You are on page 1of 3

PELAPORAN DAN PENANGANAN KTD, KPC, KNC dan KTC

MANAJEMEN RESIKO KLINIS


NO. SOP : 01/SOP.TJTK/2017

TANGGAL
: 02 JANUARI 2017
PEMBUATAN

TANGGAL REVISI :

TANGGAL EFEKTIF : 13 FEBRUARI 2017


UPT PUSKESMAS
WONOTIRTO Kepala
DISAHKAN OLEH :
UPT Puskesmas Wonotirto

dr.ENDAH ROSITANINGSIH,SE.MM.
NIP. 19691230 201001 2 002

1. PENGERTIAN 1. Manajemen risiko klinis adalah upaya mengidentifikasi dan


mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan/
mengelola risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang
mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah
terjadi agar memberi dampak negatif seminimal mungkin bagi
keselamatan pasien dan mutu puskesmas.
2. Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan
identifikasi, dokumentasi, dan pelaporan kasus KTD,KPC,KNC,
dan KTC.
3. Kejadian tidak diinginkan (KTD) : kejadian yang cenderung
disebabkan oleh manajemen medis dari pada kondisi yang
melatar belakangi pasien.
4. Kondisi potensial cedera (KPC) : suatu keadaan yang
berpotensi (belum terjadi tetapi memungkinkan terjadinya)
cedera.
5. Kejadian nyaris cedera (KNC) : suatu kejadian atau situasi yang
sebenarnya dapat menimbulkan kecelakaan, trauma atau
penyakit tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui
atau upaya pencegahan segera dilakukan.
6. Kejadian tidak cidera (KTC) : suatu kejadian atau situasi yang
sebenarnya dapat menimbulkan kecelakaan, trauma, atau
penyakit dan sudah terjadi serta tidak menimbulkan cidera.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam mengidentifikasi, mendokumentasi,
menganalisis dan melaporkan insiden.
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Wonotirto No. 440/149/409.104.30/2017
tentang Penanganan KTD, KPC, KNC dan KTC.
4. REFERENSI Permenkes No.1691/Menkes/Per/VIII/2011
5. ALAT & BAHAN ATK
6. PROSES 1. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan insiden atau
resiko medis melakukan pertolongan dan penanganan awal
sesuai kondisi.
2. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya insiden dan
resiko klinis melakukan pengaman berupa isolasi bukti, laporan
dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi tersebut
kepada tim peningkatan mutu pelayanan klinis dan petugas
klinis yang berkompeten
3. Pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis dan
observasi sesuai kondisi.
4. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan
identifikasi dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang
menyangkut input, proses dan output terjadinya insiden dan
resiko klinis. Semua hasil identifikasi di dokumentasikan dalam
formulir pelaporan insiden keselamatan.
5. Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan
mengadakan analisis penyebab dan tindak lanjut
penanganannya.
6. Sosialisasi rencana tindak lanjut dan pelaksanaannya pada
rapat rutin puskesmas
7. UNIT TERKAIT 1. Ruang Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksan Umum
3. Ruang KESGILUT
4. Ruang KIA-KB
5. Ruang Farmasi
6. Ruang Laboratorium
7. Ruang TB
8. Ruang Poned
9. Ruang Gawat Darurat
10. Ruang Rawat Inap.
8. DOKUMEN Buku Monitoring KTD, KPC, KNC dan KTC serta Manajemen
TERKAIT
Resiko Klinis
9. BAGAN ALUR

KEJADIAN

DOKUMENTASI

PELAPORAN
PMKP

RAPAT AUDIT
INTERNAL

RAPAT TIM
MUTU

LAPOR KEPALA
PUSKESMAS

RENCANA
TINDAK
LANJUT

You might also like