Professional Documents
Culture Documents
PSYCHOSOCIAL-INFLUENCE HEALTH
Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para
pembimbing dari pihak fakultas maupun luar fakultas yang telah memberikan bantuan,
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi isi,
bahasa, analisis dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis ingin meminta maaf atas
segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan,
wawasan dan keterampilan penulis. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan guna untuk kesempurnaan makalah selanjutnya dan perbaikan untuk kita
semua. Akhir kata penulis juga berharap kiranya makalah dan diskusi jumat ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa, dan semua pihak yang membutuhkannya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Di masa lalu sistem kesehatan hanya berorientasi pada penyakit, apabila telah sakit,
kemampuan adaptasi yang baik serta dukungan lingkungan yang kondusif, sehingga
nilai-nilai sosial dan budaya dapat berkembang secara tanggap sesuai dengan
saat ini dikarenakan manusia hidup di ruang lingkup sosial yang banyak berinteraksi
dengan lingkungan maupun dengan manusia lainnya yang memiliki karakter dan pola
yang unik dan menerapkan sistem terbuka dan saling berinteraksi. Manusia selalu
Keadaan individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut sehat
(Marimis, 2009).
Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera meliputi fisik, mental, dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Secara analogi kesehatan jiwa
makin terasa untuk masa sekarang dan akan datang Seorang individu dikatakan sakit
Faktor-faktor psikososial dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi genetik, hormon dan kesehatan mental. Sedangkan faktor
yang cukup erat dengan kesehatan fisik. Beberapa penelitian mengatakan bahwa faktor
psikososial juga dapat menjadi penyebab yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik
membuktikan bahwa terdapat hubungan antara faktor psikososial dan kesehatan fisik
2.1 Definisi
fisik, mental, dan sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit maupun cacat. Definisi
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
paling luas, sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan
individu yang sakit kembali sehat, seorang dokter bukan hanya memerhatikan
faktor fisiologi dan anatomi, akan tetapi memahami juga kebutuhan spiritual,
Psikososial berasal dari gabungan dua kata, psiko dan sosial. Kata psiko
mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan, dan perilaku),
hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi
dan memengaruhi satu sama lain (Gerungan WA, 2004). Psikososial adalah setiap
perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik
seseorang dan apa yang dipikirkannya serta interpretasinya terhadap masa lalu dan
2011).
reaksi dan emosi terhadap hidup. Emosi adalah perasaan yang intens dengan
sedangkan orang dengan kesehatan mental yang tidak baik biasanya irasional.
a. Genetik a. Keluarga
b. Hormonal b. Lingkungan
c. Lainnya c. Stress
a. Genetik
yaitu satu sifat merupakan produk dari interaksi beberapa gen (Taylor,
2010).
jenis lingkungan tertentu pula. Namun hingga saat ini belum diketahui
2010).
b. Hormonal
yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan
yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon
c. Lainnya
a. Keluarga
Lingkungan yang terdekat yang paling awal dan yang terlama dialami
pendidikan, perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap anak atau
Kondisi keluarga yang tidak baik (yaitu sikap orang tua) juga dapat
6. Orang tua dalam pendidikan anak kurang sabar, pemarah, keras dan
b. Lingkungan
melakukan kontak sosial dengan orang lain dalam hal ini bertujuan
untuk mencapai kepuasannya dalam berinteraksi dengan lingkungan
dirinya dengan alasan, memiliki tujuan dan latar belakang yang serupa.
teman sekolah dan rekan kerja. Kondisi lingkungan yang buruk besar
(Feldman, 2003).
c. Stres
1976).
salah satunya yakni stres psikososial. Stress psikososial adalah setiap keadaan atau
cemas dan depresi. Individu dengan depresi atau ansietas memiliki fungsi sosial
yang lebih rendah, disabilitas yang lebih besar dibandingkan mereka yang sehat.
kelelahan, dan nyeri. Pasien dengan depresi berat juga memiliki kecenderungan
melakukan perilaku tidak sehat (unhealthy behavior) yang lebih besar, misalnya
merokok, sedentary lifestyle, dan overeacting. Terlebih lagi, depresi dan gangguan
Medicine, 2008).
Faktor psikososial lain yang dapat mempengaruhi kesehatan individu adalah faktor
hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut diatas
maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan atau
proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat kepada orang lain. Jenis
dan konkrit.
d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
emosi.
mengatasi suatu 4 stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai suatu
metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama sebagai
Sedangkan untuk mekanisme dukungan terbagi dalam tiga bentuk dukungan, yaitu:
yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata merupakan
paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan
membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak
tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari
pada hilangnya harga diri. Jika hat ini terjadi, jaringan pendukung memainkan
peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri
Namun, terdapat pula dukungan keluarga yang tergolong kurang baik, contohnya
keperluan saja, dan keluarga tidak menanyakan keluhan yang individu rasakan.
keluarga lain saat mengalami masalah kesehatan serta membantu dalam memenuhi
penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain, atau kelompok terhada
oleh teman-teman dan relasi dalam memberikan nasihat, bantuan, dan beberapa
lingkungan sosial dalam kesehatan dapat dilihat dari tempat individu tersebut hidup
dan bekerja, seperti merokok, penggunaan alkohol, diet yang tidak sehat (Masic,
2013).
antara tekanan pada pekerjaan dengan penyakit jantung iskemik. Beberapa bukti
A. Informasi Jurnal
a) Judul
Penilaian Standar dari Faktor Psikososial dan Pengaruhnya Terhadap Hasil
Review.
b) Latar Belakang
Saat ini, risiko psikososial diakui sebagai salah satu tantangan terbesar untuk
kerusakan serius pada kesehatan fisik dan mental pekerja, yang menyebabkan
kondisi tempat kerja dan karakteristik angkatan kerja yang mungkin berdampak
pada kesehatan.
Hal ini dilakukan karena peran faktor psikososial telah berubah seiring
terbaru saat ini. Publikasi harus tersedia di jurnal peer-review. Studi asli dalam
bahasa Inggris, Perancis, Portugis dan Spanyol memenuhi syarat untuk ditinjau.
Kami mengikuti protokol standar untuk tinjauan ini sesuai dengan pedoman dan
Penyaringan artikel dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, artikel
dipilih berdasarkan judul dan abstrak. Abstrak dari semua judul yang dipilih
mungkin relevan. Pada tahap kedua, artikel teks lengkap dinilai untuk
kelayakannya. Dua reviewer (S.R dan J.T.C) memasukkan kriteria inklusi dan
kedua pengulas kemudian mengekstrak data dari artikel asli secara terpisah.
berikut: Desain studi; negara; Setting / tempat kerja; Aktivitas profesional yang
dipelajari; ukuran sampel; Rentang usia peserta; Tingkat partisipasi pada awal
evaluasi medis spesifik dari hasil kerja terkait kesehatan atau bukti data yang
evaluasi klinis hasil kerja terkait kesehatan) diperiksa untuk mengukur dampak
(perbedaan mean, koefisien korelasi, koefisien beta , Rasio rasio (RR), rasio
odds (OR), rasio hazard (HR), rasio risiko (Pvalue atau 95% confidence interval
(95% CI) dan disajikan untuk setiap studi jika tersedia. Hasil disintesis menurut
d) Hasil
Dalam penelitian prospektif, Rugulies dkk. Menilai apakah pegawai yang
psikososial pekerjaan yang berbeda (kontak dengan klien lebih dari separuh
waktu, kekerasan dan ancaman dari klien selama 12 bulan terakhir, pekerjaan
tinggi dari rekan kerja, dukungan tinggi dari atasan) mengalami peningkatan
hubungan mereka dengan jumlah hari ketidakhadiran akibat sakit pada saat
hari akibat sakit pada saat dilakukan follow-up, setelah disesuaikan dengan
confounder. Karyawan yang dinilai dalam kuartil paling buruk dari indeks
[Rate Ratio (RR 1,71, 95% CI: 1,32-2,21)] dalam hari ketidakhadiran akibat
sakit. Selain itu, ada kecenderungan yang jelas bahwa memburuknya indeks
yang paling baik (kuartil indeks atas), karyawan di tiga kuartil berikutnya
memiliki 19% (p = .21), 39% (p = .01) dan 71% (p = 0,001, Kuartil terendah)
potensial dan untuk paparan kekerasan dan ancaman. Analisis fraksi etiologi,
menemukan bahwa jika semua peserta studi telah terpapar pada kuartil indeks
lingkungan kerja psikososial yang paling baik, tidak adanya hari ketidakhadiran
akan mencegah 32% dari semua ketidakhadiran akibat sakit dalam populasi
penelitian.
Temuan tambahan adalah efek mediasi kelelahan terkait pekerjaan yang diakui
sebagai prediktor kuat untuk ketidakhadiran akibat sakit bila disesuaikan untuk
saat ini perlu mentafsirkan kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam bidang
lebih akurat. Penting untuk dicatat, ada tantangan dalam mengukur dampak
longitudinal;
e) Kesimpulan
Hasil tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa lingkungan sosial (tempat
kesehatan. Sebagian besar penelitian (7/10) mengamati efek buruk dari faktor
efek merugikan pada tidur dan pada biomarker yang terkait dengan penyakit.
Namun, berat hasilnya terbatas karena hanya sedikit penelitian yang memiliki
menilai faktor kerja psikososial dan ukuran objektif hasil kesehatan terkait
pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu mengkonfirmasi efek
merugikan dari faktor kerja psikososial negatif terhadap hasil kesehatan dan
B. Critical Appraisal
Analisis VIA
a) Validity
Desain:
sistematis ini adalah untuk merangkum bukti yang menilai hubungan antara
kerja psikososial dan yang berfokus pada hasil kesehatan yang dikonfirmasi
menggunakan kata-kata yang tepat untuk studi yang diterbitkan dari tahun 2004
evaluasi medis spesifik untuk hasil kerja terkait kesehatan yang disajikan.
Populasi dan sampel:
inklusi. Sebagian besar penelitian (7/10) mengamati efek buruk dari faktor kerja
merugikan pada tidur dan pada biomarker yang terkait dengan penyakit.
Pemilihan sampel:
Pada jurnal ini, sumber artikel diambil dari: PuBmed, B-ON (Elsevier,
Strategi pencarian terdiri dari kombinasi tiga kata kunci pencarian: istilah yang
berkaitan dengan faktor kerja psikososial; istilah yang terkait dengan penilaian
risiko dan istilah yang berkaitan dengan fisik pekerja dan hasil kesehatan
mental.
Publikasi harus tersedia di jurnal peer-review. Studi asli dalam bahasa Inggris,
Kami mengikuti protokol standar untuk tinjauan ini sesuai dengan pedoman dan
dipilih berdasarkan judul dan abstrak. Abstrak dari semua judul yang dipilih
mungkin relevan. Pada tahap kedua, artikel teks lengkap dinilai untuk
kelayakannya. Dua reviewer (S.R dan J.T.C) memasukkan kriteria inklusi dan
kedua pengulas kemudian mengekstrak data dari artikel asli secara terpisah.
berikut: Desain studi; negara; Setting / tempat kerja; Aktivitas profesional yang
dipelajari; ukuran sampel; Rentang usia peserta; Tingkat partisipasi pada awal
evaluasi medis spesifik dari hasil kerja terkait kesehatan atau bukti data yang
kesehatan. Sebagian besar penelitian (7/10) mengamati efek buruk dari faktor
efek merugikan pada tidur dan pada biomarker yang terkait dengan penyakit.
Hasil dari penelitian jurnal ini memiliki importancy yang cukup baik, karena
maupun mental dari pekerja dapat membuat semua pihak dapat memikirkan
pencegahan yang baik dari berbagai aspek sehingga dapat mengurangi resiko
c) Applicability
Hasil penelitian dalam jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia. Hal ini sejalan
lebih baik dari faktor risiko psikososial dalam kalangan pekerja dan lebih
psikososial akibat tekanan dan kelebihan beban kerja ataupun lingkungan kerja
Di masa depan kita harus memperhatikan, tidak hanya untuk keterlibatan para
juga politisi, ekonom dan struktur lainnya dalam kehidupan sehari-hari dan
Puskesmas Satelit terletak di Jl. Jend. Sudirman No. 64 Pahoman, kedamaian, Kota
Bandar Lampung memiliki berbagai program kerja akan tetapi belum ada program
yang secara khusus memperhatikan keadaan psikososial dari masyarakat di wilayah
kerjanya. Faktor-faktor psikososial yang mungkin berhubungan dengan kondisi
kesehatan pasien hanya ditanyakan ketika pasien berobat ke puskesmas meliputi usia,
riwayat pribadi, pekerjaan, dan lingkungan tempat tinggal. Berdasarkan teori-teori dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor psikososial memiliki pengaruh terhadap
kesehatan sehingga dapat memberikan outcome yang lebih baik. Oleh karena itu
sebaiknya puskesmas memiliki suatu program yang dapat dijadikan sarana bagi para
masyarakatnya untuk saling memberikan dukungan, berbagi pengetahuan bahwa
kesehatan tidaklah terlepas dari segala aspek termasuk aspek psikososial seperti
keadaan dan dukungan keluarga, interaksi dengan lingkungan ataupun stres. Sehingga
dengan memperhatikan setiap aspek tersebut kita harapkan dapat tewujudnya
kesehatan, tercapainya segala rencana terapi dan menyingkirkan paradigma bahwa
penyakit hanya dapat disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan.
BAB V
KESIMPULAN
Baihaqi, MIF., Sunardi, Akhlan, R. N. R., Heryati, E. 2005. Psikiatri (Konsep Dasar
dan Gangguan-gangguan). PT. Refika Aditama. Bandung
British Medical Association. 2011. The psychological and social needs of patients.
London: BMA Science & Education
Donatelle RJ. 2011. Health: The Basics, green edition. Oregon: Pearson
Feldman, S., Geisler C., and Silberling, L. 2003. Moving targets: displacement,
improverishment, and development. ISSJ. 55(175): 7-13.
Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : Gaya Baru.
Institute of Medicine. 2008. Cancer care for the whole patient: meeting psychosocial
health needs. Washington: The National Academies Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta
Ojo OS, Malomo SO, Sogunle PT. 2016. Blood pressure (BP) control and perceived
family support in patients with essential hypertension seen at primary case clinic
in Western Nigeria. J Family. Med Prim Care. 5:569-75.
Selye, H. 1976. Forty years of stress research: principal remaining problems and
misconceptions. Canadian Medical Association Journal, 115(1), 53.
World Health Organization. 1947. Definisi Sehat. www.who.int. Di Akses pada 21 Juni
2016.