Professional Documents
Culture Documents
Rimpang kunyit mengandung 3-5% zat warna kuning yang tidak menguap
dengan pemanasan yang disebut kurkuminoid, dan berada dalam bentuk kurkumin
(diferoloylmethane) sebanyak 50%, monodesmethoxycurcuminin, dan
bisdesmethxycurcumin. Rimpang kunyit juga mengandung 2-7% minyak esensial,
umumnya terdiri atas bisabolane, guaiane, dan germacrane sesquiterpenes
(turmerone, ar-turmerone, zingiberene, curlone, dan lain-lain). Kandungan derivat
bisabolane yang tinggi membedakan turmeric kunyit dengan spesies Curcuma
yang lain (herbal drugs). Selain itu rimpang kunyit juga mengandung senyawa
gom, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, gula, resin dan vitamin C (Sumiati, 2010
; Akram, 2010).
2.2.5. Khasiat tanaman kunyit
Secara empiris rimpang kunyit berkhasiat sebagai obat demam, obat mencret,
obat sesak nafas, obat radang hidung, dan penurun panas. Rimpang kunyit juga
berkhasiat untuk stomatik, antispasmodik (mencegah atau meredakan), anti
inflamasi, anti bakteri, dan kholeretik (Soedibyo, 1997). Rimpang kunyit dapat
digunakan untuk menghentikan pendarahan, dan dapat juga digunakan sebagai obat
gatal, radang umbai usus buntu, radang rahim, keputihan, obat sakit perut dan
gangguan liver. Rimpang kunyit juga memiliki efek antimikroba terhadap S.
aureus (Rukayadi et al., 2013). Menurut Soejono (1994), rimpang kunyit dapat
digunakan sebagai kontrasepsi tradisional, dan pada tikus jantan putih galur
Sprangue Dawley dapat menurunkan jumlah sperma dan perubahan bentuk sperma.
Infusa rimpang kunyit mempunyai efek analgetik pada mencit betina (Utami,
1995).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati, E (2002) aktif
dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri
baik Gram positif maupun Gram negatif, seperti E.coli dan Staphylococcus aureus,
karena kunyit mengandung berbagai senyawa diantaranya adalah kurkumin dan
minyak atsiri (Said, 2001). Senyawa sesquiterpen dalam minyak atsiri kunyit
merupakan turunan dari senyawa terpen seperti alkohol yang bersifat bakterisida
dengan merusak struktur tersier protein bakteri atau denaturasi protein (Tarwiyah,
2001). Sedangkan kurkumin adalah suatu senyawa fenolik. Turunan fenol ini akan
berinteraksi dengan dinding sel bakteri, selanjutnya terabsorbsi dan penetrasi ke
dalam sel bakteri, sehingga menyebabkan presipitasi dan denaturasi protein,
akibatnya akan melisiskan membran sel bakteri. sedangkan aktivitas antibakteri
kurkumin dengan cara menghambat proliferasi sel bakteri.
Selain itu, terdapat turmeric oil yaitu suatu minyak atsiri yang memiliki
aktivitas antibakteri. Didapatkan dari distilasi uap Curcuma longa dalam air dan
menghasilkan minyak atsiri pada fraksi 1 (dapat dilihat pada bagan dibawah).
Aktivitas antibakteri dari turmeric oil dari fraksinya yang dilarutkan etil asetat 5%
dan heksan dengan metode pour plate dapat menghambat pertumbuhan Bacillus
cereus, Bacillus coagulans, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, dan Pseudomonas aeruginosa. Hal ini dikarenakan senyawa yang paling
banyak terkandung adalah -Turmerone, turmerone, dan curlone (Wahyuni,
Hardjono,dan Paskalina Hariyantiwasi Yamrewav, 2004). Aktivitas penghambatan
kurkumin MRSA (methicillin-resistant Staph. aureus strains) tampak dengan KHM
125250g/mL (Moghadamtousi et al., 2014).
Kurkumin pada kunyit mempunyai aktivitas antibakteri berspektrum luas yaitu
antibakteri yang aktif terhadap berbagai jenis bakteri gram positif dan gram
negatif, antivirus dan penginduksi apoptosis sel (antitumor) (Bermawie, 2006).
Pada konsentrasi 50% jumlah bakteri Escherichia coli mengalami penurunan 0,4 x
107 dan pada konsentrasi minimum 50% zat aktif dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. Sedangkan pada konsentrasi 100% jumlah bakteri
Escherichia coli menurun sebanyak 1,5 x 104. Adapun daya antibakteri dari kunyit
ialah sebagai berikut