You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Dan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi
alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong,
2008). Para pakar sepakat bahwa pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan ini
terjadi perubahan dan sifat-sifat yang khas.
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita melampaui beberapa tahap
diantaranya pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas, pubertas, reproduksi,
menopause/klimakterium, pasca menopause dan senium/lansia (Manuaba, 2002). Setelah
lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu masa bayi, masa pubertas,
masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai
kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena
merupakan penyimpanan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
Jadi, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sepanjang siklus wanita
perlu adanya pendekatan-pendekatan. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang
lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta
kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan
reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan
baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Menilik hal lain, berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia 2013, hasil
estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas
jumlah penduduk perempuan 123.364.472 jiwa. Jumlah tersebut berkembang pesat dari tahun
sebelumnya. Hal ini menyiratkan akan lebih banyak tanggungan untuk mengupayakan
kesejahteraan wanita.
Namun, mengingat jumlah yang begitu besar di Indonesia maka permasalahan yang
muncul akan menjadi sedemikian besarnya dimana permasalahan utama yang muncul adalah
tentang kesehatan reproduksi (Yunike, 2009). World Health Organization (WHO) pada tahun
2008 mengemukakan bahwa masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk mencapai 33%
dari jumlah total penyakit yang menyerang wanita diseluruh dunia. Angka ini jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan masalah reproduksi pada laki-laki pada usia yang sama yang hanya

1
12,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan pada wanita di dunia, Eropa,
dan Indonesia cukup tinggi.
Oleh karena itu, layaknya perlu bagi wanita untuk dilakukan pengkajian dan
pemantauan yang tepat sasaran dan tepat waktu sesuai dengan siklus hidupnya, baik dari segi
fisik maupun psikologi, untuk mendapatkan tumbuh kembang yang optimal dan
kesejahteraan hidupnya, khususnya di bidang kesehatan. Dan tenaga kesehatan sebaiknya
memahami dan mengikuti prosedur yang ada, baik dalam rangka melakukan tindakan-
tindakan preventif maupun kuratif atas permasalahan yang ada terkait tumbuh kembang
wanita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian tumbuh-kembang?
2. Apa saja aspek yang dikaji dalam pemantauan tumbuh-kembang wanita?
3. Apa saja indikator pemantauan tumbuh-kembang wanita?
4. Bagaimana hubungan siklus kehidupan wanita dengan kelainan dan upaya
pengobatannya?
5. Apa saja kelainan pada siklus hidup wanita?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tumbuh-kembang.
2. Mengetahui aspek-aspek yang dikaji dalam pemantauan tumbuh-kembang wanita.
3. Mengetahui indikator-indikator pemantauan tumbuh-kembang wanita.
4. Mengetahui hubungan siklus kehidupan wanita dengan kelainan dan upaya
pengobatannya.
5. Mengetahui kelainan-kelainan pada siklus hidup wanita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TUMBUH-KEMBANG


Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong, 2008).
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat penambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel di seluruh bagian
tubuh (Sutjiningsih, 1998).

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai
melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2008).

Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan serta peningkatan dari yang


sederhana menjadi kompleks serta meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan
baik (Sutjiningsih, 1998).

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif.


Rangkaian perubahan dapat bersifat progresif,teratur ,berkesinambungan,serta akumulatif.

2.2 ASPEK YANG DIKAJI DALAM PEMANTAUAN TUMBUH-KEMBANG


PEREMPUAN
Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor lingkungan
dapat memberi pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat perubahan. Perubahan
dipengaruhi oleh dua organ penting,yaitu : hipotalamus dan hipofisis. Ketika kedua organ ini
bekerja, ada tiga kelenjar yang dirangsang, yaitu: kelenjar gondok,kelenjar anak ginjal, dan
kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama dan berinteraksi
dengan faktor genetik maupun lingkungan.

Pengkajian kesehatan perempuan meliputi beberapa aspek berikut


1. Aspek Fisik
Aspek fisik yang dikaji dalam lingkup kesehatan perempuan sama dengan pengkajian
yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain sebagai berikut.
1) Kondisi fisik (tanda-tanda vital).
2) Nutrisi.
3) Cairan dan elektrolit.

3
4) Higiene personal.
5) Istirahat-tidur.
6) Kasih sayang dan seks.
7) Aktualisasi diri.
8) Rasa aman dan nyaman.
2. Aspek Psikososial
Aspek psikososial yang dikaji meliputi beberapa komponen berikut.
1) Identitas seksual: perubahan fisik dan sikap dari perempuan yang menunjukkan
identitasnya sebagai perempuan.
2) Identitas kelompok: kepuasan hidup dalam sebuah kelompok dan penerimaan.
3) Konsep diri (peran, identitas diri, gambaran diri atau citra tubuh, serta harga diri)
4) Kecemasan dan masalah kehidupan.
5) Kondisi lingkungan sosial.
6) Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat.
7) Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga, dan masyarakat (perasaan
dihargai).

2.3 INDIKATOR PEMANTAUAN


Secara kronologis, setiap perempuan mengalami berbaga fase dalam kehidupannya.
Proses ini berlangsung secara alamiah atau wajar terjadi pada setiap perempuan. Berikut
adalah fase-fase dalam kehidupan manusia.
1. Lahir dan Pra-pubertas.
1) Fisik
(1) Terbentuknya bakal organ seks saat janin berusia 12 minggu.
(2) Sejak bayi, perempuan sudah memiliki dua indung telur.
(3) Pada masa ini sel telur belum matang.
(4) Belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan seks sekunder.
2) Psikososial
Anak perempuan diarahkan untuk mengikuti budaya yang berkembang di lingkungan
asuhannya, misalnya pada hal-hal berikut ini.
(1) Anak perempuan harus jongkok saat BAK sedangkan anak laki-laki berdiri.
(2) Anak perempuan diajarkan untuk bersolek.
(3) Rambut anak perempuan dibiarkan panjang atau dipotong dengan model feminim.
(4) Anak perempuan dididik untuk bersikap feminim.

4
2. Pubertas.
1) Fisik
Perubahan fisik wanita/pria ditetapkan kelenjar yang mengendalikan proses tumbuh
kembangnya. Masa pubertas merupakan masa transisi dari masa juvenil menuju ke arah
dewasa muda dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologis. Kelenjar yang mempunyai
pengaruh besar adalah:
1. Adrenach: Hormon androgen maki banyak dikeluarkan dari seumbernya di zona
retikularis kelenjar adrenal mulai umur 5-20 thn dan mendorong pertumbuhan rambut
aksila.
2. Gonarch: Hormon gonadotropin mulai menimbulkan rangsangan terhadap ovarium
dan kelenjar adrenal sehingga menghasilkan steroid seks yang bersal dari adrenal
yaitu testoteron, dan yang berasal dari ovarium adalah estrogen, sehingga merangsang
pertumbuhan payudara sebagai tanda utama mulainya perkembangan dewasa muda.

Tabel pertumbuhan pubertas pada wanita menurut turner


Pertumbuhan Umur rata Umur antara
Pertumbuhan buah dada (payudara)

I. Prebubertas 11,2 9-13,3


II. Jaringan subareolar payudara terbentuk, puting
mulai berbatas, areola terbenam, papila payudara
menonjol
III. Jaringan payudara makin bertambah disekitar 12,2 10-14,2
areola, tetapi belum terdapat pemisahan
konturnya.
IV. Areola dan papila makin menonjol diatas jaringan 13,1 10,8-15,3
payudara yang makin bertambah
V. Payudara dewasa , areola dan jaringan payudara 15,3 11,9-18,8
seluruhnya kembali dalam satu bidang
Pertumbuhan rambut pubis
VI. Prepubertas tidak tumbuh rambut pubis 11,7 9,3-14,1
VII. Tumbuh rambut pendek,kasar sekitar labium serta 12,4 10,2-14,6
mons venoris berwarna hitam

5
VIII. Pertumbuhan rambutnya telah melewati mons 13,0 10,8-15,1
venoris
IX. Pertumbuhan banyak, tetapi masih terbatas pada 14,4 12,2-16,7
pubis
X. Rambut pubis menyebar sampai bagian dalam dari 13,3 11,4-15,5
paha atas
Sumber: Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta: EGC. Halaman 112-113.

Perubahan fisik perempuan yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron antara
lain:

1. Menstruasi
2. Pertambahan tinggi badan
3. Tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak
4. Kulit menjadi lebih halus
5. Suara menjadi lebih halus dan tinggi
6. Payudara mulai membesar
7. Pinggul semakin membesar
8. Paha membulat
2) Psikososial
Perkembangan Emosi

Ciri ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai berikut.

1. Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara meledak-ledak.


2. Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai akhirnya ke keadaan
semula,yaitu suatu keadaan sebelum munculnya suatu keadaan emosi.
3. Jenis jenis emosi sudah lebih bervariasi(perbedaan antara emosi satu dengan lainnya
makin tipis) bahkan ada saatnya ada emosi yang bercampur baur sehingga sulit
dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung dengan emosinya sendiri
karena muncul emosi-emosi yang bertentangan dalam suatu waktu,misalnya benci dan
sayang.
4. Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi(
sayang,cinta,cemburu dll)

6
5. Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka.
Akibatnya mereka masih mudah tersinggung dan merasa malu. Hal ini akan terkait
dengan perkembangan konsep dirinya.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai berikut :

a. Fisik (kelenjar dan nutrisi)


b. Lingkungan dan sosial
Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru
Tuntutan sosial untuk berperilaku lebih matang
Aspirasi yang tidak realistis (tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang
nyata)
Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis
Masalah-masalah disekolah
Masalah masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan
Hambatan terhadap hal yang ingin dilakukan
Relasi yang kurang mendukung

Pengendalian emosi pada masa pubertas

Pengendalian emosi bukan merupakan upaya menekan atau menghilangkan emosi


melainkan upaya belajar menghadapi situasi dengan rasional, mengenali emosi dan
menghindari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi,serta belajar memberikan respon
terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi tidak berlebihan yang proporsional
sesuai dengan situasinya.

Ada 3 aturan yang harus diterapkan sesorang apabila menghindari beban emosi.
Pertama, seseorang harus menyadari dan mampu menyadari emosi yang muncul dan sedang
dicoba untuk dikendalikan. Kedua, menempatkan aspek mental dan penilaian kognitif dari
respons emosi tersebut untuk menguji kewajaran respons tersebut terhadap realitanya. Ketiga,
sesorang perlu belajar untuk mengemukakan emosi positif dan negatif secara benar dan
proporsional

7
Perkembangan konsep diri (kepribadian)

Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri.
Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya meliputi penlaian diri dan penilaian sosial.
Penilaian diri beriri terhadap dirinya terhadap hal hal antara lain:

1. Penilaian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri


2. Suasana yang sedang dihayati remaja
3. Bayangan subyektif terhadap kondisi tubuhnya
4. Merasa orang lain selalu mengamati/memperhatikannya
Penilaian sosial berisi evaluasi terhadap bagaimana remaja menerima penilaian
lingkungan terhadap dirinya. Selain itu konsep lain yang terdapat dalam pengertian
konsep diri in adalah self image atau citra diri, yaitu merupakan gambaran dari hal
hal sbb:
1. Siapa saya
Bagaimana remaja dapat menilai keadaan pribadi dirinya seperti tingkatan
intelektual,status ekonomi keluarga,atau peran di lingkungan sosialnya
2. Saya ingin jadi apa
Remaja memiliki harapan-harapan peran dan cita-cita ideal yang ingin dia capai
dan cenderung tidak realistis.

Perkembangan sosial

Pada anak remaja terjadinya tumpang tindih pola perilaku dewasa merupakan kondisi
tersulit yang dihadapi remaja. Remaja diharuskan dapat menyesuaikan diri dengan peran
orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak-anak. Remaja dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

3. Reproduksi.
1) Fisik
(1) Perempuan memasuki usia reproduktif.
(2) Sel telur dapat dibuahi.
(3) Jika melakukan hubungan intim dengan lawan jenis, perempuan dapat hamil.
(4) Bekerjanya hormon indung telur (esterogen dan progesteron).
(5) Terdapat pertumbhan fisik sesuai dengan fase pertumbuhan normal.

8
(6) Pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekundernya berlangsung sesuai
dengan fase normal menurut Turner.
2) Psikososial
(1) Perempuan mulai mencari identitas diri, gambaran diri yang dipengaruhi
kelompoknya.
(2) Bergaul dan berkumpul dengan teman-teman yang berjenis kelamin sama.
(3) Ada saatnya wanita itu mempunyain dorongan seksual dalam batas normal.
(4) Wanita sekalipun mempunayai dorongan seksual yang cukup besar, tetapi masih
mampu mengendalikannya secara wajar sampai saatnya mencapai jenjang
perkawinan.
(5) Kesehatan jiwa baik.

Berdasarkan indikator reproduksinya, wanita yang sehat mempunyai elemen elemen


sebagai berikut:
1. Reproduksi sehat berarti mempunyai kemampuan untuk kreasi atau melakukan
hubunga seksual sehat dan sesuai dengan dorongan seksualitasnya.
2. Reproduksi sehat berarti melaksanakan fungsinya untuk hamil, menjalani prose
persalinan, masa nifas yang baik, laktasi sempurna, sehingga memberikan ASI on
demand pada bayinya.
3. Reproduksi sehat berarti kehamilan sampai aterm.
4. Reproduksi sehat berarti proses persalinan berjalan lancar dan mengalami persalinan
spontan.
5. Reproduksi sehat berarti mampu mengatur fertilitas dengan menggunakan program
KB dan pada saatnya kesuburan dapat pulih kembali.
6. Reproduksi sehat berarti sistem reproduksinya bebas dari penyakit infeksi menular
seksual.
7. Reproduksi sehat berarti mampu melahirkan bay yang sehat dan aterm tanpa trauma
yang membahayakan ibunya.
(Sumber: Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta: EGC. Halaman 123-124.)

9
4. Pre-menopause.
1) Fisik
(1) Kekuatan otot dan kecakapan mental mulai mencapai puncaknya.
(2) Di mulai proses penuaan.
(3) Penurunan hormon kewanitaan berangsur menurun.
(4) Proses menstruasi yang tidak teratur.
(5) Perasaan panas di sekitar wajah (hot flash).
(6) Produksi keringat yang berlebihan.
(7) Kulit menjadi kusam dan kasar.
(8) Rambut cenderung kering dan rapuh.
(9) Perasaan adanya gangguan dalam hubungan intim.
(10) Kesulitan vagina mengalami lubrikasi, sehingga timbul rasa tidak nyaman saat
bersenggama.
2) Psikososial
(1) Perempuan lebih banyak menarik diri dari lingkungannya.
(2) Perempuan lebih sering merasa tersinggung, mudah cems, dan sangat sensitif.
(3) Gelisah karena menghadapi proses penuaan.
5. Menopause.
1) Fisik
(1) Hilangnya hormon kewanitaan.
(2) Menstruasi tidak muncul lagi.
(3) Organ reproduksi tidak berfungsi lagi.
(4) Berat badannya sulit dikendalikan.
(5) Terjadinya timbunan lemak di beberapa tempat karena ketiadaan hormon
kewanitaan.
(6) Perempuan sering mudah merasa lelah.
(7) Penyakit degeneratif (penyakit jantung, DM, gangguan ginjal, dan osteoporosis)
mudah menyerang.
2) Psikososial
Perempuan mulai mencapai kematangan hidup.

10
6. Senium.
1) Fisik
(1) Lemasnya otot-otot yang membuat struktur tubuh menjadi bengkok.
(2) Gangguan sendi mulai sering timbul.
(3) Berat badan cenderung berkurang.
(4) Penurunan daya guna tubuh.
(5) Kekuatan otot dari saat usia 20 tahun.
(6) Kekuatan pendengaran pada frekuensi menurun sampai 75%.
(7) Terjadi penurunan intelektual.
(8) Kemungkinan dapat terjadi gangguan otak secara organik.
2) Psikososial
(1) Terjadi perubahan sifat, misalnya dari pemurung menjadi periang, dari pemberani
menjadi penakut atau sebaliknya.
(2) Sering timbul perilaku yang sulit diterima karena terjadi gangguan otak organik.
(Sumber: Kumalasari, Intan., Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 51-54.)

2.4 Hubungan Siklus Kehidupan Dengan Kelainan Dan Upaya Pengobatannya


Siklus hidup Kemungkinan kelainan Upaya pengobatan
Prekonsepsi Penyakit yang dapat Pemeriksaan dan terapinya
mengganggu siklus
kehidupan intra uterin
Penyakit TORCH
Konsepsi Kelainan genetik Pemeriksaan sitogenetik.
Terapi intauterin.
Bila perlu aborsi
Prakelahiran Kelainan kongenital ringan, Pemeriksaan USG,(lakukan
sedang, dan berat. koreksi bila ada kesempatan)
Terminasi kehamilan
Prapubertas Anemia,infeksi, dan parasit Perbaikan gizi
Observasi kelainan
Psikologis dan tumbuh
kembang fisiknya

11
2.5 Kelainan Pada Siklus Hidup Wanita
Siklus hidup Kemungkinan kelainan Upaya pengobatan
Pubertas Vitamin dan mineral yang Perhatikan tumbh kembang
cukup. Mulai ada dorongan dan perkembangan
seksual : psikologis.
1. Penyakit menular seksual Lakukan KIE dan KIEM
2. Kehamilan yang tidak yang benar.
diinginkan Arahkan aktivitas remaja
3. Dysfunctional uterine kearah yang
bleeding ( kontak berdarah) baik,pendidikan,sopan
Diluar aspek reproduksi santun, ajaran agama.
1.Narkoba Perhatikan teman sebaya.
2.Pelacur terselubung Beri terapi yang adekuat.
Masa Reproduksi 1. Pertolongan Kehamilan harus
persalinan tidak berlandaskan well born baby
bersih dan tidak serta well health mother
aman. dengan pertolongan bersih
2. Kesuburan tidak dan aman.
kembali. Gunakan KB yang adekuat,
sehingga interval dan
kembalinya kesuburab
berlangsung aman dan baik.
Pada saatnya lakukan kontap
vasektomi-tuba menurut
Manuaba.
Klimakterium Deteksi keganasan Lakukan Pap Smear.
reproduksi. Konsultasi denga bagian
Penyaki berkaitan dengan lainnya.
sistem organ-kardiovaskular, Terapi dini dan kolektif
DM, Hipertensi lainnya, dengan adekuat.
tumor jinak-ganas, gangguan Untuk mencapai masa tua
menstruasi Dysfunctional bahagia dan sejahterah.

12
uterine bleeding (kontak Evaluasi dengan baik
berdarah). danberikan terapi yang
adekuat.
Masa Menopause. 1. Osteoporosis. Konsultasi dengan bagian
2. Penyakit Jantung lainnya.
Koroner. Terapi sulih hormon.
3. Post Menopausal
Bleeding.
Gejala defisiensi hormon.
Senium Penurunan fungsi organ Perhatikan gizinya.
berdasarkan faktor fisiologis Berikan pelayanan khusus.
(karena usia, semua Mungkinkah eutanasia atau
komponen organ dapat biarkan meninggal secara
mengalami kegagalan total). alami (tergantung hukum di
daerah tersebut).
Sumber: Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta: EGC. Halaman 115-117.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur sedangkan Perkembangan adalah bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.

Aspek pengkajian kesehatan perempuan meliputi 2 aspek yaitu : aspek fisik dan
aspek psikososial. Secara kronologis, setiap perempuan mengalami berbaga fase dalam
kehidupannya. (1) Lahir dan Pra-pubertas (2) Pubertas (3) Reproduksi (4) Pre-menopuse (5)
Menopouse dan (6) Senium.

3.2 Saran

Telah dijelaskan pada makalah yang dibuat oleh kelompok bahwasanya ada beberapa
aspek yang ada dalam daur kehidupan wanita. Tenaga kesehatan ikut berperan dalam
membantu kesejahteraan perkembangan aspek kehidupann wanita itu. Dengan memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, kelainan-kelainan yang
terjadi pada siklus prekonsepsi sampai senium. Khususnya wanita agar dalam proses
pertumbuhan dan perkembanganya dapat dilewati dengan baik. Oleh karena itu diharapkan
tenaga kesehatan dapat meningkatkan kompetensinya agar dapat memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari, Intan., Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa


Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta:EGC
Widyastuti, Yani. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya.

Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta:TIM.

Glasier,Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.

15

You might also like