You are on page 1of 4

DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut WHO (1974), komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Menurut
Koentjaraningrat (1990), komunitas merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat serta terikat oleh
suatu rasa identitas dalam komunitas. Menurut Wahit (2005), komunitas merupakan sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang
relatif sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Menurut WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga
(nurse health family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengidentifikasikan masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain. Menurut Departemen Kesehatan RI(1986), keperawatan kesehatan
masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan
utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

KEPERAWATAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN PESANTREN


Pesantren merupakan tempat untuk mendidik agar santri-santri menjadi orang yang bertaqwa,
berakhlak mulia serta memeiliki kecerdasan yang tinggi. Santri-santri yang berada di pondok
Pesantren merupakan anak didik yang pada dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolah-
sekolah umum yang harus berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi
penerus pembangunan yang perlu mendapat perthatian khusus terutama kesehatan dan
pertumbuhannya. Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak beda dengan
permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang mondok akan
bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka tempati.
Berdasarkan hal tersebut di atas dituntut suatu peran aktif dari masyarakat dalam hal ini adalah
Pesantren bekerjasam dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan kesehatan bagi santri-santri
yang ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan sehat bagi para santri dan masyarakat
Pondok Pesantren serta masyarakat lingkungannya.
UPAYA KEGIATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI AREA KALANGAN SANTRI
Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna yang optimal sehubungan dengan peran serta
Pesantern untuk melakukan pembinaan kesehatan santri-santri diperlukan upaya-upaya yang
meliputi:
Upaya Promotif
1. Pelatihan kader kesehatan Pondok Pesantern yaitu kegiatan pelatihan santri-santri yang berada
di Pondok Pesantren untuk menjadi kader kesehatan yang akan membantu kegiatan pelayanan
kesehatan di Pondok Pesantren tersebut.
2. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan pihak Pondok Pesantren
tentang pesan-pesan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku santri dan
masyarakat Pondok Pesantren mengenai kesehatn jasmani, mental dan social.
3. Perlombaan bidang kesehatn yaitu kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan minat terhadap
kegiatan kesehatn di Pondok Pesantren, misalnya lomba kebersihan, lomba kesehatan dan lain-
lain.
Upaya Preventif
1. Imunisasi , yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pihak kesehatn dibantu pihak Pondok Pesantern
dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tertentu pada santri-santri yang masih berusia
sekolah, misaln ya imunisasi DT dan TT pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
2. Pemberantasan nyamuk dan sarangnya, adalah kegiatan pencegahan penyakit yang disebabkan
gigitan nyamuk dengan jenis kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang dilaksanakan oleh
santri dan petugas serta pihak Pondok Pesantren.
3. Kesehatan lingkungan, yaitu suatu kegiatan berupa pengawasan dan pemeliharaan lingkungan
Pondok Pesantren berupa tempat pembuangan sampah, air limbah, kotoran dan sarana air bersih.
Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan kesehatan lingkungan Pondok Pesantren.
4. Penjaringan kesehatan santri baru guna mengetahui status kesehatan dan sedini mungkin
menemukan penyakit yang diderita para santri.
5. Pemeriksaan berkala guna mengevaluasi kondisi kesehatan dan penyakit para santri di Pondok
Pesantren yang dialksanakan oleh petugas kesehatn dibantu pihak Pondok Pesantren.
Upaya Kuratif dan rehabilitatif .
1. Pengobatan dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap santri dan masyarakat Pondok Pesantren
yang sakit yang dirujuk pihak Pondok Pesantren.
2. Rujukan kasus yaitu kegiatan merujuk santri dan mayarakat Pondok Pesantren yang
mmengidap penyakit tertentu ke fasilitas rujukan legih lanjut untuk mencegah penyakit
berkembang lebih lanjut.
Peran serta lain yang biasanya dilakukan oleh pihak Pondok Pesantern adalah dalam hal
pelayanan gizi di Pondok Pesantren dengan cara:
1. Pemantauan status gizi masyarakat Pesantren dengan kegiatan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan.
2. Pemanfaatan halaman/pekarangan, yaitu memanfaatkan lahan untuk pertanian atau
perikanan/peternakan guna kelengkapan gizi santri.
3. Penanggulangan masalah gizi. Kegiatan bekerja sama dengan pihak kesehatan dalam rangka
mengatasi masalah gizi utama (Gaki atau gangguan akibat kekurangan iudiom, Anemia gizi besi,
Kurang Energi Protein, Kekurangan vitamin A).
4. Pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan.
Masalah lain yang juga berhubungan dengan peran serta Pondok Pesantern guna meningkatkan
derajat kesahatan masyarakat Pondok Pesantern adalah tentang kesehatan lingkungan di Pondok
Pesantren yang meliputi :
1. Lingkungan dan bangunan pondok Pesantren haruslah dalam keadaan bersih tersedia sarana
sanitasi yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan., bangunan yang kukuh.
2. Tata Ruang, sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan.
3. Konstruksi bangunan sesuai dengan persyaratan kesehatan.
4. Kamar/ruang cukup untuk dihuni oleh santri dan sesuai dengan ketentuan kesehatan.
Keterlibatan Pondok Pesantren dalam hal kesehatan yang lain adalah tersedianya Pos Obat Desa
(POD). Pos Obat Desa yang dimaksud adalah suatu tempat dimana masyarakat warga Pondok
Pesantren yang sakit dapat dengan mudah memperoleh obat untuk mengobati santri dengan
murah dan bermutu. Obat-pbat yang dipakai adalah obat-obat yang diperbolehkan yaitu sesuai
dengan letentuan dari pihak kesehatan. Pengelola POD adalah kader yang telah dilatih yang
berada di Pondok Pesantren.

Masalah-masalah kesehatan di pondok pesantren


Kurangnya pemahaman para santri tentang kesehatan di sekitar pondok dapat membuat masalah
pada dirinya sendiri. Masalah tersebut antara lain:
Berkaitan dengan kesehatan lingkungan
1. Sampah yang berserakan di lingkungan pesantren
2. Lantai asrama jarang dipel
3. Air limbah tidak mengalir kedalam got sehingga menjadi sarang nyamuk
4. Bak mandi jarang di kuras Saluran air mandi tersumbat oleh sampah
5. Kasur tidak dijemur
Bekaitan dengan masalah tingkah laku
1. Piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makan
2. Sisa makanan yg berserakan di asrama
3. Pakaian yang sudah digunakan bergantungan di dalam asrama
4. Santri tidur dilantai, tanpa selimut dan alas tidur
5. Ember sabun, sepatu dan sandal diletakkan sembarangan di dalam asrama.
6. Bantal sering dipakai bersama-sama
7. Menghidangkan makanan tidak ditutup
8. Sesudah BAB tidak cuci tangan dengan sabun dan WC tidak disiram sampai bersih
9. Pakaian basah dijemur di dalam asrama.
Berkaitan dengan masalah Gizi
1. Mie dijadikan makanan pokok
2. Menu makanan kurang bervariasi
3. Santri tidak sarapan pagi
4. Mengambil porsi makanan yang tidak sesuai
Berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana
1. Ruang asrama tidak sesuai dengan jumlah penghuni
2. Kurangnya obat-obat ringan dan P3K
3. Kurangnya tempat menjemur pakaian
Agar tidak menjadi masalah yang sangat besar maka para santri harus menerapkan pola hidup
sehat di lingkungan pesantren. Pola hidup sehat seperti berikut:

Hirup Udara Bersih


Dapat di mulai dengan membiasakan diri untuk bangun di pagi hari, lalu keluar kamar dan
menarik napas pelan-pelan secara mendalam. Udara pagi merupakan udara yang sangat baik bagi
tubuh anda, sebab udara pagi biasanya belum tercemar dari berbagai macam polusi yang biasa
terjadi di siang hari. Sehingga hal tersebut dapat membantu untuk membersihkan paru-paru dan
memberikan udara segar untuk paru-paru anda, anda juga dapat menyerap oksigen yang sehat
untuk disalurkan ke otak. Sehingga akan mudah berfikir lebih baik lagi. Selain itu juga perlu
menghindari asap rokok, kenalpot, dan juga debu.

Minum Air Putih


Air putih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan minuman apapun. Maka oleh sebab itu
banyak dokter untuk menyarankan untuk mengkonsumsi minimal 8 gelas perhari, sebab air putih
sangat memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, yakni menetralisir racun di dalam tubuh, serta
dapat melancarkan metabolisme dalam tubuh sehingga tubuh dapat lebih terasa segar dan sehat.

Sarapan Yang Sehat


Ada baiknya jika anda tidak melewatkan sarapan di pagi hari. Sarapan di pagi hari merupakan
kegiatan yang baik untuk dilakukan sebelum melakukan kegiatan diluar rumah, karena tubuh
membutuhkan suplai energi pada saat melakukan aktivitas.

Beraktivitas Seimbang
Bekerja keras itu memang sangat baik, namun sebaiknya perlu meluangkan waktu sejenak untuk
beristirahat. Tidak dianjurkan anda memforsir diri untuk melakukan aktivitas tanpa istirahat,
sebaiknya melakukan istirahat selama 7-8 jam sehari dan melakukan olahraga yang teratur. Tidur
terlalu lama pun bukan juga hal yang baik, sebaiknya anda melakukan 2 hal tersebut secara
berimbang.

Hindari Pola Makan Yang Tidak Sehat


Pola makan yang tidak sehat tentu berada di dalam kandungan makanan cepat saji, makanan
yang memiliki kandungan lemak yang tinggi, serta minuman yang beralkohol dan juga soda.
Rokok juga menjadi hal yang buruk bagi kesehatan, sebaiknya menghindari gaya dan pola hidup
tidak sehat dengan tidak melakukan tips diatas.

You might also like