You are on page 1of 16

REFRESHING

ANATOMI DAN FISIOLOGI


PENDENGARAN

Nama Dokter Muda :


Nadhiela Adani
2010730076

Dokter Pembimbing : dr. Eka Dian Safitri, Sp.THT

KEPANITERAAN KLINIK STASE THT


RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan refreshing dengan memilih permasalahan telinga.
Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang selalu memberikan
kesempatan mahasiswa untuk lebih maju dalam pembelajaran.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. dr. Eka Dian Safitri, Sp.THT selaku dosen pembimbing yang sangat
membantu dalam memberi arahan dan koreksi yang sistematis.
4. Orang tua kami yang selalu memberi dukungan baik lahir maupun batin.
5. Teman- teman yang memberi saran dan kritik selama pembuatan laporan
kasus ini
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung
telah ikut terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih
terdapat banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, demi kesempurnaan penulisan karya
tulis selanjutnya.

Jakarta, April 2015

Penulis
ANATOMI DAN FISOLOGI PENDENGARAN

ANATOMI PENDENGARAN

Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane

timpani.

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga luar, sedangkan dua

pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm.

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen

(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.

Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

flaksida (membran Sharpnell), sedangkan bagian bawah pars tensa (membran

propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit

liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa

saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang

terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian

luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut

sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah

yaitu pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane

timpani kanan. Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari luar yang dipantulkan
oleh membrane timpani. Di membrane timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan

radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa

kerucut itu. Secara klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak refleks cahaya

mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius.

Membrane timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,

sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas belakang, bawah-depan, dan bawah-

belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani.

Bila melakukan miringotomi atau parasintesis, dibuat insisi di bagian bawah

belakang membrane timpani, sesuai dengan arah serabut membrane timpani. Di

daerah ini tidak terdapat tulang pendengaran.


Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan:

Batas luar: membran timpani.


Batas depan: tuba eustachius
Batas bawah: vena jugularis
Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)
Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis

horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar

(round window) dan promontorium.

Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah

nasofaring dengan telinga tengah. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase

sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi

berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan

tekanan udara luar. Adanya fungsi ventilasi ini dapat dibuktikan dengan melakukan

perasat Valsalva dan perasat Toynbee.


Tuba Eustachius terdiri atas tulang rawan pada dua pertiga ke arah nasofaring

dan sepertiganya terdiri atas tulang. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan

kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa

37,5 mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen

diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan

menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli palatine apabila perbedaan

tekanan berbeda antara 20 40 mmHg. Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh

beberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, myoclonus palatal, palatoskisis dan

obstruksi tuba.

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari

luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga

tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada inkus, dan inkus

melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong (foramen ovale) yang

berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan

persendian.
Gambar di atas menggambarkan membrane timpani dengan tulang-tulang

pendengaran, yang menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga

tengah ke koklea. Ujung tangkai maleus melekat di bagian tengah membrane timpani

dan tempat perlekatan ini secara konstan akan tertarik oleh muskulus tensor timpani

yang menyebabkan membrane timpani tetap tegang. Hal ini akan menyebabkan

getaran pada tiap bagian membran timpani akan dikirim ke tulang-tulang pendengaran

dan hal ini tidak akan terjadi jika membrane tersebut longgar.

Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat

aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum

mastoid.

Otot-Otot Telinga Tengah


Nama Otot Origo Insersio Persarafan Fungsi
M. Tensor Dinding tuba Manubrium Divisi Meredam
Tympani auditiva dan mallei mandibularis N. getaran
dinding Trigemius membrana
salurannya tympani
sendiri

M. stapedius Pyramis Collum N. Facialis Meredam


(penonjolan Stapedis getaran stapes
tulang pada
dinding posterior
cavum tympani)

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau

puncak kolea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan

skala vestibuli.

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala

vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media (duktus

koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan

skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat perilimfa berbeda dengan

endolimfa. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibule disebut

membrane vestibule (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media adalah

membrane basalis. Pada membrane ini terletak organ Corti.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut

membrane tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel

rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ Corti.
Persarafan Telinga (Pendengaran)

Telinga dipersarafi oleh nervus kranial ke VIII : nervus vestibulokoklearis.

Nervus ini terdiri dari dua bagian: bagian vestibuler yang mempunyai hubungan

dengan keseimbangan, serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis

yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian

bergerak terus menuju serebelum. Bagian koklearis pada nervus vestibulokoklearis


adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula

dipancarkan kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat dibelakang talamus,

lalu dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak

pada bagian bawah lobus temporalis.

M.tensor timpani dipersarafi oleh Nervus Mandibularis (Nervus Cranial V)

sedangkan M.Stapedius dipersarafi oleh Nervus Fasialis. Korda timpani memasuki

telinga tengah tepat dibawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan

kearah depan lateral ke prosesus longus inkus dan kemudian kebagain bawah leher

maleus tepat diatas perlekatan tendon tensor timpani setelah berjalan kearah medial

menuju ligamen maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.
Vaskularisasi Telinga

Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelaris

anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke

meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A.

Kohlearis communis yang bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A.


Vestibulokohlearis. A. Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis, urtikulus

dan sebagian duktus semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah

putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang

kohlear. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis

semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang kohlear memperdarahi ganglion

spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan

mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus dan didalam kohlea mengitari

modiolus.

Vena dialirkan ke V.Labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus inferior atau

sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke

sinus petrosus superior dan inferior.


FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.

Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui

rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya


ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan

tingkap lonjong.

Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang

menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak.

Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga

akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.

Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi

stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion

bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel

rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus

auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.


DAFTAR PUSTAKA

Djaafar, Zainul A., Helmi dan Ratna D. 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Kepala dan Leher: Kelainan Telinga Tengah. Jakarta :

Badan Penerbit FKUI.


Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:

EGC.
Soetirto, Indro., Hendarto Hendarmin dan Jenny Bashiruddin. 2014. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher: Gangguan

Pendengaran. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

Gambar:

R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 2. Jakarta: EGC.

http://emedicine.medscape.com/article/1948907-overview#a1 (diakses 25 April

2015).

You might also like