You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAWAN

PEMBUATAN JERUK KALAMANSI

Disusun Oleh :

Nama : Etti Yulinar Br S


NPM : E1J014135
Shift : Kamis (08.00 10.00 WIB)
Dosen Pembimbing : Entang Inoriah, Ir., MS
Prasetyo, Dr. Ir., MS
Co-ass : Niko

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sejak jaman dahulu sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk
memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk,
parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan
alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum
sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Minuman kesehatan dapat
berupa rebusan langsung atau bentuk instan kering yang di seduh air. Minuman rebusan
merupakan cara yang sangat mudah dan sudah lazim dilakukan masyarakat, sedangkan instan
kering proses pembuatannya lebih rumit dan perlu pengalaman.
Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana dibutuhkan analisa yang sangat dalam
tentang prospek dan kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai
sejak dini sehingga kita memiliki banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah
kesuksesan usaha tersebut. Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha
informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan
usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui
pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan
pengusaha besar dan menengah.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk meningkatkan kemampuan produsi komersial
Untuk meningkatkan kreatifitas dan ninovatif pengembangan produk dari hasil
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jeruk Kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau kesturi) adalah
jenis buah jeruk yang berkembang pesat di Bengkulu, berbau harum, dan memiliki rasa yang
asam ketika sudah masak, dan pahit ketika masih mentah. Jeruk Kalamansi memiliki dua
jenis yang biasanya dibedakan dari warna kulitnya, yaitu jenis yang disebut dalam nama
ilmiah (Bahasa Latin) Citrofortunella microcarpa berwarna kuning kehijauan atau seperti
gradasi, ada bagian yang kuning lalu beberapa tempat ada yang hijau dan yang kedua, yang
disebut Citrofortunella mitis biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini telah ada
di seluruh Asia Tenggara, terutama di Tiongkok dan Filipina. Jeruk Kalamansi ditemukan
banyak berkembang di Tiongkok, bagian Swatow. Orang Tiongkok meyakini bahwa
keberadaan jeruk Kalamansi membawa keberuntungan sebuah rumah, oleh karena itu mereka
juga menanamnya di rumah (Anonim).
Jeruk Kalamansi dapat menjadi bahan baku aneka produk olahan. Di Kota Bengkulu
Jeruk Kalamansi baru dijadikan bahan baku Sirup Kalamansi. Kualitas Sirup Kalamansi
ditentukan oleh banyak faktor, antara lain usia buah, jenis gula pasir, penyimpanan, cara
pemerasan, dan kemasan. Bahan baku Sirup Kalamansi diperoleh dari buah yang tidak terlalu
matang. Warna buah masih didominasi dengan warna hijau dan sedikit kekuning-kuningan
(Rahman Said. 2011).
Jeruk Kalamansi dirancangkan sebagai produk unggulan di Bengkulu karena
tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah, yaitu enam bulan setelah masa tanam.
Pada bulan Januari 2011, Jeruk Kalamansi menjadi produk perdana dalam program "satu desa
satu produk". Jeruk Kalamansi diperkenalkan oleh Yayasan Baptis 15 tahun yang lalu dan
sudah dikembangkan oleh Koperasi Kultura Kalamansi di daerah Bumi Ayu, Kelurahan
Surabaya dan daerah Air Sebakul. Saat ini, setidaknya sudah ada lima industri pembuat Sirup
Kalamansi di Bengkulu dengan merek masing-masing (lihat tabel). Dari kelima industri
tersebut, hanya Haryoto dan Yayasan Baptis yang memiliki lahan pertanian jeruk Kalamansi
sendiri.
Selain jeruk Kalamansi diproduksi secara massal menjadi Sirup, penggunaan lainnya
mudah dijumpai dalam berbagai penyajian masakan, yaitu digunakan sebagai pelengkap
masakan, sebagai penambah rasa asam yang menyegarkan. Jeruk Kalamansi juga bisa diolah
menjadi kue, saus, selai, dikeringkan menjadi semacam teh, diolah menjadi berbagai bahan
produksi kosmetik dan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.Jus (cairan peras)
jeruk Kalamansi mengandung asam sitrat hingga 5.5%, sehingga sering dipakai untuk bahan
pencuri piring (menghilangkan amis ikan) atau barang-barang lainnya yang memiliki
permukaan mengkilat, termasuk dipakai sebagai komponen bahan pencuci rambut. Selain
dapat membuat rambut mengkilap, cairan jeruk Kalamansi juga dapat mencegah atau
menjauhkan kepala dari ketombe. Di Filipina, cairan peras dari Kalamansi juga dibuat
sebagai bahan dasar pembersih pakaian dari noda dan bahan pembuat deodorant untuk tubuh.
Dalam bidang kosmetika, jeruk Kalamansi juga dimanfaatkan sebagai bahan pembersih kulit
dan pencegah jerawat. Efek pada kulit pun sangat disukai, yaitu membuat kulit lebih bersinar
atau halus (Widyastuti, 2011).
Jeruk Kalamansi mulai berbuah biasanya pada usia enam bulan setelah ditanam. Jeruk
Kalamansi dapat dijual kepada industri-industri tertentu secara langsung, atau dapat dijual
langsung ke pasar, atau diolah sendiri dan dijual dalam bentuk produk jadi. Sirup Kalamansi
kemasan 350 ml. Pemasaran jeruk Kalamansi masih terbatas untuk konsumsi lokal. Di
Bengkulu sendiri, anggota Koperasi Kultura Kalamansi mampu menyerap jeruk 200 kilogram
per hari untuk diproduksi dalam bentuk sirup. Hal ini berbeda ketika musim penghujan,
mereka hanya mendapatkan jeruk dari ladang kurang lebih 100-120 kilogram per hari,
sehingga hanya bisa berproduksi dua hari dalam seminggu karena harus menunggu buah dari
hasil panen memenuhi kuota produksi. Dari 3 kilogram jeruk, akan diperas (manual maupun
dengan mesin) dan menghasilkan 1 liter sirup. Setiap satu liter sirup akan dicampur dengan 2
kilogram gula pasir sehingga dengan panambahan air, maka akan dihasilkan 2 liter sirup yang
siap dikemas. Sirup yang sudah kemas dipasarkan melalui toko-toko suvenir dan juga
berkembang dari mulut ke mulut (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
A. Alat :
Pisau Dandang

Saringan kompos gas

Baskom Pemgaduk

Dandang perebus Sarbet

Timbangan Kain saring

Telenan Label

Botol kemasan
B. Bahan:
Jeruk kalamansi 10 kg
Gula ppasir 7,5 kg
3.2 Cara kerja
Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sirup kalamansi
Menimbang jeruk kalamansi sesuai dengan yang dibutuhkan, lalu dicuci dengan air
bersih samapai bersih
Memotong/membelah jeruk kalamansi secara melintang kemudian diperas airnya
Air perasan tersebut disaring, lalu dimasukkan kedalam panci perebus dan ditambah
gula serta garam
Lalu panci perebus tersebut dimasukkan kedalam dandang yang berisi air untuk
direbus selama 2 jam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
No Pengeluaran Harga satuan Jumlah
1 Jeruk kalamansi 10 kg Rp 4.000 Rp 24.000
2 Gula pasir 7,5 kg Rp. 12.500 Rp 50.000
3 Botol kemasan 6 buah Rp 1.000 Rp 6.000
4 Label 6 buah Rp 222 Rp 1.500
Total pengeluaran Rp 81.500
Modal pembuatan jeruk kalamansiRp 81.500
Sirup kalamansi dijual seharga = Rp 16.000/botol, dan di dapat 6 botol
= Rp 16.000 x 6 botol
= Rp 96.000
Keuntungan = jumlah penghasilan modal
= Rp 96.000 Rp 81.500 = Rp 14.500
4.2 Pembahasan
Dari praktikum kali ini dari 4 kg jeruk kalamansi didapat 2 liter air perasan.
Kemudian air kalamansi yang sudah direbus dikemas kedalam botol kemasan (1 botol 350
ml) maka didapat 6 botol. Harga perbotol dijual sehargaRp 16.000, maka untuk penjualan 6
botol didapat sebesar Rp 96.000,-
Analisis keuntungan dari penjualan jahe instant :
Modal : Rp 81.500
Hasil penjualan :Rp 96.000
Keuntungan : Rp 96.000 Rp 81.500= Rp 14.500
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dalam berwirausaha sebagai pembuat sirup
kalamansi diperoleh keuntungan sebesarRp 14.500, artinya usaha tersebut sudah mampu
dikatakan layak. Usaha tersebut sangat cocok untuk dikembangkan, karena mengingat cara
pembuatannya yang praktis dan kemudahan dalam memperoleh bahan-bahan yang
digunakan. serta tidak memakan waktu yang cukup lama. tentu akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar apabila ada pengurangan pada penyusutan pada alat yang digunakan. pada
praktikum analisis usaha tentang usaha pembuatan sirup kalamansi untuk
bagaimanamemperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang
seminim mungkin dengan tetap rasa yang enak.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah saya lakukan maka dapat disimpulkan bawah setiap
kegiatan usaha yang akan dilakukan haruslah memiliki dan menghitung terlebih dahulu setiap
biaya pengeluaran dan pemasukan yang akan terjadi. Karena dari sini dapat ditentukan
apakah usaha tersebut layak dilakukan atau tidak. Salah satu indicator usaha dapat dilakukan
adalah mendapatkan keuntungan atau laba dari usaha tersebut. Menghitung analisa usaha
merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.Hasil Berlipat-lipat dari Budidaya Jeruk
Kalamansi. Peluang Usaha. 28 Januari 2014. Diakses tanggal 15 Oktober 2016.
BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi
Bengkulu, Bengkulu.
Bustamam,Hendri Etol. 2016.Buku Penuntun Praktikum Kewirausahaan.Universitas
Bengkulu.Bengkulu
http://Users/ASUS/Downloads/kalamansi/Jerukkalamansi/Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.html. diakses tanggal 15 Oktober2016.
Wahyu Widyastuti., Bengkulu di Mata: Analisis Branding Sirup Jeruk Kalamansi Produksi
Koperasi Kultura Kalamansi Bengkulu, tth, PT Unib Swara.

Rahman Said. 2011. Jeruk Kalamansi. Food Entrepreneurship Institute. Jakarta

LAMPIRAN
Kemasan sirup kalamansi

Jeruk kalamansi

You might also like