Professional Documents
Culture Documents
Ema Mayasari1
Staf Pengajar STIKes Surya Mitra Husada Kediri
Email: eyasa@ymail.com
Abstract
Acute Respiratory Infections (ARI) is one of the most common causes of death in children of
developing countries. The cause of ARI include home building materials made of asbestos, has
a floor with a thickness of less than 20cm and has a floor area of less than 10% of the floor
area. The objective of this study was to determine the effect of physical condition to Acute
Respiratory Infections (ARI) at public health centers in the region of the northern town of
Kediri. This study was an analytic study with cross-sectional approach. There were 102
samples on society at public health centers in the region of the northern town of Kediri, and
use simple random sampling. The independent variable is the building constructures, the
type of floor, and size of ventilation, while the dependent variable was the incident of Acute
Respiratory Infection. Data were analyzed by logistic regression.The results showed that, p
value = 0,000 < =0,05, so there is physical condition home has affected the occurrence ARI.
While the most dominant factor of the three factors is size of ventilation where the value of
Exp (B) 0,014 more than the other two factors, are building contructure where the value Exp
(B) 0,012 and the type of floor where the value Exp (B) 0,010.The majority of respondents
suffering from ARI and most the of respondent have a home ventilation that does not qualify,
therefore people should pay more attention to the ventilation of their homes so spacious
home ventilation of at least 10 % of their floor area.
Abstrak
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi pada anak di negara sedang berkembang. Penyebab terjadinya ISPA diantaranya
adalah rumah dengan bahan bangunan yang terbuat dari asbes, memiliki lantai dengan
ketebalan kurang dari 20cm dan memiliki luas ventilasi yang kurang dari 10% dari luas
lantai.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara status rumah
terhadap kejadian ISPA di wilayah kerja puskesmas kota wilayah utara. Penelitian ini
adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel sebesar 102
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas kota wilyah utara kota kediri yang
diambil secara simple random sampling. Variabel independen adalah bahan bangunan,
lantai, dan ventilasi sedangkan variabel dependen adalah kejadian ISPA. Dari hasil analisis
didapatkan nilai p = 0,000< = 0,05, ada pengaruh status rumah terhadap kejadian ISPA.
Sedangkan dari ketiga faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor ventilasi dimana
nilai Exp(B) 0,014 lebih banyak dibandingkan nilai Exp(B) kedua faktor lainnya yaitu
1. Ema Mayasari adalah Staf Pengajar STIKes Surya Mitra Husada Kediri
161
150 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 September 2015
Bahan Bangunan 0,012 dan lantai 0,010 terhadap kejadian ISPA. Sebagian besar
responden menderita ISPA dan sebagian besar responden memiliki ventilasi rumah yang
tidak memenuhi syarat oleh karena itu masyarakat harus lebih memperhatikan ventilasi
rumah mereka agar luas ventilasi rumah minimal 10 % dari luas lantai.
memiliki ventilasi pada kamar tidur dan 3 lingkungan rumah harus mampu
rumah memenuhi syarat. Dari 10 rumah mendukung tingkat kesehatan
tersebut ada 7 rumah yang anggota penghuninya. Untuk dapat mendukung
keluarganya menderita ISPA dalam 3 tingkat kesehatan penghuninya maka
bulan terakhir yang berasal dari 3 rumah suatu rumah harus memenuhi syarat
memakai atap asbes dan 4 rumah tidak menurut kemenkes RI No.829 / Menkes /
memiliki ventilasi pada kamar tidur. SK / VII / 1999 tentang persyaratan
Konstruksi rumah dan lingkungan kesehatan perumahan.
yang tidak memenuhi syarat kesehatan Tujuan secara umum penelitian ini adalah
merupakan faktor risiko sumber untuk menganalisis faktor risiko kejadian
penularan berbagai jenis penyakit. ISPA ditinjau dari status rumah di Wilayah
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota
(ISPA) dan tuberkolusis yang erat Kediri.
kaitannya dengan kondisi perumahan.
Sanitasi rumah dan lingkungan erat
kaitannya dengan angka kejadian METODE PENELITIAN
penyakit menular, terutama ISPA.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi Desain penelitian yang digunakan dalam
kejadian penyakit ISPA adalah kondisi penelitian ini adalah korelasional dengan
fisik rumah, kebersihan rumah, kepadatan pendekatan kuantitatif cross sectional
penghuni dan pencemaran udara dalam yaitu peneliti melakukan identifikasi
rumah. Selain itu juga faktor kepadatan status rumah terhadap kejadian ISPA pada
penghuni, ventilasi, suhu dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas
pencahayaan ikut berpengaruh pada kota wilayah utara. Data penelitian
kejadian penyakit ISPA dalam suatu diperoleh berdasarkan survei dengan
keluarga (Arifin, 2010). menggunakan perangkat kuesioner
Menurut WHO rumah adalah terhadap sampel masyarakat yang
suatu struktur fisik yang dipakai orang mengalami ISPA. Selanjutnya data
atau manusia untuk tempat berlindung, di tersebut dijadikan dasar untuk
mana lingkungan dari struktur tersebut mendeskripsikan karakteristik variabel
termasuk juga fasilitas dan pelayanan dalam populasi berdasarkan data yang
yang diperlukan, perlengkapan yang diperoleh dari sampel.
berguna untuk kesehatan jasmani dan
rohani serta keadaan sosial yang baik
untuk keluarga dan individu. Untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mewujudkan rumah dengan fungsi di atas,
rumah tidak harus mewah/besar tetapi Karakteristik Responden
rumah yang sederhanapun dapat dibentuk Berdasarkan gambar 1. Usia Responden Di
menjadi rumah yang layak huni. Rumah Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah
yang sehat menurut Winslow dan APHA Utara Kota Kediri diketahui bahwa
harus memenuhi beberapa persyaratan, sebagian besar berusia 41 50 tahun
salah satunya mencegah penyebaran yaitu sebanyak 54 responden (52,9 %)
penyakit menular. Oleh karena itu kondisi dari total 102 responden.
163 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 September 2015
60 52,9 %
50
40
20 - 29 Tahun
27,5 %
30 30 - 40 Tahun
20 41 - 50 Tahun
11,8 %
7,8 % > 50 Tahun
10
0
20 - 29 30 - 40 41 - 50 > 50 Tahun
Tahun Tahun Tahun
45 41,18 %
40 SD
32,35%
35
30
25 SMP
17,64 %
20
15
8,83 %
10 SMA
5
0
SD SMP SMA PERGURUAN PERGURUAN TINGGI
TINGGI
70
60,78 % TIDAK BEKERJA
60
50
SWASTA
40
30
21,56 % WIRA SWASTA / BERDAGANG
20 13,73 %
10 3,93 %
PEGAWAI NEGERI
0 (PNS/TNI/POLRI)
TIDAK BEKERJA SWASTA WIRA SWASTA / PEGAWAI
BERDAGANG NEGERI
(PNS/TNI/POLRI)
100
86,28%
90
80
70
60
50 LAKI - LAKI
40 PEREMPUAN
30
13,72 %
20
10
0
LAKI - LAKI PEREMPUAN
Tabel 1. Status Rumah (Bahan Bangunan) masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara Kota Kediri
No Bahan Bangunan n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 33 32,4
2 Memenuhi Syarat 69 67,6
Total 102 100
Tabel 2. Status Rumah (Lantai) masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah
Utara Kota Kediri
No Lantai n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 66 64,7
2 Memenuhi Syarat 36 35,3
TOTAL 102 100
Tabel 3. Status Rumah (Ventilasi) masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah
Utara Kota Kediri
No Ventilasi n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 65 63,7
2 Memenuhi Syarat 37 36,3
Total 102 100
Tabel 4. Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri
No Kejadian ISPA n %
1 Tidak Terjadi ISPA 36 35,3
2 Terjadi ISPA 66 64,7
Total 102 100
Rumah yang lembab merupakan media itu perlu adanya sosialisasi dari pihak
yang baik bagi pertumbuhan terkait yakni tenaga kesehatan sehingga
mikroorganisme, antara lain bakteri, masyarakat dapat memahami secara baik
spiroket, ricketsia dan virus. dan benar tentang membangun rumah
Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke yang sesuai dengan standar kesehatan
dalam tubuh melalui udara. Selain itu karena rumah yang tidak sesuai standar
kelembaban yang tinggi dapat kesehatan sangat berisiko menimbulkan
menyebabkan membran mukosa hidung penyakit ISPA pada penghuni rumah.
menjadi kering sehingga kurang efektif
dalam menghadang mikroorganisme.
Konstruksi rumah dan lingkungan SIMPULAN DAN SARAN
yang tidak memenuhi syarat kesehatan Simpulan
merupakan faktor risiko sumber
penularan berbagai jenis penyakit. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut dilakukan pada bahan bangunan
(ISPA) dan tuberkolusis yang erat masyarakat di Wilayah Kerja
kaitannya dengan kondisi perumahan. Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota
Sanitasi rumah dan lingkungan erat Kediri diketahui bahwa sebagian
kaitannya dengan angka kejadian besar responden menggunakan bahan
penyakit menular, terutama ISPA bangunan yang memenuhi syarat,
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi akan tetapi memiliki jenis lantai yang
kejadian penyakit ISPA adalah kondisi tidak memenuhi syarat , dan memiliki
fisik rumah, kebersihan rumah, kepadatan ventilasi rumah yang tidak memenuhi
penghuni dan pencemaran udara dalam syarat.
rumah. Selain itu juga faktor kepadatan 2. Berdasarkan penelitian yang
penghuni, ventilasi, suhu dan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
pencahayaan ikut berpengaruh pada Kota Wilayah Utara Kota Kediri
kejadian penyakit ISPA dalam suatu diketahui bahwa sebagian besar
keluarga (Arifin, 2010). responden menderita ISPA.
Dari penjelasan diatas dapat 3. Hasil uji statistik menunjukkan ada
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Pengaruh status rumah terhadap
status rumah yakni bahan bangunan, kejadian ispa di wilayah kerja
lantai, dan ventiilasi terhadap kejadian Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota
ISPA. Berdasarkan pada uraian teori Kediri.
diatas, kejadian ISPA juga dapat
disebabkan oleh beberapa factor salah Saran
satunya adalah kondisi lingkugan rumah 1. Bagi Institusi Kesehatan
yang tidak sesuai dengan standar Sebaiknya institusi kesehatan tetap
kesehatan. Hal ini dapat terjadi tentunya memberikan penyuluhan berkaitan
tidak lepas dari perilaku dan pengetahuan dengan kejadian ISPA khususnya
masyarakat dalam membangun rumah pengaruh Status Rumah terhadap
yang masih jauh dari standar rumah sehat. kejadian ISPA.
Kurangnya pengetahuan masyarakat 2. Bagi Masyarakat Masyarakat
menyebabkan masyarakat lebih memilih hendaknya memperhatikan ventilasi
bangunan yang menggunakan bahan yang rumah yang sesuai standar yakni
lebih murah tanpa memperhatikan efek minimal 10 % dari luas lantai agar
samping dari bahan tersebut. Oleh karena udara dalam ruangan tidak pengap
Ema Mayasari : Analisis Faktor Risiko Kejadian ISPA ... 170
DAFTAR RUJUKAN