You are on page 1of 1

Abstrak

Objektif
Kejang demam merupakan masalah neurologis yang paling umum pada anak
berusia 3 bulan sampai 5 tahun. 2-5 % anak berusia kurang dari 5 tahun akan
mengalami hal ini setidaknya satu kali. Kejang tipe ini terjadi bergantung pada usia
dan angka kekambuhannya mencapai 33% dari keseluruhan kasus, dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun angka kekambuhannya mencapai 50%.
Pengobatan profilaksis masih menjadi kontroversi, jadi kami membuat sebuah
penelitian yang mencari tahu mana yang lebih efektif antara fenobarbital kontinyu
dengan diazepam intermiten sebagai profilaksis pada kejang demam.

Material dan Metode


Penelitian ini dilakukan di Departemen Neurologi Pediatri, Universitas Babol,
Iran pada Maret 2008-Oktober 2010. Semua anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
yang dirawat di RSIA Amirkola, Babol, Iran dimasukkan dalam studi penelitian ini.
Anak dengan riwayat kejang demam yang memiliki indikasi pengobatan profilaksis
namun belum pernah menerima profilaksis dimasukkan dalam studi ini. Untuk
pengobatan profilaksis anti kejang, pasien dibagi secara acak menjadi 2 grup. Grup
pertama menerima pengobatan profilaksis fenobarbital kontinyu dan grup yang lain
mendapat diazepam intermiten bagi anak yang mengalami kejang demam dalam 1
tahun setelah riwayat kejang terakhir.

Hasil
Dari 145 kasus yang didapat, angka kekambuhan dari anak yang mendapat
profilaksis diazepam yaitu 11/71 dan grup yang mendapat fenobarbital yaitu 17/74.

You might also like