You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima
yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut
mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah
tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe)
dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Manusia
dan hewan mempunyai system untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal
dengan system imunitas. Ada dua jenis imunitas , yaitu imunitas bawaan dan imunitas
adaptif. Kedau imunitas tersebut merupakan garis pertahanan pertama terhadap semua
pengganggu. Bagian utama tubuh yang berfungsi sebagai imunitas bawaan adalah kulit,air
mata dan air liur.
System kekebalan tubuh sangat mendasar perannya bagi kesehatan , tentunya harus
disertai dengan pola makan yang sehat, makan cukup berolahraga, dan terhindar dari
masuknya senyawa yang beracun kedalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam
tubuh, maka harus segera dikeluarkan.tem kekebalan tubuh.
Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang
sehat terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap
penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system kekebalan tubuhnya
belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa system kekebalan tubuh sang ibu
untuk membantu daya tahan tubuh sang bayi . semakin dewasa, sis tem kekebalan tubuh

1
terbentuk sempurna. Namun pada orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara
alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degenerative atau penuaan.
Pada pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan.
Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan didalam kendaraan, makan siang serba
tergesa, dan malam karena kelelahan tidak nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang
dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan steres. Apabila terus berlanjut, daya
tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu,
banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degenerative. Kondisi stress dan pola
hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan
tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibody. Gejala menurunnya daya tahan tubuh
sering kali terabaikan, sehingga timbulberbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia
produktif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem imun ?
2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi sistem imun ?
3. Faktor yang menyebabkan gangguang sistem imun ?
4. Apa yang di maksud dengan hematologi ?
5. Bagaimana anatomi hematologi ?
6. Bagaimana fisiologi hematologi ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian Sistem imun dan Hematologi
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem imun dan Hematologi
3. Untuk mengetahui jenis jenis antibodi

D. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan
mengidentifikasi anatomi dan fisiologi dari sistem imun dan hematologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunologi
Sistem kekebalan atau imun (immune system) adalah kemampuan tubuh untuk
pertahanan diri melawan infeksi dan berupaya untuk membawanya kedalam sel dari orang
atau hewan lain.(setiadi, 2007). Sistem kekebalan atau sistem imun juga merupakan suatu
sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada
suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan
flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan
terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko
terkena beberapa jenis kanker.

B. Fisiologi Sistem Imun


Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-
sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja
dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit. Keseimbangan, atau fungsi
homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda
tersebut akan membinasakannya.

C. Anatomi Sistem Imun


Secara anatomi sistem kekebalan tubuh (sistem imun) manusia dibagi menjadi 2,
yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan tubuh spesifik (Setiadi, 2007).
1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh
memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi

3
penghalang bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan
sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat (Setiadi, 2007).
Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial.
Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung
atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru (Setiadi, 2007). Rambut hidung juga
memiliki pengaruh karena bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya.
Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm
yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding
sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen
berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen
atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu
akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi
(pelebaran) pembuluh hematologi dan akhirnya pecah. Sel hematologi putih jenis neutrofil,
acidofil dan monosit keluar dari pembuluh hematologi akibat gerak yang dipicu oleh
senyawa kimia (kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel hematologi
putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis
karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut
pinositosis.
Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi
patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom.
Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan
senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna
bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-
pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru (alveolar macrophage), hati (sel-sel
Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (selsel microgial), jaringan penghubung
(histiocyte) dan pada nodus dan spleen.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang
diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui
2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu
dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan
beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya

4
dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang
antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini
disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang
sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel
Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B
dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini
menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat dari pada respon imun primer.
Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang
menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang
sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen
spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama,
maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen
tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus
diulang dari awal.
3. Pertahanan Spesifik : Imunitas Diperantarai Sel
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah
limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan
oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan
materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang
tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah
ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan
interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan
antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu
antigen saja.
Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T
pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk
menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas
dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang
berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit
T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit

5
tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin
untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.

D. Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat
oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk
lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan
IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis
lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat
interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang.
Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara
mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin
dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi
juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri
pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag.
Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai
kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam
sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran hematologi dan memasuki cairan tubuh
lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA
juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI
dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk
dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi
alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.
Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi
menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan
oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi,
aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi
sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri
atau virus. Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ
imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks
dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang
dalam sumsum tulang, apabila sistem hematologi diserang, ia akan memproses antibodi
untuk menentang virus dan bakteria.

6
Sel T dihasilkan oleh sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus
tetapi ia tidak menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang sel yang
dijangkiti virus, bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan normal,
tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya imun
berada dalam paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi,
terutamanya bayi, kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan.
Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma.
Manakala organ sistem imun orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan
sistem imun juga menurun. Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan
seimbang.Jika tidak, akan terganggu.Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang
tidak diketahui dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder
karena faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta
penyakit ganas misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung
hormon kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.
Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem
imun.Kalau imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di dalam
tubuh, ada zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh tak berhasil
menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara menormalkan sistem imun
tubuh dari luar dengan imunomodulator.
Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi)
sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. Produk imunomodulator berperan menguatkan
sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan
(imuno suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk
imunomodulator kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu yang
memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran. Setelah diteliti,
daun ini punya efek meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk
obat. Yang harus diketahui, imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa
dikonsumsi sehari-hari. Fungsinya pun hanya membantu meningkatkan kekebalan.
Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh
masih bisa menyeimbangkan sistem imun. Sistem imun tubuh itu, kan, sama seperti organ
tubuh lain, memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun tubuh baik, gizi pun
harus seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh makanan (energi) juga. Jadi,

7
makan cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Sama seperti fungsi organ
lain.

E. Faktor-Faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan


Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah
faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
1. Cara hidup yang tidak sehat.
2. Kekurangan zat makanan.
3. Pencemaran udara atau alam sekitar.
4. Keletihan.
5. Tekanan dan kerisauan.
6. Kurang bersenam.
7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan.
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat
jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak
bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan
menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain
itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.

F. Definisi Hematologi
Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.

G. Anatomi Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi,
termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada
dengan organ lain karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh,
volume hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5
liter. Hematologi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri dariats
air,elektrolit, dan protein hematologi.

8
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen komponen
berikut ini:
a. Eritrosit (sel hematologi merah)
1) Struktur Eritrosit
Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar
7 mikron. Bikon kavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya
kuning kemerah merahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang di sebut
hemoglobin.
Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan ribosom,
serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau
pembentukan protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:
a) Membrane eritrosit.
b) System enzim: enzim G6PD (glucose 6 phospatedehydrogenase).
c) Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. (eritosit
normal dengan pembesaran mikroskop electron 3000 kali).

2) Produksi Sel Hematologi Merah


Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi
dalam sumsum tulang, dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian
jaringan sumsum tulang yang aktif membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti
berasal dari sel induk multipotensial menjadi sel hematologi system eritrosit,
myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh eritropoetin. Sel induk
multipotensial akan berdeferensiasi menjadi sel induk unipotensial.
Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih lanjut, sehingga sel
induk unipotensial seri eritrosit hanya akan berdeferesiasi menjadi sel pronormoblas.
Sel pronomorblas akan membentuk DNA yang diperlukan untuk tiga sampai empat
kali fase mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap kali pronormoblas akan
terbentuk 16 eritrosit . eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Pada
produksi eritosit normal sumsum tulang memerlukan besi, Vitamin B12, asam folat,
piridoksin (vit B6), kobal, asam amino, dan tembaga. Secara garis besar dapat di
simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang terjadi selama proses

9
deferesiensi sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan
kedalam tiga kelompok:
a) Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.
b) Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas
asidosis.
c) Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA
dalam sitoplsma sel.
3) Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka gagal,
membrane sel berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel
system retikulo endothelial.
4) Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc
hematologi. Normal HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%.
5) Sifat-sifat Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah
hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti berikut:
a) Normositik : sel yang ukurannya normal
b) Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
c) Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
d) Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
e) Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit
f) Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak
6) Antigen Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang
terdapat di membrane selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu
adalah A,B,O, dan Rh.
b. Sel Hematologi Putih
1) Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan
kaki palsu (pseudopodia), mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat
di bedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel
hematologi putih dibentuk disumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis jenis dari
golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limposit T dan B,

10
monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula yaiu : eosinofil, basofil,
dan neutrofil.
2) Fungsi Sel Hematologi Putih
a) Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri
yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel).
b) Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus
melalu limpa terus kepembuluh hematologi.
3) Jenis-jenis Sel Drah Putih
a) Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
b) Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan
monosit.
4) Jumlah Sel Hematologi Putih
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi
sebagai berikut:
a. Granulosit
Neutopil 2,5-7,5 x 109
Eosinfil 0.04-0,44 x 109
Basofil 0-0,10 x 109
b. Limposit 1,5-3,5 x 109
c. Bsofil 0,2-0,8 x 109
c. Keping Hematologi ( Trombosit )
1) Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang
berbentuk cakram bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
2) Jumlah Trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-
400.000/milliliter), sekitar 30-40% terkosentrasi didalam limpa dan sisanya
bersirkulasi dalam hematologi.
3) Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi.
Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran
hematologi.
4) Plasma Hematologi

11
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi,
warnanya bening kekuning-kuningan. Hamper 90% dari plasma hematologi terdiri
atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma hematologi adala sebagai berikut:
a) Fibrinogen yang beguna dalam peristiwa pembekuan hematologi.
b) Garam-garam mineral, yang berguna dalam metabolism dan juga mengadakan
osmotic.
c) Protein hematologi (albumin, globulin) meningkatan viskositas hematologi
juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan
dalam tubuh.
d) Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
e) Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
f) Antibody.
d. Limpa
1) Struktur Limpa
Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan. Limpa terletak pada sebelah kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan
permukaan medial yang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura
linealis kolon, dan ginjal kiri.
Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa
jaringan limpa), dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).
2) Fungsi Limpa
a) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b) Destruksi sel eritrosit tua.
c) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.
d) Produksi bilirubin dari eritrosit.
e) Pembentukan limposit dalam folikel limpa.
f) Pembentukan imunoglobin.
g) Pembuangan partikel asing dari hematologi.
3. Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan hematologi. Tempat hematopoiesis pada
manusia berpindah-pindah, sesuai dengan usianya.
Yolk sac : usia 0-3 bulan intrauteri
Hati dan lien : usia 3-6 bulan intrauteri

12
Sumsum tulang : usia 4 bulan intrauterine sampai dewasa
4. Hemostasis
Adapun prinsif dari hemostasis adalah Mengurangi aliran hematologi yang menuju
daerah trauma. Cara mengurangi hematologi menuju daerah trauma yaitu:
a. Vasokontriksi
b. Penekanan oleh edema
c. Mengadakan sumbatan/menutup lubang perhematologian
5. Pembekuan Hematologi
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi
ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi. Menurut
howell proses pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.

H. Fisiologi Hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi,
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1. Sebagai alat pengangkut.
2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Mengatur panas tubuh.
4. Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh
5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi
6. Mencegah perhematologian.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Sistem Imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam
mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti
bakteri,jamur dan virus.
b. Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
c. Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan
kekebalan tubuh spesifik.
d. Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin (Ig), hanya dibuat
oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk
lengan ini akan menentukkan beberapa macam antibodi, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan
IgD
e. Faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita, seperti Cara hidup yang tidak
sehat; Kekurangan zat makanan; Pencemaran udara atau alam sekitar; Keletihan;
Tekanan dan kerisauan; Kurang bersenam; Penggunaan antibiotik yang berlebihan.

B. Saran
a. Perlu ada sosialisasi atau penyuluhan terkait sistem imun di sekitar lingkungan
masyarakat agar mampu merawat tubuh sehingga mempunyai sistem imun yang baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Surabaya : Graha Ilmu.

http://kumpulanaskep-nurses.blogspot.co.id/2013/03/anfis-sistem-imun-dan-
hematologi.html

http://motivasiperawat.blogspot.co.id/2014/11/anatomy-dan-fisiologi-system-imun-
dan.html

http://anisanisablog.blogspot.co.id/2015/02/makalah-hematologi-dan-imunologi.html

15

You might also like