You are on page 1of 1

Urgensi Pendidikan Moral Pada Tahap Pra-Konvensional Dengan Attachment

Pada masa remaja biasa harusnya sudah masuk ke dalam tahapan perkembangan moral post-
konvensional. Tahapan tersebut mengharuskan mereka dapat melihat dimensi moral melalui hati nurani
dan hak-hak asasi manusia secara universal. Karena kematangan kognitif para remaja sudah ke tahapan
yang cukup tinggi, maka itu merupakan sebuah keharusan bagi anak remaja sudah masuk ke dalam
tahapan ke lima dalam teori Kohlberg (Santrock, 2007).

Namun, jika ditinjau dari kacamata studi kasus di lapangan menunjukan bahwa masih banyak anak
remaja, bahkan dewasa, masih belum memiliki kesadaran hati nuraninya dalam melihat permasalahan
moral atau nilai-nilai yang berlaku. Itu menunjukan masih lemahnya kesadaran hidup bermasyarakat dan
memahami kontrak social yang berlaku di sekitarnya. Mereka, yang seperti itu, didorong oleh suatu
penyanggahan bahwa itu menjadi haknya. Namun, menurut Kohlberg itu merupakan tahapan egosentris
atau relative hedonism. Seseorang tersebut hanya mementingkan kepuasan dirinya sendiri tanpa melihat
suatu tindakan dari kacamata aturan yang berlaku. Contohnya, dalam suatu institusi pendidikan yang
berlabel agama islam, dicantumkan bahwa nilai-nilai keagamaan harus bisa lebih ditonjolkan. Karena itu
merupakan suatu identitas tersendiri yang membedakannya dengan institusi yang lain. Nilai atau aturan
yang berlaku adalah bahwa setiap civitas akademika yang berada dalam naungan lembaga itu harus
menutup aurat dan berusaha berakhlak al karimah. Namun hal itu bertolak belakang dengan apa yang
diharapkan dari tujuan bertata tertib tersebut. Sungguh sangat miris jika pada usia dewasa masih saja
tidak bisa mematuhi norma yang berlaku.

Norma yang mungkin dilanggar oleh para pelanggar merupakan sebuah ketidaksadaran atau faktor
dari lingkungan yang serentak melanggar norma tersebut dan memiliki latar belakang buruk dalam
ketaatan terhadap aturan. Menurut penelitian (Cititation) bahwa remaja yang memiliki hubungan
(attachment) bagus dengan orang tuanya menunjukan perilaku yang positif ketika dewasa terhadap
ketaatan moral setempat. Oleh karena itu, diperlukan suatu perlakuan terhadap perkembangan anak
supaya berdamapak baik pada masa depannya terutama dalam ketaatan moral.

Perlakuan yang dimaksudkan adalah bahwa ketika anak-anak pastilah membutuhkan seorang figure
yang dapat dijadikan sebagai seorang contoh. Disamping memiliki hubungan emosional dengan orang
tuanya, anak-anak yang sudah masuk ke dalam usia pra sekolah pasti mendapatkan banyak nilai dari
lingkungan sekitarnya. Jadi, diperlukannya hubungan dengan orang dewasa lain yang dapat membimbing
atau menuntun anak-anak tersebut ke jalan yang diharapkan. Oleh sebab itu, peranan orang dewasa
seperti kitalah menjadi solusi membimbing secara komunikatif terhadap perkembangan anak.

You might also like