Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
ditemukan pada tahun 1987 di Bali, tetapi penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah
tahun 1995. Data terbaru di Indonesia dari 1 April 1987 sampai 30 Juni 2005 jumlah
penderita HIV/AIDS 7098 orang, terdiri dari 3740 kasus infeksi HIV dan 3358 kasus AIDS
dan kematian terjadi pada 828 orang. Fakta baru tahun 2002 menunjukkan bahwa penularan
infeksi HIV di Indonesia telah meluas ke rumah tangga, sejumlah 251 orang diantara
penderita HIV/AIDS di atas adalah anak-anak dan remaja, dan transmisi perinatal (dari ibu
manusia yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), telah muncul sebagai
krisis global sejak penemuannya pada musim panas tahun 1981 di Amerika Serikat.2
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sindroma penyakit defisiensi seluler
yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang merusak sel yang berfungsi
Cacat imunitas seluler yang terkait dengan AIDS dapat menempatkan orang yang
terinfeksi berisiko untuk berbagai infeksi oportunistik. Kandidiasis oral adalah salah satu
yang paling umum, infeksi oral mukosa terlihat pada orang dengan HIV atau AIDS.2
Presentasi status kesehatan mulut dari pasien yang terinfeksi HIV adalah parameter yang
sangat penting, karena dapat mengungkapkan informasi penting tentang status kekebalan
individu. Gangguan mulut terjadi sekitar 64-80% kasus HIV / AIDS di India dan dapat hadir
sebagai berbagai macam lesi, terutama jamur, virus, dan bakteri dan neoplasma ganas seperti
sarkoma Kaposi dan presentasi nonspesifik seperti ulserasi aphthous dan penyakit kelenjar
oral termasuk jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3,lebih besar dari 3000 kopi / mL,
xerostomia dan merokok. Pada umumnya gangguan rongga mulut pada HIV adalah
kandidiasis yang terjadi dalam kasus-kasus 17-43% infeksi dengan HIV dan di lebih dari
Orang dengan HIV dapat mendapatkan banyak infeksi (dikenal sebagai infeksi
oportunistik, atau IO). Banyak dari penyakit yang sangat serius dan memerlukan pengobatan.
Beberapa dapat dicegah. Infeksi opotunistik disebabkan baik oleh organisme virulensi rendah
atau pathogenic pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, atau dikenal
patogen yang hadir dalam cara yang berbeda dari biasanya pada individu imunodefisiensi,
misalnya dalam bentuk virulensi meningkat, kekambuhan, berbagai obat resistensi atau
presentasi atipikal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom gejala penyakit infeksi
oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh infeksi
HIV pertama kali ditemukan oleh sekelompok peneliti yang dikepalai oleh Luc
Montagnier pada tahun 1983, merupakan virus RNA diploid berserat tunggal (single
stranded) berdiameter 100-120nm. HIV memiliki enzim reverse transcriptase, yang mampu
mengubah RNA menjadi DNA pada sel yang terinfeksi, kemudian berintegrasi dengan DNA
HIV melemahkan peran defensif dari sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah HIV
menginfeksi seseorang, tubuh berusaha untuk mengatasi virus dengan menghasilkan antibodi
melemahkan sistem kekebalan tubuh untuk mematikan dan bahkan memicu untuk infeksi.
Sebagai sistem kekebalan tubuh merespon, beberapa infeksi oportunistik memberikan reaksi
ke AIDS.5
B. STRUKTUR HIV.
HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam family Retroviridae, genus
Lentivirus. HIV termasuk virus RNA dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases). Jenis virus
RNA dalam proses replikasinya membuat sebuah salinan DNA dari RNA yang ada didalam
virus. Gen DNA tersebut yang memungkinkan virus untuk bereplikasi.seperti halnya virus
yang lain,HIV hanya dapat bereplikasi di dalam sel pejantan. HIV merupakan virus yang
memiliki selubung virus (envelope), mengandung dua kopi genomic RNA virus yang
terdapat di dalam inti. Di dalam inti virus juga terdapat enzim-enzim yang digunakan untuk
membuat salinan RNA yang deperlukan untuk replikasi HIV yakni : reverse transcriptase,
integrase dan protease. RNA diliputi oleh kapsul berbentuk kerucut terdiri atas sekitar 2000
Individu yang telah terinfeksi oleh HIV dapat diklasifikasikan menjadi empat
golongan,yaitu :6
lymphadenopathy (PGL).
4. Simtomatik dengan ancaman jiwa (life threatening) akibat adanya infeksi oportunistik
3. Struktur antigenic : ada dua, yaitu HIV-I dan HIV-II yang mempunyai persamaan
dalam tropisma spesifiknya terhadap limfosit T4, tipe efek sitopatik yang spesifik
pada biakan sel in vitro, tetapi berbeda secara biologic molekuler dan tropismanya
pada anggota golongan kera (HIV-I menginfeksi simpanse dan HIV-II golongan
makakus).
4. Mempunyai RNA yang terdiri dari dua subunit identik (9.200 pasang basa) dengan
tiga gen utama (gag,pol dan env) serta beberapa gen tambahan
template primer poly A dan oligo dT atau poly C dan oligo dG.
7. Tropisma : spesifik, selektif tinggi dari HIV terhadap sel limfosit T-helper (OKT4-
seluler.
8. Sitopatologi : HIV pada biakan sel limfosit menimbulkan efek sitopatik yang khas
berupa sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell). pada permukaan sel dari
biakan sel leukemik secara in vitro akan terlihat adanya tonjolan-tonjolan (budding)
9. Virus dapat di adaptasikan untuk mengadakan replikasi dalam stable cell lines seperti
sel limfoblastoid B yang ditransformasikan oleh virus Epstein-Barr (EBV), biakan sel
leukemik strain H9,HUT78 dan CEM.( MO UI) (buku ajar mokroniologi kedokteran
UI)
WHO telah mengembangkan sistem stadium klinis berdasarkan kriteria klinis. Berikut
klasifikasi stadium klinis untuk infeksi HIV
Stadium klinis 1
BB turun 5-10%
Stomatitis
Dermatitis seboroik
Prurigo
Herpes zooster
ISPA berulang
Ulkus mulut berulang
Stadium klinis 3
BB turun >10%
Kandidiasis oral
Oral hairy leukoplakia
Lebih dari 1 bulan : Diare dan demam tanpa sebab yang jelas
Infeksi bakteri yang berat
TB paru
Hb < 8g, Lekosit < 500, Trombosit < 50.000,
Gingivitis/ periodenitis ulseratif nekrotikan akut
Stadium klinis 4
HIV wasting syndrome: sangat kurus disertai demam kronik dan/ atau
diare kronik
Kandidiasis esofagus: nyeri hebat saat menelan
>1 bulan : ulserasi herpes simpleks
Limfoma
Sarkoma kaposi
Kanker serviks invasif
Retinitis CMV
Pneumonia pneumosistis: pneumonia berat disertai sesak napas dan
batuk kering
TB ekstraparu
Meningitis kriptokokkus
Abses otak
Ensefalopati HIV
Perjalanan infeksi HIV yang khas menghabiskan waktu sekitar satu dasawarsa.
limfoid, masa laten klinik, timbulnya ekspresi HIV, penyalit klinik dan kematian. Lama
waktu antara infeksi promer dan perkembangan penyakit klinik rata-rata sekitar 10 tahun
.kematian biasanya terjadi dalam 2 tahun setelah mula timbul gejala klinik.8
Gambaran utama infeksi HIV adalah penurunan limfosit yang menginduksi T_helper
akibat tropisme HIV untuk populasi limfosit ini yang mengekspresikan penanda fenotipik
CD4 yang permukaannya. Molekul CD4 adalah reseptor utama untuk HIV; molekul ini
memiliki afinitas tinggi terhadap selubung virus. infeksi dapat dihambat melalui antibody
monoklinal terhadap CD4 dan melalui rekombinan CD4 terlarut. Subset tertentu dari monosit
dan makrofag juga mengekspresikan molekul CD4 dan sel-sel ini dapat berikatan dan
E. Gambaran klinik.
AIDS ditandai dengan penekanan yang nyata terhadap system imun dan
perkembangan neoplasma yang tidak lazim (khususnya Sarcoma kaposi) atau dengan
berbagai infeksi oportunistik berat. Gejala yang lebih serius pada orang dewasa sering
didahului dengan suatu prodroma (diare dan penurunan berat badan) yang dapat meliputi rasa
lelah, malaise, penurunan berat badan, demam sesak napas, diare kronik, bercak putih pada
lidah (Hairy lekoplakia, kandidiasis oral) dan limfadenopati. Gejala penyakit pada saluran
pencernaan mulai dari esophagus sampai colon merupakan penyebab utama dari kelemahan.
Jangka waktu antara infeksi primer dengan HIV dan penampakan gejala klinik yang pertama
biasanya cukup lama pada orang dewasa, rata-rata sekitar sepuluh tahun.kematian terjadi
Penyebab paling sering dari morbiditas dan mortalitas di antara pasien dengan infeksi
HIV stadium lambat adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi berat yang ditimbulkan oleh
penyebab yang jarang menimbulkan penyakit serius pada orang dengan fungsi imun yang
baik. Akibat perkembangan pengobatan untuk beberapa pathogen umum dan penatalaksanaan
pasien AIDS, maka memungkinkan mereka untuk bertahan hidup lebih lama, sehingga
Infeksi oportunistik yang paling lazim pada pasien AIDS adalah sebgai berikut :
protozoa).
HIV ditularkan melalui kontak seksual, pemaparan darah atau produk darah yang
terkontaminasi dengan cara parenteral dan dari ibu ke anaknya selama masa
perinatal.adanya penyakit yang ditularkan secara seksual, seperti sifilis, gonore, atau
chancroid, meningkatkan risiko pebularan HIV seksual sebanyak seratus kali lipat.
Diduga, proses peradangan dan ulkus akan memudahkan pemindahan sel yang terinfeksi
HIV . Orang-orang yang bersifat positif virus tetapi asimtomatik dapat menularkan virus.8
Jalur penularan (darah ,seks dan waktu lahir) merupakan penyebab dari hampir
seluruh infeksi HIV, tetapi tetap harus diperkirakan bahwa di lingkungan yang jarangpun
dapat juga terjadi penularan melaui cara lain, terutama melalui kontak dengan saliva, kontak
lain yang tidak disengaja dengan orang-orang yang terinfeksi HIV atau vector serangga
tidak terdapat bukti mengenai penularan virus dibawah kondisi yang tidak biasa.8
G.
Tes Antibodi HIV
Cara luas yang tersedia dalam mendeteksi individu terinfeksi HIV adalah dengan
deteksi antibodi HIV dengan serum atau contoh plasma. Tes antibodi HIV dilakukan dengan
dua cara, yaitu:9
1. EIA (secara resmi lebih dikenaldengan ELISA)
2. Sederhana/ rapid (misalnya rapid immunobinding assay)
1.
Sufiawati I,Priananto FR.Manifestasi oral yang berhubungan dengan tingkat imunosupresi
pusat.Universitas Indonesia.
2011.
3. Astari L,sawitri, safitri YE,hinda PS.Viral load pada infeks HIV [Telaah
yeasts of the oral cavity. Communicating Current Research and Educational Topics
9.