You are on page 1of 14

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI
FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER 1V- 2017
Zat Aktif : Coumadin Tablet

Jumlah Tablet : 472.000 tablet

Dosis dan alasan pemilihan dosis :10 mg dosis umum yang banyak digunakan

Metode Pembuatan : Granulasi basah

1. PREFORMULASI
1.1. Nama Zat Aktif : Warfarin sodium
Struktur :

Rumus kimia : C19H15NaO4

Bobot molekul : 330.0

Kelarutan : Sangat larut dalam air dan alkohol,

Pemerian : Serbuk amorf putih atau hampir putih, higroskopis

Titik leleh :-

pH : 7,6-8,6

1
2

2. Zat Tambahan

A. Starch

Rumus Kimia : C6H10O5

Berat Molekul:

Pemerian : Serbuk halus; putih; tidak berbau; tidak berasa

Kegunaan : Penghancur

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin.
Amilum mengembang cepat dalam air pada suhu 37C

Stabilitas : Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil


jika terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta
amilum yang dipanaskan tidak stabil secara fisik dan mudah
ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah
kedap udara pada tempat kering dan sejuk

Inkompabilitas :

(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page 663-665)

B. Calcium sterarat
Rumus kimia : C36H70CaO4
Pemerian : serbuk putih kekuningan, berbau
Kegunaan : Lubrikan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95%, eter,
kloroform, aseton, dan air, mudah larut dalam
alkohol panas, minyak sayur panas dan minyak
mineral, larut dalam piridin panas.
Ph :2-7
Densitas : 1.064-1.096 g/cm3
Aliran : baik
Kelembaban :-
Stabilitas : stabil

( Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed,)


3

C. Mikrokristalin selulosa (Avicel101)

Rumus kimia : (C6H10O5)n

Berat molekul : 36.000

pH : 5.0- 7.5

Titik Leleh : 260-270 o C

Kegunaan : Adsorben; Agen suspensi; Pengisi tablet dan


kapsul; tablet disintegrasi, Pengikat.

Inkompabilitas : Mikrokristalin Selulosa tidak kompatibel dengan


agen oksidasi yang kuat.

Stabilitas : Mikrokristalin selulosa bersifat stabil meski


bersifat higroskopik. Bahan harus disimpan dalam
tempat tertutup di tempat sejuk dan kering.

(Rowe, dkk. 2006; hal 132)

D. Selulosa, powder
Pemerian : Bubuk selulosa terjadi seperti putih atau hampir
putih,tidak berbau dan Serbuk hambar dari
berbagai ukuran partikel, mulai dari yang
freeflowing Bubuk padat halus atau halus, ke kasar,
halus, Bahan yang tidak beruap
Kegunaan : Adsorben; Glidant; Agen suspensi; Pengencer
tablet dan kapsul; Tablet hancur; Penebalan agen.
Penyimpanan : Selulosa bubuk adalah bahan yang stabil dan
sedikit higroskopik. Bahan curah harus disimpan
dalam wadah yang tertutup rapat dengan
dingin,tempat yang kering.
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat,
bromin pentafluorida, Natrium nitrit dan fluorin
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal.136)
4

3. FORMULASI / TEKNIK PEMBUATAN

A. Formulasi

Formula standar

R/ Warfarin sodium anhidrat 10mg

Starch (maize) 11.47mg

Dye 0.215mg

Dye 0.119mg

Starch (maize) 3.020mg

Water qs

Cellulosa microcrystalline 37mg

Lactosa monohidrate 126.310mg

Magnesium stearat 0.930 mg

Amberlite(RP-88) 0.930 mg

(Niaze.2009;hal 553)

Usulan formula

R/ Wrfarin sodium 10mg

Starch 10%

Avicel 101 20%

Air qs

Calcium stearat 1%

Selulosa 2%

Starch 5%
5

B. Metode yang digunakan

Metode granulasi basah

C. Alasan pemilihan metode

Metode ini dipilih karena sifat alir dari warfarin sodium buruk sehingga
dengan granulasi basah sifat alirnya akan lebih baik dan bersifat
higroskopis.

D. Alasan Pertimbangan zat yang Ditambahkan


Starch
Starch merupakan zat tambahan yang digunakan sebagai desintegrant,
yaitu untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan
saluran cerna

Avcel101

Avicel101 bersifat stabil meski bersifat higroskopik sehingga dapat


membuat ikatan yang cukup kuat antara zat aktif dengan zat tamabahan
lain

Calcium stearate

Kalsium stearat digunakan sebagai lubrikan karena memiliki aliran yang


baik.
Selulosa
dapat dijadikan sebagai glidan, sehingga dapat meningkatkan
komprebilitas

4. PERHITUNGAN

a. Setiap tablet mengandung : 10 mg

b. Bobot tablet : 100mg

c. Jumlah tablet :472.000

i. Untuk Tiap Tablet


6

1. Fase dalam : Warfarin sodium

Starch

Avicel101

air

2. Fase luar : Calcium stearat

Starch

Selulosa

Bobot Granulasi Teoritis (Fase Dalam dan Fase Luar )

Fase dalam

Fasa dalam : 100% - Fasa luar = 100%-8% = 92%

= 92% x 100mg= 92mg

Warfarin sodium10mg

Starch = 10% x 100 = 10mg

Avicel101 =20% x 100 = 20mg

Air qs

Fase luar

Calcium stearate = 1% x 92 mg = 0.92 mg

Selulosa = 2% x 92mg =1.84 mg

Starch = 5% x92mg=4.6 mg

Untuk tiap batch

Warfarin sodium =10mg x 472.000 = 4.720 mg

Starch = 10mg x 472.000 = 4.720 mg

Avicel101 = 20mgx 472.000 = 9.440 mg


7

Calcium stearate = 0.92 mg x 472.000 = 434.24 mg

Selulosa = 1.84 mg x 472.00 = 868.48 mg

Starch = 4.6mg x 472.000 = 2.171 mg

5. PROSEDUR PEMBUATAN

Pembuatan

Diayak bahan yang akan digunakan dengan pengayak no 80 ,


kemudian ditimbang sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.warfarin
sodium , starch , yang ditimbang dicampur hingga homogen. Larutan avicel
ditambahkan sedikit demi ke dalam campuran warfarin sodium , starch hingga
diperoleh campuran atau massa yang baik. Campuran dibentuk menjadi granul
dengan menggunakan ayakan no. 14. Granul dikeringkan dalam lemari
pengering atau oven pada suhu 50-60o C. Tentukan kadar air dengan moisture
analyzer. Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air (2-5%) granul
diayak kembali dengan ayakan no. 14 dan ayakan no. 16 .Dilakukan evaluasi
granul dicampur dengan fase luar yang telah ditimbang. Evaluasi kembali
untuk mengetahui indeks glidan. Lakukan pengempaan dan evaluasi tablet
seperti, keseragaman bobot dan keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas
dan friksibilitas, dan waktu hancur.

6. EVALUASI YANG DILAKUKAN


A. Granul
Penetapan kadar air
a. Sebanyak 1 gram granul ditimbang, kemudian disimpan dalam piring dan
diratakan
b. Dimasukan kedalam alat moisture balance
c. Didiamkan beberapa waktu hingga skala menunjukan angka yang tetap

d. Angka granul dapat dibaca pada skala tetap.

B. Evaluasi massa siap cetak


8

1. Penetapan Bobot jenis nyata,bobot jenis mampat,kadar pemampatan,dan


porositas

a. Ditimbang 10 g granul, dimasukan dalam gelas ukur 250 ml

b. Dicatat Volume awal (V0) lalu Vmampat setelah dilakukan


pengetukan 20,50 dan 500,lalu dihitung Bj nyata,Bj mampat,dan kadar
pemampatan.

2. Kecepatan aliran

a. Ditimbang beaker glass kosong (W0), kemudian

b. Set skala pada posisi 0

c. Granul dimasukan kecorong,beaker glass disimpan dibawahnya

d. Alat dihidupkan,lalu dicatat waktu alirnya(t)

e. Beaker glass berisi granul ditimbang(Wt). Waktu alir granul dihitung

3. Sudut Istirahat

a. Set skala pada posisi 0,lalu granul dimasukan ke corong getar

b. Disimpan kertas dibawahnya sebagai alas,catat waktu alir

c. Tinggi(h) puncak dan diameter(d) taburan granul di ukur

d. Sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang datar
dengan tinggi granul dihitung : tan a = h/r

C. Tablet

1. Organoleptik : Wujud , Bau , Rasa

a. Tablet diamati secara visual

b. Dicatat

2. Keseragaman ukuran

a. Diambil 10 tablet

b. Diukur diameter tebalnya menggunakan jangka sorong


9

c. Dicatat

d. Dibandingkan dengan standar diameter tablet yang seharusnya.

3. Keseragaman Bobot

a. Diambil 10 tablet, kemudian ditimbang masing-masing tablet

b. Dihitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata

4. Kekerasan

a. Diambil 10 tablet secara acak

b. Ditimbang masing masing tablet

c. Ditentukan kekerasan rata rata dan standar deviasinya

5. Friabilitas

a. Diambil 10

b. Dibersihkan tablet satu persatu dengan sikat halus

c. Ditimbang

d. Dimasukkan semua tablet kedalam friabilator

e. Diputar selama 4 menit

f. Dibersih kembali masing masing tablet

g. Ditimbang kembali

h. Ditentukan friabilitasnya

6. Friksibilitas

a. Diambil 10

b. Dibersihkan tablet satu persatu dengan sikat halus

c. Ditimbang

d. Dimasukkan semua tablet kedalam friabilator


10

e. Diputar selama 4 menit

f. Dibersih kembali masing masing tablet

g. Ditimbang kembali

h. Ditentukan friksibilitasnya

7. Waktu Hancur

a. Diisi bejana dengan aquadest

b. Diatur volume pada kedudukan tertinggi

c. 6 tabung dimasukkan satu satu ke masing masing tabung , lalu

d. keranjang dinaik turunkan secara teratur

e. Catat waktu hancur sejak pertama kali tablet mulai hancur hingga
tidak

f. ada bagian yang tertinggal diatas kasa

7. KEMASAN, LABEL, dan BROSUR

1 . LOGO :

Logo yang digunakan pada sediaan formulasi amoxcicilin yaitu logo


tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi, itu
melambangkan bahwa amoxcicilin termasukobat keras.

Logo: Obat keras

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


2. LABEL :

3. KEMASAN
1. Kemasan primer : Botol
2. Kemasan sekunder : Dus
11

4. ETIKET

5. BROSUR
`
12

PENJELASAN :
1. Nama dagang
HAFARIN
2. Nama generic
Coumadin 10 mg
3. Nama Industri Farmasi :
PT. Rijnai Bandung - Indonesia
4. Bentuk sediaa
Tablet
5. Komposisi
Tiap tablet mengandung Wafarin Sodium 10 mg
6. Indikasi
Mencegah pembekuan darah
7. Kontraindikasi
Pendarahan aktif penyakit hati terkait, kouagulopati dan resiko
pendarahan lainnya
8. Efek samping
Mual, kehilangan nafsu makan, atau perut / nyeri perut dapat
terjadi. Jika salah satu dari efek-efek ini menetap atau memburuk,
beritahu dokter atau apoteker anda segera
9. Interaksi obat
Dapat mengubah cara obat bekerja atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius. Simpan semua produk yang Anda gunakan
(termasuk resep / obat nonprescription dan produk herbal) dan
berbagi informasi dengan dokter dan apoteker. Jangan mulai,
berhenti, atau mengubah dosis obat apapun tanpa persetujuan
dokter Anda
10. Cara kerja obat
11. Aturan pakai
Sehari 1 x 1 tablet
12. Peringatan
a. Bagi wanita yang sedang hamil, tidak diperbolehkan untuk
mengonsumsi warfarin. Sedangkan bagi wanita yang sedang
menyusui boleh mengonsumsi obat ini, namun dosisnya harus
disesuaikan dengan anjuran dokter.
13

b. Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi, gangguan ginjal,


gangguan hati, tukak lambung, stroke, dan endokartitis atau infeksi
pada jantung.
c. Harap berhati-hati juga bagi mereka yang sedang menunggu
pemulihan pascaoperasi.
d. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
13. Nomor Batch/Lot
Nomor ini merupakan suatu identitas produksi yang diberikan oleh
industri farmasi terhadap suatu obat dalam satu satuan produksi.
No.Batch 05170104
05 : Bulan pembuatan obat
17 : Tahun pembuatan obat
01 : Sediaan peroral
01 : Nomer urut pembuatan / pengolahan/ Batch ke-1 yang
buat
04 : Nomor registrasi
Nomor registrasi adalah nomor yang diberikan sebagai
tanda obat telah terdaftar di BPOM dan mendapat izin edar.
No. Reg : DKL1700200410A1
D : Menunjukan nama dagang
K : Golongan obat Keras
L : Obat jadi produksi dalam negeri (Lokal)
17 : Tahun pendaftaran obat jadi
002 : Menunjukan nomer urut pabrik yang terdaftar
004 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh masing-masing
pabrik
10 : Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (tablet)
A : Sediaan obat jadi yang pertama disetuji
1 : Kemasan utama
14. Nama dan alamat industri farmasi
Nama dan alamat industri farmasi dituliskan sebagai identitas
industri yang memproduksi obat.
16. Tanggal kadaluwarsa
Tanggal kadaluwarsa merupakan istilah yang umum digunakan
untuk menunjukkan suatu waktu dimana produk sudah selayaknya
tidak digunakan lagi. Biasanya pada kemasan obat akan tertulis
sebagai Exp. Date.
Netto : 100 tablet
MFG Date : Mei 2018
EXP Date : Mei 2020
14

8. DAFTAR PUSTAKA

Sheskey.j, paul. dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient. 6th ed.

Depkes. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV . hal 43. Jakarta : DepKes.

Pharmacopoeia Committee. (2006). The Japanese Pharmacopoeia. Edisi


Kelimabelas. Tokyo: The Ministry of Health, Labour and Welfare.
Hal. 511-512.

You might also like