You are on page 1of 16

PMS dan HIV AIDS

Target populasi :

Tokoh : lintas-sektor, pimpinan, LSM, swasta, donor.

KELOMPOK POPULASI: pelajar, pemuda,buruh, Pramuka, nelayan, pelaut, pengunjung


KIA, penderita oportunistik, wartawan, dan masyarakat umum.

Penularan :

Jalur seksual : pekerja seks, Bar, disco, caf, karaoke, pijat, biliar, waria, gay, pasien PMS,
pelaut, klien, mucikari. ( penularan ini terjadi dengan adanya kontak secara seksual,
sehingga penderita terkontaminasi cairan tubuh yang mengandung virus atau bakteri)

Jalur parenteral : transfusi, jarum suntik, tatoo, pekerja kesehatan, pengurus jenazah,
paraji dan dukun. ( penularan ini terjadi melalui pemakaian bersama, misalnya jarum
suntik yang digunakan secara bersamaan, sehingga virus atau bakteri masuk kedalam
peredaran darah secara lebih cepat )

Ibu ke Anak: ibu hamil ( penularan ini terjadi pada ibu yang hamil ke anaknya, misalnya
ketika seorang ibu menderita gonore, pada saat ibu tersebut melahirka bayinya secara
pervaginam, bayi tersebut mempunyai resiko untuk terkena konjungtivitis gonore apabila
ibu tidak diobati terlebih dahulu)

Penyakit Menular Seksual (PMS) : penyakit umumnya terjadi pada alat kelamin dan ditularkan
terutama melalui hubungan seksual

Beberapa organisme penyebab:

1. Bakteri: Neisseria gonorrhoeae,


Kuman penyebabnya: Neisseria gonnorrhoeae. Masa inkubasi atau penyebaran
kuman: 210 hari setelah hubungan seks.
Tanda-tanda: nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat
kelamin. Keluarnya cairan/ sekref kanfal seperti nanah dari alat kelamin,
biasanya pada pria. Sementara diagnosa pada wanita sangat sulit). Chlamydia
trachomatis, Treponema pallidum, (sering disebut Raja Singa atau
Lues. Kuman penyebabnya Treponema pallidum. Inkubasi: tanpa gejala
berlangsung 313 minggu, lalu timbul benjolan sekitar alat kelamin, disertai
pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. 612 minggu setelah hubungan
seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari.
510 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak,
pembuluh darah dan jantung. Komplikasi pada wanita hamil: dapat melahirkan
dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan
keterbelakangan mental), Gardanella vaginalis, Haemophilus ducreyi,
Donavania granulomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum.

2. Virus: Herpes simplex, Human papilloma, ( Sering disebut penyakit Jengger


Ayam atau Brondong Jagung dan penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus
yaitu : Humanus Papilloma Virus (HPV). Menyerang pada usia 17-33 melalui
kontak secara langsung. Gejala klinis:Bintil-blintil kecil berkelompok menjadi
besar. Laki-laki terdapat di ujung penis, wanita terdapat di : vagina, Labia
mayor,klitoris. Keluar cairan berwarna putih, cair dan gatal ).
Rasa nyeri dan panas pada saat bersenggama, Hepatitis, Cytomegalovirus, HIV.

3. Protozoa: Trichomonas vaginalis ( Disebabkan oleh protozoa Trichomonas


vaginalis. Gejala: Keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan,
berbusa dan berbau busuk; Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan
terasa tidak nyaman ).

4. Jamur: Candida albicans

5. Ektoparasit: Phtirus pubis, Sarcoptes scabei ( penularannya adalah lewat kontak


seks, selain kontak secara langsung, misalnya pemakaian selimut, handuk dll.
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis parasit yang disebut Sarcopfes scbiei,
gejala: Gatal pada malam hari, terdapat di sela jari, lipat siku, ketiak, daerah
ujung kelamin.Merupakan infeksi di lingkungan keluarga) .

Perilaku apa saja yang dapat mempermudah penularan PMS?

Berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita PMS (tanpa menggunakan
pelindung / kondom)

Ganti-ganti pasangan seks

Pelacuran

Melakukan hubungan seks secara anal, karena hubungan ini mudah menimbulkan luka.

Apa sajakah gejala dari PMS?

Keluar cairan tidak normal dan atau sakit pada atau dari vagina (keputihan)

Keluar cairan tidak normal dan atau sakit dari penis

Luka pada dan sekitar alat kelamin

Nyeri perut bagian bawah pada perempuan

Pembengkakan testis / skrotum

Radang mata pada bayi baru lahir

Faktor apa saja yang mempengaruhi penularan PMS di masyarakat?

Perubahan demografi: jumlah, mobilitas, sosial ekonomi, kebebasan seks

Perubahan sikap terutama dalam bidang agama dan moral akibat demografi

Kelalaian memberikan pendidikan seks

Perasaan aman karena mudah mendapatkan obat dan alat kontrasepsi


Fasilitas kesehatan kurang memadai

Banyak kasus PMS tak memberikan gejala

Kurangnya informasi tentang PMS di masyarakat

Bagaimana hubungan penularan HIV dan PMS?

PMS merupakan ko-faktor penularan HIV

Penderita PMS lebih rentan terhadap HIV

Penderita PMS serta HIV akan lebih mudah menularkan ke orang lain

Pengidap HIV menjadi rentan terhadap berbagai penyakit termasuk PMS

Pengidap HIV yang juga PMS akan lebih cepat menjadi AIDS

Apakah AIDS itu ?

Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampakatau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup.Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yangmematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena selCD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus
HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS.Untuk menjadi AIDS
dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahununtuk dapat menjadi AIDS yang
mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan
manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Apakah HIV itu ?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam
sel tuan rumah ketika melakukancara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari
RNA menjadi DNA,yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan
cara menyerang seldarah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalantubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun

Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko tertular HIV?


Berhubungan seks yang tidak aman, termasuk tidak memakai kondom

Ganti-ganti pasangan

Ganti-ganti (berbagi) jarum suntik dan alat lainnya yang kontak dengan darah dan
cairan tubuh dengan orang lain

Memperoleh transfusi darah yang tidak ditest HIV

Apakah hubungan seks sekali saja dengan pengidap HIV dapat tertular HIV?
YA, Secara statistik kemungkinannya antara 0,1% sampai 1%. Walaupun jauh
dibawah risiko melalui transfusi darah tetapi kenyataannya 90% penularan terjadi
melalui hubungan seks

Kondisi apa saja yang memungkinkan HIV menular?

HIV harus masuk langsung ke aliran darah dari darah, cairan sperma, cairan vagina
yang tercemar HIV.
HIV sangat rapuh di luar tubuh manusia.
Untuk menular diperlukan konsentrasi HIV cukup tinggi.

Apakah hubungan sosial biasa dapat menularkan HIV?

( Tidak !, Karena hubungan sosial biasa tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan
tubuh yang dapat menularkan HIV. Hubungan sosial dimaksud seperti: serumah, satu
sekolah, kantor dan sama-sama menggunakan fasilitas umum).

Gejala penderita AIDS ?

Sindroma HIV akut adalah istilah untuk tahap awal infeksi HIV. Gejalanya meliputi
demam, lemas, nafsu makan turun, sakit tenggorokan (nyeri saat menelan), batuk, nyeri
persendian, diare, pembengkakkan kelenjar getah bening, bercak kemerahan pada kulit
(makula / ruam).
Diagnosis AIDS dapat ditegakkan apabila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang-kurangnya
didapatkan 2 gejala mayor dan 1 gejala minor .

GEJALA MAYOR GEJALA MINOR

Berat badan turun >10% Batuk menetap >1 bulan


dalam 1bulan
Diare kronik >1 bulan Dermatitis generalisata
Demam berkepanjangan >1 Herpes Zooster
bulan multisegmental dan
berulang
Penurunan kesadaran Kandidiasi orofaringeal
Demensia / HIV Herpes simpleks kronis
ensefalopati progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada
alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo

Bagaimana pencegahan HIV ?

Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. 1 pasangan lbh baik.

Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.


Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik )harus dijamin
sterilisasinya.

Mengapa kondom harus dipromosikan ? ( Untuk meminimalisir tau menekan penularan


penyakit menular seksual).
KESEHATAN REPRODUKSI

Definisi kesehatan reproduksi : Sehat sejahtera fisik, mental dan sosial, tidak hanya
bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi.

Lingkup kesehatan reproduksi :

Kesejahteraan ibu dan anak


Kesehatan reproduksi Remaja
Keluarga Berencana
Infeksi Menular Seksual & HIV/AIDS
Kekerasan Pada perempuan

Kondisi Kesehatan reproduksi yang dikehendaki

Setiap individu dapat berreproduksi dan mengatur kesuburan mereka

Semua kehamilan dan kelahiran diinginkan dan aman

Hubungan seksual sehat, aman, bertanggung jawab dan bebas dari ketakutan
hamil (kalau tidak ingin hamil) dan terkena IMS (infeksi manular seksual),
termasuk HIV.

Upaya kesehatan reproduksi : Adalah untuk membangun kemandirian setiap individu


dan masyarakat, sehat sepanjang hidup sejak proses reproduksi.

Setiap individu diberdayakan agar :

Menyadari dan memahami setiap risiko yang dihadapi dalam setiap fase
kehidupannya
Menerapkan perilaku seksual yang bertanggungjawab
Mampu memutuskan sendiri dan bernegosiasi dengan pasangannya mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksinya, misalnya jumlah
anak yang akan dimiliki.
Mampu mendapatkan atau menuntut pelayanan kesehatan reproduksi yang
memadai.

Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi :


Perilaku
Akses pelayanan dan kualitas pelayanan
Pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya
Morbiditas dan mortalitas kespro
Kebijakan
Hambatan :
1. Kebijakan ( komitmen masih rendah & kurang merata )
2. Program( 1. Kebijakan dan strategi nasional kespro belum terealisasi ke dalam
program, 2. Program belum didukung data 3. Program masih kuat berorientasi
proyek )
3. Pelayanan Kesehatan (Mutu belum memuaskan dan Akses rendah)
4. Masyarakat (Pemahaman dan kesadaran ttg kespro rendah )

Peluang :
1. Perangkat kebijakan kesehatan reproduksi sudah tersedia
2. Komitmen donor dan masyarakat internasional tinggi
3. Keberadaan berbagai LSM yang bergerak di bidang kespro

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI


Pengertian kesehatan reproduksi :

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yg
berkaitan dg sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (ICPD, 1994).

Maknanya adalah :

1. Menyangkut kemampuan orang untuk bereproduksi.


2. Kebebasan untuk menentukan kapan dan seberapa sering mereka akan
bereproduksi.
3. Hak pria dan wanita untuk mendapatkan informasi dan akses terhadap metode
KB.
4. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yg memungkinkan para wanita utk
menjalani kehamilan dan persalinan dg selamat.

Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, diperlukan syarat:


1. Tidak ada kelainan anatomi-fisiologi (pria-wanita).
2. Pria-wanita memerlukan landasan psikis yang baik.
3. Terbebas dari berbagai macam penyakit.
4. Seorang wanita yang hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan melewati masa
tersebut dengan aman.

Tujuan kesehatan reproduksi :

Tujuan utama

Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses


reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat
terpenuhi, yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.

Tujuan khusus :

1. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi


reproduksinya.
2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak antara kelahiran.
3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial pria thd akibat dari perilaku
seksual & fertilitasnya kepada kesehatan & kesejahteraan pasangan dan anaknya.
4. Dukungan yg menunjang wanita untuk membuat keputusan yg berkaitan dg
proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yg dapat
memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.

Tujuan menurut UU No. 23 th 1992 Bab II Ayat 3: Meningkatkan kesadaran akan harga
diri dan kemandirian wanita dalam kontrol diri (tubuh secara fisik), kehidupan
seksualitasnya, dan pada akhirnya seluruh jalan hidupnya dalam rangka memperbaiki
status kesehatan wanita guna memperoleh derajat kespro dan kesehatan seksual yg
optimal serta kemampuan untuk menjalankan hak reproduksinya.

Sejarah Kesehatan Reproduksi di Indonesia

1807 : Mulai ada pelatihan dukun bersalin


1952 : Pelayanan KIA melalui BKIA untuk memperbaiki memelihara, meningkatkan
derajat kesehatan wanita hamil, menyusui, bayi & anak prasekolah.

1972 : Pelayanan KIA di Puskesmas dg prioritas penurunan AKB.

1988 : Pencanangan gerakan safe motherhood di Nairobi.

1990 : Gerakan safe motherhood global

1992 : BKKBN/Meneg Kependudukan:

- Gerakan KB nasional

- Gerakan reproduksi sehat sejahtera

- Gerakan ketahanan keluarga sejahtera

1992 : UU No. 10 th 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan


keluarga sejahtera:
1. Dijabarkan dengan PP No. 21 dan PP No. 24 tahun 1994
2. Peningkatan kepedulian dan PSM melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan
kehamil an, pembinaan ketahanan masyarakat, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
1994 : ICPD di Cairo, paradigma baru kespro.
1995 : World Health Assembly ke 48 strategi global
(Mei) kespro, rencana kegiatan untuk melaksanakan, menunjang dan melembagakan
pelayanan kespro dlm konteks pelayanan kesehatan dasar
1996 : Lokakarya Nasional Kespro (Depkes) disepakati
(Mei) pelayanan kespro essensial dan pelayanan kespro komprehensif.
1996 : Lokakarya percepatan penurunan AKI (Meneg
(21 Mei) UPW) di Bogor (cikal bakal GSI)
1997 : Gerakan sayang ibu dicanangkan :
1. Lintas sektor, peranan Pemda
2. Peningkatan status wanita
3. Pemberdayaan ibu hamil, keluarga & masyarakat
4. Pelaksanaan KB, peningkatan aksesibilitas thd pelayanan, peningkatan pelayanan
rujukan.

Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Menurut program kerja WHO ke IX (1996-2001) dengan
pendekatan siklus keluarga:

Praktik tradisional pada masa anak-anak yg berakibat buruk terhadap kesehatan


reproduksi.
Kespro remaja; kehamilan remaja, kekerasan dan pelecehan, tindakan seksual tidak
aman,
Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, berkait dengan aborsi tidak aman.
Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak pada masa kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan
ISR berkait dengan PMS
Kemandulan berkait dengan ISR dan PMS
Sindrom pre dan post menopause dan andropause dan peningkatan risiko kanker pd
organ reproduksi.
Masalah (hormonal) pada usia lanjut.
Ruang lingkup :

Ruang lingkup adalah:

1. Safe motherhood dan perawatan ibu

2. Keluarga Berencana

3. Pencegahan dan manajemen PMS-HIV/AIDS

4. Pencegahan dan manajemen aborsi

5. Kesehatan reproduksi remaja

6. Pencegahan dan manajemen infertilitas (kemandulan)

7. Penanganan pada usia lanjut termasuk kanker dan

penyakit hormonal

8. Menurunkan kematian fetus, bayi dan perawatan anak

9. Kesehatan wanita

10. Program pendukung kesehatan reproduksi

Di Indonesia, berdasarkan hasil lokakarya nasional kespro th 1996, disepakati paket


pelayanan kesehatan reproduksi essensial (PKRE), yaitu:

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2. Keluarga Berencana

3. Kesehatan Reproduksi Remaja

4. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS, HIV/AIDS

Disepakati pula paket pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif (PKRK) yaitu: PKRE +
kespro lansia. Pelayanan kespro dilaksanakan secara integratif dalam tingkat pelayanan dasar.

Hak hak reproduksi :

Hak reproduksi adalah hak-hak manusia yg berkaitan dg reproduksi dan telah diakui
dalam undang-undang,dokumen-dokumen (nasional, internasional/PBB).

Hak-hak ini didasarkan pada pengakuan terhadap hak asasi semua pasangan atau
perorangan.

Fungsi hak:
1. Perlindungan (protective)

2. Menjamin adanya keadilan (fairness)

3. Memberdayakan (empower)

4. Harga diri (human dignity).

Faktor-faktor yg mempengaruhi Kespro

1. Faktor sosek dan demografi (kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, ketidaktahuan


perkembangan seksual dan proses reproduksi, tempat tinggal terpencil.

2. Faktor budaya dan lingkungan (praktik tradisional yg berdampak buruk pd kespro,


kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi ttg fungsi reproduksi yg membingungkan
anak dan remaja).

3. Faktor psikologis (dampak keretakan ortu pd remaja,depresi karena ketidakseimbangan


hormonal, rasa tidak berharga wanita thd pria yg membeli kebebasannya d materi, dsb).

4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca PMS)

RUANG LINGKUP, INDIKATOR, DAN PENDEKATAN KESPRO

Faktor faktor yang mempengaruhi :


1. Faktor demografis
- Usia pertama melakukan hubungan seksual
- Usia pertama menikah
- Usia pertama hamil
2. Faktor sosio-ekonomi
- Tingkat pendidikan
- Akses thd pelayanan kesehatan
- Status pekerjaan
- Tingkat kemiskinan
- Rasio melek huruf
- Rasio remaja tidak sekolah & atau tidak tamat SD
3. Faktor budaya dan lingkungan
- Pandangan agama
- Status perempuan
- Ketidaksetaraan gender
- Lingkungan tempat tinggal dan bersosialisasi
- Persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu.
- Dukungan/komitmen politik
4. Faktor psikologis
- Rasa rendah diri (low self esteem)
- Tekanan teman sebaya (peer pressure)
- Tindak kekerasan di rumah/lingkungan
- Ketidakharmonisan orangtua
5. Faktor biologis
- Kondisi anemia
- Gizi buruk yg kronis (defisiensi zat besi, yodium)
- Kelainan bawaan organ reproduksi
- Kelainan akibat penyakit radang panggul, infeksi
lain atau keganasan.

Pendekatan kespro :
1. Pendekatan individual dg faktor intervensi perawatan kesehatan (keadaan ekonomi,
keluarga, lingkungan sosial, kultural, kepercayaan/agama) dg pendekatan pendidikan
dan pekerjaan).
2. Persamaan genderpenyebab diskriminasi status kespro perempuan
3. Pendekatan advokasi strategi kespro pengambilan keputusan
4. Strategi menuntut bahwa mereka sendiri untuk berkembang bersama-sama dg
pasangan.
5. Pendekatan satu respon thd kebutuhan manusia dan dampak yg besar untuk
kehidupan
a. Partisipasi masyarakat
b. Memelihara dan menghasilkan
c. Ada infrastruktur
6. Pendekatan kesehatan masyarakat untuk kespro boleh melalui revitalisasi,
reorganisasi, dan memasukkan program dan pelayanan, termasuk realokasi sumber
daya.

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

Remaja adalah : Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal daribahasa
Latin adolescare yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa
primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode lain dalam rentang kehidupan.

Perkembangan Fisik Masa Remaja:


Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik.
Piaget (dalam Papalia & Olds 2001, dalam Jahja, 2012)menambahkan bahwa perubahan
pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang
dan otot, dan kematangan organ seksual danfungsi reproduksi.
Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif.
Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan,
termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai
kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda
sebagai berikut:
a) Tanda-tanda seks primer
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara
organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram,
pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada
perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28
hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause bisa
terjadi pada usia sekitar lima puluhan (Widyastuti dkk, 2009).

b) Tanda-tanda seks sekunder


Menurut Widyastuti dkk (2009) tanda-tanda seks sekunder pada wanita antara lain:
1. Rambut. Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.
Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu
ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-
mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak
keriting.
2. Pinggul. Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
3. Payudara. Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu
menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit. Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar,lebih tebal, pori-pori membesar.
Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk
sebelum dan selama masa haid.
6. Otot. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan
membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara. Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.

Empat pertumbuhan tubuh yang paling menonjol pada perempuan ialah


pertambahan tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah dada, dan
pertumbuhan rambut kemaluan (Malina, 1991; Tanner, 1991; dalam Santrock,
2002).
Perkembangan Psikis Masa Remaja
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada masa remaja. Perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:

a) Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:


1. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa
tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum
menstruasi.
2. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang
mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan
bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
3. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama dengan
temannya daripada tinggal di rumah.
b) Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan
remaja:
1. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik.
2. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut berlangsung lebih lambat
dibandingkan perubahan fisiknya.

Kesehatan reproduksi remaja :

Reproduksi proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi


kelestarian hidup

Kesehatan reproduksi keadaan sejahtera fisik, mental sosial yang utuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi (Konferensi
Internasional Kependudukan dan Pembangunan, 1994)

Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO)

Kesehatan reproduksi remaja pada remaja

Mengapa remaja perlu tahu tentang kesehatan reproduksi : (Agar remaja memiliki informasi
yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya remaja
memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggungjawab tentang proses reproduksi ).

Prasyarat reproduksi sehat :

1. Supaya tidak terjadi kelainan anatomis fisiologis perempuan harus memiliki


ronggga pinggul yang cukup besar untuk mempermudah persalinan; memiliki kelenjar
penghasil hormon reproduksi yang sehat DIPERLUKAN GIZI YANG ADEKUAT

2. Diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai dimulai sejak bayi

3. Terbebas dari penyakit organ reproduksi

4. Dapat melewati masa hamil dengan aman

Ruang lingkup masalah kespro pada remaja :

Ditinjau dari siklus kehidupan keluarga (Program kerja WHO IX th 1996 2001):

1. Praktik tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (mutilasi, genital,


diskriminasi nilai anak)
2. Masalah kespro remaja
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan KB
4. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak
5. Infeksi saluran reproduksi
6. Kemandulan
7. Sindroma pre dan post menopause
8. Kekurangan hormon osteoporosis
Berdasarkan Masalah reproduksi:
1. Kesehatan, kesakitan dan kematian perempuan yang terkait dengan kehamilan
2. Peranan / kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi
3. Intervensi pemerintah terhadap masalah reproduksi
4. Tersedianya yan reproduksi dan KB
5. Kesehatan bayi dan anak
6. Dampak pembangunan ekonomi, industri dan perubahan lingkungan terhadap
kesehatan reproduksi

Berdasarkan masalah gender dan seksualitas:


1. Pengaturan negara terhadap seksualitas
2. Pengendalian sosio-budaya terhadap masalah seksualitas
3. Seksualitas di kalangan remaja
4. Status dan peran perempuan
5. Perlindungan terhadap perempuan bekerja

Berdasarkan masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan:


1. Kecenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada perempuan
2. Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga
3. Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur
4. Berbagai langkah untuk mengatasi masalah2 tersebut

Berdasarkan masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual:


1. Masalah penyakit menular seksual yang lama (sifilis, Gonorhea)
2. Masalah penyakit menular seksual yang baru (chlamydia, herpes)
3. Masalah HIV / AIDS
4. Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual
5. Kebijakan dan program pemerintah dalam mengatasi masalah penyakit menular
seksual
6. Sikap masyarakat terhadap penyakit menular seksual

Berdasarkan masalah pelacuran:


1. Demografi pekerja seksual komersial
2. Faktor2 yang mendorong pelacuran
3. Dampaknya terhadap kesehatan reproduksi

Pengetahuan apa saja yang diperlukan remaja :


1. Pengenalan masalah sistem reproduksi, proses dan fungsi alat reproduksi
2. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia perkawinan dan merencanakan kehamilan
agar sesuai dengan keinginan
3. Penyakit menular seksual dan HIV / AIDS dan dampaknyan terhadap kespro
4. Bahaya narkoba dan miras pada kespro
5. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
6. Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri
agar mampu menangkal hal2 negatif
8. Hak2 reproduksi
Saat ini angka kejadian PMS dan Penularan HIV semakin tinggi pada remaja , kenapa ?
(Belum tumbunya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi terutama di kalangan
remaja, Masih dianggap tabunya pendidikan seksualitas sejak dini, Perubahan gaya
hidup global dan desakan jumlah penduduk dan perubahan struktur penduduk ).

Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan suatu proses yang integrative dengan


memadukan pengetahuan biologis, nilai moral, aspek psikologis dan berlandaskan agama.
Menyesuaikan dengan kebutuhan anak, proses ini seharusnya dilakukan sejak dini mulai
dari lingkungan keluarga.

You might also like