Professional Documents
Culture Documents
b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi
udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat
bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-
90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas
menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan
tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan
keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena
tanahnya yang kurang subur.
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan
karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi
tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan
curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah
hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di
daerah yang banyak curah hujannya.
Keanekaragaman Jenis
Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah
jenis kelompok utama makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui
300 jenis; Burung 7500 jenis; Reptil 2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan
8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000 jenis. Tumbuhan biji
25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800
jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra
pradja, 1989). Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies endemik,
terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di pulau Mentawai. Indonesia
memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.
Keanekaragaman Genetik
Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang
terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun
yang sama persis dalam penampakannya. Matoa Pometia pinnata di Irian
Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi yang ada.
Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi
sagu di Ambon mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda.
Berdasarkan jumlah jenis durian liar yang tumbuh di Kalimantan yang
jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah pusat
keanekaragaman genetik durian. Dengan teknik budi daya semakin
banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung,
ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-
lain. Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai
hewan piaraan. Ternak penghasil pangan yang telah diusahakan adalah 5
jenis hewan temak yaitu sapi biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba
dan babi. Dan 7 jenis unggas yaitu ayam, itik , entok, angsa, puyuh,
merpati dan kalkun serta hewan piaraan yang lain seperti cucak rowo,
ayam bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman genetik hewan ini tidak
semuanya berasal dari negeri sendiri. Namun demikian melalui proses
persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak khasanah
keanekaragaman genetik di Indonesia.
3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal
seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain