,
yakni sektor pertanian mengalami kemunduran. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi sektor
pertanian justru turun hingga 1,98 persen. Penurunan kinerja perekonomian sektor tersebut
dikarenakan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya dan subsektor kehutanan yang mengalami
penurunan cukup drastis, yaitu turun lebih dari 10 persen.
Gambar 25Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Simeulue, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sekitar 63,21 persen penduduk yang bekerja menggantungkan pencahariannya pada sektor
pertanian. Sebanyak 21,67 persen lainnya bekerja di sektor jasa-jasa dan penduduk yang bekerja di
sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 7,40 persen. Produksi padi di seluruh kecamatan
mencapai 22,55 ribu ton, dimana sekitar 12,39 ton diantaranya merupakan jenis lokal. Komoditi
sumber makanan pokok ini ditanam pada lahan seluas 6.963 ha sawah. Kabupaten ini juga terkenal
2
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
83 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan (sosial Maret 2012) menunjukkan bahwa sekitar
7.490 rumah tangga di Kabupaten Simeulue merupakan 30% kelompok termiskin. Bahkan 3.349
rumah tangga diantaranya adalah kelompok paling miskin atau 10% termiskin. Sedangkan jika dilihat
dari jumlah individu, kelompok 30% termiskin di wilayah ini mencapai 35.007 orang.3
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 sebesar 5,03 persen, lebih
tinggi daripada tahun sebelumnya yang tercatat 4,97 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
mengalami pertumbuhan pesat hingga 9,78 persen. Kondisi ini sangat berpengaruh pada
perekonomian wilayah ini mengingat kontribusinya yang besar pada perekonomian daerah. Sektor
bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 6,28 persen, sebuah indikasi yang baik bagi
pembangunan ekonomi daerah ini. Demikian pula dengan sektor jasa-jasa yang meningkat sebesar
5,93 persen. Sektor pertanian sendiri sebagai penyokong utama perekonomian daerah justru
mengalami pertumbuhan terendah dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sektor ini hanya meningkat
1,26 persen dari tahun sebelumnya, walaupun selama 4 tahun terakhir terdapat kencenderungan
akselerasi pertumbuhan.
3
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
4
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
84 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
TENAGA
KERJA
PDRB
Menurut Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu di Kabupaten Aceh Singkil dari
Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial (Maret 2012) disebutkan bahwa sebanyak
7.793 rumahtangga masuk dalam 30% termiskin. Didalamnya tercakup sebanyak 37.855 individu yang
menyebar pada 11 wilayah kecamatan.5
Seperti kondisi perekonomian di daerah lainnya, pertumbuhan ekonomi di daerah ini cenderung
mendatar atau moderat. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 tercatat 4,47 persen. Sektor pertanian
sebagai unsur dominan dalam perekonomian daerah hanya tumbuh 2,80 persen. Secara sektoral,
pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami oleh sektor pengangkutan dan transportasi, yakni sebesar 7,08
5
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
85 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Hampir 50 persen penduduk yang bekerja, menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,
tepatnya 48,40 persen. Padahal sektor pertanian hanya berkontribusi 40 persen dalam perekonomian
wilayah ini. Secara agregat proporsi penduduk yang bekerja dalam sektor tersier (jasa-jasa) mencapai
39,38 persen. Sementara kelompok sektor ini memberikan kontribusi sebesar 37,42 persen dalam kue
ekonomi daerah. Kondisi yang lebih baik disumbangkan oleh sektor manufaktur, dimana 3,47 persen
pekerjanya mampu menyumbang 21,08 persen dalam perekonomian daerah.
Gambar 27Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Selatan, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Kelompok sektor tersier berhasil menyerap tenaga kerja hingga 38,35 persen dari total penduduk
yang bekerja. Peran kelompok sektor tersebut mencapai 36,24 persen dalam perekonomian daerah.
Sektor-sektor dari kelompok tersier yang berperan besar adalah sektor jasa-jasa yang memberikan
kontribusi hingga 23,25 persen dalam kegiatan ekonomi. Jumlah tenaga yang terserap sektor ini
mencapai 16,18 persen dari seluruh pekerja. Selanjutnya adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, sektor ini berhasil menyerap tenaga kerja sebesar 16,15 persen dan memberikan andil
sebesar 8,84 persen dalam perekonomian daerah. Sementara itu kelompok sektor sekunder atau
6
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
86 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Gambar 28Distribusi Persentase PDRB (2010) dan Proporsi Pekerja (2011) Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Tenggara
TENAGA
KERJA
PDRB
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tenggara tercatat sebesar 5,36 persen (tahun 2010),
lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang tercatat 5,24 persen.7
Beberapa sektor tumbuh hingga di atas 10 persen, namun tidak berdampak besar karena
perannya yang kecil dalam struktur ekonomi daerah ini. Sektor bangunan/konstruksi merupakan
pendorong utama perekonomian di Aceh Tenggara untuk saat ini. Sektor ini mengalami peningkatan
hingga 17,76 persen, dengan kontribusi sekitar 8,55 persen dalam perekonomian, maka kenaikannya
sangat berpengaruh dalam kegiatan ekonomi daerah ini. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami peningkatan hingga 10 persen. Namun
andilnya dalam perekonomian relatif kecil (dibawah 3 persen), sehingga tidak memberikan pengaruh
signifikan dalam kegiatan ekonomi daerah tersebut. Sektor pertanian sendiri hanya mampu tumbuh
3,45 persen, padahal kontribusinya mencapai 50 persen. Dalam pada itu, sektor jasa-jasa meningkat
moderat sebesar 4,54 persen.
7
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
87 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Gambar 29Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Timur, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Yang kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 16,49 persen dari seluruh pekerja. Sektor jasa-jasa berada pada posisi ketiga sebagai
penyerap tenaga kerja terbanyak, yakni 13,69 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2011 tercatat 3,71 persen, jika tanpa
migas. Andaikan migas dimasukkan dalam PDRB, maka pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya
2,33 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan subsektor pertambangan minyak dan gas bumi yang
menurun sebesar 0,54 persen pada saat yang sama. Sektor bangunan dan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran mengalami kemajuan yang cukup berarti. Kedua sektor tersebut tumbuh masing-
masing sebesar 8,62 persen dan 9,73 persen.
9
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
88 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2010 tercatat 4,32 persen. Kondisi
ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan 4,27 persen.
Gambar 30Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Tengah, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas, dan air, yakni naik
16,79 persen. Kedua, sektor pengangkutan dan komunikasi yang mampu tumbuh 8,60 persen, serta
ketiga, adalah sektor bangunan/konstruksi yang meningkat 8,03 persen. Sementara sektor utama
daerah ini, yakni sektor pertanian hampir stagnan, hanya tumbuh 0,31 persen. Selain sektor
bangunan/konstruksi, sektor yang kontribusinya cukup besar serta mampu meningkat tinggi adalah
sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,81 persen) dan sektor jasa-jasa (7,16 persen).
10
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
89 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Gambar 31Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Barat, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sebanyak 75.845 penduduk bekerja di berbagai sektor ekonomi. Sekitar 51,04 persen penduduk
bekerja pada sektor pertanian. Sedangkan 2,08 persen lainnnya bekerja di sektor pertambangan dan
penggalian. Penduduk yang bekerja di sektor jasa-jasa mencapai 19,86 persen, sementara kontribusi
yang dihasilkan sebesar 17,95 persen. Produktivitas pekerja pada sektor bangunan/kontruksi
merupakan yang terbesar selain sektor keuangan. Sekitar 4,79 persen penduduk yang bekerja pada
sektor bangunan berhasil memberikan kontribusi sebesar 12,52 persen dalam perekonomian daerah
ini.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat secara umum sebesar 5,24 persen, angka ini
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat 5,09 persen. Secara lebih khusus, beberapa sektor
penting yang memberikan kontribusi cukup nyata adalah sektor pertanian. Sektor primer ini mampu
tumbuh 8,53 persen pada tahun 2011. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air
minum merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi walaupun kontribusi kedua sektor
tersebut masih kecil. Pertumbuhan ekonomi pada kedua sektor tersebut masing-masing sebesar 9,71
persen dan 11,95 persen.
11
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
90 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
TENAGA
KERJA
PDRBPDR
B
Kelompok sektor primer secara umum berkontribusi hingga 31 persen dalam perekonomian,
sementara tenaga kerja yang menggantungkan hidup pada kelompok sektor tersebut sebanyak 24
persen dari sekitar 148,63 ribu orang. Sektor sekunder memberikan kontribusi sebesar 19,20 persen
dalam perekonomian dengan jumlah pekerja sekitar 8,16 persen dari total penduduk yang bekerja.
Dengan demikian produktivitas pekerja sektor sekunder lebih baik daripada sektor primer. Untuk
sektor tersier yang memberikan andil hingga 50,18 persen dalam kegiatan ekonomi daerah, menyerap
tenaga kerja hingga 57,17 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Kondisi ini menunjukkan
bahwa produktivitas pekerja kelompok sektor ini paling rendah daripada kelompok sektor primer dan
sekunder.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Besar tercatat 5,34 persen (tahun 2011). Sektor
perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang menjanjikan, karena selain berkontribusi
hampir seperlima dalam kue ekonomi daerah ini, sektor ini juga mampu tumbuh melejit hingga 12,38
persen.
Hampir 60 persen perekonomian yang disumbang sektor pertanian di daerah ini, ternyata
menyerap tenaga kerja hingga 62 persen dari total penduduk yang bekerja (157 ribu
12
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
91 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pertumbuhan ekonomi daerah Pidie relatif datar, sejak 2008 hingga 2011 berkisar pada angka 4,5
persen per tahun. Pada tahun 2011 pertumbuhan kegiatan ekonomi di Kabupaten Aceh Besar tercatat
4,49 persen.
Secara sektoral, beberapa sektor usaha yang mampu tumbuh signifikan adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Laju perekonomian pada kedua sektor
tersebut masing-masing sebesar 9,21 persen dan 7,27 persen. Sektor pertanian yang menjadi
tumpuan pokok perekonomian daerah, hanya mampu tumbuh 1,63 persen.
Gambar 33Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Pidie, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sekitar 52 persen dari 163 ribu penduduk yang bekerja, berusaha di sektor primer. Namun
kontribusi mereka pada perekonomian daerah hanya sekitar 37,78 persen. Artinya produktivitas
pekerja sektor pertanian dan sektor pertambangan & penggalian lebih rendah daripada kelompok
sektor lainnya. Penduduk yang bekerja pada sektor sekunder sekitar 5 persen dari seluruh pekerja.
13
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
92 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bireuen tercatat 4,72 persen pada tahun 2011, angka ini lebih
rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,70 persen. Sektor pertanian mampu tumbuh
diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi secara umum, sektor ini tumbuh 5,09 persen. Sebaliknya,
sektor perdagangan, hotel, dan restoran justru tumbuh lebih rendah dibawah rata-rata pertumbuhan
secara umum, yakni 4,46 persen. Sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi ternyata
memliki pertumbuhan tertinggi daripada sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor yang didominasi oleh
angkutan jalan raya ini mengalami kenaikan sebesar 8,48 persen
Gambar 34Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Bireuen, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Seperti kebanyakan daerah lainnya di Provinsi Aceh, sektor pertanian juga memberikan peran
yang besar dalam kegiatan ekonomi. Sekitar 23 persen perekonomian daerah ini disumbang oleh
sektor pertanian, dengan catatan jika migas dimasukkan. Andai migas tidak dimasukkan ke dalam
kegiatan ekonomi, maka peran sektor pertanian mencapai 41,31 persen. Mengingat potensi
pertambangan migas semakin berkurang, maka potensi sektor pertanian layak dikembangkan agar
dapat menjadi penyokong utama kegiatan ekonomi di daerah ini.
14
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
93 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Gambar 35Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Utara, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sekitar 211.686 penduduk Kabupaten Aceh Utara telah bekerja, dimana sebagian besar bekerja di
sektor pertanian (63,38 persen). Mereka berkontribusi dalam perekonomian sebesar 22,95 persen.
Jika digabung dalam kelompok sektor primer, maka penduduk yang bekerja sebanyak 63,96 persen
dengan kontribusi dalam kegiatan ekonomi sebesar 67,89 persen. Ini disebabkan oleh pertambangan
migas. Sementara itu, kelompok sektor tersier yang menyerap tenaga kerja sebanyak 30,73 persen
dari keseluruhan penduduk yang bekerja, memberikan andil sebesar 24,52 persen dalam
perekonomian daerah.
Sektor pertambangan dan penggalian turun 0,34 persen, sebagai akibat penurunan subsektor
pertambangan migas. Sedangkan sektor utama lainnya, yakni sektor pertanian hanya tumbuh sebesar
0,95 persen.
94 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor jasa-jasa merupakan dua sektor ekonomi
dari kelompok tersier yang memimpin perekonomian daerah ini. Kontribusi kedua sektor tersebut
masing-masing sebesar 21,74 persen dan 19,23 persen, berarti sekitar 41 persen perekonomian di
Aceh Barat Daya ditopang oleh kedua sektor ini.Sektor bangunan/kontruksi juga memberi andil yang
tidak bisa dipandang sebelah mata, karena sektor padat modal ini berkontribusi hingga 16,45 persen
pada perekonomian daerah.
Hampir sebanyak 54 ribu penduduk usia kerja bekerja pada berbagai sektor ekonomi. Sekitar
separuh dari mereka bekerja di sektor pertanian, jika ditambah dengan sektor tradisional lainnya
(sektor pertambangan dan penggalian), maka menjadi lebih dari 50 persen. Sementara itu, andil yang
mereka berikan dalam perekonomian hanya 30,64 persen. Selain itu, sebanyak 4,30 persen penduduk
yang bekerja di sektor sekunder berhasil memberikan andil hingga 19,76 persen dalam perekonomian
daerah. Sedangkan untuk kelompok sektor tersier, dari 39,26 persen penduduk yang bekerja hasil
yang diberikan mencapai 49,60 persen.Akan tetapi, sektor jasa-jasa yang didominasi oleh subsektor
jasa pemerintahan umum yang menyerap tenaga kerja hingga 20,54 persen dari keseluruhan
penduduk, ternyata hanya mampu memberikan kontribusi 19,23 persen dalam kegiatan ekonomi.
Gambar 36Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Barat Daya, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Perekonomian daerah ini tumbuh sekitar 5,08 persen pada tahun 2011, lebih tinggi daripada setahun
sebelumnya yang tercatat 4,92 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran patut menjadi favorit
karena disamping kontribusinya yang besar, sektorini juga mampu tumbuh hingga 7,09
persen.Berikutnya adalah sektor bangunan/konstruksi, sektor ini juga mampu tumbuh hingga 7,11
persen dengan andil yang cukup signifikan. Mengingat daerah ini sedang bergeliat, maka tak tertutup
15
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
95 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sektor lainnya yang cukup besar menjadi tumpuan hidup penduduk adalah sektor perdagangan, hotel,
dan restoran dan sektor industri pengolahan. Penyerapan tenaga kerja pada kedua sektor tersebut
masing-masing sebesar 11,79 persen dan 10,58 persen.
Pertumbuhan ekonomi di kabupaten yang mekar dari Kabupaten Aceh Tenggara ini mencapai
5,19 persen (tahun 2010). Kenaikan ini lebih besar daripada 2 tahun sebelumnya yang tercatat
dibawah 5 persen pada tahun bersangkutan.Sektor andalan seperti sektor pertanian dan sektor jasa-
jasa hanya mampu tumbuh dibawah rata-rata pertumbuhan secara agregat. Kecuali sektor
perdagangan, hotel, dan restoran yang masih mampu menjadi andalan kemajuan ekonomi daerah.
Sektor ini tumbuh hingga 8,01 persen pada tahun 2010.
Gambar 37Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Gayo Lues, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
16
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
96 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sekitar 42,33 persen perekonomian wilayah ini disumbang melalui sektor pertanian. Di
daerahnya juga terdapat pertambangan minyak bumi skala kecil, namun mampu memberikan
kontribusi sekitar 10 persen pada perekonomian daerah.17Sektor lain yang menjadi andalan adalah
sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan andilnya sebesar 15,43 persen. Beberapa sektor
dengan kontribusi antara 7-8 persen adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan/konstruksi,
dan sektor jasa-jasa.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sekitar 56,60 persen terserap dalam sektor pertanian dengan
menghasilkan nilai tambah sebesar 42,33 persen pada perekonomian daerah itu.Tenaga kerja
yang terserap dalam kelompok sektor sekunder sebanyak 6,80 persen dari total pekerja. Mereka
mampu memberikan kontribusi hingga 17,29 persen dalam kegiatan ekonomi daerah. Sementara itu,
pada kelompok sektor tersier, sebanyak 35,70 persen tenaga kerja diserap dengan memberikan andil
sekitar 30 persen dalam perekonomian.
Gambar 38Distribusi Persentase PDRB (2010) dan Proporsi Pekerja (2011) Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Tamiang
TENAGA
KERJA
PDRB
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang tercatat 3,02 persen (dengan migas) pada
tahun 2011. Jika migas dikeluarkan, angka tersebut tidak banyak berubah, karena pertumbuhan
ekonomi nonmigas sebesar 3,15 persen.Secara sektoral sektor jasa-jasa tumbuh paling tinggi, yakni
sebesar 11,76 persen. Sektor bangunan tumbuh sebesar 8,01 persen pada posisi kedua. Sebaliknya,
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yakni pertanian hanya mampu bertambah 0,32
persen dari nilai tambah tahun sebelumnya.
17
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
97 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Penduduk yang menggantungkan penghidupan pada mata pencaharian pertanian juga sangat
besar, yakni 63.85 persen. Sektor lain yang menjadi sandaran utama kehidupan penduduk adalah
sektor jasa dan sektor perdagangan yang masing-masing tercatat sebesar 16,49 persen dan 7,75
persen.
Gambar 39Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha,Kabupaten Nagan Raya, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Beberapa komoditi pertanian penting yang dihasilkan daerah ini antara lain padi, kedelai, jagung, dan
kacang tanah. Pada tahun 2011, kabupaten ini menghasilkan sekitar 96.670 ton padi yang dipanen
dari lahan sawah seluas 16.744 ha. Kedelai juga merupakan tanaman pangan yang banyak
dibudayakan petani, komoditi ini ditanam pada lahan seluas 818 ha dengan hasil produksi sebanyak
1.071 ton. Sedangkan jagung dan kacang tanah yang dihasilkan petani sebanyak 2.537 ton dan 1.694
ton.19Komoditi perkebunan yang banyak dihasilkan daerah ini antara lain kelapa sawit dan karet. Luas
lahan dan produksi karet yang dihasilkan perkebunan rakyat mencapai 10.870 ha dengan produksi
3.322 ton. Sementara produksi kelapa sawit yang dihasilkan perkebunan rakyat mencapai 141.561 ton
dari lahan seluas 3.663 ha.
Baru-baru ini sebagai salah satu langkah strategis percepatan penanggulangan kemiskinan,
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) membangun basis data
terpadu. Data tersebut digunakan sebagai dasar berbagai program pelaksanaan lapangan
penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh semua kementerian/lembaga, termasuk pihak
swasta atau institusi lainnya. Sumber pokok data itu berasal dari hasil Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilakukan pada tahun 2011.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 15.448 rumahtangga di Kabupaten Nagan Raya
yang masuk dalam 30% kelompok termiskin, atau sebanyak 60.036 orang. Kita juga memperoleh
kenyataan bahwa 87,68 persen kepala rumahtangga yang masuk dalam kelompok tersebut bekerja di
sektor pertanian (pertanian tanaman padi & palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan tangkap,
18
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
19
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
98 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Dari 34 ribu lebih penduduk yang bekerja di Kabupaten Aceh Jaya, sebanyak 47,08 persen
diantaranya bekerja di sektor pertanian. Produktivitas mereka terlihat rendah karena hanya mampu
memberikan kontribusi sebesar 31 persen dalam perekonomian daerah ini.Disisi lain, sebanyak 20,89
persen penduduk yang bekerja di sektor jasa-jasa berhasil memberikan kontribusinya sebesar 34,25
persen dalam perekonomian. Sehingga produktivitas pekerja di sektor ini cukup baik. Secara
keseluruhan kelompok sektor tersier yang mampu menyerap tenaga kerja sekitar 37,71 dari total
pekerja, sektor-sektor tersebut mampu memberikan andil hingga 55,38 persen dalam kegiatan
ekonomi.
Seperti kebanyakan daerah lainnya, pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini cenderung moderat, yakni
4,37 persen pada tahun 2011. Hanya sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh diatas 10
persen, tepatnya 18,24 persen dengan dukungan utama dari subsektor penggalian.
Gambar 40Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Jaya, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
20
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
21
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
99 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i
Aceh 2012
Sebanyak 52 ribu penduduk bekerja di berbagai sektor ekonomi. Hampir 75 persen penduduk
yang bekerja pada sektor pertanian. Sementara kontribusi sektor itu dalam perekonomian daerah
hanya 45 persen.Untuk sektor jasa-jasa, sebanyak 12,55 penduduk yang bekerja di sektor ini
menghasilkan nilai tambah sebesar 11,77 persen dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan sebanyak 2,05
persen penduduk yang bekerja pada sektor konstruksi, berhasil memberikan andil sebanyak 18,37
persen dalam perekonomian daerah berhawa dingin itu.Jika ditinjau per kelompok sektor, maka
pekerja pada kelompok sektor sekunder dan sektor tersier berhasil memperoleh nilai tambah lebih
besar daripada proporsi pekerja dalam sektor-sektor yang ada. Oleh karenanya, kelompok sektor
sekunder memiliki produktivitas kerja yang paling besar daripada kelompok lainnya.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah tercatat sebesar 5,11 persen, angka ini lebih
tinggi daripada tahun sebelumnya yang tercatat 4,81 persen. Sektor yang paling tinggi laju
perekonomiannya adalah sektor listrik, gas, dan air minum dan sektor industri pengolahan. Keduanya
mampu tumbuh masing-masing sebesar 13,33 persen dan 10,47 persen. Sebaliknya, sektor
bangunan/konstruksi tumbuh paling rendah, yakni 2,86 persen.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang menjanjikan dalam kegiatan ekonomi
di daerah ini. Disamping kontribusinya yang mulai membesar hingga bertambah 1 persen setiap
tahun, pertumbuhannya selama 3 tahun terakhir selalu di atas 8 persen. Bahkan pada 2 tahun terakhir
tumbuh 9 -10 persen.Sementara itu sektor pertanian yang menyumbang hingga 45 persen lebih dalam
kegiatan ekonomi daerah, hanya tumbuhn 3,12 persen pada tahun 2011.
Gambar 41Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha,Kabupaten Bener Meriah, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
22
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
100 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sebanyak 55.494 penduduk bekerja di Kabupaten Pidie Jaya. Sekitar 49,48 persen bekerja pada
kelompok sektor primer dan menyumbang 60 persen nilai tambah perekonomian daerah. Sementara
sektor sekunder menyerap 17,94 persen tenaga kerja dengan memberikan andil 8 persen dalam
perekonomian. Sektor tersier menyerap 32,58 persen tenaga kerja dan memberikan andil 31 persen
dalam perekonomian daerah.
Dengan demikian, kondisi yang berbeda dijumpai di daerah ini, dimana sektor pertanian
mempunyai tenaga kerja dengan produktivitas yang lebih tinggi daripada kelompok sektor
lainnya.Namun demikian, nampaknya hal ini tidak akan bertahan lama karena pertumbuhan sektor
pertanian sangat lamban. Dibandingkan dengan sektor lainnya, pertumbuhan sektor tradisional ini
jauh tertinggal. Jika sektor tersebut ingin bertahan sebagai sektor andalan perekonomian daerah,
maka pertumbuhannya harus dijaga paling tidak sama dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi secara
umum.
Gambar 42Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Pidie Jaya, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
23
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
101 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Secara umum, dari sejumlah 95.686 penduduk yang bekerja di Kota Banda Aceh, sebanyak 83,90
persen diantaranya bekerja di kelompok sektor tersier/jasa. Paling banyak tenaga kerja terserap
dalam sektor jasa-jasa (43,24 persen) dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (29,77 persen).
Gambar 43Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Banda Aceh, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Selama periode 4 tahun terakhir, kontribusi kelompok sektor tersier berada pada kisaran angka 86
persen. Namun, ternyata didalamnya terdapat pergeseran, sektor jasa-jasa berangsur menurun dan
sebaliknya, sektor pengangkutan merambat naik.
Pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh tahun 2011 tercatat 6,02 persen. Kemajuan ini termasuk
tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh. Angka tersebut juga lebih tinggi
dari tahun sebelumnya yang tercatat 5,94 persen. Bahkan sejak 4 tahun terakhir selalu terjadi
percepatan laju pembangunan, sungguh suatu hal yang menggembirakan bagi pembangunan daerah.
Secara sektoral, beberapa sektor ekonomi tumbuh cukup tinggi serta perannya yang signifikan dalam
perekonomian daerah. Diantaranya sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh hingga 8,97
persen pada tahun 2011. Kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi yang mampu tumbuh
sebesar 8,20 persen pada saat yang sama. Sementara itu, sektor keuangan yang juga memberikan
semakin besar, kali ini mampu tumbuh 7,12 persen.
24
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
102 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Gambar 44Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Sabang, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Wilayah yang berpenduduk sekitar 30 ribuan di Kota Sabang, mempunyai pekerja sebanyak
13.120 orang. Umumnya mereka bekerja pada kelompok sektor tersier, mencapai 76,36 persen dari
seluruh pekerja. Sumbangan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini mencakup 66,64 persen
kegiatan ekonomi daerah.
Sedangkan kelompok sektor sekunder mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9,77 persen dengan
memberikan andil sebesar 24,19 persen dalam perekonomian. Sementara sektor primer yang
menyerap 13,87 persen tenaga kerja, hanya menyumbang 9,17 persen.
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Sabang cenderung lebih rendah daripada tahun-
tahun sebelumnya. Bahkan selama 4 tahun terakhir, baru kali ini mengalami pertumbuhan 3,34 persen
saja. Padahal tahun sebelumnya mampu tumbuh 5,21 persen.Sektor bangunan tampaknya sedang
menjadi idola perekonomian daerah. Pada saat sektor-sektor lainnya tidak bergairah, sektor ini
malahan tumbuh hingga 9,58 tahun.
25
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
103 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Kelompok sektor tersier atau jasa memberikan andil terbesar yaitu sekitar 61 persen dari
seluruh kegiatan ekonomi yang ada. Sedangkan penduduk yang bekerja pada sektor tersebut sebesar
66,47 persen dari seluruh penduduk yang bekerja yang tercatat 59.227 orang.26Sektor perdagangan,
hotel, dan restoran menjadi andalan kelompok sektor tersier disamping dalam perekonomian daerah.
Kontribusinya tahun 2011 tercatat 25,95 persen, bahkan selama 4 tahun terakhir bertahan pada
kisaran tersebut. Selain itu, sektor jasa-jasa masih menjadi kekuatan yang besar dalam membangun
perekonomian daerah ini. Perannya mencapai 15,90 persen dan selama 4 tahun terakhir kontribusinya
pada kisaran angka tersebut. Subsektor jasa pemerintahan umum menjadi penopang utama dengan
memberikan kontribusi 14,76 persen.Kelompok sektor sekunder memberikan andil sebesar 27 persen
dalam perekonomian daerah. Sektor industri pengolahan menyumbang hingga 15,65 persen dan
sektor bangunan/konstruksi berkontribusi sebesar 11,09 persen.
Sementara itu, kelompok sektor primer memberikan kontribusi sebesar 11,82 persen dalam
perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja sekitar 18,16 persen dari penduduk yang
bekerja.Jika dicermati secara mendalam, ternyata produktivitas pekerja sektor jasa-jasa lebih rendah
daripada sektor pertanian. Hal ini kemungkinan terjadi karena di Kota Langsa terdapat banyak usaha
perkebunan, sehingga pekerja pertaniannya terbatas sedangkan hasil yang diperoleh cukup besar.
Gambar 45Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Langsa, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Pertumbuhan ekonomi di Kota Langsa relatif moderat, sejak 4 tahun terakhir berada di kisaran
4-5 persenper tahun. Pada tahun 2011 tercatat sebesar 4,32 persen, angka ini lebih rendah dari
tahun sebelumnya yang tercatat 4,92 persen.Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami
peningkatan yang signifikan dengan melaju sebesar 6,98 persen. Dengan kontribusi hingga
seperempat kegiatan ekonomi, kenaikan sektor ini sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi daerah
26
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
104 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Perekonomian wilayah ini disokong oleh komoditi minyak dan gas bumi, sehingga fluktuasi
hasil produksinya sangat mempengaruhi kondisi ekonomi setempat. Meskipun selama beberapa
waktu terakhir mengalami penurunan yang signifikan. Sektor industri pengolahan memberi andil
hingga 46,59 persen karena didalamnya termasuk industri migas. Secara agregat, industri manufaktur
memberikan kontribusi sebesar 54,89 persen dalam kegiatan ekonomi di daerah itu.27
Gambar 46Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Lhokseumawe, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
Sementara itu kelompok sektor tersier atau jasa memberikan andil sebesar 39,98 persen. Sektor yang
memberikan andil besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tercatat 28,89 persen.
Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan sumbangan sebesar 6,43 persen dalam
perekonomian daerah itu. Di sisi lain, walaupun daerah ini berstatus kota, di beberapa wilayah masih
mengandalkan sektor pertanian dalam kehidupannya. Sektor primer ini masih mampu memberikan
andil sebesar 4,95 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat 4,75 persen.
Dari sekitar 68.405 penduduk yang bekerja, sebanyak 64,97 persen diantaranya terserap di
kelompok sektor tersier, terutama sektor jasa-jasa (26,10 persen) dan sektor perdagangan, hotel,
dan restoran (24,73 persen).
Sedangkan 14,70 persen lainnya diserap oleh kelompok sektor sekunder, serta 20,33 persen pekerja
lainnya bekerja pada kelompok sektor primer (pertanian dan pertambangan & penggalian).
27
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
105 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian Kota Subulussalam dengan
memberikan andil sebesar 33,01 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga menjadi
tumpuan perekonomian daerah karena kontribusinya sebesar 29,68 persen. Selanjutnya sektor
konstruksi yang mampu memberi andil sebesar 20,59 persen.28
Dari 24.243 penduduk yang bekerja lebih dari separuhnya bekerja di sektor pertanian, tepatnya
57,18 persen. Sementara sektor jasa-jasa menyerap sekitar 18,71 persen pekerja di daerah tersebut.
Selanjutnya, sekitar 12,34 persen dari total penduduk yang bekerja, terserap di sektor perdagangan,
hotel, dan restoran.Jika dikaji lebih lanjut, terlihat bahwa kinerja kelompok sektor manufaktur/sekunder
paling baik. Karena dengan jumlah pekerja hanya 5,67 persen dari penduduk yang bekerja, mereka
mampu menyumbang 22,01 persen kegiatan ekonomi di wilayah itu.Kelompok sektor jasa atau tersier
yang menyerap tenaga kerja 36,20 persen, berhasil memberikan andil sebesar 44 persen dalam
perekonomian. Sebaliknya, kelompok sektor primer yang menyerap tenaga kerja paling banyak hingga
58,14 persen memberi kontribusi sebesar 34 persen.
Kemajuan pembangunan di daerah ini semakin membaik, hal ini dibuktikan oleh pertumbuhan
ekonomi yang semakin cepat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kota
Subulussalam mencapai 5,90 persen. Padahal 5 tahun lalu hanya 4,12 persen, kemudian berangsur-
angsur semakin cepat hingga mencapai 5,39 persen pada tahun 2010.
Gambar 47Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Subulussalam, 2011
TENAGA
KERJA
PDRB
28
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh
106 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
107 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
4.1 KKEBIJAKAN
4.1 EBIJAKANPPEMERINTAH
EMERINTAHDDALAM
ALAMPPEMBERDAYAAN UMKMDAN
EMBERDAYAANUMKM DANKKOPERASI
OPERASI
Pemerintah melalui
Pemerintah melalui Kementerian
Kementerian Koperasi
Koperasi dan dan UKMUKM mengusung
mengusung 55 langkah
langkah kebijakan
kebijakan dalam
dalam rangka
rangka
pemberdayaanUsaha
pemberdayaan UsahaMikro,Kecil
Mikro,KecildandanMenengah
Menengahserta sertaKoperasi,
Koperasi,antara
antaralain:
lain:
1.1. Program
Programpenciptaan
penciptaaniklim
iklimusaha
usahayang yangkondusif
kondusifbagi bagiUMKM;
UMKM;TujuanTujuanprogram
programiniiniadalah
adalahuntuk
untuk
memfasilitasi terselenggaranya
memfasilitasi terselenggaranya lingkungan
lingkungan usaha usaha yang yang efisien
efisien secara
secara ekonomi,
ekonomi, sehat
sehat dalam
dalam
persaingan, dan
persaingan, dan non-diskriminatif
non-diskriminatif bagi bagi kelangsungan
kelangsungan dan dan peningkatan
peningkatan kinerja
kinerja usaha
usaha UMKM,UMKM,
sehingga dapat
sehingga dapat mengurangi
mengurangi beban beban administratif,
administratif, hambatan
hambatan usaha usaha dan dan biaya
biaya usaha
usaha maupun
maupun
meningkatkan rata-rata
meningkatkan rata-rata skala
skala usaha,
usaha, mutumutu layanan
layanan perijinan/pendirian
perijinan/pendirian usaha, usaha, dandan partisipasi
partisipasi
dalampengembangan
stakeholdersdalam
stakeholders pengembangankebijakankebijakanUMKM.UMKM.
Program pengembangan
2.2. Program pengembangan sistem sistem pendukung
pendukung usaha usaha bagibagi UMKM;
UMKM; Tujuan Tujuan program
program iniini adalah
adalah
mempermudah,memperlancar
mempermudah, memperlancardan danmemperluas
memperluasakses aksesUMKMUMKMkepadakepadasumberdaya
sumberdayaproduktif
produktifagaragar
mampumemanfaatkan
mampu memanfaatkankesempatan
kesempatanyang yangterbuka
terbukadan danpotensi
potensisumberdaya
sumberdayalokal lokalserta
sertamenyesuaikan
menyesuaikan
skala usahanya
skala usahanya sesuai
sesuai dengan
dengan tuntutan
tuntutan efisiensi.
efisiensi. Sistem
Sistem pendukung
pendukung dibangun
dibangun melalui
melalui
pengembanganlembaga
pengembangan lembagapendukung/penyedia
pendukung/penyediajasa jasapengembangan
pengembanganusaha usahayang yangterjangkau,
terjangkau,semakin
semakin
tersebardan
tersebar danbermutu
bermutuuntuk
untukmeningkatkan
meningkatkanakses aksesUMKM UMKMterhadap
terhadappasar
pasardan dansumber
sumberdayadayaproduktif,
produktif,
seperti sumber
seperti sumber dayadaya manusia,
manusia, modal, modal, pasar,
pasar, teknologi,
teknologi, dandan informasi,
informasi, termasuk
termasuk mendorong
mendorong
peningkatanfungsi
peningkatan fungsiintermediasi
intermediasilembaga-lembaga
lembaga-lembagakeuangan keuanganbagi bagiUMKM.
UMKM.
Program pengembangan
3.3. Program pengembangan kewirausahaan
kewirausahaan dan dan keunggulan
keunggulan kompetitif
kompetitif UKM; UKM; Tujuan
Tujuan program
program iniini
adalah untuk mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan
adalah untuk mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan dan meningkatkan daya dan meningkatkan daya saing
saing
UKMsehingga
UKM sehinggapengetahuan
pengetahuanserta sertasikap
sikapwirausaha
wirausahasemakinsemakinberkembang,
berkembang,produktivitas
produktivitasmeningkat,
meningkat,
wirausaha baru
wirausaha baru berbasis
berbasis pengetahuan
pengetahuan dan dan teknologi
teknologi meningkat
meningkat jumlahnya,
jumlahnya, dan dan ragam
ragam produk-
produk-
produkunggulan
produk unggulanUKMUKMsemakin
semakinberkembang.
berkembang.
Program Pemberdayaan
4.4. Program Pemberdayaan Usaha Usaha Skala Skala Mikro;
Mikro; Tujuan
Tujuan program
program iniini adalah
adalah untuk
untuk meningkatkan
meningkatkan
pendapatan masyarakat
pendapatan masyarakat yang yang bergerak
bergerak dalamdalam kegiatan
kegiatan usaha
usaha ekonomi
ekonomi didi sektor
sektor informal
informal yang
yang
berskalausaha
berskala usahamikro,
mikro,terutama
terutamayang yangmasihmasihberstatus
berstatuskeluarga
keluargamiskin
miskindalamdalamrangka
rangkamemperoleh
memperoleh
pendapatanyang
pendapatan yangtetap,
tetap,melalui
melaluiupaya
upayapeningkatan
peningkatankapasitas
kapasitasusahausahasehingga
sehinggamenjadi
menjadiunitunitusaha
usaha
yang lebih
yang lebih mandiri,
mandiri, berkelanjutan
berkelanjutan dan dan siapsiap untuk
untuk tumbuh
tumbuh dan dan bersaing.
bersaing. Program
Program iniini akan
akan
memfasilitasi peningkatan
memfasilitasi peningkatan kapasitas
kapasitas usaha usaha mikromikro dan dan keterampilan
keterampilan pengelolaan
pengelolaan usahausaha serta
serta
sekaligusmendorong
sekaligus mendorongadanya
adanyakepastian,
kepastian,perlindungan
perlindungandan danpembinaan
pembinaanusaha. usaha.
Program Peningkatan
5.5. Program Peningkatan Kualitas
Kualitas Kelembagaan
Kelembagaan Koperasi; Koperasi; Tujuan
Tujuan program
program iniini adalah
adalah untukuntuk
meningkatkan kualitas
meningkatkan kualitas kelembagaan
kelembagaan dan dan organisasi
organisasi koperasi
koperasi agar
agar koperasi
koperasi mampu
mampu tumbuhtumbuh dan dan
berkembang secara
berkembang secara sehat
sehat sesuai
sesuai dengan
dengan jati jati dirinya
dirinya menjadi
menjadi wadah
wadah kepentingan
kepentingan bersama
bersama bagi bagi
anggotanya untuk
anggotanya untuk memperoleh
memperoleh efisiensi
efisiensi kolektif,
kolektif, sehingga
sehingga citra
citra koperasi
koperasi menjadi
menjadi semakin
semakin baik. baik.
Dengandemikian
Dengan demikiandiharapkan
diharapkankelembagaan
kelembagaandan danorganisasi
organisasikoperasi
koperasididitingkat
tingkatprimer
primerdan dansekunder
sekunder
akantertata
akan tertatadan
danberfungsi
berfungsidengan
denganbaik; baik;infrastruktur
infrastrukturpendukung
pendukungpengembangan
pengembangankoperasi koperasi
Alur pikir
Alur pikir kerangka
kerangka pemberdayaan
pemberdayaan KUMKM
KUMKM dilaksanakan
dilaksanakan berdasarkan
berdasarkan rencana
rencana pembangunan
pembangunan
jangkapanjang
jangka panjang(RPJP)
(RPJP)2005-2025
2005-2025sesuai
sesuaidengan
denganUndang-undang
Undang-undangNomor
Nomor17 17Tahun
Tahun2007
2007tentang
tentang
pemberdayaanpelaku
pemberdayaan pelakuKUMKM.
KUMKM.Namun
Namunpada
padatahap
tahappertama
pertamakerangka
kerangkakerja
kerjaitu
itudilaksanakan
dilaksanakanhingga
hingga
2014. Tema
2014. Tema yang
yang diusung
diusung hingga
hingga 2014
2014 adalah
adalah bangkitkan
bangkitkan daya
daya saing
saing KUMKM.
KUMKM. Kemudian
Kemudian visi
visi
108||PPe en ne el li it ti iaan n KKo ommo oddi it ti i/ /PPr ro odduuk k/ /JJe en ni is s UUs saah haa UUn ngggguul laan n UUMMKKMM
108
PPr ro ov vi in ns si i AAc ce eh h 22001 122
Di sisi lain, disamping memiliki keunggulan tersebut, UMKM masih dihadapkan dengan
permasalahan yang tidak sedikit, antara lain masih bergelut pada masalah-masalah klasik seperti
kesulitan akses terhadap permodalan, akses pasar, teknologi dan informasi. Selain itu, masalah
rendahnya kualitas SDM UMKM, masalah belum optimalnya fungsi lembaga pemberdayaan UMKM dan
masalah iklim usaha sesungguhnya juga masih menjadi penyebab pelaku UMKM jalan ditempat. Untuk
mengatasi kendala tersebut, Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama dengan instasi terkait
dan Pemerintah Daerah Propinsi serta Pemda Kabupaten/Kota Madya, telah melaksanakan program-
program pemberdayaan UMKM dan koperasi yang difokuskan pada :
a. Pemberdayaan Institusional UMKM dalam bentuk program:
1) Penyederhanaan Perizinan dan pengembangan sistem perizinan satu pintu, serta bagi usaha mikro
perizinan cukup dalam bentuk registrasi usaha;
2) Penataan Peraturan Daerah (Perda) untuk mendukung pemberdayaan KUMKM;
3) Penataan dan penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan
pengembangan KUMKM;
4) Pengembangan koperasi berkualitas; dan
5) Revitalisasi koperasi
b. Peningkatan Akses UMKM terhadap Sumber-Sumber Pendanaan :
1) Pengembangan berbagai Skim Perkreditan untuk UMKM;
2) Program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro;
3) Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan perempuan, keluarga
sehat dan sejahtera;
109 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
110 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Seperti yang tertulis di dalam Booklet Perbankan Indonesia bahwa sejak tahun 1960 Bank
Indonesia memberikan bantuan melalui financial assistance yaitu pemberian kredit likuiditas.
Namun demikian, pada tahun 1999 peran Bank Indonesia dalam mendorong UMKM mengalami
perubahan yaitu menjadi bersifat tidak langsung. Kebijakan ini dilaksanakan dalam 3 instrumen;
Pertama,kebijakan perkreditan yang mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepadaUMKM,
maka BI mengeluarkan peraturan mengenai perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko,dikatakan
bahwa dengan ketentuan tersebut, ATMR kredit ke UMKM lebih rendah dari kredit usaha besar.Kedua,
pengembangan kelembagaan yang dilakukan dengan cara kerjasama antar lembaga keuangan, seperti
bank umum dan BPR dalam penyaluran kredit serta kerjasama BPRdengan Lembaga Dana Keuangan
Pedesaan agar cakupan kredit menjadi luas. Kemudian dilakukan juga memfasilitasi skim penjaminan
kredit di daerah yang melibatkan lembaga seperti Pemdasetempat.Dan ketiga, pemberian bantuan teknis
yang diberikan meliputi, pelatihan kepadaPerbankan, Lembaga Pembiayaan UMKM kemudian Bank
Indonesia juga menyediakan informasimengenai hasil penelitian, statistik perkreditan, dan data komoditas
suatu daerah yang potensialuntuk berkembang dan tak lupa mempromosikan UMKM dalam
menjembatani hubungan UMKM dengan Perbankan. Kebijakan UMKM yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia bertujuan untuk mendorong bankuntuk meningkatkan penyaluran kredit UMKM dan membantu
meningkatkan kapabilitas UMKM agar mampu memenuhi persyaratan dari perbankan (Bank Indonesia).
Karakteristik usaha kecil di Indonesia dapat dipisah menjadi dua bagian. Menurut Setyari (2005),
beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar UMKM antara lain: (1) rendahnya
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja pada sektor UMKM, (2) Rendahnya produktifitas
tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya gaji dan upah, (3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah, (4) mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria, (5) lemahnya struktur
permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal tersebut, (6) kurangnya inovasi dan
adopsi teknologi-teknologi baru, serta (7) kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial.
29Bank Indonesia
111 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
31AlmasdiSyahza, Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk Percepatan Peningkatan Ekonomi Daerah di
Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.
112 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Dalam Studi Kasus Provinsi Bali dan Sulawesi Utara, direkomendasikan beberapa hal32;
1. Pertama, Pemerintah daerah harus terus mendorong berkembangnya UMKM melalui upaya
pembinaan yang menyeluruh.
2. Kedua, Pemerintah Daerah harus berusaha mencari model pendanaan yang lain yang memberikan
kemudahan bagi UMKM dalam mengaksesnya dan secara terus-menerus melakukan penyuluhan
atau pelatihan manajerial yang baik.
3. Ketiga, Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan pihak swasta dalam upaya memperkuat
manajerial dan memperluas jaringan penyedia permodalan bagi UMKM.
4. Keempat, keterlibatan aktif Kantor Bank Indonesia di daerah harus terus dilanjutkan dan Pemerintah
Daerah dapat terus membuat perencanaan kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM sesuai
dengan karakteristik kebutuhan didaerahnya.
32Achmad Sani Alhusain, Analisa Kebijakan Permodalan Dalam Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
113 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Visi dan misi Pemerintah Aceh diwujudkan melalui pelaksanaan 7 (tujuh) prioritas pembangunan
secara proporsional yaitu: 1) Pemberdayaan ekonomi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan
penanggulangan kemiskinan, 2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan sumber daya energi
pendukung investasi, 3). Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar, 4).
Peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, 5). Pembangunan syariat islam sosial dan
budaya, 6). Penciptaan pemerintah yang baik dan bersih serta penyehatan birokrasi pemerintaan, 7).
Penanganan dan pengurangan resiko bencana.
Arah kebijakan umum pembangunan ekonomi Aceh pada dasarnya adalah dalam rangka
mewujudkan peningkatan aktivitas perekonomian daerah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, melalui upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5 -6
persen, penurunan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 16 persen dan tingkat pengangguran mampu
ditekan menjadi 7,6 persen yang ditempuh melalui beberapa kebijakan, antara lain:
1. Peningkatan pengelolaan potensi pertanian dan perikanan seoptimal mungkin dengan prinsip-prinsip
agribisnis sebagai tulang punggung ekonomi daerah yang berkelanjutan
2. Pengembangan komoditi unggulan daerah melalui pola kluster dengan memperkuat sistim mata
rantai produksi (supply chain) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2007-2012
VI-2
3. Pembangunan dan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendukung produksi termasuk
prioritas fungsionalisasi aset, terutama di kawasankawasan sentra produksi pertanian, perikanan,
industri, dan perdagangan
4. Percepatan pemanfaatan mekanisasi di sektor industri kerajinan, pertanian dan perikanan, termasuk
motorisasi armada perikanan dalam upaya meningkatkan daya jelajah dan produktivitas nelayan.
5. Pengembangan dan peningkatan kapasitas unit penyedia sarana produksi serta peningkatan
pengendalian dan pengawasan distribusi sarana produksi sehingga mudah dapat diakses oleh
masyarakat
6. Peningkatan produktivitas lahan budidaya pertanian dan perikanan melalui upaya intensifikasi,
diversifikasi, optimalisasi termasuk peningkatan Indeks Penanaman (IP), dan rehabilitasi lahan-lahan
yang terlantar
7. Mengupayakan tumbuhnya dan berkembangnya industri pengolahan hasil, terutama yang berbasis
bahan baku lokal di kawasan-kawasan sentra produksi
8. Peningkatan kompetensi tenaga kerja formal dan informal, serta pelaku UMKM melalui
pengembangan dan peningkatan kapasitas Balai Latihan Kerja serta pelatihan-pelatihan kejuruan
9. Melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan dan penyaluran tenaga kerja untuk kebutuhan
lokal maupun luar negeri
10. Percepatan aplikasi teknologi di sektor pertanian dan perikanan melalui penguatan kelembagaan dan
sistem penyuluhan
11. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dengan sasaran utama usaha-usaha kelompok dan
koperasi
12. Memfasilitasi peningkatan jalinan kemitraan usaha yang lebih luas antara kelompok usaha besar
dengan pelaku UMKM dan industri rumah tangga
13. Mengupayakan peningkatan fungsi intermediasi perbankan, terutama penyaluran kredit bagi pelaku
UMKM dan industri rumah tangga
14. Pencegahan penebangan dan perdagangan kayu illegal melalui penguatan dan pembinaan satuan
pengamanan hutan dalam rangka terciptanya hutan lestari dan pengembangan ekonomi
berkelanjutan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2007-2012 VI-3
115 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
116 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Menurut lokasi penyalurannya, Kota Banda Aceh merupakan lokasi yang memiliki proporsi kredit
UMKMtersalur paling besar, yaitu sebesar 20.57%. Sementara yang menempati proporsi terbesar
kedua adalah Kabupaten Aceh Utara dengan proporsi 7,19%. Sementara itu, 5 kabupaten/kota yang
tercatat memiliki proporsi terkecil adalah Kota Subulussalam 0,22%, Kabupaten Pidie Jaya 0,33%,
Kabupaten Aceh Simeulue 0,60%, Kabupaten Aceh Jaya 0,61%, dan Kota Sabang 0,73%.
Gambar 49Proporsi Kredit UMKM Menurut Lokasi Proyek, Tahun 2011-Oktober 2012 (%)
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
Kab. Aceh Besar 4.17% Kab. Aceh Barat Daya 3.36%
Kab. Pidie 5.90% Kab. Aceh Jaya 0.61%
Kab. Aceh Utara 7.19% Kab. Nagan Raya 2.74%
Kab. Aceh Timur 5.50% Kab. Aceh Simeuleu 0.60%
Kab. Aceh Selatan 3.81% Kab. Bener Meriah 1.05%
Kab. Aceh Barat 7.68% Kab. Pidie Jaya 0.33%
Kab. Aceh Tengah 5.48% Kab. Subulussalam 0.22%
Kab. Aceh Tenggara 4.10% Kota Banda Aceh 20.57%
Aceh Singkil 3.02% Kota Sabang 0.73%
Kab. Aceh Jeumpa/Bireuen 6.60% Kota Lhokseumawe 5.46%
Kab. Aceh Tamiang 3.46% Kota Langsa 6.51%
Kab. Gayo Lues 0.89%
117 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sawit, karet dan penangkapan ikan di laut merupakan sektor UMKM yang perlu mendapatkan
perhatian khusus di Kabupaten Singkil. Terjadinya penambahan lahan sawit sehingga menjadikan
sawit salahsatu sektor yang mendapat perhatian khusus bagi masyarakat, penambahan lahan ini tidak
terlepas dari investasi dari pihak luar. Namun pihak pemerintah perlu mempertimbangkan program social
corporate setiap pembukaan lahan baru, sehingga keberadaan masyarakat tidak hanya sebagai pekerja
namun memiliki lahan sawit dari setiap pembukaan lahan baru. Selain itu, kerupuk buah merupakan
sektor usaha yang sangat menjanjikan bagi pengembangan UMKM di Kabupaten Singkil.
Prospekkerupuk buah ini sangat menjanjikan karena pengembangannya untuk saat ini dikembangan di
pulau banyak.
Sektor usaha UMKM yang paling dominan di Kabupaten Aceh Selatan adalah Perdagangan ikan,
Perkebunan sawit dan industri pengolahan pala. Industri pala merupakan sektor usaha kita jumpai
disetiap rumah masyarakat. Pihak manapun yang ingin mengembangkan UMKM maka perlu
mempertimbangkan industri pengolahan pala menjadi salahsatu prioritas, hanya saja perlu ditingkatkan
jenis output tidak hanya manisan pala dan kerupuk, mungkin perlu inovasi ke berbagai produk lain. Selain
itu pernya kualitas kemasan yang lebih baik dan aman untuk dijadikan sebagai oleh-oleh khas Aceh
Selatan.
118 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Padi, cabe dan Sawit meripakan sektor UMKM yang menjadi ciri khas untuk Kabupaten Aceh
Timur. Luasnya lahan pertanian dan lahan produksi padi maka diperlukan cool storage untuk dapat
menjaga kestabilitas harga dan menekan angka inflasi.
Kopi arabika dan industri pengolahan kopi merupakan dua sektor UMKM yang perlu mendapatkan
perhatian khusus di Kabupaten Aceh Tengah. Selain kopi terdapat juga sektor usaha perkebunan tebu
yang menghasilkan gula dan jus tebu begitu juga dengan sektor wisata yang sangat menjanjikan.
Karet, padi dan sawit merupakan sektor UMKM di Kabupaten Aceh Barat. Perkebunan karet
merupakan sektor usaha yang sudah menjadi warisan turun temurun dan perkebunan sawit mengalami
perkembangan lahan terus menurus.
Sektor usaha UMKM di Aceh Besar adalah Padi, Budidaya Lembu dan Rambutan. Terdapat jenis
usaha UMKM yang sangat potensial seperti usaha Bordir bahkan usaha tersebut mendapatkan perhatian
dari pihak pemerintah.
Padi, budidaya lembu dan penangkapan ikan dilaut merupakan sektor UMKM di Kabupaten Pidie.
Luasnya areal persawahan dan besarnya angka produksi sawah menjadikan padi sebagai salahsatu
sektor UMKM yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangannya, karena selama ini
untuk sektor padi palawija khususnya padi belum memiliki manajemen yang baik sehingga pihak lembaga
keungan belum berani menginvestasi disektor ini.
Sektor UMKM yang menjadi ciri khas Kabupaten Bireuen adalah Padi, keripik, bengkel mobil.
Sektor keripik mengalami kemajuan yang sangat pesat, awalnya sektor UMKM keripik hanya bergerak
disektor keripik pisang namun sekarang sudah mengalami pengembangan ke berbagai jenis keripik.
Namun perlu ditingkatkan kemasan sehingga perlu ditingkatkan kualitas pemasarannya.
Sawit padi dan kakao merupakan sektor UMKM di Kabupaten Aceh Utara. Adanya pemermajaan
lahan sawit menjadikan sawit sebagai salahsatu sektor usaha yang paling diminati masyarakat. Niat baik
dari pihak pemerintah untuk mengembangkan Padi sebagai sektor usaha UMKM terlihat dengan
pembukaan pabrik padi di Seunuddon. Dan besarnya jumlah bantuan kakao menjadikan kakao
mengalami perkembangan pesat. Ada beberapa sektor UMKM yang dapat dikembangkan seperti
anyaman tikar di Kuala Kerto dan kerajinan Bordir Aceh yang berpusat di Ule Madon dan Muara Batu.
Perkebunan dan perdagangan sawit beserta tanaman padi menjadi sektor UMKM di Kabupaten
Aceh Barat Daya. Selain itu kakao dan pala menjadi sektor yang sangat potensial untuk dikembangakan.
Perkebunan dan industri Serewangi merupakan sektor UMKM yang menjadi profil UMKM
Kabupaten Gayo Lues. Perlunya mekanisme pemasaran dan kemasan agar dapat menjadikan minyak
serewangi dapat menjadi sektor UMKM yang Kabupaten Gayo Lues.
120 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor UMKM di Kabupaten Aceh Jaya adalah padi, penangkapan ikan laut dan industri perabot.
Kopi Robusta, padi dan kentang menjadi sektor UMKM di Kabupaten Bener Meriah. Adapun sektor
sawit sedang mengalami pengembangan. Untuk Kabupaten Pidie Jaya padi, penangkapan ikan dilaut
dan kakao menjadi profil UMKM. Sedangkan sektor usaha keu ade melangami masa perkembangan
dan kemungkinan empat tahun kedepan akan menempati posisi tiga besar di sektor UMKM.
Rumah sewa, perdagangan sembako dan wisata merupakan sektor UMKM yang menjadi profil
Kota Banda Aceh. Selain itu usaha warung kopi juga menjadi ciri khas sektor usaha di Kota Banda Aceh,
dimana banyaknya unit usaha warung kopi dan padatnya pengunjung yang menikmati cita rasa kopi
menjadikan usaha warung kopi menjadi profil UMKM di Kota Banda Aceh.Untuk Kota Sabang
perdagangan sembako dan toko obat serta perkebunan cengkeh merupakan sektor UMKM di
Sabang. Namun ada beberapa sektor usaha lain yang perlu mendapatkan perhatian seperti Kue dan
Dodol Sabang sebagai sektor UMKM yang dapat dikembangkan.
Profil Sektor UMKM yang menjadi pengembangan di Kota Lhokseumawe adalah sektor jasa,
penangkapan ikan dilaut dan perdagangan sembako. Perdagangan merupakan profil UMKM di Kota
Lhokseumawe.
Profil UMKM di Kota Langsa adalah sektor jasa dan angkutan.Disamping itu, usaha tambak juga
cukup dominan di Kota Langsa.
Sementara itu, Profil Kota Subulussalam adalah perkebunan sawit, perdagangan hasil perkebunan
dan swalayan mini market. Namun demikian, dari hasil penelitian lapangan, pemeliharaan dan
pemasaran komoditi nilam juga cukup menjanjikan, sehingga dapat menjadi sektor andalan di kota ini.
121 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
5.1
5.1 PPENETAPAN
ENETAPANBBOBOT
OBOTTTUJUAN DANKKRITERIA
UJUANDAN RITERIA
Penetapan
Penetapan KPJu
KPJu unggulan
unggulan dilakukan
dilakukan secara
secara berjenjang
berjenjang yang
yang diawali
diawali dengan
dengan penetapan
penetapan KPJu
KPJu
unggulan
unggulan pada
pada tingkat
tingkat kecamatan,
kecamatan, kemudian
kemudian tingkat
tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota dan dan terakhir
terakhir pada
pada tingkat
tingkat
provinsi.
provinsi.Hasil
Hasilpenetapan
penetapanKPJu
KPJuunggulan
unggulanpada
padatingkat
tingkatkecamatan
kecamatanmerupakan
merupakankandidat
kandidatKPJu
KPJuunggulan
unggulan
tingkat
tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota yang
yang proses
proses penetapannya
penetapannya dilakukan
dilakukan dengan
dengan metode
metode Analytical
Analytical Hierarchy
Hierarchy
Process (AHP).
Process (AHP). Penetapan
Penetapan KPJu
KPJu unggulan
unggulan pada
pada tingkat
tingkat provinsi
provinsi menggunakan/memanfaatkan
menggunakan/memanfaatkan hasil hasil
proses
prosesAgregasi
AgregasiKPJu
KPJuunggulan
unggulantingkat
tingkatkabupaten/kota.
kabupaten/kota.
Hasil
HasilKPJu
KPJuunggulan
unggulanditentukan
ditentukanoleholehkriteria
kriteriadan
dansub-kriteria
sub-kriteriayang
yangditetapkan
ditetapkansebelumnya,
sebelumnya,dan dan
penentuan
penentuan kriteria
kriteria tersebut
tersebut dilandasi
dilandasi oleh
oleh tujuan
tujuan penetapan
penetapan KPJu
KPJu unggulan
unggulan UMKM,
UMKM, yaitu;
yaitu; (a)
(a)
Penciptaan
Penciptaan lapangan
lapangan kerja,
kerja, (b)
(b) Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi
ekonomi daerah,
daerah, dan
dan (c)
(c) Peningkatan
Peningkatan dayadaya saing
saing
produk.
produk. Untuk
Untuk memperoleh
memperoleh keseragaman
keseragaman dan dan konsistensi
konsistensi dalam
dalam proses
proses penetapan
penetapan KPJu
KPJu unggulan,
unggulan,
maka
makabobot
bobotsetiap
setiapTujuan
Tujuandandanbobot
bobotsetiap
setiapKriteria
Kriteriayang
yangdigunakan
digunakanpada
padasemua
semuakabupaten/kota
kabupaten/kotaadalah
adalah
sama.
sama.Sehubungan
Sehubungandengan
denganituitumaka
makaproses
prosespenentuan
penentuanbobot
bobotkepentingan
kepentingantujuan
tujuandan
dankriteria
kriteriatersebut
tersebut
dilakukan
dilakukanpada
padatingkat
tingkatprovinsi.
provinsi.Dalam
Dalamhubungan
hubunganiniinimaka
makapada
padatanggal
tanggal12
12Juni
Juni2012
2012telah
telahdilaksanakan
dilaksanakan
Focus
Focus Group
Group Discussion
Discussion (FGD)
(FGD) didi Kantor
Kantor Bank
Bank Indonesia
Indonesia Provinsi
Provinsi Aceh
Aceh yang
yang diikuti
diikuti pejabat
pejabat dari
dari
Dinas/Instansi
Dinas/Instansiterkait
terkaitpada
padaTingkat
TingkatProvinsi.
Provinsi.
Agenda
AgendaFGDFGDtersebut
tersebutadalah
adalahmemperoleh
memperolehpenilaian
penilaiandari
daripeserta
pesertaberupa
berupaskor
skorkepentingan
kepentingansetiap
setiap
Tujuan,
Tujuan,serta
sertaskor
skortingkat
tingkatkepentingan
kepentingansuatusuatuKriteria
Kriteriasatu
satudibandingkan
dibandingkandengan
denganKriteria
Kriterialain
lainuntuk
untuk
Tujuan
Tujuan yang
yang sama
sama dengan
dengan menggunakan
menggunakan metode metode pairwise
pairwise comparison.
comparison. Hasil
Hasil penilaian
penilaian oleh
oleh
narasumber
narasumbertersebut,
tersebut,dijadikan
dijadikaninput
inputanalisis
analisisdengan
denganmenggunakan
menggunakanAHP AHPuntuk
untukmemperoleh
memperolehnilai
nilaiskor
skor
terbobot
terbobotsetiap
setiapTujuan
Tujuandan
dansetiap
setiapKriteria
KriteriaKPJu
KPJuunggulan.
unggulan.Hasil
Hasilanalisis
analisisdengan
denganmenggunakan
menggunakanmetode
metode
AHP
AHP berdasarkan
berdasarkan masukan
masukan pendapat
pendapat daridari pejabat
pejabat Dinas/Instansi
Dinas/Instansi yang
yang terkait
terkait dan
dan berkepentingan
berkepentingan
terhadap
terhadapKPJu
KPJuunggulan
unggulanUMKM
UMKMdisajikan
disajikanpada
padaTabel
Tabel30.
30.
Berdasarkan
Berdasarkanmetodologi
metodologiyang
yangtelah
telahdikemukakan
dikemukakanuntuk untukmenetapkan
menetapkanKPJuKPJuunggulan
unggulanlintas
lintassektor
sektor
diperlukan
diperlukaninformasi
informasiseberapa
seberapabesar
besarbobot
bobotkepentingan
kepentingansuatu suatusektor
sektorekonomi
ekonomiuntuk
untukmencapai
mencapai
tujuan
tujuan dari
dari penetapan
penetapan KPJu
KPJu unggulan
unggulan UMKM.
UMKM. Mengingat
Mengingat setiap
setiap kabupaten/kota
kabupaten/kota mempunyai
mempunyai
karakteristik
karakteristik wilayah
wilayah dan
dan potensi
potensi ekonomi
ekonomi yang
yang berbeda,
berbeda, maka
maka penetapan
penetapan bobot
bobot kepentingan
kepentingan
sektor/subsektor
sektor/subsektor ekonomi
ekonomi tersebut
tersebut dilakukan
dilakukan didi tingkat
tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota dengan
dengan narasumber
narasumber pejabat
pejabat
Dinas/Instansi
Dinas/Instansiyang
yangberkepentingan
berkepentingandalam
dalampengembangan
pengembanganUMKM UMKMdiditingkat
tingkatkabupaten/kota.
kabupaten/kota.
122||PPe enne el li it ti iaann KKo ommo oddi it ti i/ /PPr ro odduukk/ /JJe enni is s UUs saahhaa UUnngggguul laann UUMMKKMM
122
PPr ro ov vi inns si i AAc ce ehh 22001 122
NO ASPEK BOBOT
I Tujuan Penetapan KPJu Unggulan
1 Penciptaan lapangan kerja 0.3805
2 Pertumbuhan ekonomi 0.3106
3 Peningkatan daya saing produk 0.3089
II Kriteria Penentuan KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan
1 Ketersediaan Input 0.326
2 Pasar/Pemasaran Produk 0.2572
3 Kontribusi Perekonomian 0.2224
4 Jumlah Unit Usaha 0.1944
III Kriteria Penentuan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota
1 Manajemen Usaha 0.1209
2 Penyerapan TK 0.1186
3 Modal 0.108
4 Harga 0.1059
5 Sumbangan Perekonomian 0.1034
6 Ketersediaan Pasar 0.0898
7 Teknologi 0.0891
8 Saprodi 0.0805
9 TK Terampil 0.0804
10 Bahan Baku 0.0588
11 Sosial Budaya 0.0447
Sumber : Data Primer, Tahun 2012
2) Jangkauan pasar
123 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Penetapan KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota melalui dua tahapan, tahap pertama FGD
penjaringan informasi dan tahap kedua FGD penyampian hasil.Proses penjaringan informasi tahap
awal dilakukan melalui FGD dengan melibatkan pemangku kepentingan seperti Sekda, Bappeda,
dinas/instansi/badan, perbankan, BPS /perguruan tinggi disetiap Kabupaten dan Kota.
Proses penetapan KPJu unggulan tingkat kabupaten/kotadilakukan melalui dua tahapan, yaitu
Tahap Pertama adalah melakukan FGD, in depth interview, dan pengisian kuesioner olehinstansi
terkait (Sekda dan Bappeda, dinas/instansi terkait dan perbankan di setiap kabupaten/kota). Dalam
hal ini, narasumber memberikan penilaian terhadap:(1) Tingkat kepentingan antar sektor secara umum,
dan (2) Untuk memperoleh penilaian dari narasumber tentang keunggulan suatu KPJu terhadap KPJu
yang lain berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (11 kriteria). Penilaian (scoring) terhadap setiap
kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka menjalankan usaha, membuka
usaha baru atau mengembangkan usaha, serta sejauh mana dukungan wilayah pada setiap unsur
penilaian.
Analisis dengan metode AHP menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat KPJu unggulan
untuk setiap kabupaten/kota per sektor ekonomi. KPJu Unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5 (lima)
KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi. Berdasarkan hasil identifikasi
KPJu Unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor masing-masing KPJu Unggulan dan tingkat
kepentingan Sektor/subsektor ekonomi untuk KPJu yang bersangkutan ditetapkan KPJu unggulan lintas
sektor tingkat kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah metode Bayes
Tahap Kedua adalah melakukan klarifikasi terhadap kandidat KPJu unggulan untuk masing-
masing sektor/subsektor. Dalam kegiatan diskusi tersebut juga didiskusikan permasalahan
pengembangan UMKM serta kebijakan dan program untuk pengembangan UMKM yang telah dan akan
dilaksanakan oleh pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, terutama untuk KPJu unggulan.
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat Kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan (tabel 31) analisis AHP menghasilkan KPJu
unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti yang disajikan pada
pada tabel32.
Tabel 32Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor UsahaKabupaten Simeuleu
125 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Budidaya kerbau merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perternakan. Bobot skor yang
diperolehi oleh budidaya kerbau sebesar 0.2823. Kerbau dikirem ke daratan bahkan sampai ke medan.
Selain pemanfaatan dagingnya tenaga kerbau juga digunakan untuk beberapa kegiatan produktif di
Simeulue.
Kelapa Dalam merupakan sektor unggulan dari sektor perkebunan. Dari hasil analisa AHP komoditas
kelapa mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.1924, pada posisi kedua ditempati oleh sawit dengan
bobot sebesar 0.1766.Terjadinya pembatasan untuk mengeluarkan sawit ke daratan membuat
pemasaran sawit mengalami kendala. Untuk sektor perkebunan cengkeh dan kelapa dalam sudah
mengalami masa tua, sehingga perlu peremajaan kembali, sedangkan sawit, pinang dan kakao dalam
masa muda.Dalam rangka memenuhi kebutahan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah
dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Motode
Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (tabel 31) serta
hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (tabel32).
126 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 33KPJu Lintas Sektor Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di
Kabupaten Simeuleu
Orientasi kegiatan masyarakat Kabupaten Simeulue berbasis pada sektor perikanan yaitu hasil
tangkapan Laut. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu lintas sektor maka berdasarkan
sektor/subsektor menempatkan sektor perikanan sebagai sektor unggulan teratas, sedangkan
perkebunan menempati posisi kedua dikarenakan ada beberapa KPJu yang sudah mengalami masa tua,
seperti cengkeh dan kelapa dalam, sedangkan beberapa KPJu lainnya masih pada masa umur muda.
Adapun sayuran menempati posisi terakhir karena masih banyak jenis sayur yang masuk dari luar pulau,
sehingga keberadaan hanya sebagai pelengkap saja.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Penangkapan ikan dilaut v
2 Budidaya Kerbau v
3 Kelapa Dalam v v
4 Padi v
5 Rotan v
6 Kilang Padi v
7 Sembako v
8 Durian v
9 Anyaman (Tikar) v
10 Cabe v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
127 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu potensial di Kabupaten Simeuleu adalah penangkapan ikan laut, kelapa dalam, dan budidaya
kerbau. Peluang yang dimiliki Kabupaten Simeuleu dalam pengembangan KPJu adalah tersedianya
sumber daya alam yang potensial. Hambatan utama yang dihadapi adalah terbatasnya akses pemasaran
KPJu, karena Kabupaten Simeuleu yang berada di kepulauan dengan sarana transportasi yang terbatas
untuk mengangkut hasil KPJu ke daerah luar. Selain itu, akses permodalan dan alat penangkap ikan yang
masih tradisional juga menjadi kendala pengembangan KPJu.
Tabel 35Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan KepentinganDalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Singkil
Sawit menempati rangking tertinggi sebagai komoditas unggulan pada sektor perkebunan. Dari
hasil analisa AHP komoditas sawit mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.3168, pada posisi kedua
128 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Penangkapan dilaut merupakan sektor unggulan dari sektor perikanan. Dari hasil analisa AHP
,penangkapan ikan di laut mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.2323, pada posisi kedua ditempati
kapal motor penangkapan ikan sebesar 0.1943. Posisi ketiga diikuti oleh motor tempel penangkapan ikan
dilaut dengan bobot sebesar 0.1249, dan pada posisi terakhir yaitu Ikan lele rawa-rawa dengan bobot
skor 0.0761.
Padi ladang merupakan sektor unggulan dari sektor padi palawija. Dari hasil analisa AHP komoditas
padi ladang mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.1949, pada posisi kedua ditempati padi sawah
sebesar 0.1628 Posisi ketiga diikuti oleh Ubi jalar dengan bobot sebesar 0.1265, jagung dengan bobot
sebesar 0.1260 dan pada posisi terakhir yaitu talas dengan bobot skor 0.1032. Berdasarkan hasil dari
penelitian lapangan tingkat Kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing
kriteria yang telah dihasilkan sebelum (tabel35) analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor
ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti yang disajikan pada pada tabel35
Dalam rangka memenuhi kebutahan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan
penetapan KPJu unggulan lintas sektor.Penetapan dilakukan dengan menggunakan Motode Bayes,
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (tabel 35) serta hasil
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (tabel36).
Tabel 36Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Singkil
Sawit dan karet merupakan komoditas utama lintas sektor di Singkil. Nilai bayes untuk sawit dengan
bobot skor sebesar 0.0545 selanjutnya diikuti oleh karet dengan bobot skor 0.0353.Kedua komoditas
tersebut mewakili dari sektor perkebunan. Dan keduanya merupakan sektor unggulan di Singkil dari 10
(sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor seperti disajikan pada Tabel 37.
Tabel 37KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Singkil
Kegiatan ekonomi masyarakat di kabupaten Singkil berbasis pada sektor perkebunan khususnya
sawit dan karet dan perikanan mencakupi hasil tangkapan laut. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10
KPJu lintas sektor maka berdasarkan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan seperti yang disajikan
pada tabel 36 dapat dilihat 5 KPJU unggulan lintas sektor usaha adalah usaha perkebunan sawit,
perkebunan karet, penangkapan di laut, buah-buhan nangka, dan kehutanan kayu meranti, perdagangan.
Lifecycle Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan. Sawit merupakan komoditas unggulan teratas di
Kabupaten Aceh Singkil. Umur sawit rata-rata saat ini 10 tahun sedangkan usia produktif sawit mencapai
25 tahun. Penambahan lahan baru untuk sawit terus terjadi. Kemudian pada urutan kedua ditempati oleh
komoditas karet.Karet dominan terdapat di Kecamatan Simpang Kanan, Danau Paris, dan Singkohor.
Pengembangan karet sekarang sedang dilakukan di Kecamatan Pulau Banyak. Lifecycle KPJu Lintas
Sektor disajikan pada tabel berikut:
130 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Sawit v
2 Karet v
3 Penangkapan di laut v
4 Nangka v
5 M eranti v
6 Sawit (perdagangan) v
7 Kapal M otor Penangkap Ikan v
8 Wisata air terjun v
9 Padi Ladang v
10 Jengkol v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu potensial di Kabupaten Aceh Singkil adalah sawit, penangkapan ikan di laut, dan industri
pengolahan kerupuk buah yang saat ini sedang dikembangkan di Kecamatan Pulau Banyak.
Kerupuk buah terbuka peluang untuk menjadi produk khas Aceh Singkil. Peluang yang dimiliki Kabupaten
Aceh Singkil dalam pengembangan KPJu adalah tersedianya sumber daya alam yang potensial dan
bahan baku yang memadai. Hambatan utama yang dihadapi adalah terbatas modal yang disertai sulitnya
akses ke sumber pembiayaan, skill sumber daya manusia yang terbatas, dan penguasaan teknologi yang
rendah, serta belum adanya pabrik pengolahan kelapa sawit (CPO).
Tabel 39Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Selatan
131 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Penangkapan ikan laut merupakan sektor unggulan dari sektor perikanan. Dari hasil analisa AHP
komoditas ikan beunaluet mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.1593, pada posisi kedua ditempati
ikan lele sebesar 0.1576 Posisi ketiga diikuti oleh ikan beulaneut dengan bobot sebesar 0.1287.
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat Kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelum (tabel39) analisis AHP menghasilkan
KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti yang disajikan
pada pada tabel40
Tabel 40Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Aceh Selatan
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.2011 1 Cabe 0.1624
Jagung 0.1707 2 cabe rawet 0.1383
Padi Palawija Kacang Kedelai 0.1704 3 Sayuran Bayam 0.1312
Ubi Jalar 0.1377 4 Jengkol 0.1226
Kacang Hijau 0.1164 5 Terong 0.113
Durian 0.182 1 Sawit 0.2224
M angga 0.1441 2 Pala 0.1736
Buah-Buahan Pisang 0.1328 3 Perkebunan Kelapa dalam 0.1664
Jeruk 0.1261 4 Kakao 0.1329
Semangka 0.0939 5 Karet 0.1086
Budidaya Kerbau 0.1499 1 Penangkapan Ikan dilaut 0.1593
Budidaya Ayam Buras 0.1498 2 Ikan Lele 0.1576
Peternakan Budidaya Itik (Bebek) 0.134 3 Perikanan Kapal M otor Penangkap Ikan 0.1287
Budidaya Ayam Pedaging 0.1245 4 Ikan Kerling 0.1185
Budidaya Domba 0.1146 5 0.1173
M eranti 0.2577 1 Batu krikil 0.2973
Rotan 0.2218 2 Pasir 0.2826
Tambang
Kehutanan Kayu Putih 0.1759 3 Batu/koral 0.278
Bambu 0.0996 4 Tanah Liat 0.1421
Pohon Aren 0.0841 5
Industri Pengolahan Pala 0.2105 1 Ikan 0.223
Industri Dari Logam 0.1955 2 Sembako 0.1675
Industri Batako 0.1389 3 Perdagangan Hasil Perkebunan 0.1051
Kilang Padi 0.1076 4 Apotik 0.098
Air M inum/Air M ineral 0.0779 5 Perabot 0.0897
M obil Roda Empat 0.2754 1 Praktek Dokter 0.149
Becak 0.2048 2 Tempat Foto Copy 0.1164
Angkutan M otor tempel 0.1674 3 Jasa Tempat/Tukang Jahit 0.1095
Kapal bermotor 0.1377 4 Polindes 0.1089
Kapal tidak bermotor 0.1324 5 Tempat Pangkas 0.1033
Pariwisata Pantai 0.2354 1 Warung kopi 0.4446
Pariwisata Religi 0.2343 2 Hotel 0.1739
Pariwisata Pariwisata/Budaya 0.1698 3 Hotel dan Restoran Rumah sewa 0.1018
Wisata Pantai 0.1436 4 Losmen/M otel/Penginapan 0.0943
Wisata M enyelam Dilaut 0.1429 5 Katering 0.0675
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
132 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Perdagangan Ikan merupakan komoditas utama lintas sektor di Aceh Selatan. Nilai bayes untuk
perdagangan ikan dengan bobot skor sebesar 0.0324 selanjutnya diikuti oleh sawit dengan bobot
skor0.0299, merupakan sektor unggulan di Aceh Selatan dari 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor
seperti disajikan pada Tabel 41.
Tabel 41KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Aceh
Selatan
Kegiatan ekonomi masyarakat kabupaten Aceh Selatan berbasis pada sektor perkebunan dan
perdagangan dengan jenis usaha jualan ikan dan usaha perkebunan sawit. Apabila ditelaah lebih
lanjut dari 10 KPJu lintas sektor maka berdasarkan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan seperti
yang disajikan pada tabel 41 dapat dilihat 5 KPJU unggulan lintas sektor usaha adalah usaha
perdagangan ikan, usaha perkebunan sawit, industri pengolahan pala, praktek dokter, warung kopi, buah-
buahan durian, perdagangan sembako, perikanan penangkapan ikan di laut, perkebunan pala dan padi
palawija.
133 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Ikan v
2 Sawit v
3 Industri Pengolahan Pala v
4 Praktek Dokter v
5 Warung kopi v
6 Durian v
7 Sembako v
8 Penangkapan Ikan Dilaut v
9 Pala v
10 Padi v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu potensial di Kabupaten Aceh Selatan adalah sawit, penangkapan ikan di laut, dan industri
pengolahan pala. Kabupaten Aceh Selatan memiliki peluang dalam pengembangan komoditi potensial
tersebut karena tersedianya sumber daya alam yang potensial dan bahan baku yang memadai.
Hambatan utama yang dihadapi adalah terbatasnya akses modal dan skill sumber daya manusia yang
terbatas.
Tabel 43Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Tenggara
134 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Padi merupakan sektor unggulan dari sektor tanaman pangan. Dari hasil analisa AHP komoditas padi
mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.3058, pada posisi kedua ditempati jagung sebesar 0.3056,
posisi ketiga diikuti oleh kacang hijau dengan bobot sebesar 0.1064.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan
penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Motode Bayes,
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (tabel 43) serta hasil
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (tabel 44).
Tabel 44Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Aceh Tenggara
135 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 45KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Aceh
Tenggara
Kegiatan ekonomi masyarakat di kabupaten Aceh Tenggara berbasis pada sektor pertanian
dengan 6 jenis usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian yaitu kakao, durian, cabe, bawang
merah, padi dan jagung. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu lintas sektor maka berdasarkan nilai
skor terbobot KPJu yang bersangkutan seperti yang disajikan pada tabel 45 dapat dilihat 10 KPJU
unggulan lintas sektor usaha adalah usaha perkebunan kakao, usaha pertanian dengan komoditas padi,
sub-sektor buah-buahan dengan komoditas durian, untuk sektor perikanan komoditas ikan mas, sub-
sektor sayuran komoditas cabe besar, dari sektor pertanian juga muncul komoditas jagung, sektor
tambang galian C muncul KPJu batu koral, dari sektor perdagangan yang dominan muncul adalah
perdagangan hasil perkebunan (kakao, sawit, jagung), sayuran bawang merah.
Lifecycle Komoditi Kakao sebagai komoditi Unggulan. Luas lahan kakao yang telah ditanam
masyarakat setempat hingga saat ini sekitar 35 ribu hektare dengan luas lahan produktif 15 ribu hektare.
Rata-rata produksi komoditas kakao di Kabupaten Aceh Tenggara sekitar 650 kilogram hingga satu
ton/hektare. Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara menargetkan luas lahan tanaman kakao di daerah ini
bertambah seluas 3.000 hektare pada 2012 menyusul akan adanya bantuan bibit kepada petani dari
pemerintah daerah. penambahan luas lahan tersebut dengan memanfaatkan lahan tidur atau kawasan
yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat. Dengan pemanfaatan lahan secara
maksimal akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar pengembangan
komoditas kakao.
136 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Kakao v
2 Padi v
3 Durian v
4 Ikan M as v
5 Cabe besar v
6 Jagung v
7 Batu koral v
8 Hasil perkebunan v
9 M inibus roda empat v
10 Tukang jahit v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu Unggulan lintas sektor yang telah mencapai tahap kematangan yaitu usaha pertanian padi
sawah yang sudah stagnan karena luas lahan yang konstan pada setiap musim produksi; perkebunanan
durian, sayuran cabe besar juga telah mencapai tahap kematangan. KPJu lain yang sudah mencapai
tahap kematangan adalah pertanian jagung, galian C untuk jenis batu koral, dan perdagangan hasil
perkebunan. Sementara empat KPJu unggulan lainnya yang masih dalam tahap pertumbuhan antara lain;
perkebunan kakao termasuk yang dibina dengan program kerjasama pemerintah daerah dengan
swisscontact, budidaya ikan mas, angkutan minibus roda empat, dan tukang jahit. Untuk keempat KPJu
ini masih sangat memungkinkan untuk terus ditingkatkan.
KPJu Potensial yang tidak masuk dalam 10 KPJu Lintas Sektoral. Selain 10 KPJu Unggulan lintas
sektoral sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, setidaknya ada 3 KPJu yang potensial untuk
dikembangkan antara lain; 1) Industri pengolahan ikan air tawar khususnya ikan mas, ikan nilai maupun
lele dumbo; 2) Gula Aren, dilihat dari kualitas gula aren yang dihasilkan Aceh Tenggara sangat potensial
untuk dikembangkan; 3) Perkebunan salak, rasa salak yang dihasilkan Aceh Tenggara sebenarnya cukup
manis dan struktur tanah sebenarnya cukup potensial untuk pengembangan perkebunan salak.
Aceh Tenggara memiliki potensi dalam pengembangan KPJu di sektor pertanian dan perkebunan
karena di Aceh Tenggara karena topografi alamnya yang sangat mendukung, curah hujan yang
mencukupi dan lahan yang subur. Peluang pengembangan kakao juga mendapat dukungan dari
pemerintah daerah dan dijadikannya Kabupaten Aceh Tenggara sebagai salah satu daerah di Provinsi
Aceh sebagai sentra pengembangan kakao. Dampak dari pengembangan perkebunan kakao ini adalah
pemanfaatan tenaga kerja, pemanfaatan lahan kosong, dan pergantian tumbuhan yang tidak bernilai
ekonomis dengan kakao. Selain peluang di atas, dalam pengembangan KPJu secara umum di Aceh
Tenggara juga mengalami hambatan, hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di
Kabupaten Aceh Tenggara menyangkut dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, masih
kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani cara-cara yang baik dalam budidaya
tanaman kakao, kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang harga sehingga
137 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 47Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Timur
Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan tersebut, maka secara
keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan
subsektor usaha perkebunan sebagai prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat
kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, industri, Perdagangan, perikanan, peternakan,
pertambangan, jasa, angkutan, kehutanan, dan pariwisata.
138 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.4946 1 Cabe 0.3061
Jagung 0.0895 2 Kacang Panjang 0.099
Padi Palawija Ubi Jalar 0.0881 3 Sayuran Ketimun 0.0848
Kacang Kedelai 0.0878 4 Cabe rawit 0.0821
Talas 0.0796 5 Terong 0.0807
Rambutan 0.1399 1 Sawit 0.2713
Semangka 0.1257 2 Kakao 0.171
Buah-Buahan Durian 0.1238 3 Perkebunan Karet 0.1458
M anggis 0.1081 4 Pinang 0.1061
Sawo 0.1027 5 Kelapa Dalam 0.0734
Budidaya Ayam Buras 0.2069 1 Penangkapan ikan dilaut 0.1403
Budidaya Lembu 0.1694 2 Budidaya ikan di kolam 0.1381
Peternakan Budidaya Kambing 0.1564 3 Perikanan Udang 0.1312
Budidaya Kerbau 0.1359 4 Kapal M otor Penangkap Ikan 0.1268
Budidaya Itik 0.1061 5 Penangkapan ikan di sungai 0.0936
Bambu 0.1765 1 Pasir 0.3789
Trembesi 0.131 2 Tanah Liat 0.2462
Tambang
Kehutanan Rotan 0.1109 3 Batu/Koral 0.2078
Akasia 0.0979 4 Kapur 0.1672
M eranti 0.0975 5
Kilang Padi 0.1615 1 Sawit 0.1686
Batu bata 0.1409 2 Karet 0.1318
Industri M eubel/Perabot 0.114 3 Perdagangan Sembako 0.1075
Tahu/Tempe 0.1067 4 Coklat 0.1066
Anyaman 0.1046 5 Udang 0.1047
Ojek M otor 0.2899 1 Bengkel M otor 0.1506
M obil Roda Empat 0.2219 2 Tempat Pangkas 0.1333
Angkutan Becak 0.1804 3 Jasa Praktek M antri/Perawat 0.1123
M obil pickup 0.1747 4 Praktek Bidan 0.1109
Taxi 0.1332 5 Praktek Dokter 0.0934
Wisata Pantai 0.4214 1 Warung kopi 0.2894
Wisata Air Terjun 0.1965 2 Hotel 0.1828
Pariwisata Wisata Religi 0.1511 3 Hotel dan Restoran
Restoran/Rumah M akan 0.1736
AgroWisata 0.1266 4 Katering 0.1404
Wisata M enyelam di laut 0.1044 5 Wisma/Losmen 0.1182
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Sektor usaha perkebunan merupakan prioritas utama di Kabupaten Aceh Timur.Hasil analisa
menunjukkan bahwa sektor perkebunan merupakan sektor utama dalam mendukung semua tujuan baik
tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk dengan
bobot sebesar 0,0976. Adapun sektor lain berdasarkan tingkat kepentingannya adalah tanaman pangan,
industri, perdagangan, perikanan, peternakan, pertambangan, jasa, angkutan, kehutanan dan pariwisata.
Sawit menempati rangking tertinggi sebagai komoditas unggulan pada sektor perkebunan. Dari
hasil analisa AHP komoditas sawit mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 0.2713, pada posisi kedua
ditempati kakao sebesar 0.1710, selanjutnya diikuti karet 0.1458, Pinang dengan bobot sebesar 0.1061,
posisi terakhir yaitu kelapa dalam dengan bobot skor 0.0734.
139 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan
sebelumnya (Tabel 47), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM
dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 48. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan
lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggnakan Motode Bayes, dengan mempertimbangkan
bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (tabel 47) serta hasil skor KPJu unggulan setiap
sektor usaha yang telah diperoleh (tabel48).
Padi merupakan komoditas utama lintas sektor di Aceh Timur. Nilai bayes untuk sektor/subsector
padi palawija dengan bobot skor sebesar 0.0535, selanjutnya diikuti oleh sayuran cabe dengan bobot
skor 0.0532. Perdagangan dan perkebunan sawit menempati peringkat tiga dan empat dengan bobot skor
0.0370 dan 0.0370. Berikut sektor unggulan di Aceh Timur dari 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor
seperti disajikan pada Tabel di bawah.
Tabel 49KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Aceh
Timur
Kegiatan ekonomi masyarakat di kabupaten Aceh Timur berbasis pada sektor pertanian dengan
masuknya 7 jenis usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian. Berdasarkan hasil analisis,
diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang
bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 5.16. terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu unggulan
lintas sektor usaha padi palawija dengan komoditi unggulannya adalah Padi menempati urutan pertama
diikuti oleh sayuran (cabe), perkebunan (sawit), perdagangan (hasil perkebunan/sawit), buah-buahan
(sawo). Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai
skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.20
Berdasarkan hasil pembahasan Focus Group Discusion (FGD), disebutkan bahwa luas lahan
pertanian di Kabupaten Aceh Timur tergolong yang terbesar di antara kabupaten lainnya.
140 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi Palawija
2 Sayuran
3 Perkebunan
4 Perdagangan
5 Buah-Buahan
6 Perdagangan
7 Buah-Buahan
8 Perikanan
9 Perkebunan
10 Perkebunan
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
Terdapat beberapa KPJu Potensial di Kabupaten Aceh Timur seperti perluasan tanaman padi dan
tempat penampungan ikan berbentuk cold storage. Pemerintah Aceh Timur saat ini telah melakukan
pengembangan Cetak sawah baru mengingat saat ini jumlah lahan sawah yang ada 34.000 ha yang
produktif 12.000 ha dengan luas sawah tadah hujan sebesar 45.000 ha. Program bantuan pemerintah
untuk padi hibrida, non hibrida dan padi ladang mampu menghasilkan 4,8 ton per ha. Selama ini sektor
perikanan Aceh Timur sangat berkembang, oleh karena itu pemerintah daerah melalui Dinas
Deperindagkop sekarang sedang mengupayakan untuk menyiapkan cool storage yang mempunyai
kapasitas yang besar dan mampu menampung pada saat panen besar, khususnya penangkapan ikan di
laut.
Kabupaten Aceh Timur memiliki potensi pengembangan komoditi yang cukup besar, karena
memiliki alam yang subur dan bahan baku yang melimpah. Peluang pengembangan KPJu di
Kabupaten Aceh Timur sangat baik. Selama ini yang menjadi potensi terbesar adalah alam yang subur
ditandai dengan tersediaanya bahan baku yang melimpah. Dukungan pemerintah yang baik, dan
manajemen usaha yang baik. Selama ini pengembangan usaha terkedala oleh faktor modal yang belum
mencukupi. Banyak petani dan pedagan (pelaku usaha) yang melakukan usaha dengan modal sendiri.
Perbankan belum banyak menyentuh usaha UMKM karena masyarakat banyak terkendala dalam
admintrasi yang belum lengkap. Pendampingan juga merupakan masalah yang menjadi kendala dalam
pengembangan usaha UMKM.
141 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil analisis AHP atas kegiatan indepth interview dan FGD, dihasilkan skor terbobot
setiap sektor/subsektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor
terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 51. Pada
Tabel 51 memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan UMKM kabupaten Aceh Tengah adalah sektor
tanaman pangan, dimana bobot atau prioritas tertinggi untuk semua tujuan (pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk) menempatkan subsektor tanaman
pangan pada rangking pertama. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan
tersebut, maka secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM
tetap menempatkan subsektor usaha perkebunan sebagai prioritas pertama. Sektor usaha lain
berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, peternakan, angkutan,
perdagangan, industri, pariwisata, jasa, kehutanan, perikanan, dan pertambangan.
Tabel 51Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Tengah
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah
dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan
menggunakanMetoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor
usaha (Tabel 51) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 52).
142 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor
Padi 0.2922 1 Kentang 0.1846
Kacang Kedelai 0.1906 2 Tomat 0.1396
Padi Palawija Jagung 0.1698 3 Sayuran Cabe Merah 0.1369
Kacang Tanah 0.1178 4 Cabe rawet 0.1267
Ubi Kayu 0.0824 5 Bawang Merah 0.1187
Alpokat 0.2218 1 Kopi Arabika 0.1832
Jeruk Keprok 0.1794 2 Tebu 0.1553
Buah-Buahan Nenas 0.1487 3 Perkebunan Kopi Robusta 0.1353
Marquisa 0.1466 4 Durian 0.1016
Terong belanda 0.1013 5 Sawit 0.1011
Budidaya Sapi Bali 0.1704 1 Ikan Nila 0.1472
Budidaya Kerbau 0.1399 2 Ikan Bawal Air Tawar 0.1462
Peternakan Budidaya Kambing 0.1321 3 Perikanan Ikan Mujair 0.104
Budidaya Ayam Ras 0.1071 4 Ikan Depik 0.098
Budidaya Itik 0.1021 5 Ikan Gegareng 0.096
Pinus 0.2541 1 Pasir 0.1614
Rotan 0.2431 2 Batu gunung 0.1444
Tambang
Kehutanan Pohon Aren 0.1879 3 Batu/Koral 0.1218
Meranti 0.134 4 Kapur 0.0724
Damar 0.0907 5
Kilang Kopi 0.1807 1 Kopi 0.1761
Kilang Padi 0.1057 2 Toko/Kios 0.1486
Industri Pengolahan Kopi 0.1047 3 Perdagangan Sembako 0.1256
Konveksi/pakaian 0.0991 4 Toko Bangunan 0.0951
Kain/Tenun (Kerawang) 0.0985 5 Swalayan (mini market) 0.0931
Mobil Roda Empat 0.4418 1 Bengkel Mobil 0.1333
Becak 0.2224 2 Sewa pertokoan 0.1251
Angkutan Ojek Motor 0.1412 3 Jasa Warnet 0.1231
Pickup 0.1177 4 Photocopy 0.1127
Delman 0.0768 5 Tukang perabot 0.1094
Wisata Air Terjun 0.1616 1 Hotel 0.244
Wisata Pinggir Danau 0.1253 2 Warung kopi 0.2349
Pariwisata Wisata Budaya 0.1113 3 Hotel dan Restoran Losmen/Motel/Penginapan 0.2327
Agrowisata 0.1082 4 Restoran/Rumah Makan 0.1946
Wisata Religi 0.1062 5 Katering 0.0938
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Kegiatan ekonomi masyarakat di kabupaten Aceh Tengah berbasis pada pertanian. Berdasarkan
hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot
KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 53,terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu
unggulan lintas sektor usaha perkebunan kopi, usaha buah-buahan alpokat, sayuran kentang, industri
pengolahan kopi, tanaman pangan padi, buah-buahan jeruk keprok, perdagangan kopi, angkutan roda
empat, jasa bengkel mobil dan sayuran kentang. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu
unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada
Tabel 53.
143 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor perkebunan, pertanian, dan perdagangan menjadi sektor andalan di Kabupaten Aceh
Tengah hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk KPJu lintas sektor
perkebunan masih menjadi unggulan terutama perkebunan kopi dan tebu, diurutan kedua sektor
pertanian merupakan sektor ungulan dengan KPJu Jasa meliputi industri pengolahan kopi, perkebunan
kopi, pertanian alpukat, sayur-sayuran kentang.
Komoditi Kopi Arabika sebagai komoditi Unggulan.Kopi hasil produksi dataran tinggi Gayo sudah
sangat terkenal dikalangan penikmat kopi, bahkan sampai ke luar negeri. Kopi Arabika sendiri
merupakan varietas baru yang kaya cita rasa dikembangkan di Aceh Tengah dan Bener Meriah, namun
berdasarkan data yang ada Varietas Kopi Arabika ini dominan di Kabupaten Aceh Tengah dimana sekitar
48.000 Ha lahan di Aceh Tengah di budidayakan Kopi Arabika. Untuk saat ini dimana varietas ini relatif
baru dikembangkan maka nilai produksi masih rendah sekitar 0,725 ton/Ha padahal jika dibudidaya
dengan perawatan terbaik dapat menghasilkan sampai 2,5 ton/Ha. Jika dibandingkan antara potensi luas
lahan tanam dengan peluang produksi kopi arabika di Aceh Tengah maka apabila masyarakat petani,
pemerintah daerah, dan semua komponen yang terlibat berkomitmen untuk mengembangkan KPJu ini
maka sangat potensial dimasa yang akan datang.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Kopi Arabica
2 Pengolahan Kopi
3 Padi
Tebu
5 Kentang
6 Jeruk Keprok
7 Kopi
144 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Unggulan lintas sektor yang telah mencapai tahap kematangan yaitu usaha pertanian padi
sawah yang sudah stagnan karena luas lahan yang konstan pada setiap musim produksi usaha
padi ini dapat dijumpai yang luas di Kecamatan Bintang dan Kecamatan Linge terutama
perbatasan dengan Gayo Lues, dan beberapa kecamatan lain, perkebunanan tebu yang dominan
di Kecamatan Ketol, sayuran kentang juga telah mencapai tahap kematangan. KPJu lain yang sudah
mencapai tahap kematangan adalah jeruk keprok dan kopi besar (robusta). Sementara lima KPJu
unggulan lainnya yang masih dalam tahap pertumbuhan antara lain; perkebunan kopi arabika,
pengolahan kopi secara modern, pengangkutan mobil roda empat, budidaya sapi potong khususnya
varietas sapi bali, dan bengkel mobil. Untuk kelima KPJu ini masih sangat memungkinkan untuk terus
ditingkatkan.
Selain 10 KPJu Unggulan lintas sektoral sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, setidaknya
ada 3 KPJu yang potensial untuk dikembangkan antara lain; 1) KPJu hotel dan penginapan,
mengingat Aceh Tengah menjadi salah satu objek wisata maka usaha ini sangat potensial dimasa yang
akan datang; 2) wisata alam, Aceh Tengah dianugerahi alam yang masih sangat asri dan memiliki objek
wisata yang belum dikelola dan dikembangkan secara maksimal, sehingga bila dikelola dengan baik akan
sangat potensi menjadi objek wisata baik lokal maupun mancanegara; 3) budidaya ikan air tawar, potensi
pengembangan KPJu ini didukung oleh keberadaan danau laut tawar.
Peluang pengembangan KPJu di Aceh Tengah Khususnya sektor pertanian dan perkebunan
terutama anugerah topografi alamnya yang sangat mendukung, curah hujan yang mencukupi dan
lahan yang subur, kondisi ini menjadi peluang yang tidak dapat dimiliki oleh daerah lain. Sebagai
contoh untuk pengembangan komoditi Kopi Arabika, kopi ini hanya dapat dibudidaya pada dataran tinggi
antara 800 1.500 di atas permukaan laut. Dampak dari pengembangan kopi arabika ini adalah
pemanfaatan tenaga kerja, khususnya dalam pasca panen. Untuk menghasilkan produk yang baik maka
diperlukan tenaga kerja wanita yang tekun memilih kopi-kopi tersebut sesuai dengan gradingnya. Selain
peluang di atas, dalam pengembangan KPJu secara umum di Aceh Tengah juga mengalami hambatan,
hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah menyangkut
dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, masih kurangnya tenaga ahli yang dapat
menjelaskan kepada petani cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan dan
pengetahuan petani tentang harga sehingga kadangkala keuntungan lebih banyak dinikmati oleh
tengkulak, akses transportasi yang masih sangat terbatas, dan jalur pemasarannya masih monoton
sehingga susah untuk dikembangkan, masyarakat juga mengeluhkan dengan jalur transportasi yang
sulitdilalui dan memakan waktu yang lama sehingga sangat sulit untuk dipasarkan keluar daerah
khususnya ke Aceh bagian pesisir.
145 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Prioritas pengembangan UMKM di Kabupaten Aceh Barat ditujukan pada sektor perkebunan,
dimana bobot atau prioritas tertinggi untuk semua tujuan (pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk) menempatkan subsektor perkebunan pada
rangking pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah jasa,
angkutan, perdagangan, pariwisata, industri, tanaman pangan, pertambangan, peternakan, perikanan,
kehutanan.
Tabel 55Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Barat
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), analisis AHP
menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot
seperti disajikan pada Tabel 56.Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan
kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan
menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor
usaha.
Kegiatan ekonomi masyarakat di kabupaten Aceh Barat berbasis pada sektor pertanian dengan
masuknya 7 sektor usaha bidang pertanian.Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu
unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan
pada Tabel 56 terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor usaha perkebunankaret,
industri ikan nila, perdagangan sawit, jasa lembaga keuangan miro, perdagangan sembako, perkebunan
sawit, sayuran cabe, kacang kedelai, jasa menjahit, dan agrowisata. Hasil lengkap berupa rangking atau
urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat
dilihat pada Tabel 57.
146 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.2434 1 Cabe 0.2961
Kacang Kedelai 0.2009 2 Cabe rawet 0.1195
Padi
Kacang tanah 0.1540 3 Sayuran Buncis 0.1028
Palawija
Kacang Hijau 0.1250 4 Kacang Panjang 0.0941
Ubi Kayu 0.0989 5 Ketimun 0.0867
Durian 0.2406 1 Karet 0.3218
Rumbia 0.2107 2 Sawit 0.2426
Buah-
Semangka 0.1578 3 Perkebunan Kakao 0.1290
Buahan
Jagung 0.1533 4 Kopi 0.0856
Langsat 0.0897 5 Kelapa Dalam 0.1011
Budidaya Kerbau 0.2007 1 Penangkapan di Laut 0.2622
Budidaya Ayam Ras 0.1802 2 Ikan Nila 0.1199
Peternakan Budidaya Sapi Potong 0.1780 3 Perikanan Udang 0.1196
Budidaya Kambing 0.1497 4 Ikan Lele 0.1146
Budidaya Itik 0.1246 5 Ikan Gabus 0.0969
Meranti 0.2160 1 Batu/Koral 0.3218
Kayu Putih 0.1768 2 Kapur 0.3140
Tambang
Kehutanan Rotan 0.1655 3 Pasir 0.2384
Akasia 0.1139 4 Tanah Liat 0.1257
Bakau 0.1111 5
Air Minum/Air Mineral 0.1461 1 Sawit 0.1898
Dari Logam 0.1437 2 Sembako 0.1764
Industri Tahu/Tempe 0.1359 3 Perdagangan Swalayan (mini market) 0.1258
Ikan asin 0.1284 4 Apotik 0.1146
Konveksi/pakaian 0.1209 5 Perabot 0.0975
Mobil Roda Empat 0.2820 1 Lembaga keuangan mikroe 0.1939
Becak 0.2539 2 tukang pangkas 0.1615
Angkutan Ojek Motor 0.1973 3 Jasa Warnet 0.1377
Ojek Sepeda 0.1355 4 Simpan Pinjam Desa 0.1207
Taxi 0.1313 5 Tempat Foto Copy 0.1101
wisata agrowisata 0.3304 1 Hotel 0.3360
wisata religi 0.2085 2 Katering 0.3017
Hotel dan
Pariwisata wisata pantai 0.2079 3 Losmen/Motel/Penginapan 0.1366
Restoran
wisata air terjun 0.1244 4 Warung kopi 0.1185
wisata menyelam 0.0651 5 Restoran/Rumah Makan 0.1072
Sektor perkebunan, padi palawija dan perdagangan menjadi sektor andalan di Kabupaten Aceh
Barat hal ini terbukti dari hasil perhitungan dengan pendekatan tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk.
147 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Mayoritas penduduk Meulaboh lebih menekuni sektor perkebunan, karena banyak lahan pribadi
yang berpotensi untuk dikembangkan. Adapun Salah satu faktor yang menentukan untuk budidaya
komoditi adalah tingkat curah hujan. Sawit di Kabupaten Aceh Barat sangat besar pengaruhnya terhadap
peningkatan pendapatan daerah.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Karet v
2 Padi v
3 Sawit v
4 Lembaga keuangan mikroe v
5 Sembako v
6 Sawit v
7 Cabe v
8 Penangkapan Di laut v
9 Tukang Pangkas v
10 Wisata agrowisata v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
Wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan daerah yang sangat cocok untuk budidaya komoditi
pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus dan curah hujan yang cukup. Selain pertanian, komoditi
unggulan Kabupaten Aceh Barat adalah komoditi sawit, kakao, karet, kopi, kelapa. Mayoritas penduduk
Meulaboh lebih cenderung menekuni sektor perkebunan, dikarenakan banyaknya lahan yang dimiliki
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan. Salah satunya lahan sawit dan karet yang
merupakanpotensi besar di daerah tersebut dimana hasil dari sawit dan karet merupakan salah satu asset
148 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Saat ini hasil pertanian dan perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi
pembangunan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat. Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat di Kabupaten Aceh Barat menyangkut dengan akses permodalan yang masih sangat
terbatas, petani masih sangat sulit untuk memperoleh bantuan modal termasuk kredit, masih kurangnya
tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman,
kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang harga, masa panen yang berbarengan
menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif, dan yang paling menjadi keluhan adalah lapangan
kerja yang sempit.
Berdasarkan hasil Indepth Interview dan FGD kemudian diolah dengan menggunakan analisis AHP
dihasilkan skor terbobot setiap sektor/subsektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu
unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan
pada Tabel 59. Pada tabel tersebut diperlihatkan bahwa kabupaten Aceh Besar, prioritas pengembangan
UMKM lebih ditujukan pada sektor tanaman pangan, dimana bobot atau prioritas tertinggi untuk semua
tujuan (pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk)
menempatkan subsektor tanaman pangan pada rangking pertama. Dengan memperhatikan bobot
kepentingan dari masing-masing tujuan tersebut, maka secara keseluruhan dalam rangka mencapai
tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan subsektor usaha tanaman pangan sebagai
prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah
peternakan, perkebunan, pariwisata, perdagangan, jasa, angkutan, industri, perikanan, pertambangan
kehutanan.
Tabel 59Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Besar
149 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor
Subsektor
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor
Subsektor
Sektor Usaha / KPJu Bobot
150 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
151 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor pertanian adalah salah satu sektor andalan di Kabupaten Aceh Besar karena mayoritas
penduduk bermatapencaharian di sektor ini. Padi merupakan produk pokok bagi masyarakat menjadi
produk yang unggul di Kabupaten Aceh besar. Hal ini didukung oleh suburnya tanah, tersedianya bahan
baku yang memadai seperti pupuk dan bibit unggul serta sistem pengairan yang sudah cukup baik
sehingga masyarakat dapat melakukan penanaman padi dua kali dalam setahun. Pengairan dilakukan
dengan irigasi tehnis, setengah tehnis, dan irigasi pedesaan. Kabupaten Aceh Besar memiliki luas panen
rata-rata mencapai 40.270 ha setiap tahunnya dan produksi padi rata-rata mencapai berjumlah
274.461,76 ton. Daerah di Kabupaten Aceh Besar yang memberikan kontribusi terbesar dari produk
komoditi padi adalah kecamatan Seulimum, Blang Bintang, Indrapuri dan Montasik. Selain sektor
pertanian, Peternakan juga merupakan sektor andalan di kabupaten Aceh Besar yang memberikan
kontribusi yang cukup besar. Budidaya sapi potong adalah usaha yang paling banyak diminati oleh
masyarakat dan memiliki potensi yang besar. Ternak sapi potong dibudidaya secara perseorangan oleh
masyarakat diseluruh kecamatan. Jumlah populasi ternak sapi di kabupaten Aceh Besar sebanyak
125.689 ekor dan yang diproduksi setiap tahunnya dengan rata-rata sebanyak 983.760 kg. Sapi potong
ini dikonsumsi oleh masyarakat setempat, kota Banda Aceh, Pidie dan Aceh Jaya. Kecamatan Ingin jaya
adalah daerah penghasil daging sapi terbesar di kabupaten Aceh Besar.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi v
2 Budidaya Sapi v
3 Rambutan v
4 Udang v
5 Warung Kopi v
6 Bengkel Motor v
7 Durian v
8 Cabe v
9 Langsat v
10 Budidaya Ayam Ras v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
Jenis usaha Bordir adalah usaha yang masih dalam poses pertumbuhan khususnya di kecamatan
Kuta Malaka dan Montasik. Usaha ini dijalankan oleh sebahagian besar ibu-ibu rumah tangga
dikecamatan tersebut dengan memanfaatkan waktu luang mereka. Produk bordir yang dihasilkan antara
lain meukena, souvenir, tas bermotif dan produk lainnya. Produk ini dipasarkan selain di kabupaten Aceh
Besar, juga kebeberapa kabupaten/kota terdekat seperti Kota Banda Aceh, Sabang, Pidie, Aceh Jaya dan
152 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Padi merupakan komoditi yang paling diunggulkan di Kabupaten Aceh Besar, memiliki peluang
berkembang karena lahan yang tersedia cukup luas, tanahnya subur dan tersedianya bibit yang
berkualitas serta sebagian besarnya telah dialiri air irigasi. Selain itu, Kekayaan hutan dan laut yang
belum disentuh menjadi aset berharga bagi masyarakat kebupaten Aceh Besar. Hambatan utama yang
sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Besar menyangkut dengan kesulitan bahan baku
atau masih sangat terbatas.Tenaga kerja yang kurang terampil juga menjadi hambatan majunya
usaha,dapat dilihat dari metoda masyarakat lakukan masih sangat tradisional sehingga tidak
mempertimbangan efisiensi dan efektivitas kerja. Serta kekurangan modal usaha atau kesulitan dalam
mengakses bantuan modal. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang harga, masa
panen yang bersamaan menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif.
Berdasarkan hasil Indepth Interview dan kemudian dianalisis menggunakan AHP dihasilkan skor
terbobot setiap sektor/subsektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta
skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 63.
Pada Tabel tersebut diperlihatkan bahwa kabupaten Pidie memiliki prioritas pengembangan UMKM pada
sektor tanaman pangan, dimana bobot atau prioritas tertinggi untuk semua tujuan (pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk) menempatkan subsektor tanaman
pangan pada rangking pertama. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan
tersebut, maka secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan
UMKMtetap menempatkan subsektor usaha tanaman pangan sebagai prioritas pertama. Sektor usaha
lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, industri, peternakan,
153 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 63Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pidie
Sektor/ Sektor/
Tabel 64Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Pidie
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor
Sektor/ Subsektor
Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor
Padi 0.2166 1 Subsektor Meulinjoe 0.1349
Ubi Jalar
Padi 0.2014
0.2166 12 Cabe
Meulinjoe 0.1349 0.1324
Padi Ubi Jalar 0.2014 23
Ubi Kayu 0.1385 Sayuran Cabe Bawang merah 0.1324 0.1206
Palawija Padi
Talas Ubi Kayu
Palawija
0.1385
0.1210 3
4 Sayuran Bawang merah
Terong 0.1206
0.1179
Talas 0.1210 4 Terong 0.1179
Kacang Hijau 0.0942 5 Cabe rawet 0.1115
Kacang Hijau 0.0942 5 Cabe rawet 0.1115
DurianDurian 0.1466
0.1466 1
1 Kakao
Kakao 0.1492
0.1492
PisangPisang 0.1274
0.1274 22 Kunyit
Kunyit 0.1472 0.1472
Buah- Buah-
Sawo Sawo 0.1043
0.1043 33 Perkebunan Karet
Perkebunan Karet 0.1047 0.1047
BuahanBuahan
Manggis
Manggis 0.1039
0.1039 4 Sawit
Sawit 0.1026 0.1026
ManggaMangga 0.0923
0.0923 55 KopiKopi 0.0983 0.0983
Budidaya Lembu 0.1855 1 Penangkapan Ikan Laut 0.1642
Budidaya
Peternakan Lembu 0.1855 1 Perikanan Penangkapan Ikan Laut 0.1642
Peternakan Budidaya Kambing 0.1259 2 Perikanan Ikan Bandeng 0.1453
Budidaya Kambing 0.1259 2 Ikan Bandeng 0.1453
154 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
154 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s Pa rhoav i nUs ni g Ag cu elha n2 0 U
1 2M K M
Provinsi Aceh 2012
155 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor tanaman pangan, peternakan dan perikanan menjadi sektor andalan di kabupaten Pidie. Hal
ini terbukti dari hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk KPJu lintas sektor tanaman pangan dan
peternakan adalah padi dan budidaya lembu. Sedangkan perikanan dan perkebunan terdiri dari
penangkapan ikan di laut dan kakao.
Berdasarkan analisa Lifecyclenya, Komoditi padi berada pada masa kematangan. Sektor pertanian
adalah salah satu sektor andalan di kabupaten Pidie karena sebagian besar penduduk bergerak pada
sektor ini. Padi merupakan produk pokok bagi masyarakat menjadi produk yang unggul di Kabupaten
Pidie. Hal ini didukung oleh suburnya tanah, tersedianya bahan baku yang memadai seperti pupuk dan
bibit unggul serta sistem pengairan yang sudah cukup baik sehingga masyarakat dapat melakukan
penanaman padi dua kali dalam setahun. Pengairan dilakukan dengan irigasi tehnis, setengah tehnis, dan
irigasi pedesaan. Daerah di Kabupaten Pidie yang memberikan kontribusi terbesar dari produk komoditi
padi adalah kecamatan Delima, Geumpang, Glumpang Tiga, Glumpang baro, Grong-Grong, Indrajaya,
Kembang Tanjong, Keumala, Mane, Tangse, Mila, Muara Tiga, Mutiara, Mutiara Timur, Padang Tiji,
Peukan Baro, Pidie, Sakti, Simpang Tiga, Tiro dan Titeue.
Selain sektor pertanian, Peternakan juga merupakan sektor andalan di kabupaten Pidie yang
memberikan kontribusi yang cukup besar. Budidaya sapi potong adalah usaha yang paling banyak
diminati oleh masyarakat dan memiliki potensi yang besar. Ternak sapi potong dibudidaya secara
perseorangan oleh masyarakat diseluruh kecamatan. Sapi potong ini dikonsumsi oleh masyarakat
setempat, kota Banda Aceh, Pidie Jaya dan Bireuen. Kecamatan yang memproduksi daging sapi di
kabupaten Pidie adalah Delima, Glmpang Baro, Glumpang Tiga, Grong-Grong, Indrajaya, Keumala, Mila,
Mutiara dan Padang Tiji.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi v
2 Budidaya Lembu v
3 Penangkapan Ikan di Laut v
4 Kakao v
5 Jabon v
156 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor industri merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan di kabupaten Pidie,
seperti industri Kerupuk Kulit Kerbau (K3). Mengingat kabupaten Pidie memiliki jumlah kerbau yang
banyak di hampir setiap kecamatan dan melihat permintaan atas produk kerupuk kulit kerbau yang tinggi.
Produk ini dipasarkan ke beberapa kabupaten/kota di Provinsi Aceh seperti ke Kota Banda Aceh, Pidie
Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kota langsa serta kabupaten Aceh tengah. Daerah yang
memproduksi produk ini di Kabupaten Pidie adalah kecamatan Delima, Muara Tiga dan Padang Tiji.
Industri kerupuk Emping juga merupakan usaha yang berpotensi besar untuk dikembangkan.
Kabupaten Pidie merupakan daerah penghasil meulinjo terbesar Aceh, ini berarti bahan baku telah
tersedia melimpah. Pemasarannya selain keseluruh kabupaten/kota se provinsi Aceh juga telah
merambah ke provinsi Sumatera Utara bahkan sampai diekspor ke Malaysia. Daerah penghasil kerupuk
emping di kabupaten Pidie adalah Delima, Glumpang Baro, Grong-grong, Indrajaya, kembang Tanjong,
Mutiara, Mutiara Timur, Muara Tiga, Peukan Baro, Sakti dan Simpang Tiga
Padi sebagai komoditi yang paling diunggulkan di Kabupaten Pidie memiliki peluang berkembang
karena lahan yang tersedia cukup luas, tanahnya subur dan tersedianya bibit yang berkualitas
serta sebagian besarnya telah dialiri air irigasi. Selain itu, Kekayaan hutan dan laut yang belum
disentuh merupakan aset berharga bagi kebupaten Pidie untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Pidie menyangkut dengan
kesulitan bahan baku atau masih sangat terbatas. Tenaga kerja yang kurang terampil juga menjadi
hambatan majunya usaha,dapat dilihat dari metoda masyarakat lakukan masih sangat tradisional
sehingga tidak mempertimbangan efisiensi dan efektivitas kerja. Serta kekurangan modal usaha atau
kesulitan dalam mengakses bantuan modal. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat
tentang harga, masa panen yang bersamaan menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif.
Tabel 67Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Bireuen
Tujuan
kepentingannya berturut-turut adalah (Skor Terbobot)
perkebunan, peternakan, industri, perdagangan, perikanan,
Penciptaan Peningkatan
angkutan, jasa, kehutanan, parawisata dan pertambangan. Skor
Pertumbuhan
Sektor Usaha lapangan daya saing Terbobot Rangking
ekonomiSetiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Tabel 67Skor Terbobot Tingkat Kepentingan
kerjadi Kabupaten Bireuen
Penetapan KPJu Unggulan produk Gabungan
0.3106 Tujuan (Skor 0.3805
Terbobot) 0.3089
Tanaman Pangan 0.1090 0.1054
Penciptaan 0.1073
Peningkatan Skor0.1071 1
Pertumbuhan
PerkebunanSektor Usaha 0.0993 lapangan
0.1073 daya saing
0.0983 Terbobot0.1020 Rangking 2
ekonomi
kerja produk Gabungan
Perikanan 0.1067 0.0941 0.1047 0.1013 3
0.3106 0.3805 0.3089
Industri 0.0882 0.0919 0.0965 0.0922 4
Tanaman Pangan 0.1090 0.1054 0.1073 0.1071 1
Perdagangan
Perkebunan 0.0910
0.0993 0.0893
0.1073 0.0867
0.0983 0.10200.0890 2 5
Peternakan
Perikanan 0.0863
0.1067 0.0900
0.0941 0.0885
0.1047 0.10130.0884 3 6
Angkutan
Industri 0.0854
0.0882 0.0868
0.0919 0.0860
0.0965 0.09220.0861 4 7
Jasa Perdagangan 0.0910
0.0862 0.0893
0.0871 0.0867
0.0844 0.08900.0860 5 8
Peternakan 0.0863 0.0900 0.0885 0.0884 6
Kehutanan 0.0846 0.0835 0.0843 0.0841 9
Angkutan 0.0854 0.0868 0.0860 0.0861 7
Pariwisata 0.0837 0.0850 0.0834 0.0841 10
Jasa 0.0862 0.0871 0.0844 0.0860 8
Pertambangan
Kehutanan 0.0796
0.0846 0.0797
0.0835 0.0799
0.0843 0.08410.0797 9 11
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah) 0.0837
Pariwisata 0.0850 0.0834 0.0841 10
Pertambangan 0.0796 0.0797 0.0799 0.0797 11
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), dengan menggunakan
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
analisis AHP dihasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), dengan menggunakan
terbobotanalisis
sepertiAHPdisajikan pada Tabel 68.
dihasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor
terbobot seperti disajikan pada Tabel 68.
Tabel 68Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Bireuen
Tabel 68Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kabupaten Bireuen
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
SubsektorSektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking
Sektor/
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi Padi 0.3425
0.3425 1
1 Cabe merah
Cabe merah 0.1821
0.1821
KacangKacang
Kedelai
Kedelai 0.1565
0.1565 22 CabeCabe
rawet rawet 0.1278 0.1278
Padi Padi
JagungJagung 0.1230
0.1230 33 Sayuran Ketimun
Sayuran Ketimun 0.1185 0.1185
Palawija Palawija
KacangKacang
Hijau Hijau 0.1003
0.1003 44 Terong
Terong 0.1182 0.1182
Kacang TanahTanah
Kacang 0.0980
0.0980 55 Tomat
Tomat 0.0887 0.0887
Durian 0.1159 1 Kelapa Dalam 0.1619
Durian 0.1159 1 Kelapa Dalam 0.1619
Mangga 0.1155 2 Kelapa sawit 0.1552
Buah-
ManggaPepaya 0.1155
Buah- Buahan 0.1060 32 Perkebunan Kakao Kelapa sawit 0.1160 0.1552
PepayaPisang 0.1060
0.1052 43 PerkebunanPinang Kakao 0.1022 0.1160
Buahan
PisangRambutan 0.1052
0.1037 54 KaretPinang 0.0966 0.1022
Peternakan Budidaya Sapi Potong
Rambutan 0.1882
0.1037 15 Perikanan Penangkapan
Karet di Laut 0.1376 0.0966
Peternakan Budidaya Sapi158 Potong
|P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P1r o d u k / J e Perikanan
0.1882 n i s U s a h a UPenangkapan
nggulan UM di KLaut
M 0.1376
Provinsi Aceh 2012
158 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KeripikDamarPisang 0.1345
0.1317 15 Tanah Timbun
Keripik 0.1143
0.1514
Keripik Pisang 0.1317 1 Keripik 0.1514
Tahu/Tempe 0.1139 2 Sembako 0.1425
Tahu/Tempe 0.1139 2 Sembako 0.1425
Industri IndustriMakanan Makanan 0.1130
0.1130 33 Perdagangan Perabot
Perdagangan Perabot 0.1308 0.1308
KasabKasab dan Bordir
dan Bordir 0.1115
0.1115 44 Hasil
Hasil perkebunan
perkebunan 0.1000 0.1000
Roti/kue BasahBasah
Roti/kue 0.1105
0.1105 5 Toko
Toko pakaian
pakaian 0.0978 0.0978
Mobil RodaMobil Roda
Empat Empat 0.3834
0.3834 1 Bengkel mobilmobil
Bengkel 0.1775 0.1775
Mobil Roda enamenam
Mobil Roda 0.2514
0.2514 22 Tempat Foto copy
Tempat Foto copy 0.1369 0.1369
Angkutan Becak 0.1791 3 Jasa Praktek Bidan 0.1156
Angkutan Becak 0.1791 3 Jasa Praktek Bidan 0.1156
Ojek Motor 0.0999 4 Mesin Perontok padi/gabah 0.1086
Ojek Motor 0.0999 4 Mesin Perontok padi/gabah 0.1086
Pickup 0.0863 5 Tambal Ban 0.1074
PickupWisata sungai 0.0863
0.2297 51 Tambal
Warung kopi Ban 0.2826 0.1074
WisataWisatasungai pantai 0.2297
0.1559 12 Warung kopi
Losmen/Motel/Penginapan 0.2302 0.2826
Hotel dan
PariwisataWisataWisatapantaireligi 0.1559
0.1285 23 Losmen/Motel/Penginapan0.2153
Hotel 0.2302
Hotel dan
Restoran
Pariwisata Wisata religi budaya
Wisata 0.1277
0.1285 34 Restoran/Rumah
Hotel Makan 0.1912 0.2153
Restoran Katering
WisataWisatabudaya Air Terjun 0.1110
0.1277 45 Restoran/Rumah Makan 0.0807 0.1912
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Wisata Air Terjun 0.1110 5 Katering 0.0807
Sumber : Data Primer, TahunKegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bireun berbasis pada sektor
2012 (diolah) pertanian dengan
masuknya 8 sektor usaha dibidang pertanian satu bidang jasa dan parawisata. Berdasarkan hasil
Kegiatan ekonomi
analisis, diperolehmasyarakat di Kabupaten
10 (sepuluh) KPJu Bireun
unggulan lintas sektor berbasis
berdasarkanpada
urutansektor pertanian
nilai skor terbobot KPJudengan
masuknya 8 sektor usaha
yang bersangkutan, dibidang
seperti pertanian
disajikan pada satu
Tabel 69. bidang
terlihat jasa
bahwa dan 10
terdapat parawisata.
(sepuluh) KPJu Berdasarkan
unggulan hasil
lintas
analisis, sektor tersebut
diperoleh antara KPJu
10 (sepuluh) lain usaha padi, sayuran
unggulan cabe merah,
lintas sektor perdagangan
berdasarkan urutankeripik, jasa terbobot
nilai skor bengkel KPJu
mobil, perkebunan kelapa dalam, buah-buahan durian, industri keripik pisang, parawisata
yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 69. terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu wisata sungai,
unggulan
perdagangan sembako, sayuran cabe rawet. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan
lintas sektor tersebut antara lain usaha padi, sayuran cabe merah, perdagangan keripik, jasa bengkel
lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 69.
mobil, perkebunan kelapa dalam, buah-buahan durian, industri keripik pisang, parawisata wisata sungai,
perdagangan sembako,
Tabel 69KPJu sayuran
Lintas Sektor cabe rawet.
yang Mempunyai Hasil
Nilai Skor lengkap
Terbobot berupaKPJu
Tertinggi Sebagai
Bireuen
rangking atauSektor
Unggulan Lintas urutan KPJu unggulan
di Kabupaten
lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 69.
Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot
1 yangPadi
Tabel 69KPJu Lintas Sektor PalawijaNilai Skor Terbobot
Mempunyai Padi Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas
0.0313Sektor di Kabupaten
Bireuen
2 Perdagangan Keripik 0.0261
Rangking3 Sektor/ Jasa Subsektor Bengkel mobil KPJu 0.0253Bobot
4 Perkebunan Kelapa Dalam 0.0251
1 Padi Palawija Padi 0.0313
5 Perikanan Penangkapan di Laut 0.0247
2 Perdagangan Keripik 0.0261
159 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
3 Jasa Bengkel mobil Provinsi A0.0253
ceh 2012
4 Perkebunan Kelapa Dalam 0.0251
5 Perikanan Penangkapan di Laut 0.0247
159 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa menjadi sektor andalan di Kabupaten
Bireuen hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk rangking tiga besar KPJu lintas
sektor di Kabupaten Bireuen; Pertanian merupakan sektor ungulan dengan KPJu Jasa meliputi pertanian
padi sawah yang merata di setiap kabupaten yang ada di Kabupaten Bireuen; sektor perdagangan keripik
pisang, ubi, sukun, dan ketela yang dihasilkan oleh industri rumah tangga; sektor Jasa bengkel mobil
yang meliputi produksi bak terbuka untuk truck, pengadaan badan mobil dan karoseri untuk transportasi
bus Bireuen Express (BE), kaca mobil, tapak rem mobil, dan aneka jasa lainnya.
Menurut lifecycle-nya komoditi Padi berada pada masa kematangan karena usaha pertanian padi
sawah yang sudah stagnan karena luas lahan yang konstan pada setiap musim produksi. Namun
demikian, usaha pertanian sudah menjadi mata pencaharian utama penduduk Bireuen. Dari seluruh
penduduk, 33,05 persen bekerja di sektor agraris. Sisanya tersebar di berbagai lapangan usaha seperti
jasa (21,62 persen), perdagangan (10,20 persen), industri (5,50 persen). Nilai kegiatan ekonomi
masyarakat di lapangan usaha pertanian Rp 1,07 triliun. Dari lima kegiatan pada lapangan usaha
pertanian, tanaman pangan memberi kontribusi terbesar dengan nilai Rp 445 miliar. Bireuen
menghasilkan 136.578 ton padi dari areal panen 29.814 hektar. Sentra produksi padi terdapat di
Kecamatan Samalanga, Peusangan, dan Gandapura. Untuk pengairan sawah, kabupaten ini
memanfaatkan tujuh sungai yang semua bermuara ke Selat Malaka. Salah satunya, irigasi Pandelhong
yang memanfaatkan air Krueng Peusangan. Dengan potensi sawah yang ada di Kabupaten Bireuen, bila
dikembangkan serius maka kemungkinan untuk menjadikan Bireuen sebagai salah satu lumbung Aceh
akan mudah untuk diwujudkan. KPJu lain yang sudah mencapai tahap kematangan adalah buah durian
yang walaupun tidak di budidaya secara modern namun cukup merata di semua wilayah, industri
pengolahan keripik pisang, dan usaha penjualan sembako. Sementara empat KPJu unggulan lainnya
yang masih dalam tahap pertumbuhan antara lain; perdagangan keripik, jasa bengkel mobil, budidaya
sapi potong, dan pertanian cabe merah. Untuk keempat KPJu ini masih sangat memungkinkan untuk
terus ditingkatkan.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi v
2 Keripik v
3 Bengkel mobil v
4 Kelapa Dalam v
160 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Potensial yang tidak masuk dalam 10 KPJu Lintas Sektoral. Selain 10 KPJu Unggulan lintas
sektoral sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, setidaknya ada 3 KPJu yang potensial untuk
dikembangkan antara lain; 1) kacang kedelai yang dalam beberapa tahun terakhir program
pengembangan komoditi kacang kedelai ini serius dilaksanakan oleh pemerintah daerah; 2) budidaya
ikan air asin, sekitar 70% kecamatan yang ada di Bireuen berada pada pesisir pantai sehingga usaha
perikanan khususnya keramba untuk budidaya beberapa jenis ikan air asin mempunyai potensi yang baik
untuk dikembangkan; 3) warung kopi, seiring semakin meningkatnya masyarakat peminum kopi dan telah
menjadi bagian dari tren gaya hidup, maka usaha warung kopi terutama yang dikelola secara modern
mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan di Kabupaten Bireuen.
Kabupaten Bireuen memiliki topografi yang menyebabkan daerah ini bagai sebuah jangkar yang
menghubungkan Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bener Meriah. Kondisi
ini tentu saja menjadi peluang pengembangan KPJu tidak hanya sektor pertanian tetapi juga pada
sektor perdagangan, industri, maupun sektor jasa. Khusus untuk pengembangan komoditi padi
sebagai komoditi yang paling diunggulkan di Kabupaten Bireuen peluang pengembangannya karena
lahan yang tersedia cukup luas yang sebagian besarnya telah dialiri air irigasi.
Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Bireuen menyangkut
dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, petani masih sangat sulit untuk memperoleh
bantuan modal termasuk kredit, masih kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani
cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang
harga, masa panen yang berbarengan menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif.
161 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan
Selanjutnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti
menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor
daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan
usaha (Tabel 71) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 72).
menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor
usaha (TabelTabel
71) 72Rangking
serta hasildan
skorSkor-Terbobot
KPJu unggulan
KPJu setiap sektor
Unggulan usahaUsahadi
Per Sektor yang telah diperoleh
Kabupaten (Tabel 72).
Aceh Utara
Tabel 72Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Aceh Utara
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor
Sektor/ Subsektor
Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.2363 1 Cabe 0.1573
Ubi Padi
Jalar 0.2363
0.2007 12 Cabe
Cabe Merah 0.1573
0.1516
Padi Ubi Jalar 0.2007 2 Cabe Merah 0.1516
Padi Kacang Hijau 0.1633 3 Sayuran Cabe rawet 0.1316
Palawija Kacang Hijau 0.1633 3 Sayuran Cabe rawet 0.1316
Palawija Ubi Kayu 0.1296 4 Tomat 0.0949
Ubi Kayu 0.1296 4 Tomat 0.0949
Kacang Tanah 0.1071 5 Sawi 0.0923
Kacang Tanah 0.1071 5 Sawi 0.0923
Durian
Durian 0.1533
0.1533 11 Sawit
Sawit 0.1869
0.1869
Nangka
Nangka 0.1378
0.1378 22 Kakao
Kakao 0.1783
0.1783
Buah-Buah-
Manggis
Manggis 0.1216
0.1216 33 Perkebunan Karet
Perkebunan Karet 0.1610
0.1610
Buahan
Buahan
Belimbing
Belimbing 0.1022
0.1022 44 Kopi
Kopi 0.1013
0.1013
Langsat
Langsat 0.1022
0.1022 55 Aren
Aren 0.0692
0.0692
Budidaya
Budidaya ayam
ayam rasras 0.2004
0.2004 11 Penangkapan di Laut
Penangkapan di Laut 0.1523
0.1523
Budidaya Lembu 0.1834 22 Kapal Motor Pen. Ikan 0.1466
PeternakanBudidaya Lembu
Peternakan
0.1834 Perikanan Kapal Motor Pen. Ikan
Perikanan Ikan Nila
0.1466
Budidaya Kerbau 0.1252 3 0.1282
Budidaya Kerbau 0.1252 3 Ikan Nila 0.1282
Budidaya Kambing 0.1176 4 Perahu Tak Bermotor 0.1180
Budidaya Kambing 0.1176 4 Perahu Tak Bermotor 0.1180
162 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
162 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s aPhr ao v U i n ns gi gAu cl ea hn 2U0 M
1 2K M
Provinsi Aceh 2012
Kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Aceh Utara berbasis pada sektor pertanian dengan
masuknya 8 sektor usaha dibidang pertanian satu bidang jasa bidang dan peternakan hewan.
Kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Aceh Utara berbasis pada sektor pertanian dengan
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai
masuknya 8 sektor
skor terbobot KPJuusaha dibidang pertanian
yang bersangkutan, satu bidang
seperti disajikan jasa72.bidang
pada Tabel Kabupatendan Aceh
peternakan hewan.
Utara hingga
Berdasarkan
saat ini, tercatat bahwa sektor perkebunan masih menjadi sektor primadona dengan komoditi sawit, kakaonilai
hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan
skor dan
terbobot
karet KPJu yang bersangkutan,
yang menjadi seperti disajikan
andalan utamanya.Hasil lengkappada Tabel
berupa 72. Kabupaten
rangking atau urutan Aceh
KPJu Utara hingga
unggulan
saat lintas
ini, tercatat bahwaberdasarkan
sektor usaha sektor perkebunan
nilai skor masih
terbobotmenjadi sektor primadona
masing-masing KPJu dapatdengan komoditi
dilihat pada Tabelsawit, kakao
73 pada
dan urutan
karet yang menjadi
pertama sawit, andalan utamanya.Hasil
padi, kakao, lengkap
penangkapan dilaut, berupa
cabe, karet,rangking atau urutan
durian, budidaya ayamKPJu unggulan
ras, praktek
bidan dan kerajinan.
lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 73 pada
urutan pertama sawit, padi, kakao, penangkapan dilaut, cabe, karet, durian, budidaya ayam ras, praktek
Tabel 73KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Aceh
bidan dan kerajinan. Utara
163 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil FGD potensi unggulan untuk usaha yang ada di Aceh Utara adalah perkebunan
dan padi palawija. Luas areal pertanian dan perkebunan menjadikan kedua sektor tersebut menjadi
mata pencaharian sebagian besar masyarakat aceh utara. Usaha pertanian yang meliputi: sawit, karet,
kakoa, sawah, sayur-sayuran dan buah-buahan telah memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Menurut lifecycle-nya, Sawit, padi, kakao dan penangkapan ikan dilaut mengalami kematangan.
Karenakan pada beberapa titik perkebunan sawit merupakan peninggalan belanda disamping itu Aceh
Utara juga pernah menjadi lumbung padi untuk Aceh. Banyaknya jumlah TPI di Aceh Utara menjadikan
pusat penampungan ikan seperti TPI di Seunuddon, Lapang, Tanah Pasir dan Muara Batu.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Perkebunan
2 Padi Palawija
3 Perkebunan
4 Perikanan
5 Sayuran
6 Perkebunan
7 Buah-Buahan
8 Peternakan
9 Jasa
10 Industri
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu potensial yang dapat dikembangkan adalah Industri rumah kecil seperti anyaman, souvenir
Aceh seperti tas kerrawang dan industri batu bata. Adapun sektor perikanan yang berpotensial seperti
ikan nila, kerapu dan bandeng. Berdasarkan hasil FGD menyebutkan bahwa sektor jasa memiliki potensi
yang sangat baik di Aceh Utara. Selama ini sektor jasa sudah memberikan kontribusi dalam bentuk PDRB
yang lebih baik di bandingkan sektor perdagangan. Perikanan juga menjadi sektor usaha yang sangat
prosuktif, wilayah Aceh Utara yang sebagian besar meliputi wilayah pesisir sangat mendukung dalam
usaha pengembangan komoditas perikanan masa yang akan datang.
164 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
PadiPadi 0.2388
0.2388 11 Cabe
Cabe rawet
rawet 0.29190.2919
Padi Padi Kacang
KacangTanah
Tanah 0.1390
0.1390 22 Tomat
Tomat 0.20340.2034
Sayuran
Sayuran
Palawija
Palawija Kacang Kedelai
Kacang Kedelai 0.1300
0.1300 33 Kangkung
Kangkung 0.13660.1366
Kacang
KacangHijau
Hijau 0.1203
0.1203 4 Terong
Terong 0.09440.0944
|P |ePn ee nl ei lt ii t ai na n KKo ommoodd ii tt ii / P r oo dd uukk/ /J Je en ni si s U U
165165 s as haah aU nUg ng gu lg au nl aUn MUK M MK M
P rPo rv oi nv si in sAi c eAh c e2 h0 1 22 0 1 2
Sektor perkebunan, padi Palawija dan Perdagangan menjadi sektor andalan di Kabupaten Aceh
Barat Daya . Perkebunan merupakan sektor ungulan meliputi perkebunan sawit serta perdagangan
sawit yang merata di setiap kabupaten yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya.
MenurutLifecycle-nya, Komoditi sawit, pala, dan coklat telah berada pada tahap kematangan.
Lapangan usaha perkebunan merupakan mata pencaharian utama penduduk Aceh Barat Daya. Wilayah
Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan daerah yang sangat cocok untuk budidaya berbagai komoditi
pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus. Dapat dilihat Hampir seluruh kecamatan di kabupaten
Aceh Barat Daya terdapat perkebunan sawit. Dilihat dari tata letak lokasi wilayah Sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Nagan Raya menjadi batasan
wilayahbagian barat. Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan. Oleh karena itu
secara tataletak kabupaten Aceh Barat Daya sangat strategis dimana akses pasar mudah sehingga
sangat memungkinkan kelancaran siklus ekonomi.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Perkebunan Sawit v
2 Padi v
3 Perdagangan Sawit v
4 Simpan Pinjam Desa v
5 Pala v
6 Cabe v
7 Meubel/Perabot v
8 Budidaya Sapi Potong v
167 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan daerah yang sangat cocok untuk budidaya
berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus. Adapun Salah satu faktor yang
menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Secara geografis, sebagian
besar desa/kelurahan terletak dataran, sisanya adalah pantai, lereng dan lembah. Sebanyak 20 desa
terletak di kawasan pantai, 3 desa di kawasan lembah, 2 di kawasan lereng dan sisanya sebanyak 104
desa terletak di dataran. dilihat dari letak topografinya, letak desa dapat dibagi 2 yaitu datar dan berbukit
dengan rincian 120 desa masuk dalam katagori datar dan sisanya sebanyak 9 desa masuk dalam
katagori berbukit.
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan dan pelaksanaan FGD terlihat bahwa dari KPJu
Unggulan di kabupaten Aceh Barat Daya adalah kelapa sawit. Hampir seluruh kecamatan di
kabupaten Aceh Barat Daya terdapat perkebunan sawit begitu juga dengan sektor Padi Palawija Padi,
Kacang Tanah dan Kacang Kedelai. Sektor Perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi
pembangunan. Sedangkan Padi, Kacang Tanah dan Kacang Kedelai dalam beberapa tahun terakhir
mengalami peningkatan yang luara biasa, dimana luas lahan di Kabupaten Aceh Barat Daya yang
ditanami padi meningkat dari 13.658 Ha menjadi 27.306 Ha. Seiring dengan bertambahnya luas lahan
yang ditanami, produksi padi juga mengalami kenaikan. Kenaikan produksi tersebut sebesar 93,83
persen. Produksi kacang tanah mengalami peningkatan sebesar 28,5 persen. Adapun yang
menggunakan sistem tadah hujan dan irigasi desa sebesar 22,15 persen dan 16,22 persen. Sedangkan
sistem pengairan yang paling sedikit digunakan adalah irigasi sederhana yaitu hanya 15,46 persen. Oleh
karena potensi dari sektor pertanian menjadi trend yang sangat memberi pengaruh besar terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebagai wujud pertumbuhan perekonomian di kabupaten Aceh
Barat Daya.
Peluang dan Hambatan Pengembangan KPJu di Kecamatan Aceh Barat Daya. Peluang Saat ini
dikabupaten Aceh barat daya sangat berpotensi karena tata letak lokasi kabupaten yang strtegis dimana
posisi kabupaten Aceh barat Daya terletak terletak antara Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Seribu Bukit atau dengan nama lain Kabupaten Gayo Lues. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Sedangkan Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan dan
Kabupaten Nagan Raya menjadi batasan wilayah bagian barat. Wilayah ini termasuk dalam gugusan
pegunungan Bukit Barisan, sehingga akses Pasar dan material mudah terjangkau.
Off farm merupakan hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh
Barat Daya.Masalah utama yanga harus kita selesaikan untuk mempertahankan sawit sebagai produk
unggulan di kabupaten Aceh Barat Daya, akses permodalan yang masih sangat terbatas, petani masih
sangat sulit untuk memperoleh bantuan modal termasuk kredit, masih kurangnya tenaga ahli yang
dapatmenjelaskan kepada petani cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan
dan pengetahuan petani tentang harga, masa panen yang berbarengan menyebabkan harga ditingkat
petani kurang kompetitif.
168 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
170 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 8010 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Gayo Lues
Lintas sektor masih didominasi oleh perkebunan. Berdasarkan hasil pembibitan subsektor
perkebunan dengan komoditi sereh wangi menduduki peringkat pertama, diikuti oleh industri pengolahan
minyak sereh wangi walaupun tempat penyulingan minyak sereh wangi masih bersifat tradisional,
pertanian padi, perdagangan sembako, jasa bengkel motor, peternakan budidaya sapi jenis peranakan
sapi bali menduduki peringkat 6, dibawahnya yang masuk rangking besar perdagangan hasil perkebunan,
pertanian cabe merah, untuk perikanan yang sedang dikembangkan di Gayo Lues adalah ikan nila, dan
yang terakhir adalah buah-buahan nenas.
Lifecycle Komoditi Sereh wangi pada masa kematangan. Sereh wangi dan aneka KPJu derivatif
menjadi komoditi unggulan yang sangat diandalkan masyarakat Gayo Lues dalam meningkatkan
perekomiannya. Kemudahan perawatan menjadi alasan utama dalam mengembangkan komoditi sereh
wangi.
Sereh wangi dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti sere mangat (Aceh), sange-sange
(Toba), sere (Gayo, Jawa, Madura), sarai (Minangkabau), sorai (Lampung), sereh (Sunda),
see(Bali), patahampori (Bima), kendoung witu (Sumba), nau sina (Roti), bu muke (Timor), tenian
nalai (Leti), timbuala (Gorontalo), langilo (Buol), dirangga (Goram), hisa-hisa (Ambon), isola (Nusa
laut), bisa (Buru), hewuwu (Halmahera). Sedangkan nama asingnya adalah citronella grass. Sereh
wangi diduga berasal dari Srilanka. Nama latinnya adlah Cymbopogon nardus L., termasuk dalam suku
Poaceae (rumput-rumputan), Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varietas mahapengiri dan
varietas lenabatu. Var mahapengiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik
dibandingkan var lenabatu. Kedua Var tersebut dapat dibedakan dengan melihat / mengamati
pertumbuhan daunnya. Daun sereh wangi var maha pengiri pada umur 6 bln akan merunduk, sehingga
tinggi rumpun kurang dari 1 meter, sedangkan var lenabatu rumpunnya akan tumbuh lebih tinggi. Rumpun
171 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Serewangi v
2 Minyak Serewangi v
3 Padi v
4 Sembako v
5 Bengkel Motor v
6 Budidaya Sapi Bali v
7 Hasil perkebunan v
8 Cabe Besar v
9 Ikan nila v
10 Nenas v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu Unggulan lintas sektor yang telah mencapai tahap kematangan yaitu usaha perkebunan
serewangi, demikian juga dengan industri pengolahan minyak serewangi, pertanian padi sawah yang
sudah stagnan karena luas lahan yang konstan pada setiap musim produksi; perdagangan sembako,
bengkel motor juga telah mencapai tahap kematangan. KPJu lain yang sudah mencapai tahap
kematangan adalah perdagangan hasil perkebunan khususnya minyak serewangi, minyak nilam, kakao
dan lainnya. Sementara tiga KPJu unggulan lainnya yang masih dalam tahap pertumbuhan antara lain;
budidaya sapi varietas sapi bali, penanaman cabe besar, dan budidaya ikan nila, sedangkan satu KPJu
lintas sektor lainnya adalah nenas yang masih dalam tahap pengenalan dan sedang dicoba budidayakan
di Gayo Lues.
KPJu Potensial yang tidak masuk dalam 10 KPJu Lintas Sektoral. Selain 10 KPJu Unggulan lintas
sektoral sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, setidaknya ada 3 KPJu yang potensial
untukdikembangkan antara lain; 1) Perkebunan nilam; 2) Pertanian Jagung; Perkebunan Tembakau.
Ketiga komoditi dari subsektor pertanian dan perkebunan ini mempunyai potensi yang baik bila
dikembangkan dimasa yang akan datang. Tentu saja yang perlu segera pemerintah siapkan adalah jalan
penghubung dari Gayo Lues ke daerah lain, agar hasil produksi Gayo Lues dapat segera dijual ke daerah
lainnya.
Peluang pengembangan KPJu di Gayo Lues Khususnya sektor pertanian dan perkebunan
terutama anugerah topografi alamnya yang sangat mendukung, curah hujan yang mencukupi dan
lahan yang subur, kondisi ini menjadi peluang yang tidak dapat dimiliki oleh daerah lain. Komoditi
172 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Selain peluang di atas, dalam pengembangan KPJu secara umum di Gayo Lues juga mengalami
hambatan, hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Gayo Lues
menyangkut dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, masih kurangnya tenaga ahli
yang dapat menjelaskan kepada petani cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, sarana produksi
untuk penyulingan minyak yang masih sangat sederhana, kurang menguasai teknologi, kurangnya
pendidikan dan pengetahuan petani tentang harga sehingga kadangkala keuntungan lebih banyak
dinikmati oleh tengkulak, akses transportasi yang masih sangat terbatas. Jalur pemasarannya masih
monoton sehingga susah untuk dikembangkan. Masyarakat juga mengeluhkan dengan jalur transportasi
yang sulit dilalui, dan menghabiskan waktu yang lama sehingga sangat sulit untuk dipasarkan keluar
daerah khususnya ke Medan untuk di ekspor ke luar negeri.
Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam
rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha perkebunan
merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya perdagangan,
tanaman pangan, industri, jasa, perikanan, angkutan, parawisata, pertambangan, peternakan dan
kehutanan.
Tabel 82Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Aceh Tamiang
dengan unggulan utamanya pada subsektor perkebunan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10
Kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang berbasis pada sektor pertanian
(sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan,
dengan unggulan utamanya pada subsektor perkebunan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10
seperti disajikan
(sepuluh) KPJupada Tabellintas
unggulan 84.Sektor unggulan diurutan
sektor berdasarkan Kabupaten Aceh
nilai skor Tamiang
terbobot KPJuterutama adalah sektor
yang bersangkutan,
perkebunan dengan komoditi andalannya adalah sawit, diikuti oleh padi
seperti disajikan pada Tabel 84.Sektor unggulan di Kabupaten Aceh Tamiang terutama adalah palawija (padi) buah-buahan
sektor
(durian),
perkebunan dengan komoditi andalannya adalah sawit, diikuti oleh padi palawija (padi) buah-buahanKPJu
sayuran (cabe), dan jasa (praktek mantri).Hasil lengkap beruparangking atau urutan
unggulan
(durian),lintas sektor
sayuran usahadanberdasarkan
(cabe), nilaimantri).Hasil
jasa (praktek skor terbobot masing-masing
lengkap KPJu
beruparangking ataudapat dilihat
urutan KPJupada
Tabel 84. lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada
unggulan
Tabel 84.
Tabel 83Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Aceh Tamiang
Tabel 83Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Aceh Tamiang
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.4171 1 Cabe 0.2302
Padi 0.4171 1 Cabe 0.2302
Talas 0.1126 2 Bayam 0.1153
Padi Talas 0.1126 2 Bayam 0.1153
Padi Kacang Tanah 0.1115 3 Sayuran Terong 0.1138
Palawija Kacang Tanah 0.1115 3 Sayuran Terong 0.1138
Palawija Ubi Kayu 0.1049
Ubi Kayu 0.1049 44 Kangkung
Kangkung 0.1082
0.1082
Kacang Kedelai
Kacang Kedelai 0.0975
0.0975 55 Ketimun
Ketimun 0.1077
0.1077
Durian
Durian 0.2749
0.2749 11 Sawit
Sawit 0.3409
0.3409
Pisang
Pisang 0.1466
0.1466 2 Karet
Karet 0.2412
0.2412
Buah-
Buah-
Rambutan
Rambutan 0.1389
0.1389 3 Perkebunan Kakao
Perkebunan Kakao 0.0939
0.0939
Buahan
Buahan
Mangga
Mangga 0.0940
0.0940 4 Pinang
Pinang 0.0869
0.0869
Nenas
Nenas 0.0721
0.0721 55 Kapuk
Kapuk 0.0735
0.0735
Budidaya
Budidaya ItikItik Serati
Serati 0.1900
0.1900 11 Ikan Gurami
Ikan Gurami 0.1768
0.1768
Budidaya Kerbau 0.1569 2 Ikan Jurong 0.1404
Budidaya Kerbau 0.1569 2 Ikan Jurong 0.1404
Motor Tempel Penangkap
Peternakan Perikanan Motor Tempel Penangkap
Peternakan Budidaya Ayam Buras 0.1554 3 Perikanan Ikan 0.1337
Budidaya Ayam Buras 0.1554 3 Ikan 0.1337
Budidaya Domba 0.1287 4 Ikan Baung 0.1106
Budidaya Domba 0.1287 4 Ikan Baung 0.1106
Budidaya Itik 0.1189 5 Udang 0.1093
Budidaya
Pohon Itik
Aren 0.1189
0.1927 15 Udang
Kapur 0.1093
0.5782
Pohon Aren
Bakau 0.1927
0.1848 21 Kapur
Batu/Koral 0.5782
0.1913
Tambang
Bakau
Kehutanan Kenari 0.1848
0.1339 32 Batu/Koral
Pasir 0.1913
0.1658
Tambang
Kehutanan Kenari
Meranti 0.1339
0.1183 43 PasirLiat
Tanah 0.1658
0.0646
Meranti
Akasia 0.1183
0.1142 54 Tanah Liat 0.0646
Industri Akasia
Air Minum/Air Mineral 0.1502
0.1142 15 Perdagangan Sembako 0.1453
Industri Air Minum/Air Mineral 0.1502 1 Perdagangan Sembako 0.1453
174 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
174 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
175 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Perkebunan
2 Padi Palawija
3 Buah-Buahan
4 Sayuran
5 Jasa
6 Perkebunan
7 Perikanan
8 Jasa
9 Perdagangan
10 Perindustrian
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
Berdasarkan hasil FGD untuk kabupaten aceh tamiang, sektor pertanian yang meliputi perkebunan
dan tanaman pangan menjadi sektor yang unggul. Untuk perkebunan usia tanaman rata-rata baru
memasuki usia panen walaupun banyak juga yang sudah tidak produktif dan sekarang sudah dilakukan
peremajaan. Usaha ini sangat didukung oleh pemerintah daerah. Banyak bantuan untuk sektor pertanian
selama ini telah meningkatkan usaha dan pendapatan petani. Potensi pariwisara Aceh Tamiang sangat
baik, karena mempunyai potensi alama yang memadai seperti air terjun, pantai dan wisata alam lainya.
Akan tetapi selama ini Kabupaten Aceh Tamiang belum mengoptimalkan sektor pariwisata karena tidak
mempunyai dukungan dana dan faktor masyrakat yang belum terbiasa dengan usaha ini.
Selama ini sektor jasa lebih unggul dari pada sektor industri di Aceh Tamiang.Sektor jasa seperti
usaha-usaha perorangan tumbuh pesat. Sehingga memberikan kontribusi yang posisitif bagi usaha ini
disamping sektor perdagangan. Bank Aceh sudah menyalurkan kredit untuk UMKM khususnya untuk
perdagangan dan perkebunan. Namun demikian, sektor pariwisata belum tersentuh, karena masih
banyak fasilitas/sarana yang belum teroptimalisasikan.
Aceh tamiang memiliki lahan yang sangat suburdan sumber mata air yang banyak. Selama ini
pengembangan usaha terkedala oleh faktor modal yang belum mencukupi. Banyak petani dan pedagan
(pelaku usaha) yang melakukan praktek pembiayaan usaha yang tidak sehat, sehingga menghambat
pertumbuhan usaha karena mempunyai biaya tinggi. Manajemen usaha juga mempunyai kendala, karena
selama ini pendampingan usaha tani masih kurang dan lemah. Pemerintah diharapkan agar lebih intensif
dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya petani.
Tabel 86Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Nagan Raya
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), analisis AHP
menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor
terbobotseperti disajikan pada Tabel 86. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang
penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan
dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau
prioritas setiap sektor usaha (Tabel 86) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah
diperoleh (Tabel 87).
Kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Nagan raya berbasis pada sektor perkebunan. 5
sektor unggulan meliputi perkebunan, perdaganggan, peternakan dan jasa. Berdasarkan hasil
analisa, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu
yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 88. terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu unggulan
lintas sektor usaha perkebunan sawit, perdagangan hasil perkebunan, jasa sewa mesin/peralatan,
budidaya itik, jasa polindes, perindustrian perabot,buah-buahan durian, perkebunan karet, perdagangan
177 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 87Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Nagan Raya
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.1722 1 Cabe merah 0.2329
Ubi Jalar 0.1633 2 Cabe Rawet 0.2309
Padi
Ubi Kayu 0.1366 3 Sayuran Ketimun 0.1197
Palawija
Jagung 0.1340 4 Tomat 0.1187
Talas 0.1183 5 Kacang Panjang 0.0823
Durian 0.1867 1 Sawit 0.2395
Jeruk 0.1499 2 Karet 0.1612
Buah-
Pisang 0.1413 3 Perkebunan Kakao 0.0978
Buahan
Nenas 0.1036 4 Pinang 0.0975
Manggis 0.0838 5 Kelapa Dalam 0.0951
Budidaya Sapi 0.2342 1 Ikan Nila 0.1509
Budidaya Ayam Ras 0.1667 2 Ikan Lele 0.1434
Peternakan Budidaya kerbau 0.1232 3 Perikanan Penangkapan dilaut 0.1213
Budidaya Kambing 0.0961 4 Budidaya Ikan di Sawah 0.1137
Budidaya Itik serati 0.0939 5 Ikan keureleung 0.1105
Simantok 0.1937 1 Tanah Liat 0.3308
Rotan 0.1616 2 Kapur 0.2468
Tambang
Kehutanan Bambu 0.1517 3 Batu/Koral 0.2402
Sereweng 0.0957 4 Pasir 0.1822
Pohon Aren 0.0890 5 Tanah Liat 0.3308
Meubel/Perabot 0.1694 1 Hasil Perkebunan 0.1842
Tahu/Tempe 0.1354 2 Sembako 0.1677
Industri Roti/kue Kekarah 0.1228 3 Perdagangan Perabot 0.1291
Kilang Padi 0.1207 4 Toko/Kios 0.1091
Batu bata 0.0994 5 Air Isi ulang/mineral 0.1051
Mobil Roda Empat 0.2801 1 Jasa sewa mesin & peralatan 0.1808
Mobil pickup 0.2784 2 polindes/puskesdes 0.1756
Angkutan Becak barang 0.2009 3 Jasa tempat foto copy 0.1192
Ojek motor 0.1517 4 tukang perabot 0.1170
5 koperasi simpan pinjam 0.1098
Agrowisata 0.2063 1 Warung kopi 0.4369
Pariwisata Budaya 0.1927 2 Hotel dan Katering 0.2783
Pariwisata
Pariwisata religi 0.1757 3 Restoran Losmen/Motel/Penginapan 0.1473
Pariwisata 0.1651 4 Restoran/Rumah Makan 0.0958
178 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
SektorSektor perkebunan, perdagangan dan jasa menjadi sektor andalan di Kabupaten Nagan Raya hal
perkebunan, perdagangan dan jasa menjadi sektor andalan di Kabupaten Nagan Raya hal
ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk rangking tiga besar KPJu lintas sektor di
lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk rangking tiga besar KPJu lintas sektor di
Kabupaten Nagan Raya; Perkebunan merupakan sektor ungulan meliputi perkebunan sawit dan karet
Kabupaten Nagandi Raya;
yang merata Perkebunan
setiap kabupaten yang merupakan sektor
ada di Kabupaten ungulan
Nagan Raya. meliputi perkebunan sawit dan karet
yang merata di setiap kabupaten yang ada di Kabupaten Nagan Raya.
Tabel 8810 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Nagan Raya
Tabel 8810 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Nagan Raya
Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot
1 Sektor/
Rangking Perkebunan
Subsektor Sawit
KPJu 0.0349
Bobot
2 Perdagangan Hasil Perkebunan 0.0254
1 Perkebunan Sawit 0.0349
3 Jasa Jasa sewa mesin & peralatan 0.0247
2 Perdagangan Hasil Perkebunan 0.0254
4 Peternakan Budidaya sapi 0.0242
3 5 Jasa Jasa Jasa sewa
Praktek mesin & peralatan 0.0239
mantri/dokter 0.0247
4 6 Peternakan
Perindustrian Budidaya sapi
Meubel/Perabot 0.0242
0.0239
5 7 Jasa Buah-Buahan Praktek
Durian mantri/dokter 0.0239
0.0237
6 8 Perindustrian
Perkebunan Meubel/Perabot
Karet 0.0239
0.0235
7 9 Buah-Buahan
Perdagangan Sembako
Durian 0.0231
0.0237
8 10 Sayuran
Perkebunan cabe
Karet Merah 0.0225
0.0235
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
9 Perdagangan Sembako 0.0231
Perkebunan10 merupakan mata pencaharian utama
Sayuran cabependuduk
Merah Nagan Raya. Wilayah Kabupaten 0.0225 Nagan
Raya merupakan
Sumber : Datadaerah
Primer, yang
Tahunsangat cocok untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung
2012 (diolah)
oleh iklim yang bagus. Dapat dilihat Hampir seluruh kecamatan di kabupaten Nagan Raya terdapat
Perkebunan
perkebunanmerupakan
sawit. Halmata pencaharian
ini dibuktikan denganutama
tetap penduduk
eksisnya tigaNagan Raya.besar
perusahaan Wilayah Kabupaten
pengolahan sawitNagan
Raya menjadi
merupakan daerah
minyak mentah yang
(CPO)sangat
yaitu cocok untuk budidaya
di Kecamatan berbagai
Darul Makmur, Kualakomoditi pertanian
Pesisir dan karena
Tadu Raya. didukung
produksi
tanaman kelapa sawit dari perkebunan rakyat mencapai 130.501 ton, produksi
oleh iklim yang bagus. Dapat dilihat Hampir seluruh kecamatan di kabupaten Nagan Raya terdapatkaret 3.304 ton. Komoditi
sawit di sawit.
perkebunan Kabupaten
Hal Nagan Raya sangat
ini dibuktikan denganbesartetap
pengaruhnya
eksisnyaterhadap peningkatan besar
tiga perusahaan pendapatan daerah, sawit
pengolahan
karena sawit di kabupaten Nagan mempunyai potensi yang besar.
menjadi minyak mentah (CPO) yaitu di Kecamatan Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya. produksi
tanaman kelapa sawit dari perkebunan Tabel
rakyat mencapai
89Lifecycle 130.501
KPJu Lintas Sektor ton, produksi karet 3.304 ton. Komoditi
sawit di Kabupaten Nagan Raya sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan daerah,
KPJu Lifecycle
karena No
sawit di kabupaten Nagan mempunyai potensi yang besar.
KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Sawit v
Tabel 89Lifecycle KPJu Lintas Sektor
2 Hasil Perkebunan v
3 Jasa sewa mesin & peralatan v KPJu Lifecycle
No KPJu
4 Budidaya sapi Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan
v Penurunan
1 Sawit 179 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u lva n U M K M
2 Hasil Perkebunan v Provinsi Aceh 2012
179 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang sangat cocok untuk mengembangkan
komoditi pertanian, karena didukung oleh struktur tanah yang bagus dan tingginya tingkat curah hujan.
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD terlihat bahwa dari
KPJu Unggulan di kabupaten Nagan Raya terletak pada sektor perkebunan Sawit dan Karet sedangkan
pada sektor sayuran Cabe Merah yang merupakan KPJu unggul dikabupaten tersebut. Hampir seluruh
kecamatan di kabupaten Nagan Raya terdapat perkebunan sawit dan karet.
Perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi pembangunan masyarakat di kabupaten ini
dimana sejak zaman Belanda daerah ini sudah terkenal sebagai penghasil kelapa sawit. Sedangkan cabe
merah pada kabupaten ini telah lama dibudidayakan sehingga besar potensi untuk pengembangan
kedepan. Oleh karena itu ketiga KPJu tersebut sangat potensial dalam rangka peningkatan taraf
perekonomian kabupaten Nagan Raya.
Peluang dan Hambatan Pengembangan KPJu di Kecamatan Nagan Raya. perkebunan telah
memberikan andil yang sangat besar bagi pembangunan masyarakat di kabupaten ini dimana sejak
zaman Belanda daerah ini sudah terkenal sebagai penghasil kelapa sawit. BAPPEDA mencatat bahwa
ada sebanyak 17 pabrik kelapa sawit di kabupaten Nagan Raya. Kabupaten sangat berpeluang besar
dalam meremajakan dan membudidaya kembali sawit.
Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Nagan Raya menyangkut
dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, petani masih sangat sulit untuk memperoleh
bantuan modal termasuk kredit, masih kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani
cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang
harga, masa panen yang berbarengan menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif.
180 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk) menempatkan
Prioritas pengembangan UMKM di Kabupaten Aceh Jaya lebih ditujukan pada sektor pertanian
subsektor
tanamantanaman
pangan, pangan
dimanapada bobotrangking pertama.
atau prioritas Dengan
tertinggi memperhatikan
untuk semua tujuan bobot kepentingan dari
(pertumbuhan
masing-masing tujuan tersebut,
ekonomi, penciptaan lapangan makakerja,
secaradankeseluruhan
peningkatandalam
daya rangka mencapaimenempatkan
saing produk) tujuan penetapan
KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan subsektor usaha tanaman pangan
subsektor tanaman pangan pada rangking pertama. Dengan memperhatikan bobot kepentingan sebagai prioritasdari
pertama.
Sektormasing-masing tujuan tersebut,
usaha lain berdasarkan maka kepentingannya
tingkat secara keseluruhanberturut-turut
dalam rangkaadalah
mencapai tujuan penetapan
perkebunan, peternakan,
KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan subsektor usaha tanaman pangan
angkutan, pariwisatta, perdagangan, kehutanan, industri, jasa, perikanan dan pertambangan. sebagai prioritas pertama.
Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, peternakan,
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
angkutan, pariwisatta, perdagangan, kehutanan, industri, jasa, perikanan dan pertambangan.
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), analisis AHP
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
menghasilkan
kepentingan KPJu unggulan setiap
masing-masing sektor
kriteria yangekonomi UMKM dengan
telah dihasilkan urutan(Tabel
sebelumnya dan nilai
30),skor terbobot
analisis AHP seperti
disajikan pada Tabel
menghasilkan KPJu91.unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti
disajikan pada Tabel 91.
Tabel 91Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Aceh Jaya
Tabel 91Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usahadi Kabupaten Aceh Jaya
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi Padi Padi Padi 0.1952
0.1952 11 cabecabe
rawetrawet 0.1683 0.1683
Sayuran
Sayuran
PalawijaPalawija
Jagung
Jagung 0.1732
0.1732 22 Bayam
Bayam 0.1502 0.1502
P e|nPee lnie tl ii at ina nK Ko m
181 |181 o mo oddi itt ii // P rr oo dduuk k/ /J Je ne ins i sU sUa sh a h Ua n gUg nu gl ag nu lUa Mn KUMM K M
P r oPv ri on sv ii nAs ci e hA 2c e0 h1 2 2 0 1 2
Tabel 9210 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Aceh Jaya
Sektor Pertanian Padi Palawija, perikanan dan perindustrian menjadi sektor andalan di
Kabupaten Aceh Jaya hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk
rangking tiga besar KPJu lintas sektor di Kabupaten Aceh Jaya; Pertanian Padi Palawija merupakan
sektor ungulan meliputi padi dan jagung yang hampir merata di setiap kabupaten yang ada di
Kabupaten Aceh Jaya.
Lifecycle Komoditi Padi berada pada masa kematangan. Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah
satu daerah yang sesuai untuk budidaya berbagai jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman
pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti
karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Namun sebagian besar lahan pertanian masih mengandalkan
air hujan sebagai sumber pengairan. Dari 12.874 hektar luas lahan baku sawah, sebanyak 10.254
hektar di antaranya masih tadah hujan. Produksi Padi selama tahun 2010 mencapai 32.010 ton
setara dengan rata-rata produksi 4,5 ton/hektar. Padi saat ini masih merupakan unggulan di
Kabupaten Aceh Jaya dan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan daerah,
karena padi di kabupaten Nagan mempunyai potensi yang besar.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi V
2 Penangkapan ikan laut V
3 Industri Dari Kayu ( Perabot ) V
183 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Wilayah Kabupaten Aceh Jaya merupakan daerah yang sangat cocok untuk budidaya berbagai
komoditi pertanian serta perikanan karena didukung oleh iklim yang bagus dan lokasi
kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Dilihat dari tingkat budidaya,
bahwa hampir setiap daerah di Sembilan kecamatan terdapat perkebunan NIlam dan Kopi. Nilam dan
Kopi menjadi perbincangan yang selalu hangat untuk dibahas, selain berpotensi nilam dan kopi juga
memeberikan hasil dan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan perekonomian di aceh jaya. Seperti
halnya kopi ulee kareng yang selama ini menjadi trend idola khas penikmat kopi di aceh. Mereka
beranggapan bahwa kopi ulee kareng berasal dari daerah ulee kareng banda Aceh. Tetapi apabila dikaji
secara jauh bahwa asal biji kopi ulee kareng itu terdapat di kabupaten aceh jaya tepatnya di kecamatan
Lamno. Saat ini tercatat bahwa terdapat 3 perusahaan besar perkebunan dengan Hak Guna Usaha
(HGU) mencapai 14.489 hektar. Sementara untuk perkebunan rakyat mencapai 24.993 hektar untuk 12
komoditi pertanian. Oleh karena itu potensi tersebut perlu di evaluasi dan dikembangkan kembali untuk
peningkatan perekonomian aceh jaya. Sedangkan pada perikanan, perikanan/ penangkapan laut menjadi
andalan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan
samudera Indonesia. pendukung kelautan dan perikanan di Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 1 unit
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), 2 unit Tempat Pendaratan Ikan (TPI), 3 pasar ikan, 1 unit tempat
penyimpanan ikan, dan 2 balai benih ikan. Sedangkan untuk kendaraan penangkapan ikan di Aceh Jaya
pada tahun 2010, tercatat 202 kapal motor dan 590 non kapal motor. Kabupaten Aceh jaya pada tahun
2010 yaitu 2.681 oarang nelayan dan 383 petani ikan.
Sektor Perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi pembangunan masyarakat di
kabupaten ini. Saat ini kabupaten Aceh Jaya ingin mengembailkan marwah kembali sebagai
penghasil kopi. Dapat dilihat bahwa terdapat 3 perusahaan besar perkebunan dengan Hak Guna Usaha
(HGU) mencapai 14.489 hektar. Sementara untuk perkebunan rakyat mencapai 24.993 hektar untuk 12
komoditi pertanian. Oleh karena itu aceh Jaya punya peluang besar dalam penghasil kopi di Aceh.
Hambatan utama yang sering dialamai oleh masyarakat ancaman binatang buas, lahan perkebunan
sering di ganggu oleh binatang buas seperti gajah, butuh penanggulangan khusus oleh pemerintah dan
pihak manapun yang ingin mengembangan ekonomi masyarakat kabupaten kemudian menyangkut
dengan akses permodalan yang masih sangat terbatas, petani masih sangat sulit untuk memperoleh
bantuan modal termasuk kredit, masih kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani
cara-cara yang baik dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang
harga, masa panen yang berbarengan menyebabkan harga ditingkat petani kurang kompetitif.
184 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
186 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 9610 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Bener Meriah
Sektor perkebunan, pertanian, dan perdagangan menjadi sektor andalan di Kabupaten Bener
Meriah hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Untuk KPJu lintas sektor Pertanian
merupakan sektor ungulan dengan KPJu Jasa meliputi perkebunan kopi, pertanian padi, pertanian
kentang. Sementara sektor perdagangan meliputi perdagangan kopi.
Lifecycle Komoditi Kopi Robusta sebagai komoditi Unggulan. Areal perkebunan di Kabupaten Bener
Meriah umumnya berupa Perkebunan Rakyat dengan total lahan seluas 138.931,52 Ha, yang terdiri dari
lahan yang telah dikembangkan (41.640,76 Ha), lahan yang dicadangkan (55.650,00 Ha), areal yang
belum menghasilkan (1.944,15 Ha), lahan yang telah menghasilkan (20.576,67 Ha), areal tanaman
tua/rusak (10.201,74 Ha), areal kebun terlantar (8,918,20 Ha). Umumnya kopi yang dibudidayakan di
Kabupaten Bener Meriah adalah jenis kopi Arabika dan kopi Robusta. Total areal tanaman kopi di seluruh
kecamatan di Kabupaten Bener Meriah mencapai 39,702 Ha dengan total produksi mencapai 456.573 Ha
- 658.063 kwintal setiap tahun dengan rata-rata produksi mencapai 6,5 11,5 kwintal biji kopi kering /Ha.
Lahan tanaman kopi terluas berada di Kecamatan Permata (9.147,50 Ha, sedangkan kecamatan dengan
luas tanaman kopi paling sedikit adalah Kecamatan Wih Pesam yang hanya seluas 2.595,50 Ha. Untuk
ke depannya lifecycle kopi robusta kemungkinan petani kopi akan beralih ke jenis kopi arabika yang
kualitas dan harganya lebih baik.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Kopi Robusta v
187 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Unggulan lintas sektor yang telah mencapai tahap kematangan yaitu usaha perkebunankopi
robusta (walaupun sekarang varietas kopi arabika juga sudah banyak dibudidayakan), pertanian
padi sawah yang sudah stagnan karena luas lahan yang konstan pada setiap musim produksi,
pertanaman sayuran kentang, perdagangan aneka jenis kopi, perkebunan jeruk, budidaya kerbau
juga telah mencapai tahap kematangan. KPJu lain yang sudah mencapai tahap kematangan industri
perontok padi dan kopi. Sementara dua KPJu unggulan lainnya yang masih dalam tahap pertumbuhan
antara lain; perkebunan tebu, dan industri meubel/perabot. Di Kabupaten Bener Meriah juga dijumpai
perkebunan kelapa sawit yang masih dalam tahap pengenalan terutama di sekitar perbatasan Bireuen,
dan perbatasan Aceh Utara.
Selain 10 KPJu Unggulan lintas sektoral sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, setidaknya
ada 3 KPJu yang potensial untuk dikembangkan antara lain; 1) KPJu perkebunan kopi arabika,
mengingat pangsa pasar komoditi kopi yang banyak diminati adalah jenis arabika; 2) Galian C, untuk saat
ini Bener Meriah masih menjadi pemasok utama galian C seperti batu gunung dan pasir ke wilayah
Kabupaten Aceh Tengah; 3) budidaya ikan air tawar, potensi pengembangan KPJu cukup potensial untuk
dikembangkan di Kabupaten Bener Meriah terutama untuk memenuhi permintaan local untuk wilayah
Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Bener Meriah memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan
karena memiliki anugerah topografi alamnya yang sangat mendukung, curah hujan yang
mencukupi dan lahan yang subur, kondisi ini menjadi peluang yang tidak dapat dimiliki oleh
daerah lain. Sebagai contoh untuk pengembangan komoditi Kopi, kopi dengan kualitas terbaik hanya
dapat dibudidaya pada dataran tinggi antara 800 1.500 di atas permukaan laut. Dengan meningkatnya
prospek perkopian Nasional dan Internasional saat ini, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah membuka
peluang investasi seluas-luasnya kepada investor baik dari dalam negeri maupun invetor asing untuk
memanfaatkan potensi yang masih cukup besar untuk pengembangan komoditas kopi. Selain peluang di
atas, dalam pengembangan KPJu secara umum di Bener Meriah juga mengalami hambatan, hambatan
utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Kabupaten Bener Meriah menyangkut dengan akses
permodalan yang masih sangat terbatas, petani masih sangat sulit untuk memperoleh bantuan modal
termasuk kredit, masih kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan kepada petani cara-cara yang baik
dalam budidaya tanaman, kurangnya pendidikan dan pengetahuan petani tentang harga sehingga
188 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil Indepth Interview dan FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap
sektor/subsektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot
total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 98. Pada Tabel 98
memperlihatkan bahwa kabupaten Pidie Jaya, prioritas pengembangan UMKM lebih ditujukan pada
sektor tanaman pangan, dimana bobot atau prioritas tertinggi untuk semua tujuan (pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk) menempatkan subsektor
tanaman pangan pada rangking pertama.
Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan tersebut, maka secara
keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan
subsektor usaha tanaman pangan sebagai prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat
kepentingannya berturut-turut adalah perikanan, peternakan, perkebunan, perdagangan, kehutanan,
industri, pariwisata, jasa, angkutan dan pertambangan.
Tabel 98Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pidie Jaya
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi Padi 0.1920
0.1920 1 1 Cabe
Cabe 0.1889
0.1889
Ubi Kayu
Ubi Kayu 0.1846
0.1846 2 2 BawangMerah
Bawang Merah 0.1668
0.1668
Padi Padi
KacangKacang
Hijau Hijau 0.1556
0.1556 3 3 Sayuran
Sayuran CabeRawet
Cabe Rawet 0.1253
0.1253
PalawijaPalawija
Ubi Jalar
Ubi Jalar 0.1443
0.1443 4 4 Kangkung
Kangkung 0.1217
0.1217
KacangKacang Kedelai
Kedelai 0.1238
0.1238 5 5 Tomat
Tomat 0.1101
0.1101
DurianDurian 0.1656
0.1656 1 1 Kakao
Kakao 0.1605
0.1605
Semangka 0.1642 2 Kelapa Dalam 0.1456
Buah-Semangka 0.1642 2 Kelapa Dalam 0.1456
Buah- Mangga 0.1569 3 Perkebunan Pinang 0.1400
Mangga
Buahan 0.1569 3 Perkebunan Pinang 0.1400
Buahan Rambutan 0.1281 4 Nilam 0.1230
Rambutan
Manggis
0.1281
0.1008
4 5
Nilam
Sawit
0.1230
0.1146
Manggis
Budidaya Ayam 0.1008
0.1844 5 1 Sawit
Penangkapan di Laut 0.1146
0.1629
Budidaya AyamKambing
Budidaya 0.1844
0.1698 1 2 Penangkapan di Laut Ikan
Kapal Motor Penangkap 0.1629
0.1345
Budidaya Kambing 0.1698 2 KapalTempel
Motor Motor Penangkap
Penangkap Ikan 0.1345
Peternakan Perikanan
Budidaya Lembu 0.1689 3 Motor Tempel Penangkap
Ikan 0.1241
Peternakan Perikanan
Budidaya
Budidaya LembuKerbau 0.1114
0.1689 34 Ikan
IkanUdang 0.0973
0.1241
Budidaya
Budidaya Kerbau Itik 0.0975
0.1114 45 Ikan
IkanMujair
Udang 0.0916
0.0973
Jabon
Budidaya Itik 0.1774
0.0975 51 Pasir
Ikan Mujair 0.3586
0.0916
Sengon 0.1456 2 Batu/Koral 0.2745
Jabon 0.1774 1 Tambang Pasir 0.3586
Kehutanan Bambu 0.1393 3 Tanah Liat 0.2176
Sengon 0.1456 2 Batu/Koral 0.2745
Mahoni 0.1269 4 Tambang Kapur 0.1494
Kehutanan BambuMeranti 0.1393
0.1123 35 Tanah Liat 0.2176
MahoniRoti/kue Adee 0.1269
0.2152 41 Kapur
Sembako 0.1494
0.1648
MerantiBambu 0.1123
0.1868 52 Saprodi 0.1450
Roti/kue
Industri Adee
Tahu/Tempe 0.2152
0.1040 13 Sembako
Perdagangan Hasil perkebunan 0.1648
0.1042
BambuAnyaman 0.1868
0.0941 24 Saprodi
Hasil perikanan 0.1450
0.1030
Industri Batu bata
Tahu/Tempe 0.0905
0.1040 3 5 Ponsel
Perdagangan Hasil perkebunan 0.1026
0.1042
Angkutan
AnyamanMobil Roda Empat 0.4178
0.0941 4 1 Jasa Penggilingan Padi
Hasil perikanan 0.1917
0.1030
Batu bata 0.0905 5 Ponsel 0.1026
190 |P e n e l i t i a n Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM
Angkutan Mobil Roda Empat 0.4178 1 Jasa Penggilingan Padi
Provinsi Aceh 2012
0.1917
190 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes,
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes,
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 99) serta hasil
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 99) serta hasil
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 100).
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 100).
Orientasi ekonomi masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya berbasis pada sektor pertanian dengan
Orientasi
masuknya ekonomi
7 sektor masyarakat di Kabupaten
usaha dibidang pertanian, Pidie Jaya berbasis1 pada
masing-masing sektorsektor
usaha pertanian
untuk jasa, dengan
masuknya
perikanan 7dansektor
industri. usaha dibidang
Berdasarkan hasil pertanian, masing-masing
analisis, diperoleh 1 sektor
10 (sepuluh) KPJu usaha
unggulan lintasuntuk
sektor jasa,
perikanan
berdasarkan danurutan
industri. Berdasarkan
nilai skor hasilyang
terbobot KPJu analisis, diperolehseperti
bersangkutan, 10 (sepuluh)
disajikanKPJu
pada unggulan lintas sektor
Tabel 99. terlihat
berdasarkan
bahwa terdapaturutan10nilai skor terbobot
(sepuluh) KPJu yang
KPJu unggulan lintasbersangkutan,
sektor usaha seperti disajikan pada
pada subsektorpadi Tabel yang
palawija 99. terlihat
menjadi melahirkan padi sebagai komoditi unggulan teratas. Selanjutnya
bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor usaha pada subsektorpadi palawija yang diikuti subsektor perikanan
(penangkatan
menjadi ikan dilaut),
melahirkan perkebunan
padi sebagai (kakao dan
komoditi sawit), teratas.
unggulan durian, roti/kue adee, semangka,
Selanjutnya penggilingan
diikuti subsektor perikanan
padi, warung kopi dan sembako. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu
(penangkatan ikan dilaut), perkebunan (kakao dan sawit), durian, roti/kue adee, semangka, penggilingan unggulan lintas sektor
usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 100.
padi, warung kopi dan sembako. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor
usaha berdasarkan
Tabel nilai
10010 KPJu Lintas skor
Sektor terbobot
yang Mempunyaimasing-masing KPJu dapat dilihat
Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai pada Lintas
KPJu Unggulan TabelSektor
100.di Kabupaten
Pidie Jaya
Tabel 10010 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten
Rangking Sektor/ Subsektor Pidie Jaya KPJu Bobot
1 Padi Palawija Padi 0.0325
Rangking
2 Sektor/ Subsektor Penangkapan dilaut
Perikanan KPJu Bobot
0.0287
13 Padi Palawija
Perkebunan Padi
Kakao 0.0325
0.0252
24 Perikanan
Perkebunan Penangkapan dilaut
Sawit 0.0287
0.0250
35 Perkebunan
Buah-Buahan Kakao
Durian 0.0252
0.0246
46 Perindustrian
Perkebunan Roti/kue
Sawit ade 0.0246
0.0250
5 7 Buah-Buahan
Buah-Buahan Semangka
Durian 0.0239
0.0246
6 8 Jasa
Perindustrian Penggilingan
Roti/kue adepadi 0.0229
0.0246
9 Hotel dan Restoran Warung kopi 0.0226
7 Buah-Buahan Semangka 0.0239
10 Perdagangan Sembako 0.0220
8 Jasa
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Penggilingan padi 0.0229
9 Hotel dan Restoran Warung kopi 0.0226
10 Perdagangan
Sektor tanaman pangan, perikanan dan perkebunan Sembako menjadi sektor andalan di 0.0220Pidie
kabupaten
Jaya. Sumber
Hal ini: Data
terbukti
Primer, dengan
Tahun 2012hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi,
(diolah)
191 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Sektor tanaman pangan, perikanan dan perkebunan menjadi sektor andalan di kabupaten Pidie
Provinsi Aceh 2012
Jaya. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi,
191 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Sektor pertanian adalah salah satu sektor andalan di kabupaten Pidie Jaya karena sebahagian
besar penduduk bergerak pada sektor ini. Padi merupakan produk yang unggul di Kabupaten Pidie
Jaya. Hal ini didukung oleh suburnya tanah, tersedianya bahan baku yang memadai seperti pupuk dan
bibit unggul serta sistem pengairan yang sudah cukup baik sehingga masyarakat dapat melakukan
penanaman padi dua kali dalam setahun. Pengairan dilakukan dengan irigasi tehnis, setengah tehnis, dan
irigasi pedesaan. Daerah di Kabupaten Pidie jaya yang memberikan kontribusi terbesar dari produk
komoditi padi adalah kecamatan Bandar baru, Jangka Buya dan Bandar Dua. Selain sektor pertanian,
Perikanan juga merupakan sektor andalan di kabupaten Pidie Jaya yang memberikan kontribusi yang
cukup besar. Tangkapan Ikan di Laut adalah jenis komiditi unggulan dari sektor perikanan. Ikan
tangkapan berupa ikan tongkol, tuna dan jenis ikan lainnya. Nelayan menangkap ikan dilaut dengan
menggunakan fasilitas seadanya seperti; jala, dan perahu bermotor. Ikan tangkapan dipasarkan secara
eceran di kabupaten Pidie jaya dan dalam jumlah besar dipasarkan ke luar kabupaten seperti Bireun,
Pidie dan Aceh Tengah. Daerah yang memberikan kontribusi dari hasil tangkapan ikan laut adalah
kecamatan Jangka Buya, Meureudu, Ulim, Trieng Gadeng dan Pante Raja.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Padi V
2 Penangkapan dilaut V
3 Kakao V
4 Sawit V
5 Durian V
6 Roti/kue ade V
7 Semangka V
8 Penggilingan padi V
9 Warung kopi V
10 Sembako V
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
Sektor industri rumah tangga merupakan KPJu Potensial Kabupaten Pidie Jaya, terutama produksi
kue tradisional adee menjadi usaha potesial di kabupaten Pidie jaya. Permintaan akan kue Adee setiap
harianya sangat tinggi yaitu sekitar 1200 unit. Selain dipasar ditempat, kue ini juga dipasarkan di
beberapa kabupaten/kota terdekat seperti bireuen dan Pidie. Bahan baku untuk produksi dapat diperoleh
warung kelontong setempat kecuali serabut kelapa yang terbatas. Serabut kelapa dijadikan sebagai
bahan bakar pengganti arang. Kue Adee yang dimasak dengan serabut kelapa akan menghasilkan
citarasa yang berbeda. Daerah produksi dan pemasaran kue tradisional Adee di kabupaten Pidie Jaya
adalah di kecamatan Meureudu, Bandar Dua dan Bandar baru.
192 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 102Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan Di Kota Banda Aceh
193 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
Berdasarkan
kepentingan hasil dari penelitian
masing-masing kriteria lapangan tingkat
yang telah kabupaten
dihasilkan dan pelaksanaan
sebelumnya (Tabel FGD
30), beserta
analisisbobot
AHP
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), analisis AHP
menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti
menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti
disajikan pada Tabel 102.
disajikan pada Tabel 102.
Tabel 103Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor UsahaDi Kota Banda Aceh
Tabel 103Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor UsahaDi Kota Banda Aceh
Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Sektor/
Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot
Bobot Rangking
Rangking SektorUsaha
Sektor Usaha/ /KPJu
KPJu Bobot
Bobot
Subsektor
Subsektor Subsektor
Subsektor
Padi Padi 0.6731
0.6731 11 Bayam
Bayam 0.2394
0.2394
Jagung
Jagung 0.1823
0.1823 22 Kacang Panjang
Panjang 0.2095
0.2095
Padi Padi
Ubi Kayu
Ubi Kayu 0.1446
0.1446 33 Sayuran
Sayuran Jamur Merang
Merang 0.1552
0.1552
Palawija
Palawija
44 Kangkung
Kangkung 0.1467
0.1467
55 Daun Sop
Daun Sop 0.1430
0.1430
Mangga
Mangga 0.2116
0.2116 11 Kelapa Hibrida
Kelapa Hibrida 0.3796
0.3796
Rambutan
Rambutan 0.1865
0.1865 22 Tebu
Tebu 0.2563
0.2563
Buah-Buah- Jambu air 0.1506
BuahanJambu air 0.1506 33 Perkebunan
Perkebunan Kelapa Dalam
Kelapa Dalam 0.2065
0.2065
Buahan Pisang 0.1266 4
Pisang 0.1266 4
Melon 0.1216 5
Melon 0.1216 5
Budidaya ayam ras 0.1865 1 Penangkapan Ikan Dilaut 0.2807
Budidaya ayam ras 0.1865 1 Penangkapan Ikan Dilaut 0.2807
Budidaya Kambing 0.1790 2 Kapal Motor Penangkap Ikan 0.1584
Budidaya Kambing 0.1790 2 Kapal
PerahuMotor Penangkap
Tak Bermotor Pen.Ikan 0.1584
Peternakan Budidaya Burung Puyuh 0.1167 3 Perikanan Perahu
Ikan Tak Bermotor Pen. 0.1397
Peternakan Budidaya Burung
Budidaya Puyuh
lembu 0.1167
0.1024 34 Perikanan Ikan 0.1397
Motor Tempel Penangkap Ikan 0.0979
Budidaya lembu
Budidaya Ayam Ras 0.1024 4 Motor Tempel Penangkap Ikan 0.0979
Budidaya Ayam Ras
Pedaging 0.0904 5 Ikan Bandeng 0.0879
Pedaging 0.0904 51 Ikan Bandeng 0.0879
12
Tambang
Kehutanan 23
Tambang
Kehutanan 34
45
Industri Rumah Tangga 0.1792 1 Sembako 0.1945
5
Pegolahan kopi 0.1633 2 Ponsel 0.1427
Industri Rumah Tangga 0.1792 1 Sembako 0.1945
Industri Abon ikan 0.1385 3 Perdagangan Toko Pakaian 0.1205
Pegolahan kopi 0.1633 2 Ponsel 0.1427
Batu bata 0.1326 4 Perabot 0.1190
Industri Abon ikan 0.1385 3 Perdagangan Toko Pakaian 0.1205
Ikan Kayu(Kemamah) 0.0892 5 Apotik 0.1098
Batu Taxi
bata 0.1326
0.3796 41 Perabot
Rumah Sewa 0.1190
0.2915
Ikan Kayu(Kemamah)
Ojek Motor 0.0892
0.2563 5 2 Apotik
Bengkel Motor 0.1098
0.1465
AngkutanTaxi Becak 0.3796
0.2065 13 Jasa Rumah
BengkelSewa
Mobil 0.2915
0.1306
Ojek Mobil
MotorRoda Empat 0.2563
0.1576 2 4 Bengkel MotorLainnya
Lbg Keuangan 0.1465
0.0845
Angkutan Becak 0.2065 35 Jasa Bengkel
Warnet Mobil 0.1306
0.0803
Mobil Roda Empat 0.1576 4 Lbg Keuangan Lainnya 0.0845
194 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
5 Warnet
Provinsi Aceh 2012
0.0803
194 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Dalamrangka
Dalam rangkamemenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan informasi
informasitentang
tentangpenetapan
penetapan kompetensi inti daerah
kompetensi dilakukan
inti daerah dilakukan
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, Metoda Bayes,
dengan
dengan mempertimbangkan bobot
mempertimbangkan bobot kepentingan
kepentinganatau
atauprioritas setiap
prioritas sektor
setiap usaha
sektor (Tabel
usaha 105) 105)
(Tabel serta serta
hasil hasil
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 106).
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 106).
Orientasi ekonomi masyarakat di Kota Banda Aceh merata di 10 sektor unggulan, sektor jasa
Orientasi ekonomi masyarakat di Kota Banda Aceh merata di 10 sektor unggulan, sektor jasa
menempati peringkat teratas.Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas
menempati peringkaturutan
sektor berdasarkan teratas.Berdasarkan
nilai skor terbobot hasil
KPJuanalisis, diperoleh
(tabel 104), antara 10
lain(sepuluh) KPJu
sektor usaha unggulan
rumah sewa, lintas
sektor berdasarkan
perdagangan urutan
sembako, nilaireligi,
wisata skorwarung
terbobot KPJu
kopi, (tabel 104),
perdagangan antara
ponsel, lain sektor
peternakan usaha
budidaya rumah
Ayam Ras, sewa,
perdagangan
penangkapansembako, wisata
ikan di laut, religi,
industri Rumahwarung kopi,pengolah
Tangga, perdagangan ponsel,
kopi dan peternakan
jasa bengkel motor.budidaya Ayam Ras,
penangkapan ikan di laut, industri Rumah Tangga, pengolah kopi dan jasa bengkel motor.
Tabel 104KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi KPJu Lintas Sektor Kota Banda Aceh
Tabel 104KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi KPJu Lintas Sektor Kota Banda Aceh
Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot
1
Rangking Jasa Subsektor
Sektor/ Rumah
KPJu Sewa 0.0369
Bobot
12 Perdagangan
Jasa Sembako
Rumah Sewa 0.0342
0.0369
23 Pariwisata
Perdagangan Wisata Religi
Sembako 0.0236
0.0342
4 Hotel dan Restoran Warung Kopi/Caf 0.0215
3 Pariwisata Wisata Religi 0.0236
5 Perdagangan Ponsel 0.0207
4 Hotel dan Restoran Warung Kopi/Caf 0.0215
6 Peternakan Budidaya Ayam Ras 0.0198
57 Perdagangan
Perikanan
Ponsel
Penangkapan ikan di Laut
0.0207
0.0196
68 Peternakan
Perindustrian Budidaya
Industri Ayam
Rumah Ras
Tangga 0.0198
0.0196
79 Perikanan
Perindustrian Penangkapan
Pengolahan kopi ikan di Laut 0.0196
0.0193
810 Perindustrian
Jasa IndustriMotor
Bengkel Rumah Tangga 0.0196
0.0185
9 : Data Primer,
Sumber Perindustrian
Tahun 2012 (diolah) Pengolahan kopi 0.0193
10 Jasa Bengkel Motor 0.0185
Namun demikian, rumah sewa merupakan
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
jenis usaha yang telah berada pada fase kematangan.
Hal ini tidak terlepas dari tingginya peminat pekerja, mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru
daerah untuk bekerja, belajar di Kuta Radja. Sektor jasa adalah salah satu sektor andalan di Kota Banda
Namun demikian, rumah sewa merupakan jenis usaha yang telah berada pada fase kematangan.
Aceh hal ini didukung dengan banyak kedai kopi tempat tongkrongan masyarakat, selain itu wisata pantai
Hal ini tidak terlepas dari tingginya peminat pekerja, mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru
merupakan alternatif lain untuk mengunjungi Banda Aceh, selain panorama laut yang indah juga terdapat
daerah untuk bekerja, belajar di Kuta Radja. Sektor jasa adalah salah satu sektor andalan di Kota Banda
beberapa peninggalan tsunami seperti mesium dan PLTD apung. Selain itu kota Banda Aceh
Aceh hal ini didukung
mencanangkan mottodengan
wisatanyabanyak kedaiAceh
visit Banda kopi year
tempat tongkrongan
sejak tahun 2011.masyarakat, selain itu wisata pantai
merupakan alternatif lain untuk mengunjungi Banda Aceh, selain panorama laut yang indah juga terdapat
beberapa peninggalan tsunami seperti mesium dan PLTD apung. Selain itu kota Banda Aceh
mencanangkan motto wisatanya visit Banda Aceh year sejak tahun 2011.
195 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
195 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Rumah Sewa v
2 Sembako v
3 Wisata Religi v
4 Warung Kopi/Caf v
5 Ponsel v
6 Budidaya Ayam Ras v
7 Penangkapan ikan di v
Laut
8 Industri Rumah Tangga v
9 Pengolahan kopi v
10 Bengkel Motor v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu Potensial Kota Banda Aceh. Sektor industri, terutama adalah industri produksi kue basah dan
tradisional menjadi usaha potensial di Kota Banda Aceh karena permintaan akan kue basah dan
tradisional sangat tinggi setiap harinya. Produk ini sebagai produk pendamping di warung kopi atau
kafetaria seiring dengan budaya masyarakat yang selalu menikmati kopi disetiap waktu. Bahan baku
diperoleh di warung sembako. Dominan yang memproduksi kue basah ini adalah ibu-ibu rumah tangga
yang berada di Kecamatan Jaya Baru, Kuta Alam, Lhueng Bata, Syiah Kuala, dan Ulee Kareng. Kue ini
diproduksi dalam jumlah yang terbatas karena keterbatasan modal masyarakat.
Budidaya Ayam potong perlu menjadi perhatian dalam sektor peternakan karena kian hari
permintaan daging ayam potong terus meningkat. Selama ini, masyarakat kota Banda Aceh
mengkonsumsi ayam dari daerah sendiri dan juga didatangkan dari Kabupaten Aceh Besar. Budidaya
ayam potong dominan diproduksi di beberapa kecamatan seperti Bandar Raya, Jaya Baru, kuta raja,
meuraxa dan syiah kuala. Kesulitan bahan baku dan modal menjadi penghambat maju usaha peternakan
ayam di kota Banda Aceh.
Peluang dan Hambatan Pengembangan KPJu di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh adalah Ibukota
Provinsi Aceh yang melakukan aktivitas penting baik bisnis, pemerintahan dan pendidikan. Jumlah
penduduk sekitar 223.446 jiwa yang tersebar di sembilan kecamatan menjadi peluang terhadap semua
sektor perekonomian yang ada, terutama jasa dan perdagangan. Letak secara topografis pun sangat
mendukung, berada diujung pulau sumatera yang berdekatan dengan kabupaten Aceh Besar dan Kota
Sabang.
Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Banda Aceh menyangkut dengan
kesulitan bahan baku atau masih sangat terbatas. Manajemen usaha yang dilakukan oleh masyarakat
masih sangat tradisional, mereka tidak mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektivitas kerja. Serta
kekurangan modal usaha atau kesulitan dalam mengakses bantuan modal. Harga yang tidak stabil
menyulitkan masyarakat dalam meramalan keuntungan usaha dan merencanakan usaha ke depan.
196 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
5.3.20 Dukungan masyarakat setempat juga merupakan faktor yang serius bagi masyarakat Banda Aceh dalam
Kota Sabang
menjalankan usahanya.
Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, maka secara keseluruhan dalam
rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan subsektor usaha
pariwisata sebagai prioritas pertama (tabel 106). Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya
5.3.20 Kota Sabang
berturut-turut adalah jasa, angkutan, industri, perdagangan, perkebunan, perikanan, kehutanan,
Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, maka secara keseluruhan dalam
pertambangan, tanaman pangan dan pertambangan.
rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM tetap menempatkan subsektor usaha
pariwisata sebagai prioritas pertama (tabel 106). Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya
Tabel 106Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
berturut-turut adalah jasa, angkutan,
Penetapanindustri, perdagangan,
KPJu Unggulan perkebunan, perikanan, kehutanan,
Di Kota Sabang
pertambangan, tanaman pangan dan pertambangan.
Tujuan (Skor Terbobot)
Tabel 106Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penciptaan
Penetapan KPJu Unggulan Di KotaPeningkatan
Sabang Skor
Pertumbuhan
Sektor Usaha lapangan daya saing Terbobot Rangking
ekonomi Tujuan (Skor Terbobot)
kerja produk Gabungan
Penciptaan Peningkatan Skor
Pertumbuhan
0.3106 0.3805 0.3089
Sektor Usaha lapangan daya saing Terbobot Rangking
ekonomi
Pariwisata 0.1266 0.1134
kerja 0.1119
produk 0.1170
Gabungan 1
Jasa 0.1123
0.3106 0.1058
0.3805 0.1073
0.3089 0.1083 2
Perdagangan
Pariwisata 0.1212
0.1266 0.0910
0.1134 0.0903
0.1119 0.1001
0.1170 1 3
IndustriJasa 0.1123
0.0871 0.1058
0.0975 0.1073
0.0987 0.1083
0.0946 2 4
Perdagangan 0.1212 0.0910 0.0903 0.1001 3
Perikanan 0.0819 0.0993 0.0952 0.0926 5
Industri 0.0871 0.0975 0.0987 0.0946 4
Peternakan 0.0887 0.0960 0.0915 0.0924 6
Perikanan 0.0819 0.0993 0.0952 0.0926 5
Pengangkutan
Peternakan
0.0723
0.0887
0.0995
0.0960
0.1008
0.0915
0.0915
0.0924 6
7
Kehutanan
Pengangkutan 0.0910
0.0723 0.0815
0.0995 0.0832
0.1008 0.0850
0.0915 7 8
Pertambangan
Kehutanan 0.0883
0.0910 0.0823
0.0815 0.0820
0.0832 0.0841
0.0850 8 9
Tanaman Pangan
Pertambangan 0.0722
0.0883 0.0736
0.0823 0.0798
0.0820 0.0751
0.0841 9 10
Perkebunan Pangan
Tanaman 0.0722
0.0584 0.0736
0.0601 0.0798
0.0592 0.0751
0.0593 10 11
Perkebunan
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah) 0.0584 0.0601 0.0592 0.0593 11
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing
kepentingan masing-masingkriteria
kriteriayang
yang telah
telah dihasilkan sebelumnya(Tabel
dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), 30), analisis
analisis AHP AHP
menghasilkan KPJuKPJu
menghasilkan unggulan setiap
unggulan setiapsektor
sektorekonomi
ekonomi UMKM denganurutan
UMKM dengan urutan
dandan
nilainilai
skorskor terbobot
terbobot sepertiseperti
disajikan pada pada
disajikan TabelTabel
107.107.
TabelTabel 107Rangking
107Rangking dandan Skor-TerbobotKPJu
Skor-Terbobot KPJu Unggulan
Unggulan Per
PerSektor
SektorUsahaDi KotaKota
UsahaDi Sabang
Sabang
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Jagung 0.2167 1 Ketimun 0.2584
Padi Palawija
JagungUbi Kayu 0.2167 12 Sayuran Ketimun
0.2002 0.2105 0.2584
Padi Palawija Sayuran Terong
Ubi Kayu 197 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a Terong
0.2002 2 Unggulan UMKM 0.2105
197 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s aPhr ao v iUn ns ig gAuc le ah n 2 0U1 M
2 KM
Provinsi Aceh 2012
198 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Lifecycle Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan. Sektor Perdagangan adalah salah satu sektor
andalan di Kota Sabang terutama perdagangan sembako. Perdagangan sembako dapat terdapat hampir
di semua kecamatan seiring pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Ditambah
lagi dengan ketenaran kota sabang sebagai kota pariwisata. Setiap hari banyak pengunjung baik lokal
maupun mancanegara berdatangan unuk menikmati alam sabang sehingga menggerakkan masyarakat
sabang untuk mengolah berbagai macam makanan yang bahan bakunya dari warung sembako untuk
dijual kepada pengunjung. Perdagangan sembako lebih banyak dijumpai di kecamatan Suka Karya.
Usaha toko obat juga banyak dijumpai di Kota Sabang, yang bertujuan untuk melayani kesehatan
masyarakat dan pengunjung. Usaha ini juga banyak ditemui di kecamatan Suka Karya.
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Sembako v
2 Toko Obat v
3 Cengkeh v
4 Wisata Pantai v
5 Roti/kue Dodol v
6 Tahu/Tempe v
7 Hotel v
8 Wisata Menyelam di Laut v
9 Air Isi Ulang/Mineral v
10 Kapal Motor Penangkap Ikan v
Sumber: FGD Tingkat Kabupaten dan Kota
KPJu Potensial Kota Sabang seperti adalah buah-buahan, terutama untuk buah salak Pondoh.
Menurut Lifecyclenya, Komoditi ini diperkirakan masih dalam tahap perkembangan. Salak pondoh
banyak dibudidaya oleh masyarakat Suka Jaya. Pengetahuan tentang budidaya salak ini didapati oleh
beberapa warga yang mengikuti pelatihan budidaya salak di Jawa tengah. Pembibitan salak pondoh telah
199 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Peluang dan Hambatan Pengembangan KPJu di Kota Sabang. Kota Sabang adalah kota pariwisata
Aceh yang cukup dikenal di lingkungan domestik maupun luar negeri. Dengan jumlah penduduk sebesar
30.653 jiwa yang tersebar di dua kecamatan, dimana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
penyedia jasa pariwisata baik itu sektor perdagangan maupun jasa lainnya. Dengan panorama alam laut
yang indah membuat pengunjung ramai ingin menikmatinya. Letaknya yang cukup strategis, membuat
kapal-kapal asing singgah di pulau kecil ini. Pengunjung berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, ini
menjadi peluang besar bagi masyarakat kota sabang untuk maju dari perekonomian.
Hambatan utama yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Sabang menyangkut dengan
kesulitan bahan baku atau masih sangat terbatas. Manajemen usaha yang dilakukan oleh masyarakat
masih sangat tradisional, mereka tidak mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektivitas kerja. Harga
yang tidak stabil menyulitkan masyarakat dalam meramalan keuntungan usaha dan merencanakan usaha
ke depan. Lemahnya pemahaman dan penggunaan teknologi mempersulit majunya usaha yang telah
dirintis.
Tabel 110Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan Di Kota Lhokseumawe
200 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 111Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kota Lhokseumawe
Tabel 111Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor Usaha di Kota Lhokseumawe
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
PadiPadi 0.3606
0.3606 11 Cabe
Cabe 0.2330
0.2330
Jagung
Jagung 0.2485
0.2485 22 Kangkung
Kangkung 0.1475
0.1475
Padi Padi Kacang Kedelai
Kacang Kedelai 0.1435
0.1435 33 Terong
Terong 0.1420
0.1420
Sayuran
Sayuran
Palawija
Palawija 44
Kacang
Kacang Tanah
Tanah 0.0874
0.0874 Bayam
Bayam 0.1221
0.1221
Ubi Jalar
Ubi Jalar 0.0811
0.0811 55 Serai
Serai 0.1147
0.1147
Nenas
Nenas 0.2015
0.2015 11 Pinang
Pinang 0.3190
0.3190
Semangka 0.1799
Buah- Semangka 0.1799 22 Tebu
Tebu 0.3121
0.3121
Buah- Jambu Biji 0.1526 3 Perkebunan Kelapa Dalam 0.2003
Buahan Jambu Biji 0.1526 3 Perkebunan Kelapa Dalam 0.2003
Buahan Mangga 0.1315 4 Asam Jawa 0.1686
Mangga 0.1315 4 Asam Jawa 0.1686
Pisang 0.1238 5
Pisang
Budidaya Sapi Potong 0.1238
0.2367 51 Penangkapan di Laut 0.2966
Budidaya SapiAyam
Budidaya Potong
Ras 0.2367
0.2265 12 Penangkapan di Laut
Udang 0.2966
0.1963
Budidaya
Peternakan Ayam
Budidaya Ras
Kambing 0.2265
0.1709 23 Perikanan Udang
Ikan lele 0.1963
0.1234
Peternakan Budidaya Kambing
Budidaya Itik 0.1709
0.1655 34 Perikanan Ikan lele
Ikan Kerapu 0.1234
0.1068
Budidaya Itik Ayam Buras
Budidaya 0.1655
0.1296 45 IkanMotor
Kapal Kerapu
Penangkap Ikan 0.1068
0.0978
Budidaya Ayam Buras 0.1296 51 Kapal Motor Penangkap Ikan0.7783
Batu/Koral 0.0978
12 Tambang
Tanah Liat
Batu/Koral 0.1801
0.7783
Kehutanan 23 Pasir
Tanah Liat 0.0416
0.1801
Tambang
Kehutanan 34 Pasir 0.0416
5
4
Konveksi/pakaian 0.1436 1 Sembako 0.1515
Roti/kue 0.1371
52 Toko/Kios 0.1489
Industri Konveksi/pakaian
Meubel/Perabot 0.1436
0.1355 13 Sembako
Perdagangan Apotik 0.1515
0.1286
Roti/kue
Makanan 0.1371
0.1339 24 Toko/Kios
Toko Obat 0.1489
0.1282
Industri Meubel/Perabot
Roti Bakery 0.1355
0.1228 35 Perdagangan Swalayan
Apotik (mini market) 0.1286
0.1060
Makanan
Mobil Roda Empat 0.1339
0.3863 41 Toko Obat
Praktek Dokter 0.1282
0.1872
Roti Ojek
BakeryMotor 0.3218
0.1228 52 Kursus Komputer
Swalayan (mini market) 0.1577
0.1060
Becak
AngkutanMobil Roda Empat 0.2919
0.3863 13 Jasa Jasa Konsultasi
Praktek DokterBangunan 0.1551
0.1872
Ojek Motor 0.3218 24 Koperasi
KursusSimpan Pinjam
Komputer 0.1011
0.1577
Angkutan Becak 0.2919 35 Jasa Tempat Foto Copy Bangunan 0.0967
Jasa Konsultasi 0.1551
Pariwisata Wisata Pantai 0.4278 1 Hotel dan Restoran Warung kopi 0.2291
4 Koperasi Simpan Pinjam 0.1011
201 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
5 P Tempat
r o v i n s Foto
i A cCopy
eh 2012 0.0967
Pariwisata Wisata Pantai 0.4278 1 Hotel dan Restoran Warung kopi 0.2291
201 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
200 Penelitian Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM Provinsi Aceh 2012
Waterbum 0.2709 2 Katering 0.2127
Waterbum 0.2709 2 Katering 0.2127
Wisata Waduk/Bndgan/Telaga 0.1551 3 Losmen/Motel/Penginapan 0.1637
Wisata Waduk/Bndgan/Telaga 0.1551 3 Losmen/Motel/Penginapan 0.1637
4 Restoran/Rumah Makan 0.1459
4 Restoran/Rumah Makan 0.1459
5 Hotel 0.1434
5 Hotel 0.1434
Sumber Sumber
: Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
: Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat
masyarakatdidiKota
KotaLhokseumawe berbasispada
Lhokseumawe berbasis pada sektor
sektor perdagangan
perdagangan dan jasa.
dan jasa.
Berdasarkan
Berdasarkanhasilhasil
analisis, diperoleh
analisis, diperoleh1010(sepuluh) KPJuunggulan
(sepuluh) KPJu unggulanlintas
lintas sektor
sektor berdasarkan
berdasarkan urutanurutan
nilai nilai
skor skor terbobot
terbobot KPJu,
KPJu, seperti
seperti disajikanpada
disajikan padaTabel
Tabel 4. Pada
PadaTabel
Tabeltersebut
tersebutdapat dilihat
dapat bahwa
dilihat 10 (sepuluh)
bahwa 10 (sepuluh)
KPJuKPJu unggulan
unggulan lintassektor
lintas sektorusaha
usaha adalah
adalah jasa
jasa praktek
praktek dokter,
dokter,kursus
kursuscomputer,
computer,jasa jasa
konsultasi
konsultasi
bangunan. Selanjutnya perdagangan sembako, swalayan (mini market), Apotik, Air
bangunan. Selanjutnya perdagangan sembako, swalayan (mini market), Apotik, Air Minum isi ulang/airMinum isi ulang/air
mineral, wisata pantai, penangkapan ikan di laut, dan warung kopi. Hasil lengkap berupa rangking atau
mineral, wisata pantai, penangkapan ikan di laut, dan warung kopi. Hasil lengkap berupa rangking atau
urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat
urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat
dilihat pada Tabel 112.
dilihat pada Tabel 112.
Tabel 11210 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota
Lhokseumawe
Tabel 11210 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota
Lhokseumawe
Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot
Rangking
1 Sektor/
Jasa Subsektor Praktek Dokter KPJu Bobot
0.0490
1 2 Perikanan
Jasa Penangkapan
Praktek Dokter Ikan di Laut 0.0413
0.0490
2 3 Jasa
Perikanan Jasa KonsultasiIkan
Penangkapan Bangunan
di Laut 0.0406
0.0413
3 4 Perdagangan
Jasa Sembako
Jasa Konsultasi Bangunan 0.0375
0.0406
5 Perdagangan Swalayan (mini market) 0.0369
4 Perdagangan Sembako 0.0375
6 Perdagangan Apotik 0.0319
5 Perdagangan Swalayan (mini market) 0.0369
7 Industri Air Minum Isi Ulang/Air Mineral 0.0318
6 8 Perdagangan
Hotel dan Restoran
Apotik
Warung Kopi
0.0319
0.0312
7 9 Industri
Jasa Air Minum
Kursus Isi Ulang/Air Mineral
Komputer 0.0318
0.0290
8 10 Hotel dan Restoran
Pariwisata Warung Kopi
Wisata Pantai 0.0312
0.0280
9 : Data Primer,
Sumber JasaTahun 2012 (diolah) Kursus Komputer 0.0290
10 Pariwisata Wisata Pantai 0.0280
Berdasarkan
Sumber : Data hasil FGD 2012
Primer, Tahun yang
(diolah)dilakukan di kota lhokseumawe, terungkap bahwa sektor
jasa,perdagangan, dan perikanan menjadi sektor yang paling unggul di kota lhokseumawe. Keunggulan
sektor ini karena usaha tersebut sudah lama berkembang dan mempunyai kekuatan dalam manajemen
Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan di kota lhokseumawe, terungkap bahwa sektor
penggelolaan. Sektor pariwisata juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Pertumbuhan Hotel,
jasa,perdagangan, dan perikanan menjadi sektor yang paling unggul di kota lhokseumawe. Keunggulan
losmen mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat hunian hotel yang meningkat
sektor ini karena usaha tersebut sudah lama berkembang dan mempunyai kekuatan dalam manajemen
telah memberikan kontribusi yang posistif bagi perkembangan pendapatan daerah. Kedepan kota
penggelolaan.
lhokseumawe akan pariwisata
Sektor mengembangkan juga sektor
mengalami peningkatan
jasa seperti konsultanyang cukupmitra
keuangan baik. Pertumbuhan
bank dan konsultanHotel,
losmen
yangmengalami peningkatan
memberikanbimbingan dalamusaha.
program beberapa tahun terakhir. Tingkat hunian hotel yang meningkat
telah memberikan kontribusi yang posistif bagi perkembangan pendapatan daerah. Kedepan kota
Tabel 113Lifecycle KPJu Lintas Sektor
lhokseumawe akan mengembangkan sektor jasa seperti konsultan keuangan mitra bank dan konsultan
yang memberikanbimbingan KPJu Lifecycle
No KPJu program usaha.
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Jasa Tabel 113Lifecycle KPJu Lintas Sektor
2 Perikanan
KPJu Lifecycle
No KPJu
202 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U Kematangan
Pengenalaan Pertumbuhan s a h a U n g g u l aPenurunan
n UMKM
1 Jasa P ro v i n s i A c e h 2 0 1 2
2 Perikanan
202 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Peluang dan Hambatan Pengembangan KPJu di Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe. Peluang
pengembangan KPJu di Pemko Lhokseumawe sangat baik. Selama ini yang menjadi potensi terbesar
adalah minat usaha masyarakat yang baik, dukungan pemerintah yang kuat, dan manajemen usaha.
Selama ini pengembangan usaha terkedala oleh faktor modal yang belum mencukupi. Banyak nelayan
dan pedagang (pelaku usaha) yang melakukan usaha dengan modal sendiri. Program pemberdayaan
yang dilakukan oleh pemerintah kota lhokseumawe belum berjalanefektif, terutama program dana bergulir
dan kemitraan. Kendala dalam saranadan infrastruktur pemko lhokseumawe harus dikembangkan untuk
meningkatkan daya saing UMKM yang ada di Lhokseumawe.
Tabel 114Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan Di Kota Langsa
203 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 115Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor UsahaDi Kota Langsa
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Jagung 0.2430 1 Ketimun 0.1385
Padi 0.2410 2 cabe rawet 0.1291
Padi
Kacang Kedelai 0.1736 3 Sayuran Terong 0.1259
Palawija
Ubi Kayu 0.1533 4 Tomat 0.1244
Kacang Tanah 0.0980 5 Kangkung 0.1092
Durian 0.1876 1 sawit 0.2205
Pisang 0.1633 2 Kakao 0.1645
Buah-
Pepaya 0.1465 3 Perkebunan Karet 0.1522
Buahan
Nenas 0.1374 4 Pinang 0.1354
Mangga 0.1046 5 Kelapa Dalam 0.1175
Budidaya Ayam Ras 0.2132 1 Budidaya Ikan di Tambak 0.2051
Budidaya Sapi Potong 0.2105 2 Udang 0.1569
Peternakan Budidaya Ayam Buras 0.1472 3 Perikanan Penangkapan di Laut 0.1564
Budidaya Kambing 0.1233 4 Ikan lele 0.1147
Budidaya Itik 0.1191 5 Ikan bandeng 0.1051
Meubel/Perabot 0.1458 1 Air Isi Ulang/Mineral 0.1307
Roti/Kue Tradisional 0.1255 2 Toko obat 0.1258
Industri Tahu/Tempe 0.1124 3 Perdagangan Toko Bangunan 0.1169
Air Minum/Air Mineral 0.1023 4 Apotik 0.1135
Trasi 0.0996 5 Swalayan (mini market) 0.1119
Mobil Roda Empat 0.3244 1 Polindes/Puskesdes 0.1302
Becak 0.1709 2 Praktek Mantri/Perawat 0.1300
Angkutan Taxi 0.1631 3 Jasa Bengkel Mobil 0.1257
Kapal bermotor 0.1401 4 Bimbingan Belajar 0.1213
Kapal tidak bermotor 0.0953 5 Bengkel Motor 0.1141
1 Losmen/Motel/Penginapan 0.2786
Hotel dan
Pariwisata 2 Katering 0.1752
Restoran
3 Hotel 0.1605
204 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Dalam
Dalam rangka
rangka memenuhikebutuhan
memenuhi kebutuhan informasi
informasi tentang
tentang penetapan
penetapankompetensi
kompetensiinti inti
daerah dilakukan
daerah dilakukan
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan
penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, Metoda Bayes,
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 115) serta hasil
dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 115) serta hasil
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 115).
skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 115).
Kegiatan ekonomi masyarakat di Kota Langsa berbasis pada sektor jasa dan perdagangan.
Kegiatan ekonomi
Berdasarkan hasil masyarakat di Kota
analisis, diperoleh Langsa
10 (sepuluh) berbasis
KPJu unggulanpadalintas sektor jasa dan urutan
sektor berdasarkan perdagangan.
nilai
Berdasarkan
skor terbobothasilKPJuunggulan
analisis, diperoleh
lintas 10 (sepuluh)
sektor di KotaKPJu
Langsa unggulan lintasjasa
antara lain sektor berdasarkan urutan
polindes/puskesdes, jasa nilai
skorpraktek
terbobot KPJuunggulan
mantri/perawat, jasa lintas
bengkelsektor
mobil, dijasa
Kota Langsabelajar,
bimbingan antaradanlainjasajasa polindes/puskesdes,
bengkel motor. Sementera jasa
praktek mantri/perawat,
diurutan pertama yangjasa bengkel
menjadi mobil, jasa
keunggulan bimbingan
daerah Kota Langsabelajar, dananggkutan
sektor jasa bengkel
mobilmotor. Sementera
roda empat.
(Tabelpertama
diurutan 116) yang menjadi keunggulan daerah Kota Langsa sektor anggkutan mobil roda empat.
(TabelTabel
116)11610 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Langsa
di kota langsa yang dimiliki oleh perusahaan besar. Usaha KPJu yang Lifecycle
dimiliki oleh masyarakat sangat sedikit.
No KPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Angkutan Tabel 117Lifecycle KPJu Lintas Sektor
2 Jasa
KPJu Lifecycle
No 3 JasaKPJu
Pengenalaan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
4 Perikanan
1 Angkutan
2 Jasa
205 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
3 Jasa P ro v i n s i A c e h 2 0 1 2
4 Perikanan
205 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Potensial Kota Langsa adalah sektor perikanan. Kota Langsa memiliki lahan tambak yang
cukup luas yaitu berkisar 5.000 ha dengan lahan produktif seluas 2.500 ha. Jumlah petani tambak
diperkirakan berjumlah 820 orang. Peternakan lele 50 orang, kapal besar penangkap ikan yang merapat
di TPI langsa sebanyak 700 kapal. Dengan rincinan 50 unit besar, sisanya kecil dan menengah. Jumlah
nelayan langsa 5000 orang. Berdasarkan penelitian lapangan, sektor pariwisata diproyeksikan memasuki
masa pertumbuhan bagi kota langsa, karena Langsa mempunyai potensi wisata dan layak untuk
dikembangkan. Namun, selama ini belum berjalan dengan baik karena belum dikembangankansecara
optimal.
Peluang dan Hambatan Pengembangan Komoditi Unggulan di Pemko Langsa. Selama ini potensi
komoditi unggulan terbesar adalah sektor perdagangan, jasa dan angkutan. . Menurut beberapa pelaku
UMKM, selama ini pengembangan usaha yang ada masih terkedala oleh faktormodal yang belum
mencukupi.Banyak pelaku usaha yang melakukan usaha dengan modal sendiri. Perbankan sudah
menyentuh usaha UMKM akan tetapi perlu pengembangan untuk menguatakan sektor usaha UMKM
menjadi leih terbedaya. Sektor perikanan harus mempunyai perhatian khusus, karena sektor tersebut
mempunyai potensi unggulan dimasa yang akan datang.
Tabel 118Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka
Penetapan KPJu Unggulan Di Kota Subulussalam
206 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot
kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 30), dihasilkan KPJu
unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada tabel
118. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah
dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda
Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 118)
serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 119).
Tabel 119Rangking dan Skor-Terbobot KPJu Unggulan Per Sektor UsahaDi Kota Subulussalam
Sektor/ Sektor/
Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi 0.3846 1 cabe rawet 0.1977
Jagung 0.1642 2 Cabe 0.1966
Padi
Ubi Kayu 0.1427 3 Sayuran Jengkol 0.1345
Palawija
Kacang Tanah 0.1070 4 Bayam 0.1245
Ubi Jalar 0.1044 5 Terong 0.1155
Alpukat 0.1679 1 Sawit 0.1753
Manggis 0.1602 2 Karet 0.1403
Buah-
Mangga 0.1426 3 Perkebunan Kakao 0.1401
Buahan
Pepaya 0.1232 4 Nilam 0.1358
Rambutan 0.0911 5 Pinang 0.1130
Budidaya Domba 0.1924 1 Ikan nila 0.1815
Budidaya Ayam Ras 0.1564 2 Ikan emas 0.1663
Budidaya Itik (Bebek) 0.1303 3 Ikan Bawal 0.1527
Peternakan Perikanan
Budidaya Ayam Ras
pedaging 0.1124 4 Ikan Sungai 0.1010
Budidaya Kambing 0.1000 5 Ikan Seleng 0.0908
Rotan 0.3778 1 Pasir 0.4172
Bambu 0.1751 2 Batu/Koral 0.2749
Tambang
Kehutanan Pohon Aren 0.1380 3 Kapur 0.1968
Kayu Putih 0.1131 4 Tanah Liat 0.1110
Meranti 0.0691 5
Industri Anyaman 0.1859 1 Perdagangan Hasil Perkebunan 0.2112
207 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Mayoritas ekonomi masyarakat di Kota Subulussalam berbasis pada sektor pertanian terutama
sub sektor perkebunan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor
berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 120. terlihat
bahwa terdapat 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor usaha perkebunan sawit, perdagangan hasil
kebun dan swalayan mini market, angkutan roda empat, perkebunan nilam dan karet, jasa bengkel mobil,
perkebunan Pinang padi, dan rotan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas
sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 120
Tabel 12010 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota
Subulussalam
208 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
KPJu Lifecycle
No KPJu
Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
1 Sawit v v
Tabel 121Lifecycle KPJu Lintas Sektor
2 Hasil Perkebunan v
3 Swalayan (mini market) v Lifecycle
KPJu
No KPJu
4 Mobil Roda Empat Pengenalan Pertumbuhan v Kematangan Penurunan
5 1 Sawit
Nilam v v v
2 Hasil Perkebunan v
6 Karet v
3 Swalayan (mini market) v
7 Bengkel Mobil v
4 Mobil Roda Empat v
8 5KakaoNilam v v
9 6PadiKaret v v
10 7RotanBengkel Mobil v v
8 Tingkat
Sumber: FGD Kakao
Kabupaten dan Kota v
9 Padi v
10 Rotan v
KPJu Potensial.
Sumber: FGDKPJu
Tingkat potensial
Kabupaten dandi Kota Subulussalam adalah kelapa sawit, swalayan (mini market), dan
Kota
Industri sagu yang saat berada di Kecamatan Rundeng. Peluang yang dimiliki Kota Subulussalam dalam
pengembangan KPJuKPJu
KPJu Potensial. adalah tersedianya
potensial sumber daya
di Kota Subulussalam alam
adalah yang
kelapa potensial
sawit, swalayandan
(minibahan
market),baku
dan yang
memadai. Hambatan
Industri sagu yang utama yangdi dihadapi
saat berada Kecamatanadalah terbatasnya
Rundeng. akses
Peluang yang modal
dimiliki dan skill sumber
Kota Subulussalam dalam daya
manusia yang terbatas.
pengembangan KPJu adalah tersedianya sumber daya alam yang potensial dan bahan baku yang
memadai. Hambatan utama yang dihadapi adalah terbatasnya akses modal dan skill sumber daya
5.4 manusia yang terbatas.
PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT PROVINSI
KPJu 5.4
unggulan tingkat KPJ
PENETAPAN provinsi terdiri dari
U UNGGULAN KPJuPunggulan
TINGKAT ROVINSI per sektor ekonomi dan KPJu unggulan lintas
sektor. Penetapan KPJu unggulan tersebut, sesuai dengan Metodologi yang telah dikemukakan
KPJu unggulan tingkat provinsi terdiri dari KPJu unggulan per sektor ekonomi dan KPJu unggulan lintas
merupakan
sektor. agregasi
Penetapandari KPJu
KPJu unggulan
unggulan per sektor
tersebut, sesuaidan lintasMetodologi
dengan sektor tingkat
yang kabupaten/kota
telah dikemukakantersebut
yang ditetapkan
merupakan dengan
agregasi menggunakan metode
dari KPJu unggulan per Borda.
sektor dan lintas sektor tingkat kabupaten/kota tersebut
yang ditetapkan dengan menggunakan metode Borda.
Tabel 122KPJu Unggulan per Sektor Tingkat Provinsi Aceh
Tabel 122KPJu Unggulan per Sektor Tingkat Provinsi Aceh
Sektor/ Sektor/
Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Sektor/ Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot Rangking Subsektor Sektor Usaha / KPJu Bobot
Subsektor Subsektor
Padi Padi 28.0360
28.0360 11 CabeCabe 12.8281 12.8281
Jagung
Jagung 11.1558
11.1558 22 CabeCabe Rawet
Rawet 9.8205 9.8205
Padi Palawija Ubi Kayu
Padi Palawija Ubi Kayu 6.0606
6.0606 33 Sayuran Tomat
Sayuran Tomat 7.3293 7.3293
Kacang Kedelai
Kacang Kedelai 5.9185
5.9185 44 Ketimun
Ketimun 3.4348 3.4348
Ubi
Ubi Jalar Jalar 5.8726
5.8726 55 Kentang
Kentang 3.3574 3.3574
DurianDurian 9.6605
9.6605 11 Sawit
Sawit 14.0513 14.0513
Pisang 5.7488 2 Kakao 8.1666
Pisang 5.7488 2 Kakao 8.1666
Buah-Buahan Pepaya 4.9063 3 Perkebunan Karet 6.6311
Buah-Buahan Pepaya Mangga
4.9063
4.8003 4
3 Perkebunan KopiKaret 4.5349
6.6311
Mangga
Jeruk 4.8003
3.4612 54 Kopi
Pinang 3.6664 4.5349
Jeruk 3.4612 5 Pinang 3.6664
209 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
209 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
210 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
210
Penelitian Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM Provinsi Aceh 2012
Sumber :
219 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M P r o v i n s i A c e h 2 0 1 2
Berdasarkan hasil KPJu unggulan per sektor di setiap kabupaten/kota, rangking pertama KPJu unggulan
per sektor/subsektor pada tingkat provinsi adalah sebagai berikut; usaha budidaya padi (padi palawija),
Cabe (sayuran), durian (buah-buahan), usaha perkebunan sawit (perkebunan), usaha budidaya ayam
ras (peternakan), usaha penangkapan ikan di laut(perikanan), bambu (kehutanan), pasir (galian-C)
(pertambangan), industri meubel/perabot (industri), perdagangan sembako (perdagangan), Warung
Kopi (Hotel dan Restauran) jasa angkutan becak (angkutan), Jasa Bengkel Motor (Jasa) dan Wisata
Pantai (pariwisata).Adapun 5 (lima) KPJu unggulan secara berurutan berdasarkan nilai skor-terbobot pada
setiap sektor/subsektor ekonomi disajikan pada Tabel 123
Tabel 123KPJu Unggulan Lintas Sektor Tingkat Provinsi,Menurut Urutan Nilai skor terbobot atau Urutan Unggulan di Provinsi Aceh
KPJu unggulan lintas sektor di tingkat provinsi merupakan hasil agregasi KPJu Lintas sektor pada setiap
kabupaten/kota, yang mencakup 226 KPJu dari 14 sektor/subsektor. Dengan metoda Borda, maka hasil
nilai skor-terbobot dan urutan KPJu unggulan lintas sektor setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut,
urutan 10 (lima) KPJu dengan skor terbobot tertinggi sebagai KPJu unggulan lintas sektor di tingkat Provinsi
220 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Tabel 5.97
Rekapitulasi Kontribusi Sektor/Subsektor Usaha dalam
Pembentukan KPJu Unggulan UMKM di Provinsi Aceh
No Sektor/Subsektor Usaha Jumlah KPJu %
1 Padi Palawija 17 7.52
2 Sayuran 32 14.16
3 Buah-Buahan 26 11.50
4 Perkebunan 32 14.16
5 Peternakan 10 4.42
6 Perikanan 13 5.75
7 Kehutanan 4 1.77
8 Pertambangan 0 0.00
9 Industri 18 7.96
10 Perdagangan 30 13.27
11 Pariwisata 7 3.10
12 Jasa-Jasa 34 15.04
13 Angkutan 3 1.33
Jumlah 226 100,00
Sumber : Data Primer, Tahun 2012 (diolah)
Selanjutnya bila dikelompokkan menurut tiga sektor, yaitu sektor primer, sekunder dan tertier,
maka dari 226 KPJu lintas sektor, 7,96% merupakan sektor sekunder (industri pengolahan non-migas),
60,62% merupakan sektor primer (di luar sektor pertambangan) dan 31,42% merupakan sektor tersier
(perdagangan, jasa dan pariwisata).
Pertanian di Provinsi Aceh secara umum memiliki potensi yang besar dan variatif, dan
didukung oleh kondisi lingkungan dan iklim serta melimpahnya tenaga kerja sehingga sangat cocok
221 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Apabila dikelompokkan menurut tiga sektor, yaitu sektor primer, sekunder dan tertier, maka dari 226 KPJu
lintas sektor, 7,96% merupakan sektor sekunder (industri pengolahan non-migas), 60,62% merupakan
sektor primer (di luar sektor pertambangan) dan 31,42% merupakan sektor tersier (perdagangan, jasa dan
pariwisata).
Pertanian di Provinsi Aceh secara umum memiliki potensi yang besar dan variatif, dan didukung oleh kondisi
agroekosistem yang cocok untuk pengembangan komoditas pertanian, khususnya usaha di subsektor
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan.
222 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
6.1
6.1 KESIMPULAN
KESIMPULAN
Hasil
Hasil penelitian
penelitian ini
ini menunjukkan
menunjukkan bahwabahwa secara
secara keseluruhan
keseluruhan sektor-sektor
sektor-sektor pertanian,
pertanian,
perdagangan,
perdagangan,perkebunan,
perkebunan,dan danjasa
jasamerupakan
merupakansektor-sektor
sektor-sektorunggulan
unggulanUMKM UMKMAceh.
Aceh.Sektor
Sektor
pertanian
pertanianmengandalkan
mengandalkantanaman
tanamanpangan,
pangan,sayur-sayuran,
sayur-sayuran,dan danbuah-buahan.
buah-buahan.Sektor
Sektorperdagangan
perdagangan
banyak
banyakbertumpu
bertumpupada
padakomoditas-komoditas
komoditas-komoditashasil
hasilperkebunan
perkebunandan danhasil
hasilperikanan.
perikanan.Sektor
Sektorperkebunan
perkebunan
berorientasi
berorientasi komoditas-komoditas
komoditas-komoditas seperti
seperti sawit,
sawit, kakao,
kakao, dan dan kopi.
kopi. Sementara
Sementara sektor
sektor jasa
jasa
mengedepankan
mengedepankan usaha-usaha
usaha-usaha yang
yang bergerak
bergerak didi bidang
bidang perbengkelan
perbengkelan sepeda
sepeda motor
motor dan
dan mobil.
mobil.
Komoditas-komoditas
Komoditas-komoditasunggulan
unggulanUMKM
UMKMpadapadasektor-sektor
sektor-sektortersebut
tersebutperlu
perluterus
terusdikembangkan
dikembangkandidimasa
masa
datang
datang agar
agar dapat
dapat terus
terus memberikan
memberikan kontribusi
kontribusi signifikan
signifikan bagi
bagi penyerapan
penyerapan tenaga
tenaga kerja
kerja dan
dan
peningkatan
peningkatanpendapatan
pendapatandaerah.
daerah.
Meskipun
Meskipun Pemerintah
Pemerintah Aceh
Aceh memiliki
memiliki program
program terkait
terkait dengan
dengan pengembangan
pengembangan UMKM, UMKM, tetapi
tetapi
penjabarannya
penjabarannyarencana
rencanaprogram
programmasih
masihcukup
cukupterbatas.
terbatas.Dalam
DalamRPJMA
RPJMA(Rencana
(RencanaPembangunan
Pembangunan
Jangka
Jangka Menengah
Menengah Aceh)
Aceh) 2012-2017,
2012-2017, Pemerintah
Pemerintah Aceh
Aceh memang
memang menyatakan
menyatakan perlunya
perlunya upaya
upaya
pengembangan
pengembanganUMKM.UMKM.Dalam
Dalamdokumen
dokumeniniinimisalnya
misalnyadinyatakan
dinyatakanperlunya
perlunyapeningkatan
peningkatanperan
peranUMKMUMKM
dalam
dalamrangka
rangkamendukung
mendukungprogram
programketahanan
ketahananpangan,
pangan,serta
sertapeningkatan
peningkatandaya
dayasaing
saingproduk
produkUMKMUMKM
dan
danpembinaan
pembinaanUMKM
UMKMdalam
dalammendukung
mendukungprogram
programpenanggulangan
penanggulangankemisikinan.
kemisikinan.Hanya
Hanyasaja,
saja,indikasi
indikasi
rencana
rencanaprogram
programtersebut
tersebutmasih
masihsangat
sangatgenerik.
generik.Selain
Selainitu,
itu,indikasi
indikasirencana
rencanaprogram
programlain
lainyang
yangjugajuga
penting,
penting, misalnya
misalnya yang
yang berhubungan
berhubungan dengan
dengan permodalan
permodalan dan dan pemasaran,
pemasaran, tidak
tidak mendapatkan
mendapatkan
perhatian.
perhatian.
Penyaluran
Penyaluran kredit kredit perbankan
perbankan kepada
kepada UMKM
UMKM didi Aceh
Aceh bersifat
bersifat fluktuatif
fluktuatif dilihat
dilihat dari
dari porsi
porsi
kreditnya
kreditnya terhadap
terhadap total
total kredit
kredit yang
yang dikucurkan.
dikucurkan. HalHal iniini mengindikasikan
mengindikasikan bahwa
bahwa dukungan
dukungan
perbankan
perbankanterhadap
terhadapUMKM
UMKMdalam
dalamhalhalakses
aksespermodalan
permodalanmasih
masihrendah
rendahdan
danbelum
belummantap.
mantap.Fenomena
Fenomena
iniinitidak
tidaksejalan
sejalandengan
denganpeningkatan
peningkatantotal
totalkucuran
kucurankredit
kredityang
yangdisalurkan
disalurkanoleh
olehperbankan
perbankandaridariwaktu
waktukeke
waktu.
waktu.Tingginya
Tingginyaresiko
resikousaha
usahaUMKM
UMKM(misalnya
(misalnyayang
yangbergerak
bergerakdidisektor
sektorpertanian)
pertanian)dan
danpersoalan
persoalan
jaminan
jaminanpinjaman
pinjamanadalah
adalahdiantara
diantarabeberapa
beberapakendala
kendalautama
utamadalam
dalampenyaluran
penyalurankredit
kreditperbankan
perbankanuntuk
untuk
UMKM.
UMKM.
Berdasarkan
Berdasarkan hasil
hasil penelitian,
penelitian, KPJu
KPJu (Komoditas/Produk/Jenis
(Komoditas/Produk/Jenis usaha)
usaha) unggulan
unggulan dandan KPJu
KPJu
potensial
potensial UMKM
UMKM per per sektor/subsektor
sektor/subsektor bervariasi
bervariasi antara
antara satu
satu kabupaten/kota
kabupaten/kota dengan
dengan
kabupaten/kota
kabupaten/kotalainnya.
lainnya.Perbedaan
Perbedaaniniiniterkait
terkaitdengan
denganaspek-aspek
aspek-aspekseperti
sepertiletak
letakwilayah,
wilayah,kondisi
kondisi
alam,
alam,tenaga
tenagakerja,
kerja,ketersediaan
ketersediaanbahan
bahanbaku
bakuusaha,
usaha,serta
sertakondisi
kondisiekonomi,
ekonomi,sosial
sosialdan
danbudaya
budayamasing-
masing-
masing
masing kabupaten/kota.
kabupaten/kota. Kharakteristik
Kharakteristik dan
dan potensi
potensi yang
yang berbeda-beda
berbeda-beda iniini semestinya
semestinya menjadi
menjadi
223|P
223 |Pe en ne el li it ti ia an n KKo ommo od di it ti i/ /PPr ro od du uk k/ /J Je en ni is s UUs sa ah ha a UUn ng gg gu ul la an n UUMMKKMM
PPr ro ov vi in ns si i AAc ce eh h 2 20 01 12 2
6.2 REKOMENDASI
Identifikasi KPJu unggulan UMKM hasil penelitian ini seyogyanya dapat dipertimbangkan oleh
pemerintah daerah sebagai acuan KPJu unggulan dalam formulasi kebijakan pengembangan
UMKM. Pemerintah daerah dapat menetapkan KPJu unggulan UMKM melalui Surat Keputusan Kepala
Daerah (tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota) serta dituangkan dalam RPJM Daerah dan Rencana
Strategis SKPD terkait. Hal ini penting mengingat pembinaan dan pengembangan KPJu unggulan
UMKM memerlukan dukungan kebijakan yang kuat dan bersifat lintas sektoral. Dengan upaya
ini,diharapkan SKPD terkait dapat merumuskan dan menjalankan program/kegiatan yang mendukung
pengembangan KPJu unggulan UMKM secara lebih serius dengan alokasi dana yang mencukupi.
Pengembangan KPJu unggulan UMKM perlu disokong oleh penyiapan data base yang lengkap
dan terintegrasi.Data base menyangkut berbagai data dan indikator kunci keberhasilan UMKM,
seperti komoditas-komoditas unggulan dan potensial UMKM, jumlah tenaga kerja, nilai investasi, dan
jaringan pemasaran, menjadi referensi yang sangat dibutuhkan bagi kegiatan usaha dan rencana
investasi. Data base tersebut hendaknya terintegrasi antar seluruh instansi pemerintah terkait untuk
224 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan pihak perbankan dan lembaga keuangan
lainnya dalam menentukan prioritas penyaluran kredit usaha UMKM. Dengan menggunakan hasil
penelitian ini, pihak perbankan misalnya dapat memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai
komoditas atau usaha unggulan yang perlu mendapat dukungan. Pihak perbankan perlu
mengembangkan skema-skema kredit yang sesuai dengan kebutuhan UMKM dalam upaya
pengembangan usahanya.
Lembaga perbankan perlu meningkatkan akses pembiayaan untuk KPJu unggulan UMKM
melalui upaya-upaya seperti sosialisasi, perluasan jaringan pelayanan, peningkatan kerjasama
dan pengembangan skema pembiayaan. Secara spesifik, program/kegiatan yang dapat dilakukan
disini meliputi:
a. Sosialisasi skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM dengan jangkauan
wilayah yang lebih luas.
b. Meningkatkan dan memperluas jaringan pelayanan dan lebih meningkatkan peran perbankan
dalam meningkatkan kualitas SDM pelaku usaha UMKM dan manajemen usaha KPJu unggulan.
c. Meningkatkan kerjasama denganperguruan tinggi, BDS, dan KKMB untuk pembinaan UMKM,
khususnya dalam hal peningkatan kemampuan UMKM dalam memenuhi prosedur dan
persyaratan kredit.
d. Mengembangkan inovasi dan skema pembiayaan/penyaluran kredit yang berbeda untuk masing-
masing bisnis KPJu unggulan. Hal ini didasarkan atas perbedaan karakteristik usaha antar KPJu
unggulan dan antara skala mikro, kecil dan menengah. Seyogyanya juga dipertimbangkan untuk
memberikan fleksibilitas jangka waktu pengembalian pinjaman yang disesuaikan dengan
karakteristik usaha KPJu unggulan, khususnya pada KPJu sektor pertanian, karena adanya
perbedaan waktu siklus produksi/siklus usaha.
225 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Program pendampingan bagi UMKM dalam pengembangan KPJu unggulan perlu dilaksanakan
secara lebih intensif dan berkesinambungan. Dalam jangka panjang, program pendampingan ini
cukup penting, terutama dalam menjaga kontinutas dan keberhasilan usaha. Sehubungan dengan itu,
keterlibatan lembaga pendamping seperti Business Development Service (BDS) atau Inkubator Bisnis
UMKM yang sudah ada perlu lebih ditingkatkan dengan dukungan dari perguruan tinggi dan instansi
terkait.
Pengembangan Klaster yang selama ini telah dilaksanakan pada komoditas tertentu perlu
diperluas dan diterapkan pada KPJu unggulan, dengan lebih meningkatkan keterlibatan dan
koordinasi antar pelaku inti dan institusi pendukung (SKPD terkait,perbankan, perguruan tinggi,
dan dan instansi litbang). Terkait dengan aspek rantai nilai tambah (value-added chain) dalam
pendekatan klaster, maka proses peningkatan nilai tambah KPJu unggulan semestinya dirancang agar
sebesar-besarnya dapat dinikmati oleh pelaku UMKM.
Kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan perguruan tinggi di daerah, sebagaimanayang
sudah berlangsung selama ini, perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan.Program-program
pengabdian masyarakat perguruan tinggi, program-program kurikuler seperti Praktek Kerja Lapangan
(PKL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau kegiatan-kegiatan ko-kurikuler lain dapat dimanfaatkan
sebagaiupaya-upaya pendampingan bagi pengembangan KPJu unggulan UMKM.
226 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
Agar pengembangan komoditas unggulan UMKM lebih efektif, di masa depan perlu dilakukan
kajian mendalam dan komprehensif tentangmodel implementasi pengembangan usaha KPJu
unggulan UMKM di setiap kabupaten/kota. Hal ini penting mengingat karakteristik antar
kabupaten/kota relatif heterogen dipandang dari perspektif geografis, demografis, sosial, budaya, dan
ekonomi. Dengan demikian,diharapkan program/kegiatan pengembangan UMKM dapat direncanakan
dengan cermat, dijalankan dengan relatif lancar dan mendatangkan hasil yang optimal.
227 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012
229 |P e n e l i t i a n K o m o d i t i / P r o d u k / J e n i s U s a h a U n g g u l a n U M K M
Provinsi Aceh 2012