You are on page 1of 15

Makalah Psikologi

Perkembangan Penyesuaian Diri Peserta Didik dan Implikasinya


Dalam Pendidikan

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
1. TOMI
2. FITRIANI
3. FITRIAMA
4. FITRAWATI
5. ERMAWATI A
6. RIHLAENI DUHA A BASO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena dengan keridhoan-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Penyesuaian Diri Peserta Didik dan
Implikasinya Dalam Pendidikan.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu dan wawasan yang kami miliki. Namun, berkat kerja keras dan
dukungan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan dengan baik.
Kami menyadari kemampuan kami harus terus diasah agar dapat terus berkarya.
Untuk itu, kami mengharapkan pembaca untuk sedianya memberikan kritik dan saran yang
dapat membangun daya pikir agar makalah ini menjadi lebih baik.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga makalah ini
dapat membuktikan adanya peran dan fungsi mahasiswa bagi agama, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyesuaian Diri........................................................................4
B. Karakteristik penyesuaian eserta Didik......................................................5
C. Konsep dan Proses Penyesuaian Peserta Didik .....6
D. Faktor dan Aspek Penyesuaian Peserta Didik...........................................8
E. Implikasi Penyesuaian peserta didik ............................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan
mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri. Kegagalan remaja
dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung
jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri,
perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak
dikenal, dan perasaan menyerah. Bahaya yang lain adalah terlalu banyak berkhayal untuk
mengimbangi ketidakpuasannya, mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan
menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan
pemindahan.
Hidup merupakan perjuangan hidup untuk mencapinya orang harus melakukan
halyang sesuai. Kalau diperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari, akan terlihat
bermacam-macam hal yang terjadi dikalangan masyarakat tersebut. Ada yang kelihatannya
selalu gembira, walau apapun yang akan dihadapinya. Sebaliknya adapula yang seringmengeluh dan
bersedih hati, tidak cocok dengan orang lain dan pekerjaannya. Usaha ini menumbuhkan
suatu cabang termuda dari ilmu jiwa yaitu kesehatan. Dan dalam mempelajari kesehatan
mental terdapat penyesuaian diri antaradiri sendiri dengan dirinya sendiri, maupun diri sendiri
dengan orang lain ataupun lingkungan. Dengan penyesuaian diri ini orang dapat dan mampu
untuk mengatasi masalahdengan baik. Mampu menempatkan dirinya pada suatu hal yang
berguna bagi dirinya danorang lain dikalangan masyarakat.Didalam penyesuaian diri ini
orang harus tau betul apa yang akan dipelajari dalam hal ini.Penyesuaian diri terdapat hal
hal seperti faktor penyesuaian diri,aspek penyesuaian diri,karakteristik dalam penyesuaian
diri, bentuk penyesuaian diri, konsep dan proses penyesuaian diri. Hal ini harus bisa
terpenuhi supaya tidak terjadi masalah didalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Apakah penyesuaian diri itu?
2. Bagaimana karateristik dari penyesuaian diri itu?
3. Bagaimana konsep dan proses dari penyesuaian diri itu?
4. Apa saja faktor-faktor dan aspek-aspek yang mempengaruhi penyesuaian diri?
5. Bagaimana implikasi penyesuaian peserta didik?

C. Tujuan rumusan masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari penyesuaian diri
2. Untuk mengetahui karateristik dari penyesuaian diri
3. Untuk mengetahui konsep dan proses dari penyesuaian diri itu
4. Untuk mengetahui faktor dan aspek yang mempengaruhipenyesuaian diri
5. Untuk mengetahui implikasi penyesuaian peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYESUAIN DIRI


Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan
mengubah peilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungannya.
Penyesuaian dapat berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya,dan
memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah,dan dapat mengadakanrelasi yang
memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagaikonformitas,
yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar dan prinsip.Penyesuaian diridapat
diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana
danmengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala
macamkoflik,kesulitan,dan frustrasi secara efesien. Individu memiliki
kemampuanmenghadapi realitas hidup dengan cara adekuat/memenuhi syarat.Penyesuaian
social terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup danberinterakasi
dengan orang lain.
Hubungan sosial tersebut mencakup hungandengan anggota keluarga, masyarakat, sekolah,
teman sebaya, atau anggota masyarakat luas.secara umum, Proses yang harus dilakukan
individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarkat atau suku bangsa memiliki
sistem nilai dan norma sosial yang berbeda-beda.Dalam proses penyesuaian sosial individu
berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk
mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
Adapun penyesuaian diri menurut para Ahli-ahli sebagai berikud;
1. Kartono (2000)
penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapaiharmoni pada diri sendiri dan
pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan,depresi, dan emosi negatif lain
sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisienbisa dikikis.
2. Hariyadi (2003)
penyesuaian diri adalah kemampuanmengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan atau dapat pula mengubah lingkungansesuai dengan keadaan atau keinginan
diri sendiri.
3. Ali dan Asrori (2005)
penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-
respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan
kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar
atau lingkungan tempat individu berada.
4. Scheneiders (dalam Yusuf, 2004),
penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mentaldan
perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi
ketegangan,frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan hubungan yang
harmonis antarakebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia
hidup.
5. Hurlock (dalam Gunarsa, 2003)
penyesuaian diri secara lebih umum,yaitu bilamana seseorang mampu menyesuaikan
diri terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia
memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan berarti ia diterima oleh
kelompok atau lingkungannya.Dengan perkataan lain,orang itu mampu menyesuaikan
sendiri dengan baik terhadap lingkungannya.

B. KEREAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI


Karakteristik penyesuaian diri dapat di bagi menjadi dua, yaitu penyesuaian diri yang
salah dan penyesaian diri yang positif .
1. Penyesuaian diri yang salah
Ada tiga bentu kreaksi dalam penyesuaian diri yang salah yaitu reaksi bertahan,reaksi
menyerang, dan reaksi melarikan diri.
a. Reaksi Bertahan
Individidu mempertahankan dirinya dengan seolah - olah ia tidak sedang
menghadapi kegagalan. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
1) Rasionalisasi, Mencari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakan
yang salah.
2) Represi, menekan perasaan yang dirasakan kurang enak kealam tidak sadar.
3) Proyeksi, Menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga untuk
mencari alasan yang dapat diterima.
b. Reaksi Menyerang
Individu yang salah akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat
menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalan. Katidak
mauan menyadari kegagalannya atau tidak mau menerima kenyataan Reaksi-reaksi
nya, antara lain :
1) Selalu membenarkan diri sendiri.
2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi.
3) Merasa senang jika mengaggu orang lain.
4) Suka menggertak,baik dengan ucapan maupun perbuatan.
5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka.
6) Bersikap menyerang dan merusak.
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatanya.
8) Suka bersikap balas dendam.
9) Memerkosa hak orang lain.
10) Tindakannya suka serampangan, dan sebagainya.
c. Reaksi melarikan diri
Dalam reaksi ini,individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan
konflik atau kegagalanya. Reaksinya sebagai berikut :
a. Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat tercapai dengan
betuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai).
b. Banyak tidur,suka minuman keras,bunih diri,atau menjadi pecandu narkoba.
c. Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan.
2. Penyesuaian diri yang positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai
hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahan an yang salah.
c. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri.
e. Mampu belajar dari pengalaman.
f. Bersikap realisitik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk
berikut ini.
a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung.
b. Peyesuaian diri dengan cara ekspl orasi (penjajakan).
c. Penyesuain diri dengan trialand error.
d. Penyesuaian diri dengan substitusi (mengganti).
e. Penyesuaian diri dengan belajar.
f. Penyesuain diri dengan mengendalikan diri.
g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat.

C. PROSES PENYESUAIAN DIRI


Penyesuaian diri adalah proses bagaima individu mencapai keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Respons penyesuaian diri, baik atau buruk,
dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan
dan memelihara kondisi-kondisi keseibangan yang wajar.
Pada dasarnya, penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya.
Beberapa factor lingkungan yang dinggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup
sehat bagi remaja adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan keluarga yang harmonis
2. Lingkungan teman sebaya
3. Lingkungan sekolah.

D. Faktor dan Aspek Penyesuaian Diri


Penyesuaian diri yang sehat lebih merunjuk pada konsep sehatnya kehidupan
pribadi sesorang, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri,dengan orang lain, maupun
dengan lingkungannya. System penyesuain diri ini merupakan kondisi untuk
mengembangkan diri secara optimal.

1. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri


Proses penyesuaian diri sangat mempengaruhi factor-faktor yang menentukan
kepribadian itu sendiri, baik itu internal maupun eksternal.
Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebgai berikut:
a. Factor Fisiologis
b. Factor Psikologis
c. Factor Perkembangan dan Kematangan
d. Factor lingkungngan
e. Factor budaya dan agama
Faktor-faktor yang mempengaruhi penysuaian diri dilihat dari konsep psikogenik.
Psikogenik memandang bahwa penyesuaian diri di pengaruhi oleh riwayat kehidupan
sosial individu terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis.
Desmita (2009: 196), pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar
belakang kehidupan keluarga, antara lain menyangkut sebagai berikut:
a. Hubungan orangtua-anak
Merujuk pada iklim hubungan sosial dalam keluarga, apakah hubungan tersebut
bersifat demokratis atau otoriter.
b. Iklim intelektual keluarga
Merujuk pada sejauh mana iklim keluarga memberikan kemudahan bagi
perkembangan intelektual anak, pekembangan berfikir logi atau irasional.
c. Iklim emosional keluarga
Merujuk pada sejauhmana stabilitas hubungan dan komunikasi di dalam keluarga
terjadi.

2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri


Mengacu pada beberapa konsep tentang sehatnya kepribadian individu yang
diajukan oleh beberapa ahli, sperti kepribadian normal (Cole 1953), kepribadian
produktif (Fromm dan Gilmore, 1947), dan psiko-higine (Sikun pribadi, 1971), maka
secara garis besar penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek kepribadian
yaitu:
a. Kematangan emosional mencakup aspek-aspek:
1) Kemantapan suasana kehidupan emosional
2) Kemantapan Susana kehidupan kebersamaan dengan orang lain
3) Kemampuan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan
4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataaan diri sendiri.
b. Kematangan intelektual mencakup aspek-aspek:
1) Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri
2) Kemampuan memahami orang lain dan keragamanya
3) Kemampuan mengambil keputusan
4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan
c. Kematangan social mencakup aspek-aspek:
1) Keterlibatan dalam partisipasi social
2) Kesediaan kerja sama
3) Kemampuan kepemimpinan.
4) Sikap toleransi.
5) Keakraban dalam pergaulan.
d. Tanggung jawab mencakup aspek-aspek:
1) Sikap produktif dalam mengembangkan diri.
2) Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel.
3) Kesadaran akan etika dan hidup jujur.
4) Sukap altruism, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal.
5) Melihat prilaku dari segi kosekuensi atas dasar system nilai.
6) Kemampuan bertindak independen.

E. Implikasi Penyesuaian Diri dengan Proses Pembelajaran

Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran, yang


penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan
intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlukan
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan intelektual
tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu keamanan
psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis
apabila:

1. Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan
segala kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia
baik danmampu.
2. Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang
lain.
3. Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan
perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari
sudut pandang anak.

Teorri Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting


hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukan bahwa,
aktifitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang
aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar
yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi
yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk didalamnya perkembangan
intelektual.

Model Pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai
peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang mengatur lingkungan belajar
sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk
berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses
pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik utuk maju ke
taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik handaknya menyadari benar-benar bahwa
perkembangan intelektual anak berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan
antara lain:

1. Menciptakan interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.


2. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang
yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat
menunjang perkembangan intelaktual anak.
3. Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik mlalui kegiatan olah
raga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan
berfikir peserta didik.
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui mass-media cetak
maupun menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual
peserta didik.
5. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada perkembangan jiwa remaja, karena selain
berfungsi sebagai pengajaran, sekolah juga berfungsi sebagai transformasi norma.
Dalam hal ini sekolah memiliki peranan yang tidak jauh dari keluarga, terutama wali
kelas dan guru-guru BP.

Maka untuk tujuannya itu sekolah:


1. Menciptakan situasi betah.
2. Menciptakan suasana yng menyenangkan.
3. Memahami anak didik menyeluruh.
4. Menggunakan metode dan alat belajar yang menggairahkan.
5. Menggunakan prosedur evaluasi yang memotivasi belajar.
6. Ruangan kelas yang sehat.
7. Tata tertib yang dipahami.
8. Teladan dari para guru.
9. Kerja sama dan saling pengertian para guru.
10. Melaksanakan program BP yang baik.
11. Memiliki kepemimpinan yang penuh pengertian dan tanggung jawab.
12. Hubungan yang baik antara sekolah dan OT.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyesuaiandiri tersebut diperlukan faktor, aspek, karakteristik,dan proses dalam
penyesuaian diri. Apabila manusia dapatmenyesuaikan diri dalam kehidupannya sehari-hari
dan di dalam masyarakat maka manusiatersebut dapat mencapai keharmonisan pada diri
sendiri dan lingkungannya. Tidak mudahterjerumus kedalam halhal yang Negatif bagi
dirinya dan tidak mengganggu orang lain didalam kehidupan seharihari. Dari penjelasan
diatas dapat kami simpulkan bahwa, seseorang harus mampumelakukan penyesuaian diri
dalam kehidupannya seharihari didalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto & Hartono, B. Agung.(2008).Perkembangan peserta didik.Jakarta: Rineka Cipta

Wahjosumidjo.Buku Kumpulan Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis) editor


Dr. A. Supratiknya(1993). Yogyakarta : KANISIUS

Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Press

Mohammad, A & Mutia, S. (2004). Psikologi remaja perkembangan peserta didik Edisi

Kedua.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

You might also like