Professional Documents
Culture Documents
I. Pengertian
Diagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar
adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara
pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua
variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Scatter
diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel dapat
digunakan untuk mengganti variabel yang lain.
Pada umumnya, bila kita berbicara tentang hubungan antara dua macam data, kita
sesungguhnya membicarakan tentang:
Secara grafis, jika kita menggambarkan "akibat pada sumbu vertikal dan
"penyebab" pada sumbu horisontal, maka kita akan mendapatkan sebuah peta
yang disebut dengan scatter diagram.
Pada dasarnya diagram pencar (scatter diagram) merupakan suatu alat interpretasi
data yang digunakan untuk:
a. Interval waktu.
b. Banyaknya pasangan data (n).
c. Judul dan unit pengukuran dari setiap variabel pada garis horisontal
dan vertikal.
d. Judul dari grafik tersebut.
e. Apabila dipandang perlu dapat mencantumkan nama dari orang yang
membuat diagram pencar tersebut.
Contoh :
[Juni 2004]
Berdasarkan data pada tabel 1, maka dapat dibuat Diagram Pencarnya dengan
mengikuti langkah-langkah pembuatan tersebut di atas, seperti yang terdapat pada
gambar 1 di bawah ini :
Persamaan Regresi
dimana :
y : subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a : konstanta.
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka turun.
x : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Koefisien Korelasi
Menurut Algifari (1997), analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan derejat linier antara satu variabel dengan
variabel yang lain. Setelah diketahui bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi
normal, homogen dan linier, maka sebagai langkah selanjutnya adalah mencari
ada atau tidaknya pengaruh dari variabel x dan y. Untuk menghitung kadar
pengaruh variabel x terhadap variabel y ini, dipergunakan koefisien korelasi dari
konevisien persens, dengan rumus:
dimana :
r = Koefisien Korelasi
X = Independent Variable (Variabel Bebas)
Y = Dipendent Variable (Variabel Tak Bebas)
n = Jumlah Data
Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut Mohammad Ali
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Berdasarkan Ukuran Konservatif
Korelasi Interpretasi
0,00 0,20 Sangat lemah
cenderung tidak ada
0,21 0,40 Lemah cenderung ada
0,41 0,60 Kuat
0,61 0,80 Sangat kuat
0,81 1,00 Sempurna
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah cara utama yang dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi dari varibel satu terhadap variabel lainnya, misalnya kalau Y
= hasil penjualan, X = biaya iklan, maka naik turunya Y tidak semata-mata
disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain. Kalau koefisien determeniasai
ditulis KP (koefisien Penentuan), maka untuk menghitung KP adalah sebagai
berikut (Supranto 1994):
KP = r2 x 100 %
Dimana :
KP : Koefisien Determinasi atau Nilai Penentu
r : Hasil korelasi sederhana