You are on page 1of 15

MAKALAH

ANATOMI HISTOLOGI HEWAN

( JARINGAN OTOT)

OLEH

KELOMPOK :

1. FEBIANA BUI LEKI


2. TERSIANA A. TARI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

JURUSAN BIOLOGI

KUPANG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah
beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah
ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, akan
dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan
miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot
polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara
kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak
di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot
Lurik (otot rangka)

Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus
banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya terdapat pada
jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama
dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot
lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah
satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga
memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama perkembangan
embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari banyak sel menjadi
struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontaksi berupa protein
yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin)
dan lapis tipis (aktin).
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah bentuk dan struktur otot ?
2. Apakah fungsi otot rangka ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Sliding Filamen Teori?
4. Apa yang dimaksud dengan kelelahan otot dan penyebabnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Otot
Daging sebenarnya adalah kumpulan dari otot-otot. Otot merupakan jaringan terbanyak
yang menyusun tubuh manusia, pada awal kelahiran mencapai 25% dari massa tubuh, lebih dari
40% ketika remaja, dan 30% ketika dewasa/tua. Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bangunan
khusus yang dikaitkan dengan aktivitas kontraksi. Berdasarkan bentuk serta bangunannya, sel sel
otot disebut serabut otot (myofiber). Tetapi serabut otot berbeda dengan denga serabut jaringan
ikat, karena serabut jaringan ikat bersifat ekstra seluler, berbeda dengan sel. Jaringan otot secara
langsung mampu menghasilkan gerakan. Sel-sel jaringan lain dapat pula bergerak, tetapi
gerakannya kurang terintegrasi. Hanya kumpulan sel-sel yang mampu menciptakan gerakan kuat
melalui progres kontraksi dengan gerakan searah dilaksanakn oleh otot.
Otot merupakan jaringan yang terdiri atas kumpulan sel-sel serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari banyak
sel menjadi struktur yang seperti pipa. Hal ini yang menyebabkan mengapa serabut otot memiliki
struktur yang panjang dan memiliki banyak inti. Pada sel otot ini terdiri atas membran sel yang
disebut dengan sarkolemna, sitoplasma sel yang disebut denngan sarkoplasma, serta banyak
organel sel seperti mitokondria dan nucleus. Sarkolemna dicirikan dengan banyaknya invaginasi
seperti lubang yang meluas ke dalam sarkoplasma pada sudut kanan sepanjang aksis sel. Di
dalam sarkoplasma terdapat glikogen, ATP, phosphocreatine, dan enzim-enzim glikolisis.
Dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontraksil yanng disebut dengan miofibril.
Perluasan sarkoplasma mengadakan hubungan dengan miofibril ini. Ketika myofibril diamati
dengan mikroskop elektron, ditemukan adanya pita terang dan pita gelap. Pita-pita ini kemudian
disebut pita A (anisotrop atau gelap) dan pita I (isotrop atau terang). Pada pita A terdapat daerah
yang tanpa filamen aktin, sehingga terlihat kurang padat daripada bagian pita A yang lain, daerah
ini disebut dengan zone H. Pita I terbagi menjadi dua bagian oleh garis Z yang tebal dan gelap.
Sarkomer merupakan daerah antara dua garis Z dan berulang sepanjang serabut otot pada jarak
1500 2300 nm tergantung bagian yang berkontraksi. Sarkomer merupakan satuan fungsional
otot.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah
mendapat rangsangan.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang
ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot anggota gerak dan
otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot perut, otot-otot punggung, otot-otot
dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak terlihat dari permukaan tubuh. Otot punggung
berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang.
Otot perut terentang antara gelang panggul dan rangka dada. Otot-otot tersebut dapat
memendek secara aktif.
Sedangkan Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
Bagian-bagian otot:
1. Jenis Otot
Terdapat 3 jenis otot yang ditemukan pada vertebrata, yaitu otot rangka, otot jantung
dan otot polos. Bila diteliti di bawah mikroskop, pada otot jantung dan otot rangka terlihat
adanya garis-garis dan disebut otot lurik, sedang otot polos tidak ditemukan adanya garis-garis
atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot polos.
a. Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-
seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel
seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos
terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.

Gambar 1. Otot polos


Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom.
Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada
alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera.
Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih,
dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya
gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Struktur otot polos dapat Anda amati pada Gambar.
b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling
gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut
panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik
bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi
serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah
lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya
pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot
lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga
dapat menggerakkan tulang dan tubuh.

Gambar 2. Otot lurik


c. Jaringan Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik
yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung
mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar
kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf
dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah
lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi
dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus
interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

Gambar 3. Otot jantung


2. Sifat Kerja Otot:
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang
dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga
tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat
lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan
bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,
contohnya adalah:
1. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot
bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan
sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja
bersama sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika
kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja
otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang
dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan
bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut
tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan
tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut
harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus
ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkontraksi yang
merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu
posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit
dua macam otot dengan kerja berbeda.
B. Sliding Filamen Teori
Sliding filament theory atau teori pergeseran. Salah satu teori kontraksi otot adalah teori
geseran filamen (the sliding filament theory of muscular contraction). Menurut teori geseran
filamen bahwa pada suatu kontraksi otot, panjang aktin dan myosin tidak berubah. Jadi pada saat
suatu otot berkontraksi atau mengerut, yamg terjadi adalah saling bergesernya(sleding) atau
saling mendekat dan merapatnya filamen aktin dan myosin.
Diagram di bawah ini mampu menjelaskan teori tersebut.
Pada dasarnya setiap serabut otot tersusun atas serabut tipis yang disebut miofibril.
miofibril ini mengandung struktur yang lebih sederhana lagi yaitu filament aktin dan miosin.
Filamen-filament ini saling bergeser keluar masuk /tumpang tindih yang menghasilkan kontraksi
dan relakssasi otot sehingga disebut dengan toeri pregeseran filament.
Diagram tersebut menunjukkan bagian dari miofibril yang disebut sarkomer. Sarkomer
adalah unit terkecil kontraksi otot Sarkomer tersusun berulang-ulang sepanjang miofibril.
Perhatikan hal-hal yang perlu diingat dengan cepat mengeani struktur yang terlibat dan
mekanisme kontraksi dan relaksasi otot.

Miofibril: sebuah bentukan silindris yang memanjang sepanjang otot lurik, yang
mengandung filamen aktin dan miosin.
Sarkomer: Struktur dan fungsional terkecil kontraksi otot. ditemui pada miofibril. dibagi
menjadi pita H, A dan I.
Aktin: filament kontraktil yang tipis yang mengandung sisi aktif dan ikatan.
Miosin: portein filamen yang lebih tebal dengan penonjolan yang dikenal dengan kepala
miosin.
Tropomiosin: sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
Troponin: protein kompleks yang melekat pada Tropomiosin.

Inilah detail proses kontraksi otot terjadi dalam 5 tahapan proses yaitu :

1. Impulse saraf tiba di neuromuscular junction, yang mengakibatkan pembebasan


asetilkolin. Kehadiran asetilkolin menyebabkan depolarisasi yang kemudian
menyebabkan pembebasan ion Ca keluar dari retikulum sarkoplasmik.
2. Dengan meningkatnya ion Ca, akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada troponin dan
mampu mengubah strukturnya. Perubahan struktur toponin karena ion Ca ini akan
terbukanya daerah aktif tropomiosin yang yang tertutup oleh troponin. Kini kepala miosin
akan mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin.
3. Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat menyebabkan miosin mampu
menarik aktin ke dalam dan juga pemendekan otot. hal ini terjadi di sepanjang miofibril
pada sel otot.
4. Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan putus ketika molekul ATP
terikat pada kepala miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin dapat bertemu lagi
dengan aktin pada tropomiosin.
5. proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP dan ion Ca. Pada saat impuls
berhenti, maka ion Ca akan kembali ke retikulum sarkoplasmik dan troponin akan
kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin sehingga menyebabkan otot
berelaksasi.
Perlu diketahui bahwa sebuah single power stroke menghasilkan pemendekan hanya
1% saja dari panjang otot jadi proses kontraksi harus dilakukan berulang-ulang.

C. Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah ketidak mampuan otot untuk mempertahankan tenaga yang
diperlukan atau yang diharapkan.
1. Pengaruh distribusi serabut otot
Serabut otot putih lebih mudah lelah daripada serabut otot merah. Pada manusia, satu
diantara kalian banyak cara dimana informasi kelelahan otot dapat dicapai dengan pencatatan
menurunnya puncak tegangan pada kelompok otot setelah melakukansejumlah ulangan
konstraksi yang sangat cepat. Menurunnya puncak tegangan otot, dapat diambil sebagian ukuran
kelelahan.
2. Kemungkinan-kemungkinan arti-arti dari kelelahan:
Definisi

Lemahnya unjuk kerja intelektual


Lemahnya unjuk kerja motorik
Meningkatnya aktivitas electromyography didalam satu unjuk kerja
Rendahnya frekuensi power spectrum EMG
Kegagalan menghasilkan tenaga.

Persepsi yang membingungkan

Meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan tenaga


Perasaan tidak enak atau rasa nyeri karena kegiatan otot
Merasa lemah/tidak mampu untuk menghasilkan tenaga.

3. Kemungkinan letak dan penyebab kelelahan otot


Didalam tubuh, otot atau sekelompok otot dapat mengalami kelelahan, karena
kegagalan salah satu atau keseluruhan dari mekanisme neuromuscular yang terlabit dalam
kontraksi otot sebagai contoh, kegagalan otot untuk berkontraksi secara sadar, dapat terjadi
karena:

Syaraf otot yang menyarafi serabut-serabut otot didalam kesatuan motor untuk
mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan.
Persimpangan neuromuscular memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan dari
syaraf motor ke serabut-serabut otot
Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga
System syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan rangsanga-
rangsangan persyarafan ke otot.

Kebanyakan penelitian tentang kelelahan otot local tercurah pada neuromuscular


junction, mekanisme kontraktil, dan system syaraf pusat. Sedangkan penelitian yang dilakukan
terhadap kemungkinan syaraf motor sebagai letak dan penyebab kelelahan tidak begitu banyak.
4. Kelelahan pada neuromuscular junction
Menurut Claman, H.P., dkk., (1979) dan Komi, P.V., dkk., (1979) banyak bukti-bukti
yang mendukung dan menentang bahwa, kelelahan otot local disebabkan oleh kegagalan
neuromuscular junction. Bentuk kelelahan ini nampaknya umum terjadi pada kesatuan motor
otot putih (Claman, H.P., dkk., 1979, dan Komi, P.V, dkk, 1979), dan boleh dianggap sebagian
terbesar kelelahan dari serabut serabut otot putih jika dibandingkan dengan serabut-serabut
otot merah. Kegagalan dari neuromuscular junction untuk memancarkan rangsangan-rangsangan
persyarafan ke serabut-serabut otot adalah factor terbesar yang menyebabkan penurunan
pengiriman bahan-bahan kimia, asetilkolin dari akhiran syaraf.
5. Kelelahan dan mekanisme kontraktil
Beberapa faktor yang terlibat didalam kelelahan itu adalah mekanisme kontraktil itu
sendiri. Beberapa diantaranya adalah :

Penumpukan asam laktat

Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah lama
dicurigai. Bagaimanapun juga, baru belakangan ini orang menentukan hubungan antara
penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya puncak tegangan (ukuran dari
kelelahan).
Apabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih meningkat, puncak tegangan
otot menurun. Jadi bias diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih
berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat.
Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan
selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologi yang karenanya asam
laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam
laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H) (Strauss, R.H. 1979).
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di
pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh
menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas
mengikat troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat kegiatan
fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobic glikolisis. Demikian lambatnya
hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energy.

Pengosongan penyimpanan ATP dan PC

Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC
dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya, pengosongan Fosfagen intraseluler
mengakibatkan kelelahan. Bagaimana penyelidikan terhadap manusia telah disimppulkan, bahwa
kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen didalam otot (FOX, E.L.1989). Suatu
kesimpulan yang sama telah diperoleh dari hasil penelitian terhadap otot katak yang dipotong
pada otrot sartoriusnya.
Sebagai contoh, telah diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP
didaerah miofibril mungkin lebih berkurang daripada dalam otot keseluruhan. Oleh karena itu,
ATP menjadi terbatas didalam mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang
moderat dari jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi
didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yamg tersedia didalam batas-batas untuk
kontreaksi otot. (Holloszy, J.O.,1984 dan DeVries, H.A., 1986).
Alasan dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi ion H
dalam jumlah kecil sampai besar didalam intraseluler, dan merupakan penyebab utama dari
penumpukan asam laktat ( Stegemann, 1981).

Pengosongan Simpanan Glikogen Otot

Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara
pengosongan glikogen ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan dengan tegas ( Astrand,
P.O., 1986). Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama periode latihan yang
lama (FOX, E.L.1989) adalah sbb:
Rendahnya tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen
hati.
Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
Kekeringan (dehidrasi) dan kurangnya elektrolit, menyebabkan temperatur tubuh meningkat.
Rasa jenuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktutr otot terdiri atas berkas-berkas serabut otot, berkas serabut otot ini terdiri atas
sel-sel otot. Di dalam setiap sel otot terdiri atas sarkolemna, sarkoplasma, dan miofibril.
Miofibril memliliki struktur gelap (anisotrop/A) dan strukur terang (isotrop/I). Dalam pola gelap
dan terang tersebut terdapat miofilamen yang terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal. Filamen
tipis merupakan aktin sedangkan filamen tebal merupakan mioisin. Aktin dan miosin merupakan
protein sel otot yang bertanggung jawab atas kontraksi otot, selain aktin dan miosin, terdapat
pula beberapa protein otot yang mempunyai peran penting dalam kontraksi otot, yaitu titin,
tropomiosin, dan troponin.
1. Bagian-bagian otot
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
2. Jaringan otot terdiri dari:
Otot Polos (otot volunter) adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu
nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan
seperti:lambung dan usus.
Otot Lurik (otot rangka) merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus
banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan.
Otot Jantung (otot cardiak) merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang
hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu
bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung
adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini
juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak
disadari). Otot jantung hanya terdapat pada jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Paggara, Halifah dan Adnan. 2006. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Biologi FMIPA UNY.
Tortora, Gerard. J. & Derrickson Bryan. 2009. Principles of Anatomy and Physiology, twelfth
edition: United States of America.

You might also like