Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari
arachnoid villi atau lapisan tengah meningens. Tumor otak primer yang paling
sering didiagnosa adalah meningioma yaitu sebesar 33,8% dari seluruh tumor otak
pemeriksaan patologi diperkirakan sebesar 97,5 per 100.000 jiwa. Namun jumlah
ini diperkirakan lebih rendah dari yang sebenarnya karena adanya sebagian
diperkirakan sebesar 5,3 per 100.000 jiwa dan tetap stabil selama 12 tahun ini
puncak pada usia 70 hingga 80 tahun. Tumor ini sangat jarang terjadi pada anak-
sporadis yaitu terjadi tanpa adanya riwayat tumor otak pada keluarga lainnya.
Meningioma yang terjadi akibat warisan genetik sangat sedikit dan jarang,
1
Insiden meningioma pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki.
Di inggris, insiden meningioma pada wanita adalah 7,19 per 100.00 jiwa
sedangkan pada pria adalah 3,05 per 100.00 jiwa per tahun. Hal ini tidak berbeda
jauh di Amerika, insiden meningioma pada wanita dua kali lipat dibandingkan
pada laki-laki, yaitu 8,36 dan 3,61 per 100.000 jiwa untuk wanita dan laki-laki.
hyperostosis.
menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak
yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%
mengatur mood.
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
2.2 ANAMNESIS
b. RPS :
Pasien mengeluh nyeri kepala dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Nyeri
mata yang sebelah kanan. Mual dan muntah disangkal. Pasien tidak
kepala tidak ada. Nafsu makan dalam batas normal, BAB BAK dalam
batas normal.
3
c. RPD : HT disangkal, DM disangkal, riwayat tumor disangkal
e. RPSos :-
Vital Sign :
Suhu: 36 oC
RR: 20x/menit.
Status General :
Kepala/Leher: a-/i-/d-/c-
Thorax:
Pulmo :
Auscultation :
Suara Nafas:
Ves Ves
Ves Ves
Ves Ves
- - Rhonki
- -
- -
4
- - Wheezing
- -
- -
Palpasi : dbn
Cor :
Palpasi :-
Percussion :-
Abdomen :
Perkusi : timpani
Extremity:
Pemeriksaan Visus:
5
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorak
Thorax PA:
Kedua sinus phrenicocostalis tajam, tulang dan soft tissue tak nampak kelainan
6
CT Scan Kepala
Pemeriksaan Laboratorium:
7
Hematologi:
- RDW : 12 % (10-16,5%)
- MPV : 4 (5-10)
-Hbs Ag : negative
-GDA : 120
-LED 1 : 41 ( 0 1)
8
-LED 2 : 64 (1 7)
EKG
- Wanita
- 40 tahun
2.7 ASSESMENT
9
2.8 PLANNING DIAGNOSIS
- Darah Lengkap
- Foto thoraks
- ECG
- PA
Kondisi umum
Keluhan pasien
GCS
10
Dokumentasi pre operasi
11
Dokumentasi operasi trepanasi
12
13
SOAP Harian
tapp off
tapp off
14
mata kiri masih 36.5 Inj terfacef 2x1 g
Hb 8.7 g
tapp off
Diet bebas
18/11 Nyeri kepala GCS 456 Post op. Aff elastomol
tapp off
Diet bebas
15
36.2 Inj terfacef 2x1 g
tapp off
Diet bebas
Manitol 3x100
Natrium 134
3x1 po
20/11 Nyeri kepala GCS 456 Post op Inf asering:D5
C: aritmia g
16
tapp off
Diet bebas
Manitol 2x100
Raber Sp.JP
Rawat luka
Mobilisasi duduk
mg
Spironolacton
1x12.5 mg
stabil
21/11 Nyeri kepala GCS 456 Post op Infus dan injeksi
Concor 1x1.25 mg
17
Digoxin 1x0.125
mg
Spironolacton
1x12.5 mg
stabil
22/11 Nyeri kepala GCS 456 Post op Acc KRS
Meron 3x1
18
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
tahun 1922. Meningioma merupakan tumor jinak ekstra-aksial atau tumor yang
terjadi di luar jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meninges otak.
Meningioma tumbuh dari sel-sel arachnoid cap dengan pertumbuhan yang lambat
(Al-Hadidy, 2007).
3.2 Epidemiologi
Meningioma merupakan tumor jinak intrakranial yang paling sering
Amerika Serikat. Prevalensi ini diperkirakan lebih rendah dari yang sebenarnya
Claus, 2005).
Beberapa hal yang memengaruhi insiden adalah usia, jenis kelamin dan ras.
mencapai puncak pada usia di atas 60 tahun. Insiden meningioma pada anak-anak
lebih tinggi dibandingkan dengan ras putih Non-Hispanics dan Hispanics. Jenis
kelamin juga memengaruhi prevalensi dari meningioma, yaitu dua kali lebih
tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria (Wiemels, 2010; Rockhill, 2007).
3.3 Klasifikasi Meningioma
Meningioma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi tumor, pola
19
sering adalah konveksitas, parasagital, tuberkulum sella, falks, sphenoid rigde,
secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu pada medula spinalis, orbita ,
cavum nasi, glandula parotis, mediastinum dan paru-paru (Al-Mefty, 2005; Chou,
1991).
20
Pola pertumbuhan meningioma terbagi dalam bentuk massa (en masse) dan
adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura yang luas (Talacchi, 2011).
Grade I:
Meningothelial meningioma
Psammomatous meningioma
Angiomatous meningioma
Mycrocystic meningioma
Lymphoplasmacyte-rich meningioma
Metaplastic meningioma
Secretory meningioma
Grade II:
Atypical meningioma
21
Clear cell meningioma
Chordoid meningioma
Grade III:
Rhabdoid meningioma
Papillary meningioma
dari tumor:
1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah
selaput yang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan
22
7. Spinal meningioma (kurang dari 10%). Banyak terjadi pada wanita yang
berumur antara 40 dan 70 tahun. Akan selalu terjadi pada medulla spinalis
setingkat thorax dan dapat menekan spinal cord. Meningioma spinalis dapat
8. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%). Tipe ini berkembang pada atau
Radiasi ionisasi merupakan salah satu faktor resiko yang telah terbukti
oleh perubahan produksi base-pair dan kerusakan DNA yang belum diperbaiki
sebelum replikasi DNA. Penelitian pada orang yang selamat dari bom atom di
resiko terjadinya meningioma terutama dosis radiasi melebihi 30 Gy. Selain itu,
23
meningioma. Salah satunya adalah penelitian Claus et al (2012) yang
setelah mendapatkan dental X-ray lebih dari enam kali antara usia 15 hingga 40
paparan radiasi adalah usia muda saat didiagnosis, periode latensi yang pendek,
lesi multipel, rekurensi yang relatif tinggi, dan kecenderungan meningioma jenis
(RF) yang tidak menyebabkan ionisasi molekul dan atom. Energi RF berpotensi
yang lebih besar yaitu penelitian INTERPHONE yang dilakukan pada 13 negara
Sejak masa Harvey Cushing, Cedera kepala merupakan salah satu resiko
Penelitian kohort pada penderita cedera kepala dan fraktur tulang kepala
24
Penelitian ole Phillips et al (2002) juga menemukan hasil bahwa adanya hubungan
kejadian cedera kepala dan bukan dari tingkat keparahannya (Wiemels, 2010;
Phillips, 2002).
3.4.4 Genetik
pada pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penderita tumor otak
hanya beberapa dan jarang. Meningioma sering dijumpai pada penderita dengan
jarang dan disebabkan oleh mutasi germline pada kromosom 22q12 (insiden di
US: 1 per 30.000-40.000 jiwa). Selain itu, pada meningioma sporadik dijumpai
hilangnya kromosom, seperti 1p, 6q, 10, 14q dan 18q atau tambahan kromosom
seperti 1q, 9q, 12q, 15q, 17q dan 20q (Evans, 2005; Smith, 2011).
resiko terjadinya meningioma termasuk pada perbaikkan DNA, regulasi siklus sel,
detoksifikasi dan jalur metabolisme hormon. Penelitian terbaru fokus pada variasi
gen CYP450 dan GST, yaitu gen yang terlibat dalam metabolisme dan
yang signifikan antara resiko terjadinya meningioma dan variasi gen GST atau
CYP450. Penelitian lain yang berfokus pada gen supresor tumor TP53 juga tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan (Lai, 2005; Malmer, 2005; Choy, 2011).
3.4.5 Hormon
25
Predominan meningioma pada wanita dibandingkan dengan laki-laki
menopause, paritas, dan usia pertama saat menstruasi, tetapi masih menjadi
3.4 Etiologi
beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang
beberapa teori tentang kemungkinan asal usul meningioma. Di antara 40% dan
80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen
ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan
meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi
Penyebab kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan
26
pertumbuhan tumor ini. Sebelumnya radiasi ke kepala, sejarah payudara kanker,
dan jarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat paling sering pada
meningioma yang jinak, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum
sepenuhnya dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk
(6,7).
3.5 Patofisiologi
serebelopontin (7,8)
beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang
androgen, yang juga dihubungkan dengan kaknker payudara. Hal ini dibuktikan
27
dengan adanya perubahan ukuran tumor pada fase lutheal siklus haid dan
meningiomas, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum sepenuhnya
dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk menasihati
lingkungan berupa gaya hidup dan genetik telah dipelajari namunnya perannya
masih dipertanyakan. Faktor lain yang telah diteliti yaitu penggunaan hormone
endogen dan eksogen, penggunaan telepon genggam, dan variasi genetik atau
polimorfisme. Faktor lain yang dinilai berperan adalah keadaan penyakit yang
sudah ada seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan epilepsi; pajanan timbale,
pada otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh
terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari otak). Secara umum,
28
Gejala umumnya seperti (9): Sakit kepala, dapat berat atau bertambah
buruk saat beraktifitas atau pada pagi hari; Perubahan mental; Kejang; Mual
Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme
gaya berjalan,
memiliki suplai darah yang luas, embolisasi dapat membantu untuk mengurangi
perdarahan selama operasi. Jaringan hanya dapat diperoleh melalui biopsi atau
29
Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan dapat
menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak
yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%
dengan densitas tinggi, tepi bulat dan tegas. Dapat terlihat juga adanya
hiperostosis kranialis, destruksi tulang, udem otak yang terjadi sekitar tumor, dan
masih memiliki derajat kepercayaan yang tinggi. Gambaran yang sering terlihat
Kalsifikasi tanpa adanya tumor pada foto polos kepala dapat menunjukkan
30
kontras, dan gambaran peningkatan densitas yang homogen pada foto kontras.
beberapa kasus. Udem peritumoral dapat terlihat dengan jelas. Perdarahan dan
sepanjang dura serebri sering muncul akibat provokasi dari respon osteoblas, yang
nature of the calcification may be nodular, fine and punctate, or dense. Penelitian
histologi membuktikan bahwa proses kalsifikasi > 45% adalah meningioma (5).
c. Ultrasonografi (USG)
hemorrhage, perubahan kista yang terdapat di bagian dalam dan luar massa tumor,
kalsifikasi, invasi parenkim oleh meningioma malignan, dan massa lobus atau
d. Angiografi
31
Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Dan dapat
penunjang yang berkembang dari ilmu angiografi klasik, yang belakangan ini
perencanaan untuk operasi. Agiografi masih bisa digunakan jika terjadi embolisasi
arteri carotid internal dan external. Basal meningiomas pada anterior dan fossa
3.8 Penatalaksanaan
pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini
antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh
terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau
radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan
32
faktor resiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya
mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang
anaplastik adalah reseksi bedah saraf. Dengan pendekatan ini, kontrol lokal
berkisar antara 50% dan 70%, tergantung pada status reseksi. Sebuah seri atau
studi lebih kecil telah menunjukkan bahwa radioterapi pasca operasi pada
sebagai tumor radioresisten, dan radiasi dosis 60 Gy atau lebih tinggi telah
kandidat untuk elektif. Reseksi tumor lengkap dikaitkan dengan tingginya tingkat
mungkin untuk dioperasi (seperti sinus cavernous meningioma), tumor yang tidak
dapat direseksi, gejala penyakit sisa, atau tumor berulang. Diagnosis radiologi
biasanya diberikan dengan dosis 54-60 Gy, dalam 1,8-2,0 Gy per fraksi.
radiosurgery stereotactic.
33
5. Terapi sistemik lainnya dapat dipertimbangkan untuk tumor yang
Rencana Preoperatif
(13):
Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari
3.9 Radioterapi
ini biasanya tidak disertai dengan mutasi gen NF2. Sering tumor ini berasal dari
34
pinggiran lapangan terpancar. Bukti untuk radiasi yang berasal dari setidaknya
1. Korban tumor yang telah menerima radiasi pada mata atau leher memiliki
kemudian.
2. Sebuah studi kohort pada pasien yang diikuti di Israel yang memiliki
medan radiasi rendah untuk kurap kulit kepala telah mengembangkan beberapa
Ada kebutuhan untuk bekerja yang lebih tepat pada efek dari radiasi pada
dipakai untuk terapi. External beam irradiation dengan 4500-6000 cGy dilaporkan
rekurensi baik yang didahului dengan operasi sebelumnya ataupun tidak. Pada
kasus meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit, keadaan
pasien yang buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi, external
menyatakan terapi external beam irradiation tampaknya akan efektif pada kasus
35
Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan
radioterapi (13).
Radiasi Stereotaktik
pada tahun 1960an menggunakan alat Harvard proton beam. Setelah itu
bervariasi, yang paling sering digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co
gamma (gamma knife) atau linear accelerators (LINAC) dan partikel berat
(proton, ion helium) dari cyclotrons. Semua teknik radioterapi dengan stereotaktik
ini dapat mengurangi komplikasi, terutama pada lesi dengan diameter kurang dari
2,5 cm. Steiner dan koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi
dengan gamma knife dan diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar
kasus. Baru-baru ini peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien
Kemoterapi
36
Modalitas kemoterapi dengan regimen antineoplasma masih belum banyak
sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit
walaupun regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak.
hidup dengan rata-rata sekitar 5,3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain seperti
dihambat pada fase S dari siklus sel dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel
Southwest pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan
37
pertumbuhan tumor pada 6 pasien, dan respon minimal atau parsial pada tiga
pasien (13).
mg perhari selama 2 hingga 31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari
tumor pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang pandangnya membaik
pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok Netherlands
empat pasien, stabil pada tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang minimal pada
tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang dilakukan penelitian dengan jumlah
sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai sekarang belum ada
terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini (13).
38
BAB 4
PEMBAHASAN
Pasien mengeluh nyeri kepala dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan seperti ditindih tindih diseluruh kepala. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien mengatakan sudah berobat 7
kali ke poli syaraf tapi tidak mengalami perbaikan. Pasien juga mengeluh
pandangan mata sebelah kiri dirasa bertambah gelap sejak 7 bulan terakhir, lalu
lama kelamaan pasien memperhatikan mata sebelah kirinya juga lebih menonjol
keluar daripada mata yang sebelah kanan. Mual dan muntah disangkal. Pasien
tidak mengalami kejang selama ini. Demam -, sesak -. Riwayat trauma pada
kepala tidak ada. Nafsu makan dalam batas normal, BAB BAK dalam batas
normal.
Pada kasus didapatkan gejala dan tanda klinis dari pasien nyeri kepala dan
umum, seperti juga pada tumor intracranial yang lain misalnya sakit kepala,
kelumpuhan, atau hemiplegia. Gejala klinis lain yang paling sering adalah kejang-
kejang, gangguan visus, gangguan mental, dan gangguan fokal. Tetapi timbulnya
tanda-tanda dan gejala-gejala ini tergantung pada letak tumor dan tingginya
tekanan intrakranial. Tanda-tanda fokal sangat tergantung dari letak tumor, gejala-
gejala bermacam-macam sesuai dengan fungsi jaringan otak yang ditekan atau
39
CT-scan kontras dan CT-scan tanpa kontras memperlihatkan paling banyak
pada beberapa kasus. Udem peritumoral dapat terlihat dengan jelas. Perdarahan
massa yang homogen pada bagian sphenoid sinistra dan parasagittal sinistra 1/3
tengah.
pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini
antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh
terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau
radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan
faktor resiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya
mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang
40
BAB 5
KESIMPULAN
Pasien mengeluh nyeri kepala dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan seperti ditindih tindih diseluruh kepala. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien mengatakan sudah berobat 7
kali ke poli syaraf tapi tidak mengalami perbaikan. Pasien juga mengeluh
pandangan mata sebelah kiri dirasa bertambah gelap sejak 7 bulan terakhir, lalu
lama kelamaan pasien memperhatikan mata sebelah kirinya juga lebih menonjol
keluar daripada mata yang sebelah kanan. Mual dan muntah disangkal. Pasien
tidak mengalami kejang selama ini. Demam -, sesak -. Riwayat trauma pada
kepala tidak ada. Dari hasil CT scan didapatkan gambaran peningkatan densitas
dan massa yang homogen pada bagian sphenoid sinistra dan parasagittal sinistra
medikamentosa berupa Inf asering:D5 (2:1)/24 jam, Inj terfacef 2x1 g, Inj
mersitropil 4x3 g, Inj kutoin 3x1, Inj tradosix 3x1, Inj cortidex 3x1 tapp off, Inj
41
DAFTAR PUSTAKA
2. Harsono. Tumor Otak. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi pertama.
Yogyakarta: UGM Press, 1999; 201-201.
3. Wonoyudo, Tri Astuti. Peran CT Scan Pada Diagnosis Tumor Otak. Cermin
Dunia Kedokteran, 1992;77:12-18.
9. Peter Black, M.D., Ph.D., Andrew Morokoff, M.D., Ph.D., Jacob Zauberman,
M.D., et.al. Meningiomas: Science and Surgery. Clinical Neurosurgery,
2007;54:91-99.
42
12. Claus, E. B., Park, P. J., Carroll, R., Chan, J., & Black, P. M. (2008). Specific
Genes Expressed in Association with Progesterone. Cancer Research .
13. Wiemels, J., Wrensch, M., & Claus, E. B. (2010). Epidemiology and Etiology
of Meningioma. Neurooncol .
43