You are on page 1of 17

A.

Pengertian Retardasi Mental

RM menurut American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 :


Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun)
ditandai dengan fungsi kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; keterampilan
merawat diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan
keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.

Sedangkan menurut WHO, retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak
mencukupi.

Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi Intelektual
berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat
lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

Menurut Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan
gejalanya timbul pada masa perkembangan. Sedangkan menurut Melly Budhiman,
seseorang dikatakan retardasi mental, bila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Fungsi intelektual umum dibawah normal


2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social
3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun.

Retardasi Mental sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:


1. Lemah Pikiran ( feeble-minded)
2. Terbelakang Mental (Mentally Retarded)
3. Bodoh atau Dungu (Idiot)
4. Pandir (Imbecile)
5. Tolol (moron)
6. Oligofrenia (Oligophrenia)
7. Mampu Didik (Educable)
8. Mampu Latih (Trainable)
9. Ketergantungan Penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
10. Mental Subnormal
11. Defisit Mental
12. Defisit Kognitif
13. Cacat Mental
14. Defisiensi Mental
15. Gangguan Intelektual
Jadi, Retaradasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri dari
gangguan fungsi intelektual dibawah rata-rata dan dan gangguan dalam keterampilan
adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun.

B. Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui
adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu
terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental
seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
1. Organik
a. Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down syndrome dan
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,
dll).
b. Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, zat
teratogen dan toxin, disfungsi plasenta).
c. Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia neonatorum,
Meningitis, Kelainan metabolik, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan lain-lain.
d. Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia, malnutrisi,
CVA (Cerebrovascular accident) - Anoksia, misalnya tenggelam.

2. Non organik
a. Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b. Sosial kultural
c. Interaksi anak kurang
d. Penelantaran anak

3. Faktor lain : Keturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain (15-20% ;
AAP, 1984).
C. Klasifikasi
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut
(dikutip dari Swaiman 1989):
Menurut Baihaqi :

1. Super cerdas (IQ >140)


2. Sangat cerdas (IQ 130-140)
3. Cerdas (IQ 120-130)
4. Atas Normal (IQ 110-120)
5. Bawah rata-rata (IQ 80-90)
6. Moron (IQ 80-70)
7. Debil (IQ 60-70)
8. Imbisil (IQ 30-60
9. Idiot (IQ <30)

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe ringan
masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampu latih, sedangkan retardasi mental
tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya. Bila
ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi:
1. Tipe klinik
Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan
fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering kelainan organik.
Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelainan ini dapat
terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang tua dari anak yang
menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh karena
mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.
2. Tipe sosio budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat
mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga
retardasi enam jam. Karena begitu rnereka keluar sekolah, mereka dapat bermain
seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua dari anak tipe ini tidak melihat
adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari
gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas.
Pada urnumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan
retardasi mental ringan.
Tabel Derajat Retaradasi Mental :
Derajat RM IQ Usia Prasekolah Usia Sekolah Usia Dewasa
(0-5 tahun) (0-21 tahun) (>21 tahun)
Sangat berat <20 Retaradasi jelas Beberapa Perkembangan
Perkembangan motorik dan bicara
motorik dapat sangat terbatas
berespon namun
terbatas

Berat 20-23 Perkembangan Dapat bicara atau Dapat berperan


motorik yang berkomunikasi sebagian dalam
miskin namun latuhan pemeliharaan diri
kejujuran tidak sendiri dibawah
bermanfaat pengawasan ketat

Sedang 35-49 Dapat berbicara Latihan dalam Dapat bekerja


atau belajar keterampilan sendiri tanpa dilatih
berkomunikasi, social dan namun perlu
ditangani pekerjaan dapat pengawasan
dengan bermanfaat, dapat terutama jika
pengawasan pergi sendiri berada dalam stress
sedang ketempat yang
telah dikenal

Ringan 50-69 Dapat Dapat belajar Biasanya dapat


mengembangkan keterampilan mencapai
keterampilan akademik sampai keterampilan social
social dan kelas 6 SD dan kejujuran
komunikasi, namun perlu
retradasi bantuan terutama
minimal bila stres

D. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan
bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.

E. Manifestasi Klinik
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang-kadang gambaran stigmata
mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan
gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu (Swaiman, 1989):
1. Kelainan pada mata
2. Kejang
3. Kelainan kulit
4. Kelainan rambut
5. Kepala
6. Perawakan pendek
7. Distonia
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retradasi Mental Ringan
Keterampilan social dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun
prasekolah. Tetapi saat anak menjadi lebih besar, deficit koognitif tertentu seperti
kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan
dirinya dari anak lain seusianya.
2. Retardasi Mental Sedang
Keterampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi social dirinya mungkin
dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan retradasi
mental ringan.
3. Retradasi Mental Berat
Bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada usia prasekolah
sudah nyata ada gangguan. Pada usia sekolah mungkin kemampuan bahasanya
berkembang. Jika perkembangan bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat
berkembang.
4. Retradasi Mental Sangat Berat
Keterampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat
terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi
seringkali masih membutuhkan perawatan orang lain.
Terdapat ciri klinis lain yang dapat terjadi sendiri atau menjadi bagian dari
gangguan retradasi mental , yaitu hiperakivitas, toleransi frustasi yang rendah, agresi,
ketidakstabilan efektif , perilaku motorik stereotipik berulang, dan perilaku melukai diri
sendiri.

F. Data Fokus
1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Identitas Klien
c. Identitas Orang tua

2. Riwayat Kesehatan
Tanda dan gejala :
1) Mengenali sindrom seperti adanya mikrosepali
2) Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM seperti
anak RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun
pertama kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan
penundaan pada kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan
motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan
biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak
untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
3) Gangguan neurologis yang progresif
4) Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994)
a. Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
Karakteristik :
Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam
kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dan lain-lain
Usia sekolah, dapat melakukan keterampilan, membaca dan aritmatik,
diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.
Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan
menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak
berpengaruh kecuali koordinasi.
b. Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun)
Karakteristik :
Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan
motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.
Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar
kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana,
Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.
Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi
dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg
dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.
c. Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)
Karakteristik :
Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon
dalam perawatan diri tingkat dasar sepeti makan.
Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan,
memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila
dilatih sistematis.
Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang,
perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan,
kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.
d. Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
Karakteristik :
Usia prasekolah retardasi mencolok, fungsi. Sensorimotor
minimal, butuh perawatan total.
Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area
perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar,
ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh
pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.
Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,
biasanya diikuti dengan kelainan fisik.
3. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/ tidak ada, halus, mudah putus dan cepat
berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung keatas, dll
e. Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/
melengkung tinggi
f. Geligi : odontogenesis yang tidak normal
g. Telinga : keduanya letak rendah; dll
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk
dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/ panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan kromosom
b. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
c. Test diagnostic sepetti : EEG, CT Scan untuk identifikasi
abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau
trauma yang mengakibatkan perubahan.
5. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan fungsi Kognitif
b. Hambatan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan ekspresi dan resepsi
bahasa.
c. Defisit perawatan diri: berpakaian/ berhias, b/d ketidakmampuan fisik dan
mental/ kurangnya kematangan perkembangan.
6. Asuhan Keperawatan
No. NANDA NOC NIC Implementasi Evaluasi
1. Gangguan Perkembangan anak: Peningkatan Perkembangan Peningkatan
pertumbuhan dan remaja (12-17 tahun) - Bina hubungan saling Perkembangan
perkembangan b/d - Melakukan kebiasaan percaya dengan anak - Membina hubungan
kelainan fungsi hidup sehat - Buat interaksi perindividu saling percaya dengan
Kognitif - Menggunakan - Dampingi anak supaya anak
keterampilan interaksi menyadari pentingnya - Membuat interaksi
sosial menjadi diri sendiri perindividu
- Menggunakan - Identifikasi kebutuhan - Mendampingi anak
keterampilan pemecahan spesial anak dan supaya menyadari
konflik kemampuan beradaptasi pentingnya menjadi diri
- Mempertahankan - Fasiltasi perkembangan sendiri
hubungan sosial dengan anak dengan teman sebaya - Mengidentifikasi
gender yang sama - Pastikan bahasa tubuh kebutuhan spesial anak
- Mempertahankan sesuai dengan komunikasi dan kemampuan
hubungan sosial dengan verbal beradaptasi
gender yang berbeda - Anjurkan anak untuk - Memfasiltasi
berinteraksi dengan perkembangan anak
Pertumbuhan mencontohkan kemampuan dengan teman sebaya
- Persentil berat badan berinteraksi - Memastikan bahasa
berdasarkan jenis Monitoring Nutrisi tubuh sesuai dengan
kelamin - Timbang berat badan komunikasi verbal
- Persentil berat badan kelayan - Menganjurkan anak
berdasarkan usia - Monitor tipe dan kuantitas untuk berinteraksi
- Persentil berat badan olah raga dengan mencontohkan
berdasarkan tinggi badan - Monitor respon emosi kemampuan
- Berat badan rata-rata kelayan terhadap situasi dan berinteraksi
- Tinggi bdan rata-rata tempat makan Monitoring Nutrisi
- Monitor interaksi orang tua - Menimbang berat
Status penuaan fisik dan anak saat makan badan kelayan
(physical aging) - Monitor menu makanan dan - Memonitor tipe dan
- Ketajaman mendengar pilihannya kuantitas olah raga
- Kekuatan otot - Monitor pertumbuhan dan - Memonitor respon
- Ketajaman penglihatan perkembangan emosi kelayan terhadap
- Ketajaman penciuman - Monitor tingkat energi, situasi dan tempat
- Pola distribusi rambut lelah, lesu, dan lemah makan
- Monitor intake kalori dan - Memonitor interaksi
nutrisi orang tua dan anak saat
Fasilitas kemampuan makan
respon diri - Memonitor menu
- Dorong kelayan untuk makanan dan
mengembangkan pilihannya
kemampuannya sendiri - Memonitor
- Tentukan tingkat pertumbuhan dan
pengetahuan kelayan perkembangan
tentang kondisi - Memonitor tingkat
kesehatannya energi, lelah, lesu, dan
- Anjurkan kelayan untuk lemah
mengutarakan perasaan, - Memonitor intake
persepsi dan ketakutan kalori dan nutrisi
mengenai kemampuan yang Fasilitas kemampuan
dimiliki respon diri
- Monitor tingkat - Mendoorong kelayan
kemampuan kelayan untuk mengembangkan
- Dorong kemandirian, kemampuannya sendiri
namun dampingi kelayan - Menentukan tingkat
ketika tidak mampu pengetahuan kelayan
- Diskusikan konsekuensi tentang kondisi
jika mereka tidak mampu kesehatannya
- Dorong kelayan untuk - Menganjurkan kelayan
meningkatkan untuk mengutarakan
kemampuannya dalam perasaan, persepsi dan
merawat diri sendiri ketakutan mengenai
kemampuan yang
dimiliki
- Memonitor tingkat
kemampuan kelayan
- Mendorong
kemandirian, namun
dampingi kelayan
ketika tidak mampu
- Mendiskusikan
konsekuensi jika
mereka tidak mampu
- Mendorong kelayan
untuk meningkatkan
kemampuannya dalam
merawat diri sendiri

2. Hambatan Koping Perbaikan Komunikasi : Perbaikan Komunikasi


Komunikasi Verbal - Bisa menghadapi masalah speech defisit : speech defisit
b/d lambatnya - Menyelesaikan masalah - Beri satu kalimat simpel, - Memberi satu kalimat
keterampilan - Percaya bisa ketika bertemu simpel, ketika bertemu
ekspresi dan resepsi menyelesaikan masalah - Konsultasikan dengan - Mengkonsultasikan
bahasa. - Kebebasan dalam dokter kebutuhan terapi dengan dokter
mengungkapkan perasaan wicara kebutuhan terapi
dan emosi - Dorong kelayan untuk wicara
- Menggunakan dukungan berkomunikasi secara - Mendorong kelayan
sosial perlahan dan untuk untuk berkomunikasi
Sensory function : hearing mengulangi permintaan secara perlahan dan
& Vision - Dengarkan dengan penuh untuk mengulangi
- Kelayan mampu perhatian permintaan
mengolah informasi : - Beri pujian positif, jika - Mendengarkan dengan
memperoleh, mengatur diperlukan penuh perhatian
dan menggunakan - - Memberi pujian positif,
informasi jika diperlukan
- Komunikasi reseptif Perbaikan komunikasi :
(kesulitan mendengar) : Hearing Defisit
penerimaan komunikasi Pengurangan
dan interpretasi pesan Kecemasan
verbal dan/atau non verbal
Fear self control
- Mampu mengotrol respon
ketakutan dan kecemasan
terhadap kemampuan
berbicara
- Mampu memanajemen
kemampuan fisik yang
dimiliki
3. Defisit perawatan Self care status Self care assistance :
diri : berpakaian - Mampu melakukan tugas perawatan dan pakaian
fisik yang paling - Pantau tingkat kekuatan dan
mendasar dan aktivitas toleransi aktivitas
perawatan pribadi secara - Pantau peningkatan dan
mandiri dengan atau tanpa penurunan kemampuan
alat bantu untuk berpakaian dan
Self care : dressing melakukan perawatan
- Mampu untuk rambut
mengenakan pakaian dan - Pertimbangkan budaya
berhias sendiri secara kelayan ketika
mandiri atau tanpa alat mempromosikan aktivitas
bantu perawatan diri
- Mampu mempertahankan - Pertimbangkan usia ketika
kebersihan pribadi dan mempromosikanaktivitas
penampilan yang rapi perawatan diri
secara mandiri dengan - Bantu kelayan memilih
atau tanpa alat bantu pakaian yang mudah
- Mengungkapkan kepuasan dipakai dan dilepas
dalam berpakaian dan - Sediakan pakaian pada
menata rambut tenpat yang mudah
- Dapat memilih pakaian dijangkau
dan mengambilnya dari - Fasilitasi kelayan untuk
lemari atau laci baju menyisir rambut, bila
- Mampu merisleting dan memungkinkan
mengancingkan pakaian - Dukung kemandirian dalam
- Mampu melepas pakaian, berpakaian, berhias jika
kaos kaki dan sepatu. diperlukan
- Menunjukkan rambut - Bantu kelayan untuk
yang rapi dan bersih menaikkan,
mengancingkan, dan
merisleting pakaian jika
diperlukan
- Beri pujian atas usaha untuk
berpakaian sendiri.
Daftar Pustaka

KTI. 2010. Retardasi mental (http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/08/retardasi-


mental.html, diakses tanggal 21 desember 2015).
Betz and Sowden, 2002, Buku saku keperawatan pediatri, EGC, Jakarta.
Gordon et.al, 2001, Nursing diagnoses : Definition & classification 2001-2002, Philadelpia
USA.
Nelson, 1994, Ilmu kesehatan anak, Jilid I,EGC, Jakarta.

You might also like