You are on page 1of 21

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Tentang
MENINGTIS

OLEH :
ELIZA
GIANO FADLI
ASMILDAYANI
DESMANOVERA

Dosen Pembimbing :

Ns.Imelda R.Kartika,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK BUKITTINGGI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis
adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus
meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari
Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia.
Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan
25.000 korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara detail
tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit
meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui Meningitis, kasus meningitis di
Indonesia dapat menurun.

Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan spinal cord, yang
disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005).

Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan subararakhnoid infeksi


biasanya menyebabkan meningitis dan chemical meningitis juga dapat menjadi meningitis
bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone.
2004).

Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang arakhonoid dan
subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid melalui cairan serebrospinal sekitar
otak dan spinal cord (Joyce M black,2005).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu inflamasi
meningen yang juga dapat menyebar ke arakhonoid dan subarakhonoid pada otak dan spinal
cord, yang disebabkan oleh bakteri , virus jamur atau protozoa.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara menyelesaikan kasus pada pasien meningitis?
Bagaimana cara mengumpulkan hasil anamnese dari pasien meningitis?
Apa saja yang diperiksa pada pemeriksaan fisik / pemeriksaan penunjang pada pasien
meningitis?
Apa saja analisa data yang didapat dari pasien yang menderita meningitis?
Identifikasi masalah keperawatan apa saja yang ditemukan pada pasien yang mengalami
meningitis?.
Rencana intervensi keperawatan apa saja yang diberikan pada pasien meningitis?

1.3. TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan


pada klien Meningitis.

1.3.2 Tujuan Khusus


Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi :
a. Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian pada klien dengan Meningitis
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Meningitis.
c. Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan Meningitis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 MENINGGITIS
A. PENGERTIAN
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu
dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus
influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta
spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab
lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal
column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Jadi meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput
yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi
berupa pus atau serosa. Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari meningitis adalah :
Bakteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang secara umum
diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :
Haemophillus influenza
Nesseria meningitides (meningococcal)
Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)
Streptococcus, grup A
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas
Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh
seperti AIDS.
Virus
Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat akhir/sequeledari berbagai
penyakit yang disebabakan oleh virus spereti campak, mumps, herpes simplex dan herpes
zoster. Pada meningitis virus ini tidak terbentuk exudat dan pada pemeriksaan CSF tidak
ditemukan adanya organisme. Inflamasi terjadi pada korteks serebri, white matter dan lapisan
meninges. Terjadinya kerusakan jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada
herpes simplex, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus lain bisa
menyebabkan gangguan produksi enzyme neurotransmitter, dimana hal ini akan berlanjut
terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologist.
Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat
self-limitting, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat
sempurna. Contohnya virus, toxoplasma gondhii dan ricketsia
Jamur
Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena jamur yang paling serimh, biasanya
menyerang SSP pada pasien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system
kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi. Gejala klinisnya bia disertai
demam atau tidak, tetapi hamper semuaklien ditemukan sakit kepala, nausea, muntah dan
penurunan status mental

Protozoa


Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :
Otitis media
Pneumonia
Sinusitis
Sickle cell anemia
Fraktur cranial, trauma otak
Operasi spinal

Faktor predisposisi : jenis kelamin laki - laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan.

Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point dentry masuknya
kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah,
penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii yang
memungkinkan kontaknya CSF dengan lingkungan luar.

C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,
yaitu :

1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:

a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena
adanya spasme otot-otot leher.

b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul.
Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang
sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda
vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,
muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul,
lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

Gambaran yang umum terjadi meliputi :


Aktivitas / istirahat :
Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia
Sirkulasi :
Riwayat endokarditis, abses otak, TD , nadi , tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia
pada fase akut
Eliminasi :
Adanya inkontinensia atau retensi urin
Makanan / cairan :
Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering
Higiene :
Tidak mampu merawat diri
Neurosensori ;
Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, Hiperalgesiameningkatnya rasa nyeri, kejang,
gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan
memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia,
tandaBrudzinskipositif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal
menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki
Neyri / kenyamanan :
Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan,
gelisah, mengaduh/mengeluh
Pernafasan :
Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas , letargi dan gelisah
Keamanan :
Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal,
pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak,
chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.

Penyuluhan / pembelajaran :
Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus
Gejala yang timbul pada :
1. Neonatus
Gejala tidak khas
Panak (+)
Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran menurun.
Ubun-ubun besar kadang kadang cembung.
Pernafasan tidak teratur.
2. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun
Gambaran klasik (-).
Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.
Kadang-kadang high pitched ery.
3. Anak Umur Lebih 2 Tahun
Panas, menggigil, muntah, nyeri kepala.
Kejang
Gangguan kesadaran.
Tanda-tanda rangsang meninggal, kaku kuduk, tanda brudzinski dan kering (+).
E. PATHOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia,
yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen
dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada
darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Pathway Meningitis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri.
Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal,
kultur biasanya negative
Glukosa & LDH : meningkat
LED/ESRD : meningkat
CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik
Rontgent kepala : mengindikasikan infeksi intracranial Kultur darah/ hidung/
tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan
tipe penyebab infeksi
MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis meningitis :
1. Antibiotik sesuai jenis agen penyebab
2. Steroid untuk mengatasi inflamasi
3. Antipiretik untuk mengatasi demam
4. Antikonvulsant untuk mencegah kejang
5. Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan
6. Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi adalah ;
Gangguan pembekuan darah
Syok septic
Demam yang memanjang
Hidrosefalus obstruktif
MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
Efusi subdural
Kejang Edema dan herniasi serebral
Cerebral palsy
Gangguan mental Gangguan belajar
Attention deficit disorder

J. PRAGNOSIS
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau
meninggal tergantung :
1. umur penderita.
2. Jenis kuman penyebab
3. Berat ringan infeksi
4. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
5. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
6. Adanya dan penanganan penyakit
ASKEP TEORITIS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian meliputi :
Biodata klien
Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?

Riwayat kesehatan sekarang


(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.

(2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah
meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.

(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.

(4) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek
dan membran mukosa kering.

(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

(6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan
sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda :
letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,
afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif
dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.

(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.

(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen
dari pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.
3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan
kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian

INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari
patogen.
Intervensi
1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
2. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
3. Pantau suhu secara teratu
4. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
5. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
6. Catat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

b) Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema
serebral, hipovolemia.

Intervensi
1. Tirah baring dengan posisi kepala datar.
2. Pantau status neurologis.
3. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
4. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
5.Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi.
Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
Pantau BGA.
Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

c) Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum
vertigo.
Intervensi
1.Pantau adanya kejang
2.Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
3.Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

d) Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.


Intervensi
1.Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman
2.kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
3.Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
4.Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
5.Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi
Berikan anal getik, asetaminofen,codein

e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.


Intervensi
1.Kaji derajat imobilisasi pasien.
2.Bantu latihan rentang gerak.
3.Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
4.Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan
kesejajaran tubuh secara fumgsional.
5.Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

f) Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis


Intervensi
1.Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses
pikir.
2.Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
3.Observasi respons perilaku.
4. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
5. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
6. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
7.Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

g) Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.


Intervensi
1. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
2.Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
3. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
4.Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber
penyokong.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau
keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik,
mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N
Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta :
EGC

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press


Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.
L. Betz, Cecily, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

http://gudangkeperawatan.blogspot.com/2009/02/laporan-pendahuluan-meningitis.html.
Diakses pada tanggal 1 April , 2010.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih


Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih
bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal
column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Jadi meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput
yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi
berupa pus atau serosa. Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.

B. Saran
Di harapkan agar mahasiswa perawat khususnya maasiswa keperawatan stikes fort de
kock bukittiggi dapat menerapkan dan melakukan asuhan keperawatan pada pasien
meningitis

You might also like