You are on page 1of 2

Penganggaran tradisional sebagai suatu instrumen manajemen dalam mengelola

perusahaan semakin terlihat sebagai suatu hambatan untuk mendorong manajer-

manajer perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan secara maksimal, karena

jumlah rupiah budget sifatnya terus naik (incremental), menghabiskan banyak waktu

sampai ratusan jam pegawai, terfokus pada nilai rupiah,dan mengabaikan kinerja,dan

mengarah kan pegawai untuk memfokuskan pada sasaran-sasaran yang salah dengan

mengorbankan layanan konsumen dan keseluruhan tujuan perusahaan.

Aaron mengemukakan bahwa traditional budget ini juga telah melahirkan sebuah

proses percobaan yang panjang namun hanya merupakan tantangan yang pada

umumnya menjadi hal yang sia-sia (sesuatu yang merupakan sisa yang tidak berguna).

Sehingga budget menjadi sebuah yesterdaysnews bagi para manager yang selalu

berhadapan dengan pelaksanaan program dan kinerja dimasa depan. Jelas hal ini

sulit dipercaya untuk dijadikan sebagai pedoman dimana informasi yang telah berlalu

akan mampu mengikuti perubahan dimasa yang akan datang.

Konsep beyond budgeting akan membebaskan orang-orang yang capable dari

kontrak kinerja yang bersifat top down yang tentunya akan membatasi mereka untuk

melakukan sumber daya nya secara efektif untuk meningkatkan profotabilitas

perusahaan secara konsisten. Dengan jumlah intellectual asset yang mencapai8%-90%

tentunya sumber daya manusia merupakan assetyang paling besar dalam suatu

perusahaan sehingga jika


Waktu mereka sebagian besar digunakan untuk menyusun anggaran akan sangat tidak efisien dan

efektif. Dan setelah itu mereka akan bertindak untuk perusahaan dengan dibatasi oleh anggaran

yang sangat mengekang mereka untuk berinovasi dalam rangka memuaskan konsumen yang

tentunya akan berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan secara konsisten.

Beyond budgeting yang menganggap bahwa kekuatan sumber daya manusialah yang akan

mampu memberikan perubahan setiap saat bukan hanya sebuahkertasdengan segudang

rencana tertulis. Beyond budgeting memberikan kebebasan manusia dalam melakukan setiap

aktivitas yang berhubungan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Demikian juga

hal nya bagi perusahaan yang menghasilkan produk, konsumen yang juga dianggap

manusia menjadi sangat berarti dalam membandingkan hasil yang telah dilakukan dengan

menggunakan beyond budgeting ini. Disamping itu manusia juga dianggap sebagai

organizationsmost valuable asset (asset organisasi yang paling berharga) karena manusia mampu

beradaptasi dan memberikan respon langsung terhadap perubahan yang terjadi khususnya

bagi konsumen. Dalam hal ini value chain yang dipakai oleh perusahaan sangat mendukung

terlaksananya implementasi beyond budgeting. Sehingga konsumen tidak dibiarkan dengan

hanya cukup me mbeli produksaja, namun sampai kepada apa yang dipakai oleh konsumen

dirumah mereka menjadi sebuah masukan bagi perusahaan.

You might also like