You are on page 1of 8

LAPORAN KASUS

3.1. Identitas Penderita


Nama : Hardi
Usia : 81 th
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Penawangan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Status : Menikah
SukuBangsa : Jawa (WNI)
Ruangan : lamboyang
Masuk RSUD : Rabu, 10 Juni 2015

3.2. Anamnesa (Alloanamnesa)


Anamnesis
Keluhan Utama : Bengkak seluruh tubuh dan sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Onset : 1 bulan yang lalu
Lokasi : dada
Kualitas : sesak nafas berulang dan nyeri dada
disertai batuk
Kuantitas : Keluhan tersebut membuat penderita tidak
nyaman saat melakukan aktivitas
Faktor yang memperberat : bertambah nyeri jika aktivitas sehari hari
Faktor yang memperingan : berbaring
Gejala Penyerta : lemas, BAB (+), BAK (-)
Kronologi : 1 bulan yang lalu pasien mengeluh sesak
nafas berulang dan nyeri dada disertai batuk,
penderita mengeluh benkah pada seluruh
badan sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat sakit dengan keluhan serupa : satu tahun yang lalu pasien
mengeluh sesak nafas, sulit BAB dan di diagnosis menderita
penyakit Infeksi saluran kemih / ISK
Riwayat operasi sebelumnya disangkal
Riwayat nyeri dada/penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit gula disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat alergi obat disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat anggota keluarga pernah atau


sedang menderita keluhan serupa disangkal
Riwayat Psikososial : Penderita tidak bekerja, social ekonomi
kurang

3.3. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Kesan Umum : Tampak sesak
Kesadaran : compos mentis
Bengkak pada wajah dan tangan
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 76x/menit,
Frekuensi nafas : 28 x/menit
Suhu : 36,2C
Kesan : Cardiomegali
3.4. Diagnosis
Udem Anasarka, CHF NYHA I

3.5. Pemeriksaan Penunjang


3.5.1. Hematologi
Hematologi

Hb : 9,3 gr/dl

Leukosit : 9.400 / mm3

Eosinofil : 0

Basofil : 0

Batang : 0

Segmen : 62

Limfosit : 18

Monosit : 20

Trombosit : 247.000 / mm3

Kimia Klinik

Ureum : 52,1 mg/dl

Kreatinin : 0,81 mg/dl

Kolesterol : 172 mg/dl

Trigliserid : 82 mg/dl
Asam urat : 5,75 mg/dl

3.5.2. Pemeriksaan Radiologi

3.5.2.1. Pembacaan Hasil X-Foto Thorax PA


Cor : CTR > 50%
Ellongasio aorta
Pulmo : tampak kesuraman homogen suprahiler
paratrachea dextra
Corakan bronchovaskuler kasar
Diafragma dextra dan sinistra dbn
Sinus costophrenicus dextra dan sinistra dbn
KESAN
Cardiomegali
Bronkhitis
Mendukung masssa mediastinum superior dextra
PEMBAHASAN

Kebanyakan tumor mediastinum tanpa gejala dan ditemukan pada saat dilakukan foto
toraks untuk berbagai alasan. Data frekuensi epidemiologi di SMF Bedah Toraks RS
Persahabatan Jakarta dan RSUD Dr. Sutomo Surabaya prevalensi terjadinya tumor
mediastinum atau tumor paru 94% pada laki laki karena lifestyle seperti merokok dan
lingkungan pekerjaan yang banyak terpapar oleh polusi udara. Keluhan penderita biasanya
berkaitan dengan ukuran dan invasi atau kompresi terhadap organ sekitar, misalnya sesak
napas berat, sindrom vena kava superior (SVKS) dan gangguan menelan. Sesuai dengan
pasien Tn. Hardi mengeluh sesak nafas berulang karena gangguan pertukaran gas, yaitu
ketidakseimbangan antara perfusi dan ventilasi yang disebabkan oleh adannya massa pada
mediastinum superior yang mengakibatkan adanya desakan pada organ sekitar. Pada hasil
pembacaan x-foto thorax didapatkan kesan cardiomegali, bronchitis dan massa mediastinum
superior. Selain adanya massa pada mediastinum, juga terdapat pembesaran jantung yang
dilihat pada gambaran radiologi x-foto thorax. Pembesaran jantung atau cardiomegali terjadi
akibat tekanan darah tinggi pada pasien sehingga jantung harus memompa lebih agar pasokan
darah ke organ lain daoat terpenuhi. Namun jika terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan penebalan otot jantung karena tidak adanya kompensasi dan dapat
menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung kongestif adalah suatu sindroma klinik yang
disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh,
disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena.
KESIMPULAN

Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
yang berada di antara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah
arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah
bening dan salurannya. Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat diperluas, maka
pembesaran tumor dapat menekan organ di dekatnya dan dapat menimbulkan kegawatan
yang mengancam jiwa. Tidak jarang pasien datang dengan kegawatan napas, kardiovaskuler
atau saluran cerna. Bila pasien datang dengan kegawatan yang mengancam jiwa, maka
prosedur diagnostik dapat ditunda. Sementara itu diberikan terapi dan tindakan untuk
mengatasi kegawatan, bila telah memungkinkan prosedur diagnostik dilakukan. Hal penting
yang harus diingat adalah jangan sampai tindakan emergensi tersebut menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkan jenis sel tumor yang dibutuhkan untuk memutuskan terapi
yang tepat.
DATAR PUSTAKA

Beau V, Daniel H, Musani A; 2005; Tumors of the Mediastinum. Dikutip dari :


http://journal.publications.chestnet.org/article.aspx?articleid=1083891
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Tumor Mediastinum (Tumor Mediatinum
Nonlimfoma). Pedoman Diagnostik & Penatalaksanaan di Indonesia
Suprijono A, Chodidjah, Cahyono, A. 2012. kanker paru merupakan faktor risiko terjadinya
efusi pleura di rumah sakit dr. Moewardi Surakarta.
Syahruddin A, Hudoyo A, Jusuf A; Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Persahabatan.
T. Yamamoto, N. Kadoya, N. Takahashi, K. Jingu. 2014. Impactof Tumor Attachment to
the Pleura Measured by a Pretreatment CT Image on Outcome of Stage I NSCLC
Treated With Stereotactic Body Radiation Therapy

You might also like