You are on page 1of 54

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 26 TAHUN 2017

DISUSUN OLEH : KELOMPOK B7


Tutor : dr. Nita Parisa

Anggota Kelompok:
Benedictus Wicaksono 04011281419102
Bima Indra 04011181419208
Disa Novellin 04011281419134
Erika Sandra 04011181419014

Femmy Destia 04011181419036


Fitri Az-zahrah 04011181419038
Jesslyn Juanti 04011281419110
Mareta Kurnia Desiani 04011181419042
Nyimas Shafira Nur Mutmainnah 04011281419138
Regina Astra Kirana 04011181419070

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial
Skenario A Blok 26 Tahun 2017 sebagai tugas kompetensi kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan
saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi nafas kehidupan,
2. tutor kelompok B7, dr. Nita Parisa
3. teman-teman sejawat FK Unsri,
4. semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk membuka wawasan yang lebih luas lagi.
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 26 April 2017

Kelompok B7

2
DAFTAR ISI

LAPORAN TUTORIAL.........................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................................4

I. Latar Belakang............................................................................................................4

II. Maksud dan Tujuan....................................................................................................4

III. Data Tutorial...............................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................................5

I. SKENARIO................................................................................................................5

II. KLARIFIKASI ISTILAH..........................................................................................6

III. IDENTIFIKASI MASALAH.....................................................................................8

IV. ANALISIS MASALAH.............................................................................................9

V. LEARNING ISSUE..................................................................................................33

VI. KERANGKA KONSEP...........................................................................................82

VII. SINTESIS.................................................................................................................83

BAB III..................................................................................................................................85

PENUTUP.............................................................................................................................85

KESIMPULAN...............................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................86

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis
memaparkan kasus yang diberikan mengenai Epidemiologi dan statistik

II. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.

III.Data Tutorial
a. Tutor : dr. Nita Parisa
b. Moderator : Jesslyn Juanti
c. Sekertaris : Nyimas Shafira
Fitri Az-zahrah
d. Waktu : Senin, 24 April 2017
Pukul 10.00 12.00 WIB
Rabu, 26 April 2017
Pukul 10.00 12.00 WIB

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. Skenario
Puskesmas Sibuk adalah salah satu Puskesmas kawasan perkotaan yang telah
menjalankan surveilans penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit dihitung
distribusi frekuensi menurut variable epidemiologi dan disajikan minguan dan
bulanan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota.
Dalam Dua bulan terakhir ini di Puskesmas Sibuk, juga banyak pasien yang
datang dengan keluhan suspek Demam Berdarah Dengue (DBD). Usia pasien anak-
anak sampai usia remaja. Dari data yang dsajikan dan besarnya masalah, Dokter Budi
yang bertugas di Puskesmas Sibuk beranggapan bahwa DBD berhubungan secara
bermakna dengan rendahnya angka bebas jentik nyamuk (ABJ). Sebagai dokter yang
bertugas di Puskesmas tersebut, dr. Budi dan tim bermaksud membuktikan
hipotesisnya apakah ada hubungan sebab akibat antara DBD dengan rendahnya ABJ.
Dua minggu yang lalu pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang, mengalami
kejadian gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90 orang dapat
diwawancarai apakah makan atau tidak makan di pesta tersebut, 80 orang sesuai
dengan definisi kasus. Tim Puskesmas melakukan investagasi, hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
Jumlah yang Makan Jumlah yang Tidak Makan
Jenis Makanan
Sakit Tidak Total Sakit Tidak Total
Kerecek 48 9 57 5 18 23
Daging 30 20 50 10 15 25
Nasi 22 30 52 11 11 22
Saus 27 16 43 20 12 32
Tabel 2.1. Jumlah yang Makan dan Tidak Makan Menurut Jenis Makanan di Pesta
X, Maret 2017.

II. Klarifikasi Istilah

5
No. Istilah Klarifikasi
1. Surveilans Proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi
data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan.
2. KLB/wabah Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah
cacar, disentri, kolera)
3. Distribusi Susunan data menurut kelas interval tertentu atau menurut
Frekuensi kategori tertentu dalam sebuah daftar.
4. Hipotesis Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan
pendapat (teori, proposisi, dsb) meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan; anggap dasar.
5. Gastroenteritis Inflamasi pada saluran cerna yang disebabkan oleh infeksi.
6. Investigasi Upaya penelitian, penyelidikan, pencarian, pemeriksaan dan
pengumpulan data, informasi untuk membuktikan kebenaran
atau kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan
kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian.
Tabel 2.2. Jumlah yang Makan dan Tidak Makan Menurut Jenis Makanan di Pesta
X, Maret 2017.

III. Identifikasi Masalah


1. Puskesmas Sibuk adalah salah satu Puskesmas kawasan perkotaan yang telah
menjalankan surveilans penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit
dihitung distribusi frekuensi menurut variable epidemiologi dan disajikan
minguan dan bulanan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota.
2. Dalam Dua bulan terakhir ini di Puskesmas Sibuk, juga banyak pasien yang
datang dengan keluhan suspek Demam Berdarah Dengue (DBD). Usia pasien
anak-anak sampai usia remaja. Dari data yang dsajikan dan besarnya masalah,
Dokter Budi yang bertugas di Puskesmas Sibuk beranggapan bahwa DBD
berhubungan secara bermakna dengan rendahnya angka bebas jentik nyamuk
(ABJ). Sebagai dokter yang bertugas di Puskesmas tersebut, dr. Budi dan tim
bermaksud membuktikan hipotesisnya apakah ada hubungan sebab akibat antara
DBD dengan rendahnya ABJ.
3. Dua minggu yang lalu pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang, mengalami
kejadian gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90 orang dapat

6
diwawancarai apakah makan atau tidak makan di pesta tersebut, 80 orang sesuai
dengan definisi kasus. Tim Puskesmas melakukan investagasi, hasilnya dapat
dilihat pada tabel.
Jumlah yang Makan Jumlah yang Tidak Makan
Jenis Makanan
Sakit Tidak Total Sakit Tidak Total
Kerecek 48 9 57 5 18 23
Daging 30 20 50 10 15 25
Nasi 22 30 52 11 11 22
Saus 27 16 43 20 12 32

IV.ANALISIS MASALAH
1. Puskesmas Sibuk adalah salah satu Puskesmas kawasan perkotaan yang telah
menjalankan surveilans penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit
dihitung distribusi frekuensi menurut variable epidemiologi dan disajikan
minguan dan bulanan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota.
a. Apa saja kegiatan surveilens?
Kegiatan Utama:
i. Pengumpulan data
ii. Pengolahan data
iii. Analisa data
iv. Penyebar luasan informasi

Kegiatan Surveilans yang lengkap:


i. Pengumpulan data
ii. Pengolahan data
iii. Penyajian data
iv. Analisa data
v. Interpretasi/rekomendasi
vi. Penyebar luasan informasi

b. Apa saja jenis-jenis dari surveilens?


Jenis-jenis suveillance
Routine surveilllance
Metode ini memberi informasi dalam cara yang paling praktis dan
paling efisien sesuai sasaran capaian suatu program. Routine
surveillance suatu penyakit tidak akan mencakup seluruh data yang
ada. Bergantung dari jenis penyakit yang perlu dilaporkan, suatu

7
program mungkin mengharuskan seluruh kasus atau sebagian kasus
untuk dilaporkan. Untuk penyakit yang jarang terjadi diperlukan
pelaporan seluruh kasus; seperti kasus demam kuning, poliomielitis,
rabies, campak, dan flu burung di AS. Sementara itu, untuk penyakit
yang sering ditemukan, tidak seluruh kasus perlu dilaporkan; seperti
kasus salmonellosis atau hepatitis viral. Untuk memvalidasi data yang
dikumpulkan, metode pengumpulan data melalui (1) active
surveillance, (2) rekam medik, dan (3) laporan dari laboratorium bisa
dilakukan.
2. Special surveillance
Special surveillance dapat dilakukan jika angka kejadian suatu
penyakit meningkat atau diduga meningkat (seperti pada musim-
musim tertentu atau pada epidemi). Program special surveillance juga
dapat dikembangkan berhubungan dengan penyakit baru; untuk
menentukan basis data dalam rangka investigasi dan penelitian,
menentukan populasi yang rentan terkena dan memerlukan tindakan
pencegahan khusus, dan sebagai metode evaluasi dan pencegahan.
Setelah tujuan-tujuan tersebut tercapai, sistem special surveillance
harus dihentikan atau segera diganti dengan regular surveillance
program.

c. Apa saja bentuk operasional surveilens?


i. Passive reporting
Passive surveillance adalah pelaporan rutin kasus-kasus yang
dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (klinik atau RS). Data
yang dikumpulkan dari tempat-tempat tersebut dilaporkan secara
berkala ke dinas kesehatan setempat.
ii. Active reporting
Active surveillance dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah data
yang didapat; juga sebagai bagian integral dari program surveillance
pada kasus-kasus tertentu, seperti pada epidemi. Pada program active
surveillance, dinas kesehatan setempat menghubungi penyedia
layanan kesehatan secara berkala untuk mengumpulkan data
8
mengenai angka kejadian suatu penyakit. Active surveillance adalah
suatu upaya aktif dari dinas terkait untuk mengontak penyedia
layanan kesehatan untuk mengumpulkan data, sehingga dapat
meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan.
iii. Sentinel physician reporting
Sentinel physician reporting adalah program yang dijalankan pada
active/passive surveillance menggunakan metode pengambilan
sampel. Bergantung dari jumlah populasi, tingkat pelaporan data yang
dibutuhkan, dan penyakit yang dipantau, sejumlah sentinel physician
dapat diambil secara acak dari seluruh dokter yang kemungkinan
menangani kasus penyakit tertentu. Sentinel physician dapat diminta
untuk melapor secara berkala, atau dapat dilakukan active
surveillance. Jika pemilihan sentinel physician dilakukan secara acak,
jumlah kasus yang dilaporkan dapat diekstrapolasikan, menghasilkan
data yang cukup akurat.
iv. Laboratory surveillance
Laboratory surveillance adalah pemantauan berkala laporan
laboratorium mengenai organisme yang menjadi etiologi suatu kasus
yang berada dalam surveillance. Sistem ini dapat menjadi sistem
surveillance utama pada kasus-kasus yang membutuhkan identifikasi
laboratorium untuk menegakkan diagnosis, atau sistem sekunder
untuk menegakkan diagnosis pada kasus yang diagnosisnya dapat
ditegakkan dengan mudah melalui pemeriksaan fisik dan penunjang
lainnya.

v. Hospital surveillance
Hospital surveillance adalah metode surveillance yang dilakukan
melalui data rekam medis untuk melihat infeksi yang didapat.
vi. Absenteeism surveillance
Metode ini dapat dipakai pada penyakit dengan morbiditas signifikan,
di mana program surveillance melihat angka ketidakhadiran
sekolah atau industri, sesuai target usia populasi. Klaim asuransi atau
tunjangan sosial dapat digunakan untuk menunjang data yang didapat.
9
vii. Syndromic surveillance
Syndromic surveillance adalah pelaporan penyakit melalui tanda dan
gejala klinis dan tidak melalui diagnosis etiologi. Metode
surveillance ini sering digunakan di negara berkembang di mana
mungkin tidak ada dokter yang dapat menegakkan diagnosis, tetapi
ada tenaga terlatih untuk melihat gejala dan tanda yang ada. Metode
syndromic surveillance juga dapat digunakan sebagai sistem deteksi
dini kejadian bioterorisme.

d. Apa saja tujuan surveilens?


Menurut Depkes RI (2004a) tujuan surveilens adalah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB), memperoleh
informasi yang diperlukan bagi perencanaan dalam hal pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya pada berbagai tingkat
administrasi.
Tujuan dari surveilens adalah sebagai berikut;
i. Mengetahui riwayat perjalanan penyakit, spektrum klinis, dan
epidemiologi dari suatu penyakit (siapa yang berisiko, kapan dan
dimana penyakit itu terjadi). Pengetahuan ini akan mengarahkan ke
pengembangan pencegahan dan pengukuran kontrol.
ii. Menyediakan data-data dasar yang digunakan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengukuran kontrol
iii. Digunakan untuk mengawasi suatu penyakit dan untuk mengambil
keputusan pencegahan dan kontrol suatu penyakit.
iv. Mengevaluasi langkah-langkah penanganan penyakit.

e. Apa saja distribusi frekuensi penyakit?


Distibusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau
menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi frekuensi terdiri
atas baris dan kolom. Setiak kolom berisi informasi mengenai karakteristik
seperti onset, tanggal lahir, dll. Kolom tersebut disebut dengan variabel.
Pada kasus, distribusi frekuensi penyakit terdiri atas beberapa variabel
yakni;
10
i. Jenis makanan
ii. Jumlah yang makan terbagi dalam dua katagori yaitu, sakit dan tidak.
Serta jumlah dari penderita.
iii. Jumlah yang tidak makan terbagi dalam dua kategori yaitu, sakit dan
tidak sakit. Serta jumlah dari penderita.

f. Bagaimana cara menghitung distribusi frekuensi penyakit?

Tabel 2.3. Distribusi Frekuensi.

Gambar 2.1. Rumus Perhitungan Distribusi Frekuensi

g. Bagaimana langkah-langkah penyelidikan KLB?


i. Persiapan penelitian lapangan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan peneliti, yakni :
Investigasi

11
Peneliti mulai mendiskusikan permasalahan dengan pakar
pada masalah tersebut, baik mengenai penyakit mauun situasi
pada lapangan investigasi, serta mereviu literature yang
berhubungan dengan kasus.
Menggunakan referensi yang terpercaya seperti artikel jurnal
dan sampel kuisioner penelitian.
Mengetahui matei, teknik pengambilan dan penyimpanan
sampel.
Administrasi
Peneliti mempersiapkan surat dan berkas yang dibutuhkan dalam
penelitian.
Konsultasi
Peneliti mempersiapkan tim yang akan bekerja sama dalam
melakukan penelitian.
ii. Memastikan adanya kejadian luar biasa
Memastikan dan menilai apakah kejadian yang timbul merupakan
kejadian luar biasa atau bukan.
Epidemik
Kemunculan kasus lebih banyak dari yang diperkirakan pada suatu
daerah atau diantara kelompok-kelompok tertentu pada periode
waktu tertentu.
Cluster
Kemunculan suatu penyakit pada pada suatu daerah pada periode
waktu tertentu, namun jumlahnya tidak melebihi yang
diperkirakan.
Setelah dipastikan, bandingkan data yang didapaat dengan data
yang diperkirakan. Biasanya dibandingkan dengan data pada kasus
yang sama sebelumnya pada periode beberapa minggu, bulan,
ataupun tahun.
iii. Memastikan diagnosis
Peneliti memastikan bahwa kasus yang akan ditelaah sudah
terdiagnosis dengan benar.
iv. Memantapkan definisi kasus

12
Definisi kasus berguna sebagai standar kriteria yang ditetapkan untuk
menilai apakah individu dapat dilibatkan dalam penelitian atau tidak.
Pada definisi kasus harus mencakup kriteria klinik dan batasan
investigasi seperti waktu, tempat, dll.
Identifikasi dan menghitung kasus atau paparan. Identifikasi informasi
terkait dengan penyakit seperti:
Informasi identifikasi
Informasi demografi
Informasi klinis
Informasi mengenai factor risiko
Informasi pelapor (narasumber)
v. Deskripsi epidemiologi
Mengkatagorikan KLB berdasarkan waktu, tempat, dan populasi.
vi. Menyusun Hipotesis
Pada umumnya, peneliti sudah dapat menyusun hipotesis sedari awal,
selama penelitian berlanjut maka hipotesis semakin tajam. Hipotesis
haruslah memuat sumber dari agen, mode penularan dan transmisi, dan
penyebab terjadinya suatu KLB.
vii. Evaluasi Hipotesis
Peneliti membandingkan hipotesis dengan data yang didapat. Sapat
dipastikan salah satunya dengan relative risk, chi square ataupun odd
ratio.
viii. Memperbaiki hipotesis dan merencanakan penelitian tambahan jika
dibutuhkan
ix. Menetapkan cara pencegahan dan mengontrol kejadian
Jika dari hasil penelitian didapati sumber dari kasus, lakuakan tindakan
segera untuk menurunkan angka kejadian. Selain itu, dilakukan control
rantai infeksi.
x. Melaporkan hasil penyelidikan
Hasil penyelidikan yang didapatkan dilaporkan baik secara tertulis ke
lembaga kesehatan, maupun secara oral untuk disampaikan ke
masyarakat.

13
h. Apa saja jenis penyajian data dan kegunaannya?
Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Data dapat kita sajikan dalam bentuk tabel atau daftar. Jika data yang akan
disajikan cukup besar maka harus dikelompokan terlebih dahulu, kemudian
di susun dalam bentuk tabel yang disebut daftar sebaran frekuensi atau
daftar distribusi frekuensi.
i. Daftar Distribusi Frekuensi.
Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal

Tabel 2.4. Contoh Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal

ii. Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok

Tabel 2.5. Contoh Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok

14
Beberapa istilah yang penting dalam membuat daftar distribusi
frekuensi data berkelompok antara lain sebagai berikut :
Kelas interval
Batas kelas
Tepi kelas
Panjang kelas
Titik tengah kelas

Cara menyusun Daftar Distribusi Frekuensi Berkelompok.


Beberapa langkah yang perlu di perhatikan dalam menyusun daftar
distribusi frekuensi berkelompok adalah sebagai berikut :
Menentukan nilai data terbesar, Xmaks, dan nilai terkecil , Xmin ,
kemudian di tentukan jangkauannya (J) dengan rumus : J =
Xmaks Xmin
Menentukan banyaknya kelas interval. Salah satu cara untuk
menentukan banyaknya kelas interval (k) dari n buah data adalah
berdasarkan aturan Sturgess, yaitu : K = 1 + 3,3 log n Pada
umumnya di ambil nilai 5 k 15, tetapi bila jangkauannya besar
di ambil Nilai k : 10 k 20.
Menentukan panjang kelas (c) dengan rumus : c = J/k
Menyusun daftar distribusi frekuensi dengan menetapkan kelas-
kelas sehingga nilai statistik minimum termuat dalam kelas
interval terendah, tetapi tidak harus sebagai batas bawah kelas.
Selanjutnya, menetapkan frekuensi tiap kelas yang dapat di
lakukan dengan menggunakan rumus.

iii. Daftar Distribusi frekuensi Kumulatif, Frekuensi Relatif, dan


Frekuensi Kumulatif relatif.
Daftar Distribusi frekuensi kumulatif dapat di susun dari daftar
distribusi frekuensi berkelompok. Terdapat dua jenis frekuensi
kumulatif, yaitu kumulatif kurang dari tepi atas (fk ta) dan frekuensi
kumulatif lebih dari tepi bawah (fk tb).
Contoh: Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif.

15
Tabel 2.6. Contoh Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif

Setiap frekuensi fi, dalam daftar distribusi frekuensi yang dinyatakan


dalam persentase di sebut frekuensi relatif (fr). Frekuesi relative dapat
di tentukan dengan rumus:
fr = fi /n X 100%
Selanjutnya daftar distribusi frekuensi kumulatif relatif dapat di susun
dari daftar distribusi kumulatif. Seperti halnya frekuensi kumulatif,
terdapat dua jenis frekuensi kumulatif relatif, yaitu frekuensi kumulatif
relatif kurang dari tepi atas (fkr ta) dan frekuensi kumulatif relatif
lebih dari tepi bawah (fkr tb ). Kedua frekuensi kumulatif relative
tersebut dapat di tentukan dengan rumus:
(fkr ta ) =(fk ta )/n X 100% (fkr tb ) =(fk tb )/n X 100%

Penyajian Data dalam Bentuk Diagram (Garis, Batang, Lingkaran,


Pictogram, Histrogram, dan Poligon).

iv. Diagram Garis.


Diagram garis adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas
garis yang menghubungkan titik-titik pada bidang bilangan. Pada
grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis
horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya
tetap, seperti tahun dan ukuran-ukuran. Pada garis tegak (sumbu-Y)
ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah.
Contohnya tentang perkembangan volume jumlah kendaraan yang
melintasi jalan A dalam kurun waktu pukul 0.00 s/d 19.12

16
v. Diagram Batang
vi. Diagram batang adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang
lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran sesuai dengan
data yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling menempel
atau melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang
yang berdekatan harus sama.
Ada berbagai bentuk, yaitu: Grafik batangan tunggal (single bar chart),
Yaitu grafik yang terdiri dari satu batangan untuk menggambarkan
perkembangan (trend) dari suatu karakteristik. Grafik batangan
berganda (multiple bar chart), Yaitu grafik yang terdiri dari beberapa
garis untuk menggambarkan beberapa hal/kejadian sekaligus.

c. Diagram Lingkaran.
Yaitu grafik yang menggambarkan perbandingan nilai-nilai dari suatu
karakteristik. Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap
keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran. Grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-
juring sesuai dengan data tersebut. Bagian-bagian dari keseluruhan data

17
tersebut dinyatakan dalam persen atau derajat.

d. Diagram Pictogram.
Pictogram adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk gambar-
gambar. Gambar yang digunakan disesuaikan dengan objek yang
dideskripsikan yang digunakan untuk mewakili sejumlah objek

e. Diagram Histogram.
Penyajian distribusi frekuensi menggunkan gambar yang berbentuk diagram
batang tegak. Antara dua bantang yang berdampingan tidak terdapat jarak
lebar batang merupakan lebar interval di mulai dari tepi bawah sampai tepi
atas interval.
Tepi Bawah = Batas Bawah 0.5

18
Tepi Atas = Batas Atas + 0.5

f. Diagram Polygon.
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis
dan batang-batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi.
Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon frekuensinya seperti
gambar berikut ini.

d. Apakah jenis laporan penyakit berpotensi KLB dari puskesmas ke dinas


kesehatan kota?
Jenis-jenis penelitian kesehatan
i. Metode penilaian survei
Penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek
penelitian (masyarakat) sehingga sering disebut penelitian non-
eksperimen. Penelitian survei digolongkan menjadi dua yaitu analitik dan
deskriptif
1.1 Metode penilaian survei analitik

19
Metode penilaian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi adntara fenometa atau antara faktor risiko dengan faktor efek.
- Rancangan survei cross-sectional
Suatu survei penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus
- Rancangan survei Case Control
Penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari
dengan mengguakan pendekatan retrospektif. Dengan kata lain, efek
diindentifikai saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau
terjadinya pada waktu yang lalu.
- Rancangan survei kohort
Sering disebut penelitian prospektif, penelitian survei yang paling baik
dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek. Penelitian
yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor
risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau
prospektif.
1.2 Metode penilaian survei deskriptif
Dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.
Umumnya digunakan untuk melakukan penilaian suatu kondisi di masa
sekarang, yang akan digunakan untuk menyusun program perencanaan
perbaikan
- Survei rumah tangga
Survei deskriptif yang dtujukan untuk rumah tangga
- Survei morbiditas
Bertujuan untuk mengetahui kejadian dan distribusi penyakit dalam
masyarakat atau populasi, dapat sekaligus digunakan untuk
mengetahui insiden atau kejadian suatu penyakit maupun prevalensi
- Survei analisis jawaban
mengetahui status dan hubungan antara satu dengan yang lainnya
- Survei pendapat umum

20
- Gambaran tentang pendapat umum mengenai program pelayanan
kesehatan yang sedang berjalan
1.3 Metode penilaian yang lain
- Studi penelaahan kasus
- Studi perbandingan
- Studi korelasi

ii. Metode penilaian eksperimen


2.1 penelitian dasar
memahami dan menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal
kejadian, gejala dianalisis dan kesimpulannya merupakan teori baru
2.2 penelitian terapan
untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau
program, dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada
2.3 penelitian tindakan
untuk mencari suatu dasar pengatahuan praktis guna memperbaiki suatu
situasi kedaan.
2.4 penelitian evaluasi
penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program

3. Surveilans
Penelitian yang dilakukan secara terus-menerus untuk mengetahui
perkembangan penyakit-penyakit yang bersangkutan dalam epidemiologi,
khususnya pemberantasan penyakit menular.

Pada kasus, penelitian merupakan penelitian survei berjenis Cohort


retrospektif

2. Dalam Dua bulan terakhir ini di Puskesmas Sibuk, juga banyak pasien yang
datang dengan keluhan suspek Demam Berdarah Dengue (DBD). Usia pasien
anak-anak sampai usia remaja. Dari data yang dsajikan dan besarnya masalah,
Dokter Budi yang bertugas di Puskesmas Sibuk beranggapan bahwa DBD
berhubungan secara bermakna dengan rendahnya angka bebas jentik nyamuk
(ABJ). Sebagai dokter yang bertugas di Puskesmas tersebut, dr. Budi dan tim
21
bermaksud membuktikan hipotesisnya apakah ada hubungan sebab akibat
antara DBD dengan rendahnya ABJ.
Bagaimana rantai penularan DBD?
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina
Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit / menghisap darah
orang yang TIDAK sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue.
(orang yang memiliki kekebalan terhadap virus)
Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana
saja sehingga dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain ditempat
yang ada nyamuk aedes aegypti
Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar keseluruh
tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya
Bila nyamuk tersebut menggigit / meghisap darah orang lain maka virus
akan pindah bersama air liur nyamuk
Bila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera
menderita DBD
Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue , seumur
hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.
Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam
waktu lebih kurang satu minggu.

22
Apa saja jenis-jenis uji hipotesis?
Tipe tipe Hipotesis Statistik
Hipotesis dibagi menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka
rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu hipotesis
deskriptif (pada satu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan
dihubungkan), komparatif dan hubungan.
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan. Dalam perumusan hipotesis statistik,
antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila
salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat
keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha diterima. Hipotesis
statistik dinyatakan melalui simbol-simbol.

Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan uji satu pihak (one tail) dan ketiga
dengan dua pihak (two tail).

Hipotesis Komparatif

23
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.

Hipotesis Hubungan (Assosiatif)


Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah
Apakah ada hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektifitas Kerja
? Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada hubungan
antar gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja.
Hipotesis statistiknya adalah;

Pengujian hipotesis ada tiga macam yaitu :

Uji dua pihak

Uji satu pihak yaitu pihak kanan

Uji satu pihak yaitu pihak kiri

Untuk dapat memutuskan apakah H0 ditolak atau diterima, maka diperlukan


kriteria tertentu dengan nilai tertentu baik dari hasil perhitungan maupun hasil
dari tabel. Kedua hasil tersebut dibandingkan. Dalam hal ini dimisalkan

24
menggunakan perhitungan t dengan menggunakan rumus t sehingga diperoleh
thitung. Kemudian dicari ttabel dari tabel t dengan tertentu. Nilai ttabel
dua pihak dan satu pihak dengan tertentu diperoleh dengan melihat daftar
atau tabel t. Sebelum mengadakan pengujian hipotesis, maka asumsi asumsi
yang berlaku hendaklah dipenuhi terlebih dahulu.

Asumsi-asumsi yang diperlukan sebelum melakukan pengujian hipotesis


adalah :

Nyatakanlah data yang akan diuji tersebut berasal dari sampel atau populasi.
Jika menggunakan data sampel, maka rata ratanya adalah . Dan jika
menggunakan data populasi, maka rata ratanya adalah .

Data yang diuji berdistribusi normal.

i. Bagaimana cara melaksanakan pengumpulan data?

Metode Poin penting


Wawancara - Dapat dilakukan secara tatap muka atau
melalui media komunikasi lain
- Dapat dilakukan secara formal (terstruktur),
semi-formal, atau informal
- Pertanyaan harus terarah, jelas, dan
mendukung terciptanya jawaban terbuka
- Wawancara umumnya bersifat kualitatif
Kuesioner dan survei - Jawaban dapat dianalisis menggunakan metode
kuantitatif melalui skala numerik
- Hasil yang didapat lebih mudah dianalisis
(dibandingkan dengan hasil kualitatif)
- Pretest/posttest dapat dibandingkan dan
dianalisis
Observasi/pengamata - Memungkinkan studi dilakukan di tengah
n dinamika situasi, penghitungan frekuensi
perilaku tertentu, atau perilaku yang
membutuhkan evaluasi

25
- Sumber yang baik untuk memberi tambahan
informasi mengenai suatu kelompok tertentu,
video dapat digunakan untuk dokumentasi
- Dapat menghasilkan data kualitatif (seperti
narasi) dan kuantitatif (seperti frekuensi
perilaku, rerata interaksi, dan waktu pemberian
instruksi)
Focus group - Wawancara kelompok terfasilitasi di mana
setiap individu memiliki suatu kesamaan
- Mengumpulkan informasi mengenai persektif
dan opini gabungan
- Respons sering dikelompokkan dalam kategori
dan dianalisis secara tematis
Etnografi, riwayat - Melibatkan penelitian fenomena tunggal
lisan, dan studi kasus - Mengamati suatu kejadian di habitat aslinya
- Menggunakan kombinasi beberapa teknik,
seperti observasi, wawancara, dan survei
- Etnografi adalah pendekatan yang lebih
holistik terhadap evaluasi
- Peneliti dapat menjadi variabel confounding
Dokumentasi dan - Melibatkan pengamatan terhadap data yang
catatan sudah dikumpulkan sebelumnya, baik dalam
bentuk database, laporan, log, dan lain-lain.
- Merupakan metode yang murah untuk
mengumpulkan informasi, tetapi sumber
informasi yang tersedia mungkin tidak
lengkap.

3. Dua minggu yang lalu pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang,
mengalami kejadian gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90
orang dapat diwawancarai apakah makan atau tidak makan di pesta tersebut,
80 orang sesuai dengan definisi kasus. Tim Puskesmas melakukan investagasi,
hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
Jenis Makanan Jumlah yang Makan Jumlah yang Tidak Makan

26
Sakit Tidak Total Sakit Tidak Total
Kerecek 48 9 57 5 18 23
Daging 30 20 50 10 15 25
Nasi 22 30 52 11 11 22
Saus 27 16 43 20 12 32

a. Apakah uji hipotesis atau uji statistik yang sesuai pada kasus ini?

Uji korelasi yang digunakan adalah uji koefisien kontingensi karena data
merupakan data nominal.
Jenis penelitian cohort menggunakan uji hipotesis RR untuk
membandingkan risiko yang ter-exposure dan yang non-exposure
Chi square dapat digunakan untuk mencari hubungan tetapi tidak dapat
melihat seberapa besar hubungannya.

b. Apa saja jenis penelitian epidemiologi?


Jenis-jenis penelitian epidemiologi secara garis besar:
1. Penelitian observasi pengamatan oleh peneliti atas apa yang terjadi pada
subjek penelitian
2. Penelitian eksperimental suatu penelitian dimana peneliti memberikan
perlakuan pada subjek penelitian.
Jenis-jenis penelitian dalam bidang epidemiologi :
1. Penelitian Deskriptif memaparkan data tanpa melakukan analisis
hubungan antar variabel. Termasuk di dalamnya cross sectional/survey,
case study, atau case series.
2. Penelitian analitik Penelitian untuk mencari hubungan antara variabel
bebad an variabel hasil. Termasuk di dalamnya untuk jenis observasi :cross
sectional study, penelitian ekologik, case control study, cohort study. Untuk
jenis eksperimental :field trial, community trial, dan clinical trial.

c. Jenis makanan mana yang diduga sebagai penyebab keracunan makanan?


Kerecek

27
p value < 5% H0 ditolak ada hubungan terhadap penyakit

Yang makan krecek RR= 3.874, 3.874x lebih berisiko sakit . Risiko besar
(Korelasi, 0.4-1.7 hubungan risiko menyebabkan penyakit kuat)

Saus: .

28
P value >5% H0 diterima, tidka ada hubungan

RR saus 1= tidak ada hubungan antara mengonsumsi saus dengan sakit

Daging

29
p value > 5% H0 diterima tidak ada hubungan

RR =1.5 meningkatkan risiko 1.5x untuk menyebabkan sakit tetapi tidak


signifikan

Nasi:

30
p value >5% H0 diterima, tidak ada hubungan signifikan

RR: 0.86, RR< 1, Makan nasi menurunkan risiko terjadinya sakit

d. Berapa attack rate setiap jenis makanan? (6, 7, 8,)


Attack Rate, yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.

31
Manfaat Attack Rate adalah :
1. Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
2. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut.

Rumus yang digunakan :

ARM Jumlah yang Tidak ARTM


Jumlah yang Makan
Jenis Makan
Makanan Saki
Sakit Tidak Total Tidak Total
t
48/57= 5/23=
Kerecek 48 9 57 5 18 23
84.2% 21.7%
30/50= 10/25=
Daging 30 20 50 10 15 25
60% 40%
22/52= 11/22=
Nasi 22 30 52 11 11 22
42.3% 50%
27/43= 20/32=
Saus 27 16 43 20 12 32
62.8% 62.5%

V. LEARNING ISSUE

EPIDEMIOLOGI

Pengertian Epidemiologi

32
Ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
3 kata dasar yaitu EPI yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan
logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmuyang mempelajari
tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah
ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinat
masalah kesehatan pada sekelompok orang atau masyarakat serta determinannya (faktor
faktor yang mempengaruhinya).
Kegunaan Epidemiologi
1) Untuk Mempelajari / Menjelaskan Riwayat Penyakit atau Perkembangan Alamiah
Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangan penting adalah tentang
Penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapat diterangkan Riwayat
Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Dengan
pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan
perjalanan penyakit sehingga perkembangan penyakit tidak berkelanjutan.
Manfaat atau peranan epidemiologi dalam hal ini adalah tersedianya keterangan
tentang Frekuensi dan penyebaran penyakit, baik menurut Waktu, Orang dan
Tempat.
2) Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan dan Sumber Penyakit
Dengan diketahuinya Penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat
disusun langkah langkah penanggulangannya, baik yang bersifat pencegahan
maupun pengobatan.
3) Mengkaji Resiko dan Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan
Karena Epidemiologi mempelajari tentang Frekuensi dan Penyebaran
Suatu Masalah Kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan
masalah kesehatan dan resikonya. Keadaan yang dimaksud merupakan perpaduan
dari keterangan menurut ciri ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan dari
ketiga ciri ini menghasilkan 4 (empat) keadaan masalah kesehatan, yaitu :
Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada
suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang
meningkat.

33
Pandemi
Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan
pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan
peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu
wilayah yang sangat luas.
Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang frekuensinya
menetap di wilayah tertentu dalam waktu yang lama.
Sporadik
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada disuatu wilayah
tertentu dengan Frekuensi yang berubah-ubah menurut perubahan waktu.
4) Membantu menegakkan diagnosa dalam masyarakat.
5) Pengkajian, evaluasi dan penelitian masalah kesehatan dalam masyarakat
6) Melengkapi gambaran klinis suatu masalah kesehatan (penyakit)
7) Identifikasi sindroma (kumpulan gejala) masalah kesehatan dalam masyarakat.

Ruang Lingkup Epidemiologi


Ruang lingkup Epidemiologi adalah sebagai berikut :
1. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang
saat ini hasilnya sudah tampak sekali.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Sebagai bentuk upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular seperti
kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat dan lain-lain.
3. Epidemiologi klinik
Banyak yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi atau para dokter dan tenaga medis tentang cara pendekatan
masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam
menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang
terjadi dalam masyarakat.

34
5. Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam menganalisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah
ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup
masyarakat.
6. Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik
mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis
berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan managemen dalam menganalisis masalah, mencari
faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan
masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
8. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Merupakan bagian dan cabang dari epidemiologi yang mempelajari dan
menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada
lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologi, social budaya serta
kebiasaan hidup para pekerja.

Jenis penelitian epidemiologi

Penelitian epidemiologi dibedakan menjadi 3, yaitu,

iv.1 Penelitian Cross Sectional

tau juga dikenal dengan isilah Studi Prevalensi, yaitu studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara
mengamati status paparan dan penyakit dalam waktu serentakpada individu-individu
pada populasi tunggal pada satu saat atau pada tahun yang sama. Angka prevalensinya
membandingkan antara mereka yang terpapar dan tidak terpapar faktor yang diteliti
terhadap kelainan yang di teliti.

Ciri-ciri Penelitian Cross Sectional :

35
- Mendeskripsikan penelitian

- Penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding

- Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat

- Penelitian ini menghasilkan hipotesis

- Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

Kelebihan Penelitian Cross Sectional

- Dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan

- Berguna untuk informasi perencanaan

- Untuk mengamati kemungkinan hubungan berbagai variabel yg ada

- Dapat menjelaskan hubungan antara fenomena kesehatan yang diteliti dengan faktor-2
terkait (terutama karakteristik yang menetap)

Kekurangan Penelitian Cross Sectional

- Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya
waktu

- Informasi yang diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalahkesehatan


yang dicari tidak ada

- Hanya kasus prevalens dan/atau yang tidak terkena dampak tertentu yang diteliti

- Membutuhkan skema sampling yang terencana baik sehingga dapat memberikan


kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk terpilih

Tujuan Cross Control :

- Untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah

- Untuk mengetahui prevalensipenyakit tertentu di suatu daerah

36
- Untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami
perubahan yang jelas dan tetap

- Untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan diuji melalui penelitian analitis

Cara Merencanakan Penelitian Cross Sectional

- Formulasi Pertanyaan Penelitian, meliputi :

- Apa masalah kesehatan yang akan diteliti

- Faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan masalah kesehatan tersebut

- Klarifikasi bhubungan antaramasalah tersebut dan faktor-faktor terkaitnya

- Memilih populasi dan sampel

- Populasi target, adalah populasi yang dibatasi kriteria klinis dan demografis

- Populasi terjangkau, adalah populasi target yang dibatasi tempat dan waktu

- Sampel berasal dari populasi yang memenuhi kriteria seleksi sebagai berikut :

Kriteria Inklusi ( untuk dapatkan populasi target yang terjangkau) :

Karakteristik klinis (diagnostik, prognostik)

Karakteristik demografis (usia, seks)

Karakteristik geografi (lokasi)

Karakteristik waktu (lama penelitian)

Kriteria Eksklusi :

Kontraindikasi untuk pengukuran

Masalah etik (bayi, anak, dll)

37
Perlakuan khusus (lansia, dll)

Tidak bersedianya berpartisipasi

Kriteria Drop-Out, tidak dapat melanjutkan penelitian karena :

Meninggal dunia, pulang paksa, tidak dapat dihubungi atau menolak


melanjutkan penelitian

Mengalami perburukan fungsi organ tubuh atau ada komplikasi lain

Tidak kooperatif selama penelitian

- Membuat instrumen penelitian (validitas data)

- Variabel adalah variasi karakteristik yang akan diteliti

- Parameter adalah nilai atau ukuran variabel yang dapat dinyatakan sebagai data
dengan skalanumerik atau kategori

- Indikator adalah kriteria atau batasan tertentu dari nilai variabel untuk
mengoperasionalakan suatu variabel

Pemilihan instrumen yang akan digunakan harus memperhatikan :

Validitas, mengukur apa yang memang harus kita ukur (contoh: mengukur berat
badan dengan timbangan berat badan yang terstandarisasi)

Feasibilitas/kesesuaian biaya, peralatan, dan metode

Akurasi, tingkat ketelitian dari pengukuran variabel

Sensitivitas, kemampuan ambang batas untuk mengidentifikasi dan klasifikasi


subyek yang benar-benar mengalami kelainan/penyakit.

Spesifisitas, kemampuan ambang batas untuk mengidentifikasi subyek yang


benar-benar sehat

38
Presisi, tingakat ketelitian dimana variabel akan memiliki hasil pengukuran
mendekati sama apabila dilakukan pengukuran berulang

Reliabilitas, seberapa banyak pengukuran dapat diulang untuk mendapatkan


hasil yang sama

Cara Pengumpulan Data

Cara analisis data

iv.2Penelitian Case Control

Yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan


(faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya

Ciri-ciri Penelitian Case Control :

- Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasiona

- Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita

- Terdapat kelompok control

- Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh faktor resiko yang sama
dengan kelompok kasus

- Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor resiko antara


kelompok kasus dankelompok control

- Tidak mengukur insidensi

Kelebihan Case Control

- Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yg
masa latennya panjang

- Hasil dapat diperoleh dgn cepat

39
- biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien

- Memungkinkan mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam satu


penelitian

- Tidak mengalami kendala etik

- Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan interaksi lebih teliti daripada studi
kohort untuk jumlah sampel yang sama, karena kasus dan kontrol lebih sebanding

Kekurangan Case Control

- Data mengenai pajanan faktor resiko diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau
catatan medik, dapat terjadi recall bias, data sekunder berupa data medik sering
kurang akurat

- Validasi informasi terkadang sukar diperoleh

- Sukar meyakinkan kelompok kasus dan kel kontrol sebanding krn banyaknya
faktor eksternal dan sumber bias lainnya yg sukar dikendalikan

- Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen ( hanya
berkaitan dgn 1 penyakit/efek)

- Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan

Pemilihan Subyek Case Control

Pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, kemudian dilakukan pengamatan


apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak

Tujuan Case Control :

- Mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit

- Mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek

40
- Mempelajari kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat dipelajari
sejumlah paparan yang merupakan faktor resiko potensial terhadap kelompok
kasus dan kelompok kontrol

- Rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan studi terhadap penyakit ang
jarang dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibanding studi cohort

Cara Merencanakan Penelitian Case Control :

- Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai

- Menetapkan variabel penelitian

- Menetapkan subjek penelitian

- Melakukan pengukuran variable

- Analisis hasil

iv.3Penelitian Cohort

Yaitu Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit
(outcome)dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan
kelompok tidaj terpapar berdasarkan status penyakit (outcome) dan mengikuti hingga
waktu tertentu.

Ciri-ciri Penelitian Cohort :

- Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit

- Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya

- Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)

- Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu

41
- Diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yangyang diteliti pada
kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risiko

Kelebihan Penelitian Cohort :

- Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang

- Studi cohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka. Dalam hal ini rancangan
yang efisien adalah memilih subjek berdasarkan status paparan, untuk
memastikan diperolehnya ukuran sample yang cukup untuk menguji hipotesis

- Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan

- Dapat menerangkan temporal relationship antara paparan dan outcome


(penyakit)

- Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit

Kekurangan Penelitian Cohort :

- Pada kohort prospektif dapat sangat lama dan mahal

- Pada kohort retrospective perlu sumber data yang lengkap dan handal

- Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang jarang

- Hilangnya subjek selama penelitian, karena migrasi, tingkat partisipasi rendah


atau meninggaldan sebagainya merupakan problem yang mengganggu validitas
penelitian. Jika subjek yang hilangcukup besar atau walaupun sedikit tetapi
hilangnya itu berkaitan dengan paparan dan penyakityang diteliti, maka temuan
penelitian menjadi tidak valid karena adanya bias hilang waktu follow up

- Karena faktor penelitian sudah ditentukan terlebih duhulu pada awal penelitian,
maka studi cohort tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor-faktor
etiologi lainnya untuk penyakit itu, tatkala penelitian berlangsung

Pemilihan Subyek Penelitian Cohort

42
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan
atau pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang
diteliti atau tidak.

Tujuan Penelitian Cohort :

- Menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti

- Untuk membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien
terpapar A dan terpapar B

Cara Merencanakan Penelitian Cohort :

- Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel


independen) serta variabel-variabel pengendali(variabel kontrol).

- Variabel dependen : frekuensi kasus hipertensi

- Variabel independen : Merokok

- Variabel pengendali : Umur, pekerjaan dan pengetahuan

- Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian

- Mengidentifikasi subjek yang (resiko positif) dari populasi tersebut, dan


mengidentifikasi subjek yang tidak (resiko negatif)

- Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-orang yang (resiko


positif) dan kelompok orang (kontrol) sampai pada waktu tertentu,

- Mengolah dan menganalisis data secara deskriptif dan analitik

43
BIOSTATISTIK

1. Definisi
Statistik secara sempit diartikan sebagai data. Arti luas diartikan sebagai alat. Alat
untuk analisis, dan alat untuk membuat keputusan. Statistik digunakan untuk
membatasi cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, meringkas, dan
menyajikan data penyelidikan.

2. Ruang Lingkup Statistik


2.1 Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mengambarkan atau
menganalisis suatu statistik hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensial). Penelitian tidak bermaksud untuk
membuat suatu kesimpulan terhadap populasi dari sampel yang diambil, statistik yang
digunakan adalah statistik deskriptif.
2.2 Statistik inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel,
dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. Terdapat
dua jenis statistik inferensial yaitu statistik parametrik dan statistik non parametrik.
Statistik parametrik digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk interval dan
rasio sedangkan statistik non parametrik biasanya digunakan untuk menganalisis data
yang berbentuk nominal dan ordinal.
Statistik parametrik mensyaratkan bahwa distribusi data normal dan variansi data harus
sama sedangkan statistik non parametrik tidak memerlukan syarat distribusi data
normal dan variansi sama.

3. Tipe Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau suatu nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan.
Berdasarkan jenisnya variabel penelitian antara lain:
1. Variabel Independent

44
Variabel independent sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependent.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent sering disubut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel infependent dengan dependent. Variabel
ini disebut juga sebagai variabel independent ke dua.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dan variabel depandent, tetapi tidak dapat diamati
atau diukur.
5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstant
sehingga hubungan variabel dependent dan independent tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.

4. Sumber Data Kesehatan


Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan
untuk menjawab tujuan dari penelitian secara spesifik. Data primer dapat diperoleh
dari kegiatan survei, penelitian dilapangan.
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia atau telah dikumpulkan oleh
orang atau lembaga tertentu, misal biro pusat statistic. Data sekunder dapat diperoleh
dari catatan laporan dinas kesehatan sebagai kegiatan surveilans di dinas kesehatan.

5. Skala Pengukuran
Untuk menentukan teknik statistik mana yang akan digunakan untuk menguji
hipotesis maka harus diketahui terlebih dulu macam-macam data dan bentuk hipotesis.
Macam data dalam penelitian seperti pada gambar berikut:
Skala pengukuran:

45
6. Metode Pengumpulan Data
Menurut Nan Lin, ada 4 metode pengumpulan data antara lain;
1. Metode observasi
Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencatat kejadian atau peristiwa dengan menyaksikannya.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan jika tidak mungkin bagi peneliti untuk melakukan
kontak dengan pelaku atau subjek penelitian.
3. Metode survei
Survei merupakan suatu metode pengumpulan data yang mengunakan instrumen
kuesioner atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang
disampel.
4. Metode eksperimen
Merupakan metode dengan melakukan perlakuan.

7. Syarat Alat Ukur


Syarat alat ukur yang baik seharusnya memenuhi validitas dan reliabilitas dari
pengukuran.
1. Validitas
Validitas merupakan kesesuaian antara alat dan apa yang di ukur.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan hasil beberapa kali pengukuran tetapi hasil tetap sama.

46
8. Jenis penelitian

Pembagian desain penelitian yang ssering digunakan adalah pembagian desain mejadi
penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau melihat gambaran dari fenomena yang
ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil. Peneliti tidak
mencoba untuk mencari hubungan antara faktor risiko serta mengapa dan bagaimana
efek terjadi. Peneliti pada penelitian analitik mencoba mencari hubungan antar
variabel. Pada jenis penelitian ini peneliti melakukan analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Oleh karena itu, pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis. Desain
penelitian analitik pada umumnya dibagi menjadi penelitian observasional dan
penelitian eksperimental. Penelitian observasioanal adalah penelitian yang hanya
melihat fenomena yang ada tanpa memberikan intervensi tertentu pada subjek
penelitian. Penelitian observasional umumnya dibagi dalam tiga jenis, yaitu penelitian
cross sectional, penelitian kasus kontrol (case control), dan penelitian kohort.
Penelitian eksperimental atau intervensional atau penelitian percobaan adalah
penelitian dimana peneliti memberikan perlakuan tertentu kepada sampel penelitian,
dan pada umumnya peneliti sudah mengkontrol variabel-variabel yang ada. Cross
sectionalDalam penelitian cross sectional, peneliti melakukan observaso atau
pengukuran variabel pada satu saat. Satu saat artinya tiap subjek hanya diobservasi
satu kali, baik untuk melihat faktor risiko maupun efek, jadi pada studi cross sectional
peneliti tidak melakukan tindak lanjut. Pada jenis penelitian ini akan dapat dihitung
nilai rasio prevalensi (prevalens ratio). Rasio prevalensi memberikan gambaran peran
faktor risiko terhadap terjadinya efek. Kasus kontrolPada penelitian kasus kontrol,
peneliti melakukan pengukuran variabel bebas (faktor risiko) dan variabel terikat
(efek) tidak dalam satu waktu. Pada penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi
subjek yang terkena efek (disebut kasus) dan subjek yang tidak terkena efek (disebut
kontrol), kemudian diikuti secara retrospektif (waktu mundur) ada atau tidaknya
faktor risiko yang didiga berperan.

47
Pada jenis penelitian ini dapat dihitung nilai rasio odds (odds ratio). Odds adalah
perbandingan antara peluang terjadinya sesuatu. Rasio odds adalah besarnya peran
faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya efek. KohortBerbeda dengan penelitian
kasus kontrol yang dimulai dari identifikasi efek, pada penelitian kohort faktor risiko
lah yangg diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian subjek diikuti secara prospektif
(waktu ke depan) selama periode tertentu untuk menemukan ada tidaknya efek. Pada
penelitian kohort murni, peneliti mengikuti subjek yang belum memperoleh pajanan
faktor risioko dan belum mengalami efek. Sebagian subjek akan terpajan oleh faktor
risiko secara alami, sedangkan sebagian lagi tidak. Subjek yang terpajan akan menjadi
kelompok yang diteliti (kasus), sedangkan subjek yang tidak terpajan akan menjadi
kelompok kontrol. Kedua keompok subjek akan diikuti selama periode waktu tertentu
dan ditentukan apakah terjadi efek. Pada penelitian ini dapat dihitung nilai risiko
relatif, yaitu perbandingan antara insiden efek pada kelompok dengan faktor tisiko
dengan insiden efek kelompok tanpa faktor risiko.

9. Menyajikan data
1. Tabel
Metode yang paling umum untuk mempresentasikan data adalah tabel. Tabel
berguna untuk menyajikan data yang besar dalam bagian yang kecil. Jenis tabel
berdasar pada jumlah variabelnya terdiri atas tabel univariat yang sering dikenal
dengan tabel frekuensi, tabel bivariat biasanya dalam bentuk cross tabulation, dan
tabel mutivariat. Komponen tabel adalah sebagai berikut :

48
a. Judul harus informatif,menggambarkan isinya. Penulisan variabel terikat
terlebih dahulu baru varuabel bebasnya. Penomoran tabel pada tulisan
desertasi dimulai dengan nomer bab-nya.
b. Stub/bagian vertical (Y-axis) memuat sub kategori dari variabel(terikat) yang
informasinya dijelaskan pada kolom-kolom di sebelah kanan.
c. Caption/ judul kolom, pada tabel univariat, judul kolom biasanya
jumlah/persentase responden. Jika bivariat, judul kolom memuat sub kategori
variabel (X-axis).
d. Badan memuat data
e. Suplemen/footnotes, terletak di bawah tabel, merupakan keterangan tambahan
seperti sumber (bila menggunakan tabel dari sumber tenrtentu), keterangan
umum, keteragan bagian spesifik tabel, keterangan level of probability
2. Grafik
Merupakan cara penyajian data yang lebih mudah difahami (informative dan
komunikatif) dan lebih menarik (attractive). Untuk data kategorikal dapat
menggunakan histogram, diagram batang dan pie chart. Untuk data kontinu, selain
dapat menggunakan histogram, diagram batang dan pie chart, juga dapat
menggunakan diagram garis. Selain jenis data, jumlah variabel juga menentukan
grafik apa yang paling baik digunakan. Berikut ini jenis-jenis grafik beserta
kegunaannya:
Histogram
Adalah penyajian data kontinu interval, tinggi masing-masing kotak
histogram menunjukkan frekuensi/persentasenya. Sebelum membuat
histogram, data terlebih dahulu dikelompokkan dengan interval
tertentu.
Diagram batang
Identik dengan histogram, namun antar batang terdapat spasi yang
menunjukkan bukan data kontinu (bisa kategorikal, baik nominal atau
ordinal).
Frekuensi polygon
Frekuensi polygon didapatkan dengan cara menghubungkan nilai
tengah masing-masing histogram. Contoh dibawah ini adalah
frekuensi polygon jumlah jam belajar mahasiswa

49
Diagram Stem-leaf
Merupakan cara lain untuk menyajikan data distribusi frekuensi.
Masih nyaman bila jumlah data tidak terlalu banyak (dapat mencapai
digit 100 sampai 1000).
Pie Chart
Lingkaran pie yang mempunyai 360 derajat merupakan 100 persen
data. Pembagian derajat bergantung pada frekuensi/persentase masing-
masing sub kategorik. Idealnya pie chart digunakan untuk kategori
yang tidak terlalu banyak. Pada data kontinu dapat digunakan, hanya
sebelumnya perlu dikelompokkan terlebih dahulu.
Diagram garis / kurva trend
Berguna untuk menyajikan data kontinu (skala interval atau ratio).
Data long term, dapat dilihat kecenderungan/trend sesuatu kejadian.
Contoh trend angka kematian bayi Indonesia.
Diagram hambur(scattergram)
Tidak dapat digunakan pada variabel yang kategorik. Hanya pada data
continue (interval/ratio) dan memiliki dasar hipotesis kedua variabel
berhubungan. Semakin teratur letak hamburnya akan mendekati garis
tertentu , maka kedua variabel memiliki hubungan yang linear.
Blox plot
Adalah salah satu penyajian data distribusi frekuensi berdasarkan
ukuran kuartil. Batas bawah box adalah kuartil1 (Q1), batas atas box
adlah kuartil 3 (Q3), garis tengah box adalah median (Q2). Garis
paling bawah adalah hasil pengukuran terendah, garis paling tinggi
adalah hasil pengukuran tertinggi.

10. Statistik Inferensi


Statistik inferensi adalah prosedur pengambilan simpulan dari sebuah populasi
berdasarkan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk dapat melakukan
inferensi, diperlukan uji statistik yang akan menguji hipotesis penelitian.

11. Uji Hipotesis

50
Pada uji perbandingan dua mean (independent t-test, paired t-test), maka rumusan uji
hipotesis:

a) Ho= u1=u2= tidak terdapat perbedaan mean antara kelompok 1 dan kelompok
2
b) H1/Ha= u1=u2=mean kelompok 1 berbeda dengan mean kelompok 2

c) Dimana bila p<0,05 , Ho ditolak, H1 diterima

Pada uji ANOVA, maka rumusan uji hipotesis:

a) Ho=u1=u2=u3=u4
b) H1/Ha= satu atau lebih mean berbeda dari yang lain
c) Dimana bila p<0,05 , Ho ditolak, H1 diterima

Berikut ini adalah tabel makna p<0,05 (Ho ditolak dan H 1 diterima pada
masing-masing uji statistik.

Tabel Makna p <0,05 pada Berbagai Uji Statistik

No Nama Uji Makna bila p<0,05 (Ho ditolak, H1 diterima)


Uji Normalitas
Kolmogorov- Smirnov
1 dan Shapro-wilk Distribusi data tidak normal

Uji Varians levene's test Distribusi beberapa set data yang dibandingkan
2
mempunyai varians yang berbeda
3 Uji t berpasangan
Uji t tidak berpasangan
4
Terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara
5 Uji Wilcoxon dua kelompok data
6 Uji Mann-Whitney
7 Uji ANOVA Paling tidak terdapat dua kelompok data yang
mempunyai perbedaan rerata yang bermakna(post
8 Uji Friedman hoc analisis digunakan untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda secara bermakna)
9 Uji Kruskal-Wallis
10 Uji McNemar Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna
11 Uji Homogenity antara dua kelompok data

51
Paling tidak terdapat dua kelompok data yang
mempunyai perbedaan proporsi yang
bermakna(post hoc analisis digunakan untuk
12 Uji Cochran
mengetahui kelompok mana yang berbeda secara
bermakna)
13 Uji Chi-Square
Uji Kolmogorov- Smirnov
14 Terdapat hubungan yang bermakna antara variabel
A dan B
15 Uji Fisher
16 Uji Pearson
17 Uji Spearman
Uji gamma&sommers Terdapat korelasi yang bermakna antara variabel A
18
dan B
19 Uji Lambda

52
VI. KERANGKA KONSEP
VII. SINTESIS

BAB III
PENUTUP

53
A. KESIMPULAN
Puskesmas Sibuk mengalami Kejadian Luar Biasa, yaitu Demam Berdarah Dengue dan
gastroenteritis akibat paparan dari faktor risiko.

DAFTAR PUSTAKA

54

You might also like