You are on page 1of 18

Panduan Implementasi

program
PENGUATAN
POSYANDU

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU B


Panduan Program PENGUATAN POSYANDU C
PANDUAN PENGGUNAAN
BUKU PANDUAN IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN POSYANDU

Panduan Implementasi Program Penguatan Posyandu disusun guna


menggugah semangat kemitraan berbagai pihak (pemerintah, sektor
swasta dan organisasi masyarakat) demi keberlanjutan program
Penguatan Posyandu, maupun program-program peningkatan kualitas
kesehatan dan pendidikan anak lainnya.

Panduan Impelementasi Program Penguatan Posyandu ini dibuat dalam 2


versi; cetak dan digital. Panduan Implementasi versi cetak berisi intisari
Panduan Implementasi Program Penguatan Posyandu, tanpa panduan
khusus di tiap tahapannya. Pembaca versi cetak harus membuka versi
digital agar dapat memperoleh panduan lengkap dalam tiap tahapan
program.

Panduan Implementasi Program Penguatan Posyandu versi digital dibuat


dalam format pdf. Membuka versi digital, pembaca akan langsung masuk
ke Panduan Implementasi Program Penguatan Posyandu. Pada panduan
tersebut, setiap tahapan yang membutuhkan panduan khusus akan diberi
blok biru. Untuk dapat mengakses pembaca dapat langsung meng-klik
file yang diberi blok biru. Secara otomatis, panduan yang dimaksud akan
terbuka. Untuk kembali ke teks awal, dapat mengklik nama file awal,
Panduan Impelementasi Program Penguatan Posyandu.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU D


Panduan Program PENGUATAN POSYANDU

Making Food Go Further:


Mitigating and Ensuring Future Resilience and Stronger Households
(FRESH) in Indonesia

1. Latar Belakang Program


Program Making Food Go Further: Mitigating and Ensuring Future Resilience
and Stronger Households in Indonesia, atau di singkat dengan Program FRESH
dan di lapangan lebih dikenal dengan Program Penguatan Posyandu.
Beberapa permasalahan yang melatarbelakangi program FRESH adalah
bahwa sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar yang di lakukan oleh Kementrian
Kesehatan RI pada tahun 2007, Indonesia masih diwarnai oleh kasus kurang
gizi seperti yang tergambar pada hasil riset di bawah ini:
36.8 % pendek (TB/U)-Riskesdas 2007
18.7% gizi kurang (BB/U)-Riskesdas 2007
13.4 % Balita Kurus (BB/TB)-Riskesdas 2007
46.2 % cakupan Imunisasi lengkap nasional-riskesdas 2007

Dan pada tahun 2002, Helen Keller melakukan penelitian praktek pemberian
ASI Eksklusif dengan hasil survey menunjukan angka 8 % untuk pelaksanaan
ASI eksklusif. Sedangkan penelitian yang lain dari Helen Keller tahun 2004,
bahwa hanya 15 % anak tidak mampu yang ikut kegiatan Early Childhood
Development.
Beberapa penyebab langsung yang bisa diidentifikasi berkaitan dengan angka
kejadian diatas bahwa rendahnya pola pemberian makan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Di samping itu juga frekuensi kesakitan yang terjadi diantara
anak balita turut berkontribusi terhadap permasalahan gizi yang ada.
Adapun penyebab tidak langsung yang juga turut menyumbang situasi yang
ada adalah biaya kesehatan yang tidak terjangkau oleh semua masyarkat serta
konsentrasi ECD (Early Childhood Development) atau PAUD dan sejenisnya
yang lebih ke arah perkotaan.
Untuk itulah, program FRESH ini di rancang dengan tujuan memperbaiki
praktek pemberian makan, perilaku kesehatan dan layanan kesehatan yang
berbasis masyarakat serta pelayanan perkembangan anak usia dini dalam
rangka memperkuat daya tahan keluarga melalui perbaikan kesehatan, gizi
dan status perkembangan anak-anak di Jawa Barat.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 1


Program FRESH merupakan program Kemitraan antara Save the Children dan Kraft
Foods Foundation, yang diimplementasikan sejak April 2009 hingga Maret 2012 di 3
kabupaten di Provinsi Jawa Barat; Bekasi, Karawang dan Bandung Barat dengan 648
Posyandu dan 217 Posyandu diantaranya mendapatkan layanan anak usia dini.

2. Langkah-Langkah Program FRESH


Posyandu bukanlah barang baru bagi bangsa Indonesia. Sejak dicanangkan oleh
pemerintah tahun 1990, Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai dapat diandalkan
sebagai upaya peningkatan kesehatan balita yang berbasis sumber daya masyarakat
dengan akses kepada modal sosial budaya masyarakat seperti nilai tradisi gotong
royong menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Namun demikian,
sejak terjadinya krisis, kegiatan Posyandu juga ikut menurun. Hal ini disebabkan
karena banyak faktor antara lain: terdapat banyak program titipan, kader kurang
aktif dan kurang semangat, ada pendekatan proyek yang melemahkan inisiatif
masyarakat, kurangnya pemberdayaan, belum jelasnya siapa pemilikposyandu
serta mandegnya pokja dan pokjanal posyandu.
Dalam menghadapi era otonomi dan desentralisasi, upaya revitalisasi posyandu
yang dicanangkan melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor: 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi
Posyandu perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan.
Program FRESH dapat dikatakan pendukung terhadap terlaksananya Revitalisasi
Posyandu karena di dalam program FRESH menitik beratkan pada tumbuh dan
kembang anak balita. Tumbuh, ditujukan untuk memperbaiki praktek pemberian
makanan, perilaku kesehatan, & layanan kesehatan berbasis masyarakat. Sedangkan
kembang, ditujukan untuk memberikan akses layanan pengembangan anak usia dini
(Early Childhood Development/ECD). Jika kegiatan yang berorientasi pada tumbuh
dan kembang ini dilakukan secara bersama maka akan dapat memperbaiki dan
meningkatkan derajat kesehatan, gizi dan status perkembangan anak-anak balita
sehingga akan memperkuat daya tahan keluarga-keluarga dalam situasi apapun.
Lebih jauh, kegiatan tumbuh dan kembang ini merupakan kegiatan terintegrasi dalam
satu wadah posyandu, walaupun tempat kegiatannya tidak harus selalu satu atap.
Keunikan dalam program FRESH ini adalah terletak pada pemanfaatan potensi lokal
yang dimiliki oleh desa dan juga dalam lingkup yang kecil, keluarga yang tidak mampu
akan tetapi balitanya sehat. Disamping itu, pengawasan yang spesifik merupakan
kunci keberhasilan dari suatu capacity building, serta mobilisasi masyarakat untuk
mendapatkan komitmen pelaksanaan program dan dukungan secara berkelanjutan
baik dari masyarakat maupun pemangku kepentingan lain merupakan hal yang tidak
bisa dilewatkan.
Berikut adalah skema dan penjelasan langkah-langkah program yang dapat dijadikan
panduan untuk mereplikasi pendekatan program:

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 2


TOT bagi Master Trainer TOT bagi Core Trainer

1 2 3 4
Pelatihan bagi
Mobilisasi Penelitian kader tentang
Pertemuan
Masyarakat Formatif masyarakat di
1. Pengelolahan Dasar tingkat desa:
Sosialisasi program Waktu: - Update program
Posyandu: 4 hari
untuk mendapatkan 2 Minggu/Desa - Sosialisasi menu
2. Kesehatan dan Gizi
komitmen dari lokal sehat
Anak: 4 hari
masyarakat
3. Pengembangan
Waktu: Waktu: 1 kali
Anak Usia Dini: 4
2 Minggu/Desa hari

Parenting Support
5
Group: Diskusi 6.1
tentang Posyandu,
Pos PAUD, isu-isu Posyandu:
Kegiatan rutin
anak termasuk - Update program
6.4 kesehatan dan
posyandu
- Makanan lokal
termasuk
nutrisi sehat
sosialisasi menu
Waktu: lokal sehat dan Waktu: 1 kali
1 kali per bulan sosialisasi PAUD
Waktu: Orientasi PAUD bagi
1 kali per bulan orang tua anak
usia 3-5 tahun,
untuk mendapatkan
komitmen orang tua,
7 kesepakatan waktu
dan tempat kegiatan.

Waktu: 1 kali

6.3 8
Promosi Makanan &
Pendidikan Orangtua
Kegiatan PAUD
di Pascayandu Kegiatan PAUD
- Pesan Kesehatan Tingkat Desa:
2-3 x per tahun
bagi Anak Usia
dan Nutrisi
- Perilaku Hidup Bersih Tingkat Kecamatan:
3 - 5 tahun
dan Sehat (PHBS)
- Perkembangan Anak
6.2 1 x per tahun
Waktu:
Usia 0 - 5 tahun 2 kali per minggu
@ 1-2 jam
Waktu:
1 kali per bulan

9
Pelatihan
Permainan &
Bahan Ajar Lokal
(pengembangan
kurikulum)
Durasi: 2 hari
(door to door)

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 3


Langkah 1: Mobilisasi Masyarkat
Mobilisasi masyarkat diawali dengan pertemuan informal dengan beberapa tokoh
masyarakat dan tokoh agama yang telah teridentifikasi sebelumnya. Tujuan dari
pertemuan informal ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan
kesehatan, gizi dan perkembangan anak balita di wilayah tersebut. Sedangkan pertemuan
formal dengan tokoh masayarkat, tokoh agama, kader, Perwakilan Puskesmas, Kepala
Desa atau yang mewakilinya, RT, RW, dan PKK adalah untuk memetakan permasalahan,
memetakan potensi lokal, mensosialisasikan serta meminta komitmen bersama untuk
melakukan program secara bersama-sama. Salah satu metode yang bisa di gunakan
dalam pertemuan ini adalah PRA (Participatory Rural Appraisal). Adapun tahap mobilisasi
masyarakat bisa dilihat dalam Mobilisasi Masyarakat.pdf

Langkah 2: Penelitian Formatif


Penelitian Formatif pada program FRESH di lakukan untuk menemukan perilaku yang
dipraktekan oleh keluarga tidak mampu namun mempunyai balita yang sehat. Konsep ini
dikenal dengan Pendekatan Penyimpangan Positif. Perlilaku-perilak tersebut berkaitan
dengan pola pemberian makan, perawatan, kebersihan dan perilaku menuju sehat.
Adapun langkah langkah melakukan Penelitian Formatif dapat dilihat pada Langkah-
Langkah Penelitian Formatif.pdf serta alat yang digunakan dapat dilihat dalam Daftar
Pertanyaan FGD.pdf dan Daftar Pertanyaan Keluarga PD.pdf

Langkah 3: Pelatihan Kader


Setelah proses Penelitian Formatif selesai di setiap Desa, maka langkah selanjutnya
adalah memberikan Pelatihan kepada kader yang di fasilitasi oleh Core Trainers. Ada
3 jenis pelatihan yang diberikan dalam program ini. Pertama, Pelatihan Pemberian
Makan Pada Bayi dan Balita; Kedua, Pelatihan Menejemen Dasar Posyandu; dan yang
Ketiga, Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk jenis pelatihan yang ketiga, hanya
di berikan kepada Posyandu dimana di sekitarnya tidak ada PAUD atau ada akan tetapi
tidak sebanding dengan jumlah anak yang ada. Di samping itu juga, Posyandu tersebut
memiliki sumber tenaga yang memadai, memiliki tempat yang bisa digunakan, serta
yang paling penting adalah komitmen dari kader, pemerintah lokal (Kepala desa, RT, dan
RW), serta masyarakat. Keempat, Pelatihan Permainan dan Bahan Ajar Lokal; Setelah
Posyandu yang telah mendapatkan Pelatihan PAUD membuka layanan PAUD selama
1-2 bulan, langkah selanjutnya adalah Kader PAUD diberikan pelatihan Permainan dan
Bahan Ajar Lokal.

3.1: Pelatihan Pemberian Makan Pada Bayi dan Balita


Dengan dukungan dari Kraft Foods, Save the Children melalui program FRESH,
bekerja di 648 Posyandu di 3 kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 4


Barat, Bekasi dan Karawang. Dan, di 217 Posyandu diantaranya menggunakan
pendekatan terintegrasi dalam menanggulangi kesehatan, gizi, dan pengembangan
anak usia dini karena status kesehatan dan gizi serta perkembangan anak-anak
sangat berhubungan erat.
Salah satu dari hasil yang ingin dicapai dalam program ini adalah anak di bawah
5 tahun (Balita) dan wanita usia produktif memiliki akses terhadap layanan gizi,
kesehatan, dan pengembangan anak usia dini berbasis masyarakat yang berkualitas.
Hasil ini antara lain akan dicapai dengan kegiatan Pemberian makan dan menu sehat
yang interaktif melalui pendampingan oleh kader untuk memberikan ketrampilan
memilih, mempersiapkan, dan memberi makanan yang tersedia secara lokal dan
terjangkau harganya.
Selain itu, melalui program ini diharapkan keluarga memiliki ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang sehat dan terjangkau
harganya dalam rangka memperbaiki praktek pemberian makan dan pengasuhan
bagi anak di bawah usia lima tahun. Hasil ini diharapkan akan dicapai melalui
kegiatan penyebaran materi pembelajaran kesehatan dan gizi berisi pesan-pesan
tentang makanan yang tersedia secara lokal, ASI, imunisasi dan kebersihan.
Untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian program tersebut, disusun buku
panduan pelatihan, mengenai kesehatan dan gizi anak. Buku panduan ini dilatihkan
kepada kader Posyandu yang termasuk calam cakupan program oleh para pelatih
di masing-masing kabupaten dalam kemasan Pelatihan Pemberian Makan pada
Bayi dan Balita.
Setelah melihat berbagai panduan pelatihan yang selama ini telah ada dan
digunakan di kegiatan Posyandu, disepakati bahwa dalam program ini tidak akan
disusun sebuah buku panduan pelatihan baru. Sudah banyak panduan pelatihan
dikembangkan dan diterapkan berkaitan dengan pengelolaan Posyandu, kehadiran
buku panduan pelatihan baru dapat saja membingungkan kader yang seakan-
akan mendapat materi yang baru, meskipun isu yang disampaikan sama dengan
panduan pelatihan maupun pelatihan yang sudah pernah mereka terima.
Panduan pelatihan yang digunakan selama program bersumber dari beberapa buku
panduan pelatihan yang telah ada dan diterapkan sebelumnya. Dari berbagai buku
sumber tersebut kemudian dipilih beberapa panduan pelatihan yang dianggap sesuai
dengan program dan kebutuhan untuk peningkatan kapasitas kader, terutama di
tiga kabupaten yang menjadi wilayah pelaksanaan program.
Pengembangan buku panduan pelatihan ini diawali dengan lokakarya bersama
24 peserta yang terdiri dari unsur Pemerintah (15 peserta), Non Pemerintah (1
peserta) dan Save the Children (8 peserta). Unsur pemerintah yang hadir dalam
lokakarya pertama adalah Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Jawa Barat,
BKKBN, PKK Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan, BPPKB dan BPTKM- Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 5


Dalam lokakarya tersebut didiskusikan mengenai kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kader. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, peserta lokakarya selanjutnya
menyepakati beberapa panduan pelatihan yang dianggap perlu untuk dilatihkan
kepada kader selama program FRESH. Pertimbangan dalam pemilihan tema
tersebut antara lain adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan kader saat
ini terhadap suatu materi. Begitu pula kesesuaian materi tersebut dengan tujuan
dan strategi program FRESH.
Buku panduan pelatihan yang menjadi sumber utama pengembangan panduan
pelatihan Kesehatan dan Gizi Anak ini adalah Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita
yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2009.
Beberapa materi lain yang terkait berasal dari Modul Sembilan Pesan dan Kurikulum
dan Modul Kegiatan Praktik Perilaku dan Pemulihan Gizi (KP3G) Melalui Pendekatan
Positive Deviance. Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
2008 dengan kerjasama Save the Children dan Positive Deviance Resource Centre
FKM UI.
Setelah terpilih beberapa panduan pelatihan, selanjutnya dilakukan lokakarya kedua
yang melibatkan peserta dari Dinas Kesehatan ketiga kabupaten yang menjadi
wilayah program serta master trainer di tingkat provinsi. Dalam lokakarya kedua
ini panduan pelatihan yang telah dipilih mendapat masukan untuk memperkaya
isi maupun metode pembelajarannya. Salah satu masukan berasal dari Dinas
Kesehatan ketiga kabupaten dengan memaparkan kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kadernya.
Melalui proses pengembangan seperti ini, diharapkan panduan pelatihan yang akan
dilatihkan tidak dianggap baru bagi kader maupun pihak-pihak yang terkait dengan
pengelolaan Posyandu. Di sisi lain, panduan pelatihan yang lama ini juga menjadi
lebih kaya setelah mendapat masukan dari pengalaman berbagai pihak yang sudah
menerapkan panduan pelatihan sebelumnya. Adapun panduan pelatihan yang sudah
diperkaya dan digunakan dalam program ini bisa di lihat dalam Panduan Pelatihan
Gizi.pdf

3.2: Pelatihan Manajemen Dasar Posyandu


Hasil lain yang ingin dicapai dalam program ini adalah anak di bawah 5 tahun
(Balita) dan wanita usia produktif memiliki akses terhadap layanan gizi, kesehatan,
dan pendidikan anak usia dini berbasis masyarakat yang berkualitas. Hasil ini
antara lain akan dicapai dengan kegiatan perbaikan layanan Posyandu yang sudah
ada melalui pengembangan kapasitas kader agar dapat secara efektif mengatur
pemberian layanan kesehatan berbasis masyarakat.
Untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian program tersebut, disusun panduan
pelatihan mengenai manajemen dasar Posyandu. Buku panduan pelatihan ini akan

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 6


dilatihkan kepada kader Posyandu yang termasuk dalam cakupan program oleh
para pelatih di masing-masing kabupaten.
Setelah melihat berbagai panduan pelatihan yang selama ini telah ada dan
digunakan di kegiatan Posyandu, disepakati bahwa dalam program ini tidak akan
disusun sebuah buku panduan pelatihan baru. Sudah banyak panduan pelatihan
dikembangkan dan diterapkan berkaitan dengan pengelolaan Posyandu, kehadiran
buku panduan pelatihan baru dapat saja membingungkan kader yang seakan-
akan mendapat materi yang baru, meskipun isu yang disampaikan sama dengan
panduan pelatihan maupun pelatihan yang sudah pernah mereka terima.
Panduan pelatihan yang digunakan selama program bersumber dari beberapa buku
panduan pelatihan yang telah ada dan diterapkan sebelumnya. Dari berbagai buku
sumber tersebut kemudian dipilih beberapa panduan pelatihan yang dianggap sesuai
dengan program dan kebutuhan untuk peningkatan kapasitas kader, terutama di
tiga kabupaten yang menjadi wilayah pelaksanaan program.
Pengembangan buku panduan pelatihan ini diawali dengan lokakarya bersama
24 peserta yang terdiri dari unsur Pemerintah (15 peserta), Non Pemerintah (1
peserta) dan Save the Children (8 peserta). Unsur pemerintah yang hadir dalam
lokakarya pertama adalah Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Jawa Barat,
BKKBN, PKK Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan, BPPKB dan BPTKM- Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dalam lokakarya tersebut didiskusikan mengenai kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kader. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, peserta lokakarya selanjutnya
menyepakati beberapa panduan pelatihan yang dianggap perlu untuk dilatihkan
kepada kader selama program FRESH. Pertimbangan dalam pemilihan tema
tersebut antara lain adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan kader saat
ini terhadap suatu materi. Begitu pula kesesuaian materi tersebut dengan tujuan
dan strategi program FRESH.
Buku panduan pelatihan yang menjadi sumber utama pengembangan panduan
pelatihan pengelolaan dasar Posyandu dalam program FRESH adalah Panduan
Pelatihan Kader Posyandu yang disusun oleh Tim Penggerak PKK Pusat, instansi
terkait, dan UNICEF pada tahun 1999. Beberapa materi yang terkait berasal dari
Manual Penggunaan Modul Kegiatan Lima Imunisasi Dasar Lengkap: Panduan untuk
Fasilitator dan Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita.
Setelah terpilih beberapa panduan pelatihan, selanjutnya dilakukan lokakarya kedua
yang melibatkan peserta dari Dinas Kesehatan ketiga kabupaten yang menjadi
wilayah program serta master trainer di tingkat provinsi. Dalam lokakarya kedua
ini panduan pelatihan yang telah dipilih mendapat masukan untuk memperkaya
isi maupun metode pembelajarannya. Salah satu masukan berasal dari Dinas
Kesehatan ketiga kabupaten dengan memaparkan kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kadernya.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 7


Melalui proses pengembangan seperti ini, diharapkan panduan pelatihan yang akan
dilatihkan tidak dianggap baru bagi kader maupun pihak-pihak yang terkait dengan
pengelolaan Posyandu. Di sisi lain, panduan pelatihan yang lama ini juga menjadi
lebih kaya setelah mendapat masukan dari pengalaman berbagai pihak yang sudah
menerapkan panduan pelatihan sebelumnya. Adapun panduan pelatihan yang sudah
diperkaya dan digunakan dalam program ini bisa di lihat dalam Panduan Pelatihan
Posyandu.pdf

3.3: Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini

Program FRESH berfokus pada tumbuh dan kembang. Dua jenis pelatihan diatas
akan berkontribusi terhadap tumbuh anak. Sedangkan untuk merespon kembang,
maka para kader dilatih dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satu dari hasil yang
ingin dicapai dalam program ini adalah anak di bawah 5 tahun (Balita) dan wanita
usia produktif memiliki akses terhadap layanan gizi, kesehatan, dan pengembangan
anak usia dini berbasis masyarakat yang berkualitas. Hasil ini antara lain akan
dicapai dengan kegiatan membentuk layanan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
sebanyak dua kali seminggu bersama kader.
Untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian program tersebut, disusun panduan
pelatihan mengenai pengembangan anak usia dini. Buku panduan pelatihan ini
dilatihkan kepada kader Posyandu yang termasuk dalam cakupan program oleh
para pelatih di masing-masing kabupaten.
Setelah melihat berbagai panduan pelatihan yang selama ini telah ada dan
digunakan di kegiatan Posyandu, disepakati bahwa dalam program ini tidak akan
disusun sebuah buku panduan pelatihan baru. Sudah banyak panduan pelatihan
dikembangkan dan diterapkan berkaitan dengan pengelolaan Posyandu, kehadiran
buku panduan pelatihan baru dapat saja membingungkan kader yang seakan-
akan mendapat materi yang baru, meskipun isu yang disampaikan sama dengan
panduan pelatihan maupun pelatihan yang sudah pernah mereka terima.
Panduan pelatihan yang digunakan selama program bersumber dari beberapa buku
panduan pelatihan yang telah ada dan diterapkan sebelumnya. Dari berbagai buku
sumber tersebut kemudian dipilih beberapa panduan pelatihan yang dianggap sesuai
dengan program dan kebutuhan untuk peningkatan kapasitas kader, terutama di
tiga kabupaten yang menjadi wilayah pelaksanaan program.
Pengembangan buku panduan ini diawali dengan lokakarya bersama 24 peserta
yang terdiri dari unsur Pemerintah (15 peserta), Non Pemerintah (1 peserta) dan
Save the Children (8 peserta). Unsur pemerintah yang hadir dalam lokakarya
pertama adalah Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Jawa Barat, BKKBN, TP.
PKK Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan, BPPKB dan BPTKM- Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 8


Dalam lokakarya tersebut didiskusikan mengenai kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kader. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, peserta lokakarya selanjutnya
menyepakati beberapa panduan pelatihan yang dianggap perlu untuk dilatihkan
kepada kader selama program FRESH. Pertimbangan dalam pemilihan tema
tersebut antara lain adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan kader saat
ini terhadap suatu materi. Begitu pula kesesuaian panduan pelatihan tersebut
dengan tujuan dan strategi program FRESH.
Buku panduan pelatihan yang menjadi sumber utama pengembangan panduan
pelatihan ini adalah modul Parenting Education Training. Save the Children Aceh
Program, 2008. Beberapa materi yang terkait berasal dari Panduan pelatihan
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita. Departeman Kesehatan RI tahun 2009, Modul
Sembilan Pesan, beserta berbagai sumber lainnya.
Setelah terpilih beberapa panduan pelatihan, selanjutnya dilakukan lokakarya
kedua yang juga melibatkan Dinas Kesehatan ketiga kabupaten yang menjadi
wilayah program beserta master trainer di tingkat provinsi. Dalam lokakarya kedua
ini panduan pelatihan yang telah dipilih mendapat masukan untuk memperkaya
isi maupun metode pembelajarannya. Salah satu masukan berasal dari Dinas
Kesehatan ketiga kabupaten dengan memaparkan kondisi pelayanan Posyandu dan
kapasitas kader di wilayah masing-masing.
Melalui proses pengembangan seperti ini, diharapkan panduan pelatihan yang
akan dilatihkan tidak dianggap baru bagi kader maupun pihak-pihak yang terkait
dengan pengelolaan Posyandu. Di sisi lain, panduan pelatihan yang lama ini
juga menjadi lebih kaya setelah mendapat masukan dari pengalaman berbagai
pihak yang sudah menerapkan panduan pelatihan sebelumnya. Adapun panduan
pelatihan yang sudah diperkaya dan digunakan dalam program ini bisa di lihat
dalam Panduan Pelatihan Pengembangan Anak Usia Dini.pdf

Langkah Ke 4 : Pertemuan Masyarakat di Tingkat Desa


Langkah ini bertujuan untuk mensosialisasikan hasil kegiatan yang telah dijalani oleh
kader kepada Kelompok Dukungan Posyandu (Posyandu Support Group) di tingkat
desa. Dinamika yang terjadi dalam pertemuan ini, merupakan cermin dari kegiatan
mobilisasi masyarakat. Secara klasik, kelompok ini diharapkan merangkul tokoh kunci
di masyarakat seperti; kepala desa dan perangkatnya, tokoh masyarakat dan agama;
kelompok pemuda dan kelompok perempuan. Point penting dari kegiatan ini adalah
kaji ulang rencana aksi masyarakat guna mendukung kerja kader di posyandu.
Kelompok Dukungan Posyandu harus mampu melakukan sinkronisasi rencana aksi
dengan kebutuhan kader posyandu. Dukungan yang akan didapat kader dari pertemuan
ini adalah kegiatan nyata kelompok untuk mendukung promosi menu sehat lokal dan
promosi perilaku sehat. Selain itu pertemuan ini untuk mendapat dukungan pendanaan

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 9


di tingkat desa, misalnya dari ADD (Anggaran Dana Desa), BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan) atau sumber pendanaan lain.

Langkah Ke 5 : Pertemuan Masyarakat di Posyandu


Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pelatihan kader; yaitu (1) Pelatihan Pemberian
Makan pada Bayi dan Balita; (2) Pelatihan Dasar Posyandu. Dalam pertemuan ini, terlebih
dahulu kader menyampaikan situasi posyandu; seperti jumlah peserta, kelompok umur
di posyandu, status gizi balita, pemberian ASI dan isu-isu yang penting diketahui oleh
orangtua. Setelah itu, kader menjelaskan tentang pemberian makan pada bayi dan
balita, kandungan gizi bahan makanan sehat lokal, strategi mencegah kurang gizi
dengan memanfaatkan makanan sehat lokal serta bagaimana membuat makanan sehat
lokal yang sesuai dengan porsi balita, baik secara kuantitas maupun menurut angka
kecukupan gizi. Di akhir pemaparan, kader menyampaikan rencana untuk melakukan
promosi- promosi menu sehat lokal dan perilaku sehat lingkungan mereka.
Selanjutnya, kader bersama-sama orangtua membuat rencana promosi menu sehat lokal
dan promosi perilaku sehat. Kegiatan yang dirancang meliputi identifikasi sumber daya
yang dapat membantu kegiatan ini, keterlibatan ibu balita, waktu promosi, penyiapan
bahan promosi serta materi yang akan disampaikan. Rancangan ini menjadi pegangan
kader untuk melakukan kegiatan promosi.

Langkah ke 6 : Kegiatan Rutin di Posyandu


Tahapan ini merupakan cerminan dari kegiatan yang sudah dilakukan pada tahapan
sebelumnya. Kegiatan rutin di Posyandu bukan hal yang baru untuk kader. Di tahap
ini, lebih jauh kader mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperolehnya dalam pelatihan yang telah diberikan. Layanan yang diberikan tentu saja
menunjukkan kemajuan dibandingkan layanan yang dilakukan sebelumnya.

6.1: Kegiatan Posyandu termasuk sosialisasi menu sehat lokal dan sosialisasi
PAUD
Tahapan ini adalah kegiatan di hari posyandu. Kegiatan dasar yang diberikan
meliputi : pendaftaran, penimbangan, pencatatan, konseling hingga layanan dari
pemerintah (umumnya hanya pemberian imunisasi dan pemeriksaan ibu hamil).
Tentu saja, karena kader telah mendapat pelatihan, layanan yang diberikan menjadi
lebih baik. Untuk mengamati peningkatan kapasitas kader dengan melihat layanan
penimbangan dan konseling. Di layanan penimbangan diamati tinggi dacin; angka
di dacin harus sejajar dengan mata kader yang bertugas di layanan ini. Masih di
layanan penimbangan, membaca hasil penimbangan penting untuk diamati; kader
tidak lagi membaca hasil penimbangan di kelipatan 0,5 kg.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 10


Titik monitoring lainnya adalah pemberian konseling sederhana. Program FRESH
mengembangkan alat bantu untuk membantu kader melakukan konseling
sederhana. KMS besar, lembar balik kesehatan ibu anak didistribusikan di posyandu
agar kader dapat memberikan konseling sederhana. Dengan demikian, setiap ke
posyandu ibu balita (minimal) mengetahui perkembangan berat badan anaknya
dan makna pita warna timbangan anaknya.
Di posyandu, kader juga mempromosikan menu sehat lokal yang sudah disusun
dalam pelatihan. Promosi tidak sebatas menu lokal, tetapi juga perilaku sehat
khususnya cuci tangan pakai sabun. Kegiatan ini dilakukan secara interaktif.
Dengan cara ini, orangtua akan belajar secara langsung dari kader tentang cara
pengolahan bahan makanan lokal menjadi makanan sehat; menghitung angka
kecukupan gizi bagi balita, belajar strategi pemberian makanan untuk balita serta
perilaku sehat.
Di setiap promosi, kader akan membuat menu yang akan dipromosikan; serta akan
menyampaikan satu pesan kesehatan. Dengan cara demikian, peserta posyandu,
akan mendapat pengetahuan baru setiap datang ke posyandu. Tidak hanya itu,
balita mendapat PMT baru. Makanan yang dibuat dari bahan makanan lokal,
tetapi dibuat masakan baru dengan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan
balita. Dengan cara ini, hari posyandu diharapkan menjadi waktu yang ditunggu
oleh ibu dan balita; hadir dengan satu harapan Hari ini apa lagi ya ?
Di hari posyandu, kader akan mempromosikan kegiatan PAUD yang dilaksanakan
di wilayah mereka. Diharapkan ibu membawa balitanya (usia 3-5 tahun) ke PAUD
untuk mengikuti kegiatan guna menstimulasi perkembangan anaknya. Anak yang
mengikuti PAUD diharapkan lebih siap ketika harus melanjutkan sekolah ke jenjang
TK atau SD.

6.2 : Festival Makanan Sehat Lokal dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia
Dini
Festival Makanan Sehat Lokal Dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini sebagai
strategi untuk mempromosikan wajah baru kegiatan untuk anak balita. Kegiatan
ini merupakan kegiatan terintegrasi promosi perilaku sehat, makanan sehat lokal
dan stimulasi perkembangan anak usia 3-5 tahun. Dalam kegiatan ini, tidak saja
ibu balita, tetapi semua kelompok masyarakat dapat terlibat atau sekedar melihat
bagaimana miniatur implementasi kegiatan posyandu terintegrasi.
Dalam kegiatan ini, kader dan ibu balita, mempromosikan makanan sehat lokal
yang sudah dilakukan di posyandu. Di kesempatan ini, praktek pemberian makanan
secara aktif dapat dilaksanakan. Tidak ketinggalan, sebelum praktek pemberian
makan, balita didampingi oleh ibu/ayah/pengasuh yang juga harus mencuci tangan
dengan sabun. Kegiatan ini sekaligus pembiasaan bagi anak.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 11


Dalam kegiatan ini ada 2 tujuan yang akan dicapai yaitu
1. Masyarakat luas terpapar strategi mempertahankan kesehatan balita dengan
cara:
a. Mempersiapkan makanan yang tepat dan terjangkau
b. Menggunakan strategi yang tepat dalam praktek pemberian makan
c. Membiasakan mencuci tangan dengan benar pada saat sebelum makan dan
setelah buang air kecil/besar.
d. Aktif dalam kegiatan pemantauan dan pelayanan kesehatan (Posyandu)
2. Masyarakat mengenal dan memahami pentingnya stimulasi perkembangan anak
usia dini untuk mengoptimalkan pengasuhan di rumah dan lingkungan sekitar.

6.3 : Pendidikan Orang Tua di Pasca yandu


Pendidikan orang tua di pasca yandu untuk memberikan penjelasan kepada ibu/
bapak/pengasuh merupakan startegi untuk memperkuat pesan tumbuh dan
kembang yang sudah disampaikan di posyandu. Secara terperinci, kegiatan ini
bertujuan untuk :
Meningkatkan pemahaman orang tua tentang pertumbuhan & perkembangan
anak, khususnya perkembangan anak usia 0-5 tahun
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat
dalam mendampingi anak berkegiatan di rumah.
Berdiskusi dan penyebaran informasi tentang bagaimana meningkatkan status
kesehatan gizi ibu hamil, bayi dan balita.
Ajang ini penting bagi kader guna memberikan informasi kepada orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebaliknya kader akan mendapat gambaran
dari orangtua bagaimana implementasi pesan tumbuh dan kembang anak di rumah.
Akan terjadi diskusi pengalaman antara ibu/pengasuh dengan kader, sehingga ibu/
pengasuh pasca pertemuan akan mendapat startegi baru yang akan diterapkan di
rumah.

6.4 : Parenting Support Group


Ajang ini penting bagi kader guna memberikan informasi kepada orangtua. Kader
melakukan semacam pertanggungjawaban kepada peserta posyandu tentang
situasi di posyandu. Selain itu, orangtua akan mendapat update hasil kegiatan
posyandu; dan bagaimana rencana untuk merespon situasi tersebut.
Selain itu, pertemuan ini menjadi ajang bagi kader untuk mendapatkan support
atau dukungan dari orangtua /pengasuh balita agar kegiatan posyandu menjadi

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 12


lebih baik. Sharing pengalaman, ide baru dibahas dalam pertemuan ini. Kader
bersama kelompok orangtua kemudian merumuskan startegi untuk membuat
posyandu menjadi kegiatan yang menarik.

Pemantauan dan Pendampingan


Salah satu yang menjadi kekuatan dari program ini adalah pemantauan dan
pendampingan. Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas kader.
Disadari bahwa, pelatihan tidak akan cukup untuk meningkatkan kapasitas kader, perlu
dilakukan pemantauan dan pendampingan.
Pemantauan dan pendampingan langsung diberikan tenaga kepada kader pada saat kader
melaksanakan kegiatan. Dengan datang langsung, pelatih langsung mengoreksi hal-hal
yang belum sesuai dalam pelaksanaan kegiatan. Topik kegiatan yang di pemantauan
dan pendampingan adalah 4 jenis kegiatan ini. Detail materi dalam pemantauan dan
pendampingan bersumber dari kader; saat pelatihan mereka memasukkan materi yang
perlu mendapat pemantauan dan pendampingan. Pasca pemantauan dan pendampingan,
layanan posyandu, promosi makanan lokal sehat serta promosi perilaku kesehatan
dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan lain yang juga perlu mendapat pemantauan dan pendampingan adalah kegiatan
tambahan; selain layanan dasar di posyandu. Di lapangan, kader mengembangkan
pertanian dalam pot untuk sayur mayor bekerja sama dengan dinas pertanian (Kab.
Karawang) atau kader yang menjadikan makanan sehat lokal menjadi kegiatan usaha
(Kab. Bekasi).
Adapun alat yang digunakan dalam mentoring adalah Panduan Pemantauan dan
Pendampingan.pdf

Langkah Ke 7 : Orientasi PAUD


Kegiatan ini merupakan sosialisasi kepada orangtua/pengasuh peserta posyandu tentang
rencana kegiatan PAUD di posyandu. Pada saat itu juga didiskusikan aturan dalam
kegiatan, waktu buka, lokasi kegiatan. Tidak kalah penting, dalam kegiatan ini juga
dipetakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan PAUD.

Langkah ke 8: Kegiatan PAUD anak usia 3-5 tahun


Setelah para orang tua mendapatkan orientasi tentang PAUD pada langkah ke 7, maka
pada hari yang telah disepakati, kegiatan PAUD dimulai 2 kali/ minggu. Namun, pada
kenyataan di lapangan, banyak PAUD yang penyelenggaraannya lebih dari 2 kali dalam
seminggu. PAUD dalam program FRESH menitikberatkan pembelajaran dalam 4 pojok:
Imajinasi, Buku dan Gambar, Pasir dan Air, serta Bentuk. Untuk menegetahui kurikulum

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 13


yang digunakan, dapat dilihat pada Buku Kurikulum PAUD.pdf untuk memahami
penggunaan kurikulum tersebut terlebih dahulu mempelajari Pengantar Kurikulum
PAUD.pdf.

Langkah ke 9: Pelatihan Permainan dan Bahan Ajar Lokal


Setelah Posyandu yang telah mendapatkan Pelatihan PAUD membuka layanan PAUD
selama 1-2 bulan, langkah selanjutnya adalah Kader PAUD diberikan pelatihan
Permainan dan Bahan Ajar Lokal. Tujuan dari pelatihan ini adalah membantu kader
membuat dan mengembangkan kurikulum dengan menggunakan bahan bahan yang
bisa diperoleh di lingkungan sekitar. Panduan Fasilitator TfT PAUD.pdf

Hasil dan Pembelajaran Program Penguatan POSYANDU


Peningkatan kapasitas kader dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia
(lokal) sangat mendukung kemampuan orangtua dan pengasuh dalam memelihara
kesehatan ibu dan anak secara berkesinambungan
Pendampingan paska pelatihan (mentoring) sesuai dengan tantangan di masing-
masing posyandu merupakan hal yang sangat prioritas
Pendidikan orang tua untuk meningkatkan ketrampilan orang tua dalam pengasuhan,
sehingga layanan PAUD yang tersedia tidak mengambil alih peran orang tua
Posyandu harus dikembangkan dengan kerja sama yang erat antara masyarakat,
sektor publik, humanitarian, sektor swasta, kelompok profesi dan pemerintah
Keterlibatan Kraft Foods menunjukkan inisiasi yang baik dari dunia usaha untuk ikut
serta dalam mengurangi kasus kurang Gizi
Memerlukan lebih dari sekadar makanan untuk memerangi kasus kurang gizi yang
terjadi pada anak-anak
Penerapan penggalian kearifan lokal mendukung keberlanjutan program di
masyarakat
Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa banyak permasalahan Infant and Young
Child Feeding, khususnya untuk Pemberian ASI
Untuk mempromosikan ASI Eksklusif, kita harus fokus pada apa yang menjadi
masalah sehingga Ibu tidak berhasil menyusui secara ekslusif
Menu Sehat Lokal vs Makanan Siap Makan artinya tampilan perlu menarik namun
sehat
Untuk anak usia di atas 1 tahun, permasalahan adalah jajanan. Peran dari pengasuh
untuk mendampingi ketika anak jajan sangat diperlukan.
Kebiasaan keluarga saat ini cenderung memilih makanan/jajanan yang siap saji.
Dalam hal ini harus ada yang menyediakan makanan sehat lokal. Kami melihat ada
livelihood opportunity yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 14


Pendataan Posyandu juga menjadi pembelajaran yang sangat penting dalam
program ini. Kader sangat membutuhkan umpan balik ketika mereka di minta
untuk melakukan pendataan. Bekerja sama dengan Universitas Padjajaran,
Save the Children mengembangkan pendataan Posyandu yang berbasis web
dengan mengadopsi Sistem Informasi Posyandu yang berjumlah 7 formulir
pelaporan (SIP). Sistem ini dapat diakses pada link berikut ini: www.posyandu.
net. Semoga system ini menjadi sarana guna perbaikan pendataan Posyandu.
Kerja sama yang erat antara sektor publik, LSM, sektor swasta, masyarakat
dan pemerintah menjadi urat nadi dalam program FRESH dan tentu saja dalam
program-program yang berbasis masyarakat.

Klik link di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut:


1. Buku KIA (Cover Buku KIA2.pdf, Impos KMS Rev 30-03.pdf, Imposition Buku
KIA rev1.pdf, Sticker.pdf)
2. Lembar Balik seri 1.pdf (Sehat dan Selamat Bagi Ibu dan Anak seri 1)
3. Lembar Balik seri 2.pdf (Sehat dan Selamat Bagi Ibu dan Anak seri 2)
4. KMS Besar.pdf (Perempuan dan Laki-laki)
6. Buku Pegangan Kader.pdf
7. Buku Bantu Posyandu.pdf
8. Buku Hidup Sehat dalam Islam.pdf
9. Buku Selalu Ada Senyum di Posyandu.pdf

Panduan Program PENGUATAN POSYANDU 15

You might also like