You are on page 1of 4

1.

Pentingnya Faktor Manusia pada Keselamatan Pasien

Human factor memeriksa hubungan antara manusia dan sistem dan bagaimana mereka
berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan efisiensi, kreativitas, produktivitas dan kepuasan
pekerjaan, dengan tujuan meminimalkan kesalahan. Kegagalan menerapkan prinsip Human factor
merupakan aspek kunci kejadian paling buruk dalam perawatan kesehatan.

Karena itu, semua petugas kesehatan harus memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip
faktor manusia. Petugas kesehatan yang tidak mengerti dasar-dasar faktor manusia diibaratkan
seperti petugas pengendalian infeksi tapi tidak mengetahui tentang mikrobiologi.

2. Pengetahuan yang Diperlukan


- Istilah human factor atau ergonomik umumnya digunakan mendeskripsikan interaksi antara tiga
aspek saling berhubungan: individu di tempat kerja, tugas yang dibebankan untuk individu
tersebut, dan tempat kerjanya. Human factor merupakan ilmu yang menggunakan banyak disiplin
misalnya anatomi, fisiologi, fisika, dan biomekanik untuk mengetahui bagaimana orang bertindak
di bawah kondisi-kondisi yang berbeda. Human factor didefinisikan sebagai studi yang mencakup
semua faktor yang membuatnya lebih mudah untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang benar.
- Definisi yang lain dari human factor adalah studi dari hubungan saling terkait antara manusia,
instrumen, dan alat yang mereka gunakan di tempat kerjanya, maupun di lingkungan dimana
mereka bekerja.
- Semua orang bisa mengaplikasikan pengetahuan human factor dimanapun mereka bekerja. Pada
tatanan pelayanan kesehatan, pengetahuan human factor bisa membantu proses desain yang
membuat menjadi lebih mudah bagi perawat maupun dokter untuk melakukan pekerjaannya
dnegan benar.
- Aplikasi human factor sangatlah relefan dengan patient safety yang tertanam dalam disiplin human
factor, yang merupakan ilmu dasar dari keselamatan. Human factor bisa menunjukkan kepada kita
bagaimana meyakinkan orang lain jika kita melakukan praktik berdasarkan keselamatan,
berkomunikasi baik dengan tim, dan menyerah terimakan tanggungjawab kepada profesi tenaga
kesehatan lain.
- Banyak pelayanan kesehatan yang tergantung pada manusia yaitu dokter dan perawat yang
menyediakan pelayanan. Orang yang ahli pada human factor meyakini bahwa kesalahan bisa
dikurangi dengan memfokuskan pada pemberi pelayanan kesehatan dan mempelajari bagaimana
mereka saling berinteraksi dan bagaimana hubungan mereka dengan lingkungannya.
- Prinsip human factor bisa diadaptasi pada berbagai lingkungan, Pada tatanan pelayanan kesehatan
misalnya mengobservasi penyebab yang mendasari dari efek samping yang berhubungan dengan
miskomunikasi dan tindakan tenaga kesehatan ataupun pasien didalam sistem. Banyak yang
berpikir jika kesulitan komunikasi antara tim tenaga kesehatan terjadinya berdasarkan fakta dari
masing-masing tenaga memiliki sejumlah tugas yang harus dilakukan pada satu waktu.
- Ilmu human factor menunjukkan bahwa yang paling penting bukan jumlah tugasnya namun sifat
tugasnya yang sedang dilakukan. Dokter mungkin menceritakan kepada mahasiswanya langkah
sederhana dari operasi saat dokter tersebut melakukan operasi namun jika kasusnya tergolong
sulit, dokter bedah tersebut tidak dapat melakukannya karena membutuhkan konsentrasi yang
lebih. Pemahaman dari human factor dan ketaatan terhadap prinsip human factor saat ini menjadi
dasar penting untuk mendisiplinkan patient safety.
- Ahli human factor menggunakan pandangan berbasis praktik dan prinsip dalam mendesain cara
untuk membuatnya lebih mudah dalam melakukan tindakan seperti: (1) mengorder medikasi, (2)
serah terima informasi, (3) memindahkan pasien, dan (4) skema terkait pengobatan dan pesanan
lainnya secara elektronik. Jika tugas-tugas ini dibuat lebih mudah untuk praktisi pelayanan
kesehatan, maka dapat menyediakan asuhan pelayanan yang lebih aman. Hal ini membutuhkan
solusi desain yang terdiri dari software (sistem pengorderan lewat komputer), hardware (infus
pump), alat (skalpel, siringe), dan tata letak termasuk pencahayaan dan lingkungan kerja.
- Sebagai catatan human factor tidak secara langsung terkait manusia seperti namanya human
factor. Namun lebih kepada pemahaman akan keterbatasan manusia dan mendesain tempat kerja
maupun peralatan yang kita gunakan sehingga bisa digunakan oleh berbagai sifat manusia dan juga
performance. Mengetahui bagaimana lelah, stres, komunikasi yang jarang, pengetahuan dan skill
yang inadekuat berdampak pada keprofesionalan kesehatan, dan hal ini penting karena akan
membantu kita memahami karakteristik predisposisi yang mungkin berhubungan dnegan kejadian
yang tidak diharapkan maupun error.
- Manusia juga mudah mengalami distraksi yang mana merupakan kekuatan maupun kelemahan.
Distraksi membantu kita memperhatikan saat sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi. Kita juga
sangat baik menyadari dan merespon situasi secara cepat dan beradaptasi terhadap situasi
maupun informasi baru. Namun, distraksi ini memungkinkan kita kepada error, karena distraksi
membuat kita kekurangan perhatian pada aspek yang paling penting terkait tugas atau situasi.
Sebagai contoh adalah mahasiswa keperawatan mengambil darah dari pasien. Saat mahasiswa
sedang proses membersihkan setelah pengambilan darah, pasien disebelah meminta bantuan.
Mahasiswa tersebut berhenti terhadap tindakan yang dilakukan dan melakukan bantuan dan
melupakan melabel tabung darah. Atau perawat yang melakukan medikasi dari order telepon dan
mengalami interupsi dari kolega yang bertanya disampingnya, perawat mungkin akan salah
mendengar, atau gagal mengecheck medikasi atau dosis sebagai dampak dari adanya distraksi.
3. Hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan Pasien
Penting bagi semua petugas layanan kesehatan untuk memperhatikan situasi yang
meningkatkan kemungkinan kesalahan bagi manusia dalam situasi apapun. Khususnya penting
untuk bagi mahasiswa kedokteran dan staf junior yang kurang berpengalaman. Dua faktor dengan
dampak paling banyak adalah kelelahan dan stres. Ada bukti ilmiah kuat yang menghubungkan
kelelahan dan penurunan kinerja sehingga menjadikannya faktor risiko dalam keselamatan
pasien.
Durasi kerja berkepanjangan telah terbukti menghasilkan penurunan performa yang sama
seperti orang dengan tingkat alkohol darah sebesar 0,05 mmol / l, yang akan membuat
pengendara mobil termasuk ilegal untuk berkendara di banyak negara. Hubungan antara tingkat
stres dan kinerja juga telah dikonfirmasi melalui penelitian. Jika stres tingkat tinggi mudah
dikenali orang sebagai hal yang kontraproduktif, penting untuk mengenali bahwa tingkat stres
yang rendah juga kontraproduktif, karena hal ini dapat menyebabkan kebosanan dan
kegagalan untuk menghadiri sebuah tugas dengan kewaspadaan yang sesuai.
4. Solusi

Saran bagi mahasiswa perawat maupun perawat:

A. Mengaplikasikan Human Factor pada Lingkungan Kerja


Solusinya adalah dengan mengaplikasikan Human Factor pada Lingkungan Kerja.
Mahasiswa profesi maupun perawat dapat menerapkan pemikiran human factor
begitu mereka memasuki lingkungan rumah sakit atau klinik. Saran terkait hal ini
adalah:
- Menghindari ketergantungan pada memori
Kesuksesan dalam ujian menuntut siswa untuk mengingat banyak fakta dan
informasi. Hal ini baik untuk ujian namun ketika harus merawat pasien, hanya
mengandalkan ingatan tergolong membahayakan, terutama bila hasilnya mungkin
menerima dosis atau obat yang salah. Mahasiswa seharusnya mencari gambar
atau diagram langkah-langkah yang terlibat dalam proses atau prosedur
perawatan.
Menyelaraskan tindakan petugas kesehatan dengan diagram gambar dapat
mengurangi beban pada memori kerja dan ini membuat siswa untuk fokus pada
tugas secara real. Ini merupakan alasan utama jika protokol merupakan hal
penting pada pelayanan kesehatan. Disisi lain, memiliki terlalu banyak protokol
juga kurang membantu, khususnya jika mereka tidak dilakukan update.
Mahasiswa seharusnya menanyakan
- Membuat Banyak Hal menjadi Visible
Mahasiswa profesi dan perawat akan mengamati bahwa banyak bangsal dan
klinik memiliki peralatan yang diperlukan dalam perawatan pasien-misalnya infuse
pump. Banyak mahasiswa profesi nantinya akan diminta untuk menggunakan
peralatan tersebut. Sekali lagi, penggunaan gambar dan pemberitahuan tentang
langkah-langkah yang terlibat dalam menyalakan dan mematikan mesin dan
membaca display akan membantu siswa menguasai keterampilan. Contoh lain
yang baik untuk melakukan hal dengan benar dan supaya bisa lebih terlihat
(sehingga meningkatkan pemahaman dan ingatan) adalah penggunaan pengingat
bergambar kepada staf dan pasien tentang mencuci tangan - ini terbukti efektif
dalam meningkatkan kepatuhan dan teknik mencuci tangan.
- Mereview dan Menyederhanakan Proses
Sederhana lebih baik. Pernyataan ini berlaku untuk semua lapisan
masyarakat, termasuk perawatan kesehatan. Beberapa tugas kesehatan menjadi
sangat rumit sehingga terjadi penyebab error bahkan malpraktik -contohnya
termasuk proses serah terima (hand over) dan proses discharge. Membuat
handoff lebih bisa dengan cara yang sederhana dengan menerapkan strategi
komunikasi yang lebih pendek namun terstruktur. Atau contoh yang lain adalah
mahasiswa dapat membantu menyederhanakan proses komunikasi dengan
mengulang kembali instruksi dan memastikan mereka memahami protokol yang
diterbitkan di instansi tersebut. Jika tidak ada protokol untuk handoff, misalnya,
siswa tersebut dapat bertanya bagaimana profesional layanan kesehatan
memastikan komunikasi mereka didengar dengan benar dan bagaimana mereka
yakin bahwa pasien tersebut telah diperlakukan dengan benar. Contoh lain dari
proses yang dapat disederhanakan meliputi: (i) membatasi jangkauan obat yang
tersedia untuk resep; (Ii) membatasi jumlah sediaan dosis yang berbeda dari obat
yang tersedia; Dan (iii) memiliki persediaan obat yang sering diberikan

B. MENSTANDARISASI PROSES DAN PROSEDUR UMUM


Walaupun mahasiswa nantinya berkerja pada 1 tempat, mereka mungkin akan mengobservasi
bahwa masing-masing departemen atau bangsal melakukan hal-hal secara berbeda. Hal ini
berarti bahwa mereka harus belajar kembali bagaimana hal diselesaikan ketika pindah ke area
yang baru, Rumah sakit yang memiliki standar cara mereka melakukan sesuatu (jika sesuai)
membantu staf dengan mengurangi ketergantungan mereka pada memori - ini juga
meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu. Formulir pemesanan obat, formulir debit, resep
konvensi dan jenis peralatan semuanya dapat distandarisasi di dalam rumah sakit, wilayah
atau bahkan seluruh negara.

- Secara rutin menggunakan daftar periksa


Penggunaan checklist telah berhasil diterapkan di banyak area, misalnya untuk belajar ujian,
bepergian, berbelanja dan dalam perawatan kesehatan. Checklist sekarang rutin dilakukan
dalam ruang operasi. Mahasiswa harus terbiasa menggunakan checklist dalam praktik
mereka, terutama bila ada cara yang terbukti untuk menerapkan pengobatan.
- Menurunkan ketergantungan terkait kewaspadaan
Manusia dengan cepat menjadi terganggu dan bosan jika tidak banyak hal yang terjadi. Siswa
harus waspada terhadap kemungkinan kesalahan saat mereka terlibat dalam kegiatan
berulang yang panjang. Dalam situasi seperti itu, kebanyakan dari kita akan mengurangi
perhatian pada tugas yang sedang dihadapi, terutama jika kita menjadi lelah. Upaya kita
untuk tetap fokus akan gagal di beberapa titik.

Referensi:
Topic 2: What is human factors and why is it important to patient safety?
http://www.who.int/patientsafety/research/methods_measures/human_factors/human_factors
_review.pdf

You might also like