Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kami sehigga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR .
Penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan untuk mengetahui perkembangan pendidikan
anak usia Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun
penulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut terutama disebabkan karena
kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis. Hanya
dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran
yang konstruktif maka kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperkecil. Namun
dalam penulisan makalah ini ada sepercik harapan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, serta diridhai oleh Allah SWT amin.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang
berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristikperkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu
mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya
anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan
seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat
dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
1. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana karakteristik anak usia SD?
3. Bagaimana tugas-tugas perkembangan anak usia SD dan implementasinya terhadap
pendidikan?
4. Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD?
5. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik anak usia SD
2. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak usia SD beserta implementasinya
terhadap pendidikan
3. Mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD
BAB II
PEMBAHASAN
1. KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR (SD)
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah
dan (b) masa kelas tinggi.
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi
santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata
pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung
unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK).
2. Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk
berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30
menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi
untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
Nabi Muhammad saw bersabda: ajarilah putra-putrimu berenang memanjat (HR At-
Tahatwi). Dalam hadis lain beliau juga bersabda mengajari anak-anakmu berenang dan
memanah adalah kewajiban, beliau lalu berkata ajari anakmu memanah latihlah berkuda
sampai mereka lancar (HR. Bukhari).
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk
melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga
anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat
bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan
dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan
budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara
mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas
perkembangan ini.
Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
Gigi susu berganti gigi tetap.
Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
Masih senang berlari
Sementara itu, implikasi pada pekembangan ini adalah sebagai berikut :
Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang
seling dengan activitas tenang.
Perlu melatih fisik anak, melaluipermainan sepak bola atau permainan lain berenang,
dsb.
Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan--
kegiatan harus seimbang.
Para pendidik membutuhkan cara pengajaran yang lebih terbuka, lansung
memberikan kesempatan anak berperan mengoptimalkan perkembangan fisik dan
perceptual mereka. Dengan cara ini anak dapat lebih bersemangat dan timbul rasa
senang dalam menjalani aktivitas pembelajaran. Sehingga berdampak positif juga
bagi perkembangan mereka. Cara pembelajaran yang diharapakan dengan :
program pengajaran yang fleksibel dan tidak kaku serta membedakan perbedaan
individu, tidak monoton dan verbalistik yang di beri banyak variasi ( terdapat
eksperimen, praktek, observasi,dll ), dan menggunakan berbagai media sehingga
anak dapat berperan aktif secara mental dan perseptualnya. Di harapkan dengan
cara ini anak dapat lebih berkembang, aktif dan membantu timbulnya suasana yang
menyenangkan selama proses belajar. Karena anak lebih butuh banyak aktivitas
yang membantu perkembangan mereka.
Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali dalam
asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui
pergaulan dalam budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih
menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam
pencapaian tugas perkembangan ini.
Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak
sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti
menulis, membaca, menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini, anak SD
harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan tertentu untuk menambah
pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar mereka dapat
mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru
yaitu mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan
(menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang
berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan,
membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki kemampuan memecahkan
masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan
untuk berfikir bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan,
berserta lingkungan alam sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk
mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian atas berbagai hal yang dialami di
lingkungan dan sekitarnya.
Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda
dengan orang dewasa. ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus
menjadi perhatian utama. Anak SD akan sulit memahami bahan pelajaran jika
urutan bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD, pengoperasian suatu
penjumlahan harus menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal
karena tahap perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret.
BAB III
ANALISIS
Analisis menurut kelompok kami bahwa Anak usia SD masih suka bermain.
Mereka tidak begitu suka pelajaran yang diberikan hanya melalui penjelasan atau
model ceramah,karena hal itu terasa sangat monoton dan membosankan.
Maka,guru harus lebih kreatif lagi dalam merancang model pembelajaran. Misalnya
saja dengan sedikit permainan atau kuis dalam pembelajaran,dari sini anak juga
dapat bergerak dan terlihat aktif . Anak tidak suka terlalu lama berdiam diri,
duduk,dan mereka suka berpindah-pindah tempat.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain peran
serta dari pihak sekolah .peran orang tua juga ikut berpengaruh karena
berkembangnya anak didik dimulai dari lingkungan keluarga,sehingga peran
sekolah hanyalah sebagai jembatan untuk memberikan bimbingan dan memberikan
teguran apabila siswa melakukan suatu pelanggaran. Setiap lingkungan dimana
anak bersosialisasi maka akan berpengaruh juga terhadap pembentukan keutuhan
anak segabai organisme yang tumbuh.
Anak didik bisa berkembang daya kreatifitasnya apabila mereka sering bergaul dan
berkelompok dengan teman sebayanya,mereka dapat memahami mengerti satu
sama lain sekaligus sebagai sarana untuk sosialisasi.Dalam bersosialisasi tidak
membedakan jenis kelamin antara wanita dan pria. Mereka semua sama yang
membedakan hanyalah pertumbuhan fisiknya.
Untuk meningkatkan prestasi dan intelektual anak ,anak didik berlatih untuk
mengembangkan ketrampilan dasar membaca,menulis,dan berhitung dengan .
Karena hal yang paling dasar tersebut akan mempengaruhi kinerja anak saat
mendapatkan materi pembelajaran di sekolah.Seorang anak apabila salah satu dari
ketrampilan dasar tidak terpenuhi maka proses pembelajaran
akan terhambat.Saat anak memasuki bangku sekolah dasar mereka memperoleh
konsep baru yang di dapat dari lingkungan. Sehingga anak merasakan
pengetahuaanya bertambah. Dari konsep baru inilah anak mulai berkembang
pola berfikirnya.Dalam pengembangan pola berfikir anak juga harus
mengembangkan kata hati,moral,dan nilai-nilai. Nilai dan moral merupakan tolak
ukur sang anak dalam berperilaku . \Sekolah memiliki peran penting dalam hal
memberikan bimbingan kepada anak didik untuk memperbaiki sikap dan perilaku
yang baik dalam proses pembelajaran sehingga anak dapat mencapai suatu
kemandirian. Selain dari guru dan anak didik,penyelenggaraan pendidikan harus
disertai juga fasilitas,sarana prasarana ,standar penilaian yang sudah di atur dalam
peraturan perundang-undangan dan permendiknas.
BAB IV
PENUTUP
Anak pada usia SD menunjukkan beberapa karakteristik yaitu,senang
bermain,senang bergerak,senang bekerja dalam kelompok,senang melakukan
sesuatu secara konkret.Kebanyakan anak lebih suka praktek dari pada diberikan
teori. Pendidikan di SD pada dasarnya mendorong dan mengembangkan anak
dalam merealisir tugas-tugas perkembangannya. Oleh sebab itu guru SD dituntut
untuk mampu mengimplikasikannya tugas-tugas perkembangan ini dalam proses
pembelajaran. Untuk melaksanakan penyelenggaraan pendidikan di SD mengacu
pada Perundang-undangan dan peraturan pemerintah ,baik standar
pengelolaannya,penilaiannya,sarana dan prasaranannya,UASBN,dan kualifikasi
pendidik/guru.