Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan refreshing dengan memilih permasalahan telinga.
Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang selalu memberikan
kesempatan mahasiswa untuk lebih maju dalam pembelajaran.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. dr. Eka Dian Safitri, Sp.THT selaku dosen pembimbing yang sangat
membantu dalam memberi arahan dan koreksi yang sistematis.
4. Orang tua kami yang selalu memberi dukungan baik lahir maupun batin.
5. Teman- teman yang memberi saran dan kritik selama pembuatan laporan
kasus ini
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung
telah ikut terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih
terdapat banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, demi kesempurnaan penulisan karya
tulis selanjutnya.
Penulis
ANATOMI DAN FISOLOGI PENDENGARAN
ANATOMI PENDENGARAN
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane
timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga luar, sedangkan dua
pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars
propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit
liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa
saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian
sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah
yaitu pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane
timpani kanan. Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari luar yang dipantulkan
oleh membrane timpani. Di membrane timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan
radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa
kerucut itu. Secara klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak refleks cahaya
dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,
nasofaring dengan telinga tengah. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase
sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi
berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan
tekanan udara luar. Adanya fungsi ventilasi ini dapat dibuktikan dengan melakukan
dan sepertiganya terdiri atas tulang. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan
kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa
Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen
diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan
menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli palatine apabila perbedaan
tekanan berbeda antara 20 40 mmHg. Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh
beberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, myoclonus palatal, palatoskisis dan
obstruksi tuba.
luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga
tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada inkus, dan inkus
melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong (foramen ovale) yang
persendian.
Gambar di atas menggambarkan membrane timpani dengan tulang-tulang
tengah ke koklea. Ujung tangkai maleus melekat di bagian tengah membrane timpani
dan tempat perlekatan ini secara konstan akan tertarik oleh muskulus tensor timpani
yang menyebabkan membrane timpani tetap tegang. Hal ini akan menyebabkan
getaran pada tiap bagian membran timpani akan dikirim ke tulang-tulang pendengaran
dan hal ini tidak akan terjadi jika membrane tersebut longgar.
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat
aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum
mastoid.
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau
skala vestibuli.
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala
vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media (duktus
koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan
skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat perilimfa berbeda dengan
endolimfa. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibule disebut
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membrane tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel
rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ Corti.
Persarafan Telinga (Pendengaran)
Nervus ini terdiri dari dua bagian: bagian vestibuler yang mempunyai hubungan
yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian
dipancarkan kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat dibelakang talamus,
lalu dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak
telinga tengah tepat dibawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan
kearah depan lateral ke prosesus longus inkus dan kemudian kebagain bawah leher
maleus tepat diatas perlekatan tendon tensor timpani setelah berjalan kearah medial
menuju ligamen maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.
Vaskularisasi Telinga
anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke
putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang
spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan
modiolus.
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
Djaafar, Zainul A., Helmi dan Ratna D. 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
EGC.
Soetirto, Indro., Hendarto Hendarmin dan Jenny Bashiruddin. 2014. Buku Ajar Ilmu
Gambar:
R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 2. Jakarta: EGC.
2015).