You are on page 1of 10

Cut Nur Ichsan et al. (2011) J.

Floratek 6: 171 - 180

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG


(Volvariella volvacea L.) PADA MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI
PUPUK BIOGREEN YANG BERBEDA

Growth and Yield Charateristic of Volvariella volvaceae L. in Different Growing


Media and Biogreen Fertilizer Concentration

Cut Nur Ichsan, Fuadi Harun, dan Nana Ariska

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

ABSTRACT

The objectives of this study were to evaluate characteristics of growth and


yield of Volvariella volvacea L in different growing media and concentration of
Biogreen fertilizer. Growing media consisted of rice straw and oil palm waste.
Concentration of Biogreen fertilizer consisted of 0.5%, 1.0% and 1.5%. The result
showed that rice straw gave better growth and yield of the mushroom but the
highest production of the mushroom was at oil palm media. Concentration of
Biogreen at level 1.5% gave better growth and yield of the mushroom. The best
combination for fresh mushroom numbers was rice straw and concentration 5%
Biogreen fertilizer but the best combination for mushroom yield was oil palm
waste and concentration 5% Biogreen.

Keywords: Volvariella volvacea L., rice straw, oil palm waste, Biogreen fertilizer

PENDAHULUAN Penggunaan ampas kelapa


sawit sangat potensial karena
Jamur merang (Volvariella produksinya dalam skala besar
volvacea L.) merupakan jamur yang tersedia di daerah-daerah produksi
paling banyak digunakan untuk kelapa sawit. Penggunaan limbah
aneka bahan pangan seperti cam- tersebut akan meningkatkan nilai
puran soup, pizza, pasta dan lain- ekonomi dari ampas sawit.
lain. Rasa, tekstur, dan kandungan Penggunaan jerami padi akan
gizi yang tinggi menyebabkan jamur mengatasi masalah limbah hasil
semakin banyak digunakan dan nilai pertanian setelah panen padi di
ekonomi yang semakin meningkat. daerah-daerah produksi padi,
Jamur merang memerlukan sehingga dapat meningkatkan nilai
persyaratan lingkungan yang khusus ekonomi dari limbah padi.
serta media tanam dan pemupukan Secara kimiawi penggunaan
(Sinaga, 2007). Media tanam yang limbah jerami padi dan sawit
biasa digunakan adalah ampas kelapa dimungkinkan untuk budidaya jamur
sawit, ampas tebu, limbah kardus, merang karena limbah-limbah
limbah kapas dan sebagainya (Indra, tersebut masih mengandung bahan
2008). Limbah yang digunakan organik dan hara mineral yang
harus terbebas dari kontaminasi, agar dibutuhkan untuk pertumbuhan
yang tumbuh hanya jamur yang jamur. Secara alami jamur dapat
ditanam (Gunawan, 2000). tumbuh pada limbah jerami maupun
ampas sawit, hanya saja waktu yang

171
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

dibutuhkan lebih lama dan Rancangan Percobaan


karakteristik jamur yang tumbuh juga Penelitian ini menggunakan
lebih kecil. Karenanya dalam rancangan acak lengkap pola
budidaya jamur merang diperlukan faktorial 2x3 dengan 3 ulangan.
tambahan pupuk maupun hormon Faktor media tanam terdiri dari
(Sediaoetomo, 2004). ampas kelapa sawit( M1) dan jerami
Penggunaan pupuk Biogreen padi (M2). Faktor konsentrasi pupuk
yang merupakan pupuk alami yang Biogreen terdiri dari 3 taraf yaitu K1
mengandung unsur makro dan mikro 0,5%, K2 1,0% dan K3 1,5% atau 5
serta hormon perangsang tumbuh cc, 10 cc dan 15 cc/L air. Penelitian
diharapkan dapat meningkatkan ini mempunyai 6 kombinasi perla-
penampilan jamur yang ditanam kuan dan 18 unit percobaan.
(Biogreen, 2011). Penggunaan pupuk Model matematika dari
cair perlu memperhatikan konsen- rancangan yang digunakan dalam
trasi. Konsentrasi yang tinggi dapat penelitian ini adalah :Yijk= + Mi+Kj
mengganggu keseimbangan hara dan + (MK)ij+ijk
metabolisme tanaman. Konsentrasi Dimana:
pupuk cair yang rendah tidak optimal Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor
untuk pertumbuhan dan hasil jamur media tanam (M) pada taraf ke-i dan
(Indra, 2008). faktor konsentrasi pupuk (K) pada
Penggunaan media tanam dan taraf ke-j, serta pengamatan ke-k
konsentrasi pupuk cair yang tepat = Rata-rata umum
diperlukan untuk mendapatkan Mi = Pengaruh faktor media tanam
produksi jamur yang maksimal. (M) taraf ke-I (1,2,3)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Kj = pengaruh faktor konsentrasi
mengetahui karakteristik pertumbuh- pupuk (K) taraf ke-j (1,2,3)
an dan hasil jamur merang yang (MK)ij = pengaruh interaksi faktor
tumbuh pada media tanam ampas media tanam (M) taraf ke-i dan fak-
kelapa sawit dan jerami padi serta tor konsentrasi pupuk (P) taraf ke-j
konsentrasi pupuk Biogreen yang ijk = Galat Percobaan
berbeda. jika uji F menunjukkan pe-
ngaruh yang nyata, maka perhi-
METODE PENELITIAN tungan akan dilanjutkan dengan uji
BNJ pada level 5 % (BNJ0,05).
Tempat dan Waktu Penelitian BNJ0,05= beda nyata jujur pada level
Penelitian ini dilaksanakan di 5%
kumbung jamur merang gampong q = nilai baku q diperoleh dari tabel
Limpok Kecamatan Darussalam p = total perlakuan
Aceh Besar. Bahan dan alat dbA = derajat bebas acak
penelitian bibit jamur merang, air, KTA = kuadrat tengah acak
ampas kelapa sawit, merang, kapur, r = jumlah ulangan
dedak dan pupuk. Alat-alat yang
digunakan meliputi drum sterilisasi, Pelaksanaan Penelitian
bak air, skop, termometer, sprayer, Pembuatan kumbung
pipa, jangka sorong, timbangan, Kumbung atau bangunan
timba, meteran, ayakan, serta alat untuk penanaman jamur terbuat dari
tulis menulis. rangka kayu dan dinding dari
anyaman bambu serta beratapkan
daun rumbia dan bagian dalam
dilapisi dengan plastik dan dibuat

172
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

rak-rak dikiri kanan berlapis 5 dan membuang jamur yang pertum-


panjang 6 meter lebar 4 meter dan buhannya yang berbeda jamur yang
tinggi 4,5 meter serta bangunan jarak ditanam, mengendalikan OPT secara
antara dinding luar dan dalam 50-60 manual.
cm. Bangunan luar berukuran pajan 8
meter lebar 6 meter dan tinggi 5 Panen
meter. Pemanenan dilakukan pada
hari ke 15 setelah penanaman.
Persiapan media tanam dan Pemanenan dilakukan selama satu
pengomposan bulan dengan interval waktu 5 hari
Media tanam yang digunakan sekali.
berupa ampas kelapa sawit dan
jerami padi yang dikomposkan Peubah yang diamati
selama 10 hari media tanam yang Pengamatan meliputi panjang badan
digunakan ketebalannya 25 cm. buah 8, 10, 12, 14 HST, diameter
badan buah 8, 10, 12, 14 HST, berat
Pasteurisasi media badan buah, jumlah badan buah dan
Pasteurisasi media meng- produksi.
gunakan pembangkit uap berupa dua
buah drum berukuran 200 liter yang Panjang badan buah
disambung dengan pipa paralon ke Panjang badan buah diamati dengan
dalam kumbung. Pipa dibuat mengukur badan buah dari pangkal
berlubang-lubang untuk menyalurkan batang sampai atas cawan dalam cm
uap panas dari air yang dididihkan pada umur 8,10, 12, 14 HST.
dalam drum. Pengaliran uap
digunakan selama 2-4 jam dengan Diameter badan buah
suhu 80 C setelah pasteurisasi Diameter badan buah diamati dengan
jendela kumbung dibuka agar suhu mengukur pada stadium kancing
turun mencapai 32- 35 C . dengan mengukur diameter cawan
pada umur 8,10, 12, 14 HST.
Penanaman bibit
Bibit yang digunakan tiap Berat badan buah
plot sebanyak 100 gram, penanaman Berat badan buah ditimbang dengan
dilakukan dengan cara menabur bibit cara menjumlahkan total berat badan
ke seluruh permukaan media. Setelah buah pada setiap kali panen.
ditanami bibit, jendela dan pintu
kumbung ditutup selama 3 hari pada Jumlah badan buah
hari ke empat jendela dibuka selama Jumlah badan buah didapat dengan
5 menit pada siang hari dilakukan menjumlahkan jumlah badan buah
penyiraman bila media mengalami pada setiap kali panen yaitu pada
kekeringan. umur 15, 20 dan 25 HST.

Pemeliharaan Produksi
Pemeliharaan dilakukan meli- Produksi didapat dengan
puti pengaturan suhu, kelembaban, menjumlahkan berat badan buah
dan pengendalian OPT suhu dijaga pada panen hari ke 15,20, dan 25
agar tetap 32-38 C kelembaban 95- HST.
100%. Pengendalian OPT digunakan
dengan menjaga agar semua bahan
yang digunakan tidak terkontaminasi,

173
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

HASIL DAN PEMBAHASAN HST. Rata-rata nilai peubah


pertumbuhan dan hasil jamur merang
Pengaruh Media Tanam akibat pengaruh media tanam dapat
Hasil uji F pada analisis dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
ragam menunjukkan bahwa media Tabel 1 menunjukkan bahwa
tanaman, berpengaruh sangat nyata media tanam jerami padi
terhadap pajang badan buah umur 14 memberikan pengaruh terhadap
HST berat badan buah, jumlah badan pertumbuhan dan hasil jamur merang
buah berpengaruh nyata pada pajang yang lebih baik dari pada media
badan buah umur 10 dan 12 HST, ampas kelapa sawit. Hal ini terlihat
diameter badan buah umur 10 dan 12 dari berbeda nyatanya panjang buah,
HST dan produksi, tidak ber- diameter badan buah, berat badan
pengaruh nyata terhadap pajang dan jumlah badan buah yang lebih
badan buah umur 8 HST dan tinggi pada media tersebut.
diameter badan buah umur 8 dan 14

Tabel 1. Rata-rata nilai peubah yang diamati akibat perlakuan media tanam
Media tanam BNJ
Peubah yang diamati Umur
Ampas kelapa sawit Jerami padi 0,05
8 HST 1,34s 1,52ss -
Panjang Badan Buah 10 HST 2,19 a 2,41 b 0,08
(cm) 12 HST 2,99 a 3,14 b 0,02
14 HST 3,43 a 3,85 b 0,33
8 HST 1,30 s 1,37 s -
Diameter Badan 10 HST 2,03 a 2,30 b 0,28
Buah (cm) 12 HST 2,78 a 3,00 b 0,34
14 HST 3,14 s 3,22ss -
Berat Badan Buah (g) - 162,68 a 176,35 b 4,74
Jumlah Badan Buah
- 361,00 a 402,33 b 17,40
(Buah)
Produksi (kg) - 1,67 ab 1,20 a 0,70
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (BNJ 0,05).

Rata-rata panjang badan buah pada media jerami padi diameternya


pada umur 10, 12 dan 14 HST lebih lebih besar dan berbeda nyata dengan
tinggi pada jamur merang yang diameter badan buah jamur yang
tumbuh pada media jerami padi tumbuh pada ampas kelapa sawit.
dibanding jamur merang yang Sementara berat badan buah dan
tumbuh pada media ampas kelapa jumlah badan buah jamur yang
sawit. Panjang badan buah umur 10, tumbuh pada media jerami padi lebih
12, 14 HST pada jamur yang tumbuh tinggi dan berbeda nyata dengan
pada media jerami padi berbeda berat badan buah dan jumlah badan
nyata dengan panjang badan buah buah jamur yang tumbuh pada media
jamur yang tumbuh pada ampas ampas kelapa sawit.
kelapa sawit. Keadaan di atas sejalan
Demikian pula halnya dengan dengan hasil penelitian Mayun
diameter badan buah di mana umur (2007) yang melaporkan bahwa
10 dan 12 HST, jamur yang tumbuh diameter dan jumlah badan buah

174
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

jamur merang lebih baik pada media Hal ini sejalan dengan hasil
jerami padi dibanding media daun penelitian Ayu (2007) yang
pisang dan alang-alang. Sedangkan melaporkan bahwa pertumbuhan dan
media daun pisang lebih tinggi pada hasil jamur pada media jerami padi
peubah berat segar jamur. lebih baik dari pada pertumbuhan
Produksi jamur yang tumbuh jamur pada media ampas tahu. Lebih
pada media tanam ampas kelapa baiknya pertumbuhan dan hasil
sawit lebih tinggi tetapi tidak jamur yang tumbuh pada media
berbeda nyata dengan produksi jamur jerami padi disebabkan media jerami
yang tumbuh pada media jerami padi lebih mampu memberikan
padi. Lebih baiknya pertumbuhan kelembaban dan hara yang
dan hasil jamur yang tumbuh pada dibutuhkan jamur. Hal ini sejalan
media jerami padi dikarenakan sifat dengan pendapat Nurman dan Kahar
media jerami padi yang lebih banyak (1990) bahwa jamur merang
mengandung bahan organik dan membutuhkan nutrisi berupa unsur
nutrisi sehingga kadar air pada media hara dan gula. Jamur merang untuk
tersebut lebih tinggi dan hara lebih pertumbuhannya membutuhkan
tersedia sehingga pertumbuhan dan kelembaban 95 - 100% sehingga
hasil jamur yang tumbuh pada jerami media yang lebih dapat menahan air
padi lebih baik dari pada jamur yang ini memberikan pertumbuhan dan
tumbuh pada media ampas kelapa hasil yang lebih baik. Media jerami
sawit. padi juga mengandung lebih banyak
Keadaan di atas juga nutrisi sehingga pertumbuhan dan
disebabkan ampas kelapa sawit hasil jamur lebih baik dari pada
hanya menyisakan sedikit hara dan media ampas kelapa sawit.
struktur dari ampas kelapa sawit
yang kurang dapat menahan air Pengaruh Konsentrasi
dibanding jerami padi menyebabkan Konsentrasi pupuk Biogreen
pertumbuhan dan produksi jamur berpengaruh sangat nyata terhadap
pada media ampas kelapa sawit lebih jumlah badan buah, nyata terhadap
rendah. Hal ini sejalan dengan berat badan buah dan produksi.
pendapat Darmawan (2009) bahwa Konsentrasi pupuk Biogreen
ampas kelapa sawit mengandung berpengaruh tidak nyata terhadap
selulosa 45,95 %, hemiselulosa panjang badan buah umur 8, 10, 12
22,84% dan lignin 16,49 %. dan 14 HST, diameter badan buah
Kandungan lignin tersebut lebih sulit umur 8, 10, 12 dan 14 HST. Rata-
diuraikan dibanding kandungan rata nilai peubah pertumbuhan dan
polisakarida lainnya yang dikandung hasil jamur akibat pengaruh
jerami padi. Sebaliknya, media konsentrasi pupuk Biogreen dapat
jerami padi menurut Chang dan dilihat pada Tabel 2.
Hayes (1998) mengandung selulosa Tabel 2 menunjukkan bahwa
55 %, lignin 30%, nitrogen 0.7 %, konsentrasi pupuk Biogreen 5 cc, 10
kalium 0.5%, magnesium 0.1 % dan cc dan 15 cc/L air tidak
silika. Di samping itu, jerami padi menunjukkan perbedaan yang nyata
lebih mampu menyerap dan menahan terhadap panjang badan buah dan
air karena struktur jerami padi diameter badan buah umur 8, 10,12,
memiliki banyak rongga dan bersifat dan 14 HST. Pengaruh konsentrasi
seperti spon, sehingga lebih mampu pupuk Biogreen terhadap berat badan
menjaga kelembaban media. buah, jumlah badan buah dan
produksi bervariasi. Berat badan

175
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

buah tertinggi dijumpai pada jamur disemprot dengan konsentrasi pupuk


yang tumbuh pada media yang Biogreen 5 cc/L air, namun tidak
disemprot dengan konsentrasi pupuk berbeda nyata dengan berat badan
Biogreen 15 cc/L air yang berbeda buah jamur yang tumbuh pada
nyata dengan berat badan buah jamur konsentrasi 10 cc /l air.
yang tumbuh pada media yang

Tabel 2. Rata-rata nilai peubah yang diamati akibat perlakuan konsentrasi pupuk
Biogreen
Konsentrasi Pupuk (cc/L air) BNJ
Peubah yang diamati Umur
K1 K2 K3 0,05
8 HST 1,33 1,41 1,56 -
Panjang Badan Buah 10 HST 2,32 2,16 2,43 -
(cm) 12 HST 2,96 3,06 3,18 -
14 HST 3,50 3,53 3,90 -
8 HST 1,46 1,23 1,31 -
Diameter Badan 10 HST 2,13 2,12 2,25 -
Buah (cm) 12HST 2,86 2,84 2,97 -
14 HST 3.23 3,17 3,30 -
Berat Badan Buah (g) - 163,29 a 170,41 b 174,85 bc 6,76
Jumlah Badan Buah
- 345,50 a 377,50 b 422,00 c 28,44
(Buah)
Produksi (kg) - 1,92 bc 1,00 a 1,39 ab 0,90
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (BNJ 0,05).

Jumlah badan buah tertinggi konsentrasi pupuk Biogreen 5 cc/L


terdapat pada jamur yang tumbuh air.
pada konsentrasi pupuk Biogreen15 Tabel 2 secara umum me-
cc/L air yang berbeda nyata dengan nunjukkan bahwa pertumbuhan dan
jumlah badan buah pada konsentrasi hasil yang lebih tinggi terdapat pada
pupuk Biogreen 5 cc/L air dan 1C konsentrasi pupuk Biogreen 5 cc/L
c/L air. Jumlah badan buah terendah air. Produksi jamur merang lebih
pada konsentrasi 5 cc/ l air yang tinggi cenderung terdapat pada
berbeda nyata dengan jumlah badan konsentrasi pupuk Biogreen5 cc/L
buah pada konsentrasi 10 cc/L air air, namun tidak berbeda nyata
dan 15 cc/L air. Produksi tertinggi dengan produksi pada 15cc/L air.
terdapat pada konsentrasi pupuk Hal ini dikarenakan jamur sebagai
Biogreen5 cc/L air, namun tidak tanaman yang tumbuh dan ber-
berbeda nyata dengan produksi pada kembang dengan perubahan yang
konsentrasi pupuk Biogreen bersifat dinamis membutuhkan hara
konsentrasi 15 cc/L air. Produksi untuk menunjang pertumbuhan dan
terendah terdapat pada konsentrasi perkembangannya. Hal ini sejalan
pupuk Biogreen 10 cc/L air yang dengan pendapat Agus (2005) bahwa
tidak berbeda nyata dengan produksi tanaman jamur membutuhkan unsur
jamur pada konsentrasi pupuk hara yang seimbang untuk pertum-
Biogreen 15 cc/L air, tetapi berbeda buhan dan perkembangannya. Ini
nyata dengan produksi jamur pada sejalan pula dengan pendapat
Rismunandar (2002) bahwa budidaya

176
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

jamur membutuhkan lingkungan Pengaruh Interaksi


tumbuh dan hara yang seimbang. Hasil uji F menunjukkan
Biogreen sebagai pupuk cair adanya interaksi yang sangat nyata
yang ramah lingkungan lebih aman antara media tanam dan konsentrasi
digunakan karena jamur sebagai pupuk Biogreen terhadap jumlah
komoditi yang langsung digunakan badan buah dan produksi jamur
bahan pangan tanpa melalui proses merang. Data rata-rata jumlah badan
bertahap seperti komoditi lainnya. buah dan produksi jamur merang
Oleh karenanya, penggunaan pupuk akibat pengaruh interaksi antara
yang ramah lingkungan menjadi media tanam dan konsentrasi pupuk
keharusan dalam budidaya jamur. Biogreen dapat dilihat pada Tabel 4
Biogreen sebagai pupuk yang dan 5 berikut ini.
mengandung unsur hara makro dan Tabel 4 menunjukkan respons
mikro serata hormon perangsang jamur merang akibat interaksi media
tumbuh dapat meningkatkan pro- tanam dan konsentrasi pupuk
duksi jamur secara aman. Biogreen Biogreen terhadap jumlah badan
pada jamur dapat merangsang buah sangat bervariasi. Di mana pada
pembentukan protein sehingga media tanam ampas kelapa sawit.
metabolisme menjadi lebih optimal
(Biogreen 2011).

Tabel 4. Interaksi antara faktor media tanam dengan konsentrasi pupuk Biogreen
pada jumlah badan buah.
Konsentrasi Pupuk Biogreen (Buah)
Media Tanam BNJ 0,05
5 cc/L (K1) 10 cc/L (K2) 15 cc/L (K3)
252 a 378 bc 453 d
Kelapa Sawit (M1) (2,40) (2,58) (2,65)
25.30
459 d 377 b 391 bc
Jerami Padi (M2) (2,660 2,57 (2,59)
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (BNJ0,05).
( ): Data yang ditransformasi dengan Log x + 1

Peningkatan konsentrasi konsentrasi 5 cc/L air yang berbeda


pupuk Biogreen dari 5 cc/L air nyata dengan jumlah badan buah
sampai 15 cc/L air menunjukkan pada konsentrasi 10 cc/L air dan 15
peningkatan jumlah badan buah yang cc/L air pada media yang sama.
berbeda nyata. Jumlah badan buah Sedangkan jumlah badan buah jamur
tertinggi terdapat pada konsentrasi yang tumbuh pada media jerami padi
pupuk Biogreen15 cc/L air dengan dengan konsentrasi pupuk Biogreen
media tanam ampas kelapa sawit 10 cc/L air tidak berbeda nyata
yang berbeda nyata dengan dengan jumlah badan buah pada
konsentrasi pupuk Biogreen 5 cc/L konsentrasi pupuk Biogreen 15 cc/L
air dan 10 cc/L air pada media yang air dengan media yang sama.
sama. Sedangkan pada media jerami Jumlah badan buah tertinggi
padi peningkatan pupuk Biogreen terdapat pada media tanam jerami
cenderung menurunkan jumlah padi dengan konsentrasi pupuk
badan buah. Jumlah badan buah Biogreen5 cc/L air yang tidak
jamur merang yang tumbuh pada berbeda nyata dengan jumlah badan
media jerami padi tertinggi pada buah jamur merang yang tumbuh
177
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

pada media tanam kelapa sawit kelapa sawit dengan konsentrasi


dengan konsentrasi pupuk Biogreen pupuk Biogreen 5 cc/L air. Jumlah
15 cc l air tetapi berbeda nyata badan buah pada kombinasi
dengan jumlah badan buah pada perlakuan tersebut berbeda nyata
kombinasi perlakuan media tanam dengan jumlah badan buah jamur
dan konsentrasi pupuk Biogreen merang yang tumbuh pada kombinasi
lainnya. Jumlah badan buah terendah perlakuan media tanam dan
terdapat pada jamur merang yang konsentrasi pupuk Biogreen lainnya.
tumbuh pada media tanam ampas

Tabel 5. Interaksi antara faktor media tanam dengan konsentrasi pupuk Biogreen
pada produksi.
Konsentrasi Pupuk Biogreen (kg)
Media Tanam BNJ 0,05
5 cc/L (K1) 10 cc/L (K2) 15 cc/L (K3)
Kelapa Sawit (M1) 8,40 d 2,50 a 4,10 bc
1.09
Jerami Padi (M2) 3,10 ab 3,50 bc 4,20 bc
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (BNJ0,05).

Tabel 5 menunjukkan pro- terus meningkat sampai konsentrasi


duksi jamur merang tertinggi pupuk Biogreen 15 cc/L air.
terdapat pada media tanam ampas Bila dilihat penggunaan
kelapa sawit dengan konsentrasi konsentrasi pupuk Biogreen yang
pupuk Biogreen 5 cc/L air yang sama, misalnya 5 cc/L air pada
berbeda nyata dengan produksi jamur media tanam ampas kelapa sawit
merang pada kombinasi perlakuan produksinya lebih tinggi dan berbeda
lainnya. Sedangkan produksi jamur nyata dengan produksi jamur merang
merang terendah terdapat pada media pada media tanam jerami padi.
tanam ampas kelapa sawit dengan Peningkatan konsentrasi pupuk
konsentrasi pupuk Biogreen 10 cc/L Biogreen menjadi 10 cc/L air
air. Produksi jamur merang pada menyebabkan perbedaan produksi
kombinasi perlakuan tersebut, ber- jamur merang. Respons yang
beda nyata dengan produksi jamur berbeda terlihat pada media ampas
merang pada kombinasi perlakuan kelapa sawit, yang produksinya lebih
lainnya. Akan tetapi tidak berbeda rendah dan berbeda nyata dengan
nyata dengan produksi jamur merang produksi jamur merang pada media
pada kombinasi perlakuan media tanam jerami padi oleh adanya
tanam jerami padi dengan kon- peningkatan konsentrasi pupuk
sentrasi pupuk Biogreen 5 cc/L air. Biogreen.
Peningkatan konsentrasi Bila konsentrasi pupuk
pupuk Biogreen pada media tanam Biogreen ditingkatkan lagi menjadi
ampas kelapa sawit menyebabkan 15 cc/L air menyebabkan
penurunan produksi dibanding peningkatan produksi baik dengan
dengan penggunaan pupuk Biogreen menggunakan media tanam ampas
5 cc/L air, sedangkan pada media kelapa sawit maupun media tanam
tanam jerami padi peningkatan jerami padi. Hal ini dikarenakan
konsentrasi pupuk Biogreen kemampuan menahan air yang
menyebabkan peningkatan produksi rendah pada media tanam ampas
jamur merang dengan kecenderungan kelapa sawit menyebabkan pening-

178
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

katan konsentrasi pupuk Biogreen merang. Akan tetapi tidak


dapat menurunkan produksi karena berpengaruh nyata terhadap panjang
terganggunya keseimbangan hara. badan buah umur 8 HST, diameter
Sedangkan pada media tanam jerami badan buah umur 8 dan 14 HST serta
padi yang mempunyai kemampuan media terbaik terdapat pada media
menahan air lebih tinggi dari pada jerami padi
ampas kelapa sawit, peningkatan Konsentrasi pupuk Biogreen
produksi terus terjadi dengan adanya berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan konsentrasi pupuk jumlah badan buah. Berpengaruh
Biogreen. Hal ini sejalan dengan nyata terhadap berat badan buah dan
pendapat Darmawan (2009) bahwa produksi jamur merang. Akan tetapi
ampas kelapa sawit mengandung tidak berpengaruh nyata terhadap
45,95% selulosa, 22,84% hemi- panjang badan buah umur 8 dan 12
selulosa dan lignin 14,9% sedangkan HST, diameter badan buah umur 8
jerami padi selain mengandung dan 12 HST dan konsentrasi terbaik
selulosa, hemiselulosa dan lignin terdapat pada konsentrasi 15 cc/L air.
juga mengandung 3,9% N, 0,7% P, Terdapat interaksi yang
0,5% K dan 0,1% Mg(Chang dan sangat nyata antara media tanam dan
Hayes, 1998). konsentrasi pupuk Biogreen pada
Kelebihan lain dari jerami jumlah badan buah dan produksi
padi bersifat lebih lunak dan jamur merang. Kombinasi terbaik
berongga sehingga kemampuan untuk jumlah badan buah dijumpai
menahan air lebih besar (Lingga, pada perlakuan media tanam jerami
2005). Keadaan di atas juga padi dengan konsentrasi pupuk 5
dikarenakan konsentrasi yang terus cc/L air, sedangkan kombinasi
meningkat sampai 15 cc/L air terbaik untuk produksi dijumpai pada
keseimbangan haranya dapat terjaga, perlakuan media tanam ampas kelapa
karena jerami padi mempunyai sawit dengan konsentrasi pupuk 5
kemampuan menahan air lebih tinggi cc/L air.
dari pada ampas kelapa sawit. Hal
ini sejalan dengan pendapat lingga DAFTAR PUSTAKA
bahwa ketersediaan pupuk sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan air Agus, D, 2005. Budidaya Jamur
pada media. Air merupakan faktor Konsumsi. Agromedia Pustaka.
transfer bagi ketersediaan hara. Ini Jakarta. 68 hlm.
sejalan dengan pendapat Agus (2005) Chang dan Hayes. 1990. Tiram,
bahwa pertumbuhan tanaman akan Kuping, Shiitake, Merang, and
optimum bila unsur hara yang Champignon. New Jersey.176
dibutuhkan dalam keadaan seimbang. hlm.
Darmawan, 2009. Jamur dan Solusi
KESIMPULAN Permasalahannya. Lintang. Pa-
lembang. 80 hlm.
Media tanam berpengaruh Darnoko, Z. Poeloengan & I. Anas.
sangat nyata terhadap panjang badan 1993. Pembuatan pupuk organik
buah umur 14 HST, berat badan dari tandan kosong kelapa sawit.
buah, jumlah badan buah. Media Buletin Menara Perkebunan.
tanam berpengaruh nyata terhadap 2.89-99.
panjang badan buah umur 10 dan 12 Gunawan, A..W. 2000. Usaha
HST, diameter badan buah umur 10 Pembibitan Jamur. Penebar
dan 12 HST dan produksi jamur Swadaya. Jakarta. 70 hlm.

179
Cut Nur Ichsan et al. (2011) J. Floratek 6: 171 - 180

Indra, N. 2008. Jamur Merang dan Rismunandar, 2002. Bertanam Jamur


Budidayanya. Angkasa. Jakarta. dan Seni Memasaknya. Ang-
77 hlm. kasa. Bandung. 77hlm.
Lingga. 2005. Manajemen Sinaga, M.S. 2007. Jamur Merang
Pengolahan Budidaya Jamur. dan Budidayanya (Edisi
Lintang. Palembang. 95 hlm. Revisi). Penebar Swadaya.
Mayun I.A. 2007. Pertumbuhan Jakarta. 84 hlm.
Jamur pada berbagai media Widyastuti, H. dan Tripanji. 2007.
tumbuh. Skripsi. Fakultas Pemanfaatan Tandan Kosong
Pertanian Universitas Udayana. Kelapa Sawit Sisa Jamur
Denpasar Merang Sebagai Pupuk Organik
Nurman dan Kahar, 1990. Unsur Pada Pembibitan Bibit Kelapa
Hara Dalam Tanah. Modul Sawit. Balai Penelitian Biotek-
Kuliah. Laboratorium Biologi nologi Perkebunan Indonesia.
Tanah Jurusan Agroteknologi Bogor.
Fakultas Pertanian UPN
Veteran Yogyakarta.

180

You might also like