You are on page 1of 22

BIOKIMIA

Vitamin

Kelompok 4
1. Barends Unwakoly (2015 40 023)
2. Nur Raina Bachtiar
3. Stenly Wenno
4. Stevany Halawane

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Biokimia yang diberikan oleh dosen pengajar.
Dalam makalah ini membahas tentang Vitamin. Dengan pertimbangan materi ini merupakan
syarat untuk melengkapi nilai tugas dan membantu untuk memahami materi tersebut.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari adanya berbagai kekurangan baik dari segi
isi materi maupun dalam penyusunan kalimat. Dengan demkian, kritik dan saran merupakan hal
yang kami butuhkan dalam upaya untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan masukan dan pengetahuan bagi
sekalian yang membaca dan mempelajari makalah ini. Seperti kata peribahasa tak ada gading
yang tak retak, demikian pula makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, 04 mei 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Kata vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita
yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah "vitamin" sebenarnya
sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan
gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk
oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan
sehari-hari. Jadi, vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat
menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.

1.2 Rumusan Masalah


1. apakah yang dimaksud dengan Vitamin.?
2. Bagaimana pengelompokan dan jenis-jenis Vitamin.?
3. Bagaimana proses metabolisme Vitamin.?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang Vitamin dan
sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin


Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan
maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme
pada tubuh.

2.2 Pengelompokan Vitamin


Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat
disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,
vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian
berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak
larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Anonim,
2011).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat
suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah
dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.

2.2.1 Vitamin yang Larut Dalam Lemak


Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faal tertentu dalam tubuh.
Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan
empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian
dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1. Tidak terdapat di semua jaringan
2. Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
3. Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
4. Menyusun struktur jaringan tubuh
5. Diserap bersama lemak
6. Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7. Diekskresi melalui feses
8. Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain
sebagainya.

A. Vitamin A (Retinol) C20H30O


Sumber : Sayur-sayuran dan buah-buahan, berwarna kuning dan merah (mengandung
karoten), hati, susu, dan daging.
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau
karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare,
meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester
retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien
diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma
sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan
bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh
kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat
penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut
oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai
sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol
kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-
Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal
dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.

Gambar struktur Vitamin A


B. Vitamin D (Colecalcifeol) C28H44O
Sumber : Susu, minyak ikan, kuning telur, ragi, dan sinar ultraviolet
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2) dan
kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana
penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh
dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak
dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi
suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi
melalui makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan cairan empedu. Vitamin
D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat
penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua
kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh
gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol.
Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang
lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang
banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap
matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3}
yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus
halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid
(PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang
merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah
tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan
peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang
sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
Gambar Struktur Vitamin D

C. Vitamin E (tokoferol) C29H50O2


Sumber : Kecambah, susu, kuning telur, kacang-kacangan, tumbuhan hijau dan biji
gandum.
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan
sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan
dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan
untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.
Fungsi vitamin E:
1. Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2. Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel.
Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak
jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo
micrn untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density
lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan
melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-
density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel
dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum
endoplasma.
Gambar Struktur Vitamin E

D. Vitamin K (fitomenadion) C31H46O2


Sumber : Sayuran hijau, hati dan daging.
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Sekarang terdapat sejumlah derivat yang
semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh
IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan
terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari
bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone. Untuk
penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu
dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin
K tersebut.

Gambar Struktur Vitamin K

2.3.2 Vitamin Larut Dalam Air


Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1. Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2. Tidak memiliki provitamin
3. Terdapat di semua jaringan
4. Sebagai prekusor enzim-enzim
5. Diserap dengan proses difusi biasa
6. Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7. Diekskresi melalui urin
8. Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.

A. Vitamin C (asam askorbat) C6H8O6


Sumber : Jeruk, tomat, nanas, pepaya, semangka, stroberi, hati dan sayur-sayuran segar.
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin
C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara terutama bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk
konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak
16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan
adrenal, pituitari, dan retina.

Gambar Struktur Vitamin C

B. Vitamin B1 (Tiamin) C12H17ON4S


Sumber : Hati, ginjal, susu, mentega, kuning telur, ikan, kacang-kacangan, dan kulit ari
padi
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang
disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat
pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam
mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan
sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada keadaan
normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan
paralel ini tidak lagi berlaku.

Gambar struktur vitamin B1

C. Vitamin B2 (Riboflavin) C17H20O6N4


Sumber : Hati, ginjal, jantung, otak, susu, telur, mentega, sayuran, dan ragi.
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan
dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan
alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasa. Vitamin ini
diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya)
dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air, tahan panas, oksidasi dan asam
tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.
Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga mudah
diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas
mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin Mononukleotida)
dialirkan melalui vena portale ke hati.
Gambar struktur vitamin B2

D. Vitamin B3 (Niasin) C6H5O2N


Sumber : Susu, hati, ikan, telur, dan sayur-sayuran
Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam
menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis
senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis
vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas,
dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin
ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-
muntah, dan mual.

Gambar Struktur Vitamin B3


E. Vitamin B5 (asam pantotenat) C9H17O3N
Sumber : Ragi, hati, kuning telur, daging, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak,
sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis
variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan untuk tidur.

Gambar Struktur Vitamin B5

F. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin) C8H12O2N


Sumber : Sayuran hijau, hati, daging, telur, dan susu.
Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini
berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi
melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga
berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan
salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di beras,
jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, daging dan sayuran. Vitamin ini merupakan bagian dari
gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Fungsi vitamin B6:
1. Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2. Dekarboksilasi
3. Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein
4. PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-
acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan
metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut
mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan
mengakibatkan kram.

Gambar struktur vitamin B6

G. Vitamin B12 (Kobalamin) C63H90O3N2S


Sumber : Daging, unggas, ikan, telur, susu,keju,hati, udang dan kerang.
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi
oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami
gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12 merupakan satu-satunya
vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu diekstraksi dari media tempat
tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari
struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang.
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga
termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati, dan daging
merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan
pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam
makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin.
Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri.
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam sekresi
gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat
vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga
usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

Gambar struktur vitamin B12

H. Vitamin B11 (asam folat) C12H12O6N7


Sumber : Kacang-kacangan, ragi, hati, daging, pisang, lemon, dan sayuran hijau.
Fungsi : Pembuatan koenzim untuk produksi eritrosit dan Membentuk asam nukleat
untuk sintesis protein

Gambar Struktur Vitamin B11


I. Vitamin H (Biotin) C10H16O3N2S

Sumber : Kacang-kacangan, hati, dan kuning telur.


Fungsi : Koenzim metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Gambar Struktur Vitamin H


Tabel Jenis Vitamin
No Nama Vitamin Sumber Fungsi Akibat Kelebihan
dan Kekurangan
Mengkonsumsi
1 Vitamin B1 Hati, ginjal, susu, Koenzim dan Nyeri saat
(tiamin) = mentega, kuning metabolisme perjalanan impuls di
C12H17ON4S telur, ikan, Metabolisme saraf perifer
kacang-kacangan, karbohidrat Pembengkakan
dan kulit ari padi Memelihara fungsi neuron pada susunan
sistem saraf saraf pusat
Memelihara sistem Beri-beri dan
pencernaan dan nafsu endema
makan Hilang nafsu makan
Gangguan jantung
dan otot
Mata lemah
2 Vitamin B2 Hati, ginjal, Transmisi Luka di sudut bibir
(riboflavin jantung, otak, rangsangan cahaya ke (keilosis)
susu, telur, saraf mata Katarak
laktoflavin) = mentega, sayuran, Menjaga nafsu Dermatitis
C17H20O6N4 dan ragi makan Diare
Memelihara kulit di Kelemahan otot
sekitar mulut
3 Vitamin B3 Susu, hati, ikan, Pertumbuhan sel Penyakit pelagra
(niasin) = telur, dan sayur- Bersama fosfat dengan gejala 3D
C6H5O2N sayuran membentuk koenzim (radang
yang berperan dalam kulit/dermatitis, diare,
respirasi sel dan demensia)
4 Vitamin B5 Ragi, hati, kuning Memelihara tingkat Radang kulit
(asam telur, daging, gula darah yang Nafsu makan
pantotenat) = buah-buahan dan normal menurun
C9H17O3N sayur-sayuran Komponen struktur Insomnia
koenzim-A yang
berperan dalam proses
oksidasi sel
5 Vitamin B6 Sayuran hijau, Memelihara Peradangan kulit
(piridoksin) = hati, daging, telur, keseimbangan unsur P Anemia
C8H12O2N dan susu dan K dalam sel
Aktif dalam
pembentukan antibodi
dan beberapa koenzim
dalam metabolisme
6 Vitamin B11 Kacang- Pembuatan koenzim Anemia
(asam folat) = kacangan, ragi, untuk produksi eritrosit
Diare
C12H12O6N7 hati, daging, Membentuk asam Megaloblastosis
pisang, lemon, nukleat untuk sintesis (membesarnya
dan sayuran hijau protein eritrosis)
Terhambatnya
petumbuhan
7 Vitamin B12 Daging, unggas, Metabolisme sel dan
Kelelahan
(sianokobalin = ikan, telur, pertumbuhan jaringan Pusing
anti anemia susu,keju,hati, Pembentukan Anemia
pernisiosa) = udang dan kerang eritrosit Peradangan saraf
C63H90O3N2S
8 Vitamin H Kacang- Koenzim Depresi
(biotin) = kacangan, hati, metabolisme Kurang nafsu
C10H16O3N2S dan kuning telur karbohidrat, lemak, makan
dan protein
9 Vitamin C (asam Jeruk, tomat, Pembentukan Pendarahan pada
askrobat = nanas, pepaya, serabut kolagen gusi dan persendian
C6H8O6 semangka, Menjaga elastisitas Otot sakit
stroberi, hati dan kapiler darah Degenerasi
sayur-sayuran Menjaga perlekatan (pengurangan) sel-sel
segar akar gigi pada gusi kulit
Koenzim reaksi Skorbut (penyakit
katabolisme karena kekurangna
karbohidrat dan lemak vitamin C)
10 Vitamin A Sayur-sayuran Memelihara Xeroftalmia
(retinol = anti dan buah-buahan, kesehatan mata (terganggunya kelenjar
seroftalmia) = berwarna kuning dan kulit air mata)
C20H30O dan merah Pertumbuhan tulang Rabun senja
(mengandung dan gigi Kulit kasar
karoten), hati, Kelelahan
susu, dan daging
11 Vitamin D Susu, minyak Absorpsi fosfor dan Rakhitis (pada bayi)
(ergosterol = ikan, kuning telur, kalsium Osteomalasia
kalsiferol) = ragi, dan sinar Pembentukan tulang (melunaknya tulang
C28H44O ultraviolet dan gigi pada orang dewasa)
12 Vitamin E Kecambah, susu, Pembentuka eritrosit
Penimbunan lemak
(tokoferol = kuning telur, Fungsi reproduksi pada otot
antisterilitas)= kacang-kacangan, Mencegah oksidasi Kemandulan
C29H50O2 tumbuhan hijau lemak tak jenuh Pecahnya eritrosit
dan biji gandum
13 Vitamin K Sayuran hijau, Pembekuan darah Darah sukar
(filokinon = anti hati dan daging Pembentukan membeku
hemoragia) = protombin dalam hati Pendarahan
C31H46O2

2.3.3 Metabolisme Vitamin


Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai
makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan,
hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)
senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal
lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi,
yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat
dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh,
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan
tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan
atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun
kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di
dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin
larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan
dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung
dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap
melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin
dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
beta-karoten dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+
(cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen
usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme. Vitamin berperan mengatur metabolisme,
mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan
jaringan, regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan
pembekuan darah.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa
atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat
disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin
larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan
dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung
dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap
melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan, semoga dapat menambah wawasan tentang
Demokrasi bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna, masih terdapat
kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, demi lebih sempurnanya makalah ini.
Daftar Pustaka

Yuniastuti, ari.2008.GIZI DAN KESEHATAN.Graha Ilmu : Yogyakarta.


Almatsier,sunita.2009.PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Anna Poedjiadi. 1994. DASAR-DASAR BIOKIMIA. Jakarta, Universitas Indonesia.
Albert . L. Lehninger. 1982. DASAR-DASAR BIOKIMIA Jilid I. Jakarta, Erlangga.
http://husainfurqanabusari.blogspot.co.id/2015/08/-vitamin.html

You might also like