Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Besar dan luasnya permasalahan akibat TB mengharuskan kepada semua
pihak untuk dapat berkomitmen dan bekerjasama dalam melakukan
penanggulangan TB. Kerugian yang diakibatkannya sangat besar, bukan hanya
dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.
Dengan demikian TB merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Karenanya perang
terhadap TB berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan
kelemahan akibat TB.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap Nn. A
dalam menangani permasalahan penderita tuberkulosis?
C. Tujuan
Mengetahui upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap Nn.A
dalam menangani permasalahan penderita tuberkulosis.
D. Manfaat
1. Mengetahui upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap Nn.A dalam
menangani permasalahan penderita tuberkulosis.
2. Memberikan pelayanan kesehatan keluargan terhadap terhadap Nn.A dalam
menangani permasalahan penderita tuberkulosis.
3. Meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga mengenai penyakit yang
sedang dialami sehingga dapat mendorong penderita melakukan
pemeriksaan rutin.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Definisi
Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri yang menular
dan disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis yang ditandai dengan
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Penyakit tuberkulosis ini
biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar kehampir seluruh bagian tubuh
termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awalbiasanya terjadi 2-10
minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalamipenyakit aktif
karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.Dalam jaringan tubuh kuman
ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Mycobacterium tuberkulosis merupakan kuman aerob yangdapat hidup
terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsialtinggi.
Kuman Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan
Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
B.Cara Penularan
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk
atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet
(percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada
suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh
manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,
saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif
(tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
C. Epidemiologi
Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa sepertiga populasi
dunia (2 triliyun manusia ) terinfeksi dengan Mycobakterium tuberkulosis. Angka
infeksi tertinggi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika, dan Amerika Latin.
Tuberkulosis terutama menonjol di populasi yang mengalami stress, nutrisi jelek,
penuh sesak, perawatan kesehatan yang kurang dan perpindahan penduduk. Pada
tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB
diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB
didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita
akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan
nifas.
Gambar 1 Insidens TB di dunia (WHO, 2004)
BAB III
HASIL DAN PRIORITAS PERMASALAHAN
Kesimpulan:
Keluarga Tn. P berbentuk Extended family. Nn A merupakan anak dari Tn. P yang
merupakan pasien penderita Tuberkulosis pada paru.
B. Status Penderita
I. Identitas Pasien
Nama pasien : Nn. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Grejekan RT 01/ RW 05 Geneng Kec.
Gatak Kab. Sukoharjo
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 23November 2016
No. RM : -
II. Anamnesis
Dilakukan pada tanggal 23 November 2016 jam 09.00 WIB didapat secara
autoanamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien kontrol penyakitnya
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien adalah pasien yang datang untuk kontrol di poli umum
Puskesmas Gatak. Pasien datang dengan tujuan utama untuk kontrol
karena pasien memiliki penyakit tuberkulosis paru. Penyakit TB
diketahui pasien sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengeluh
adanya panas naik turun yang dialami selama dua hari. Sehingga pasien
membawanya berobat ke dokter dan diberitahu bahwa keluhan panas ini
merupakan gejala typus dan diberikan pengobatan untuk typus. Selama 2
hari setelah meminum obat pasien merasa enakan, namun setelah itu
pasien merasa keluhan panas nya timbul kembali sehingga pasien
meminum jamu. Keluhan panas ini kemudian berubah menjadi keluhan
dingin yang dirasakan disekujur tubuh pasien sehingga pasien dibawa
keluarga ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan di rawat inap disana
selama 3 hari. Oleh dokter, pasien menjalani pemeriksaan radiologis
sehingga diagnosis TB dapat ditegakkan. Keluhan lain yang didapatkan
berupa keringat malam, penurunan berat badan, batuk dan pusing.
c. Riwayat Pribadi
1. Riwayat operasi : disangkal
2. Riwayat sakit jantung : disangkal
3. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
4. Gastritis : disangkal
5. Alergi obat dan makanan : disangkal
6. Kejang : disangkal
7. Riwayat asma : disangkal
8. Riwayat sakit serupa : disangkal
9. Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
10. Riwayat Hipertensi : disangkal
d. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat kontak pasien TB : diakui
2. Merokok : disangkal
3. Riwayat minum minuman keras : disangkal
4. Riwayat olahraga teratur : disangkal
5. Riwayat pengisian waktu luang : menonton televisi
f. Anamnesis Sistem
1. Keluhan Utama : panas naik turun
2. Kepala : pusing (+), rambut kepala tidak rontok,
luka pada kepala (-), benjolan/borok pada kepala (-)
3. Leher : tidak ada keluhan
4. Mata : penglihatan berkurang (-), pandangan dobel
(-)
5. Hidung : tidak ada keluhan
6. Telinga : tidak ada keluhan
7. Mulut : tidak ada keluhan
8. Tenggorokan : tidak ada keluhan
9. Pernafasan : tidak ada keluhan
10. Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
11. Gastrointestinal : mual (-), nafsu makan menurun (-)
12. Sistem genitourinaria : BAK 2-3 kali sebelum tidur
13. Neurologi : tidak ada keluhan
14. Psikiatri : emosi labil (-), mudah menangis (-), marah
(-)
15. Muskuloskeletal : kaki kesemutan dan mati rasa
S: sonor
Auskultasi :
- Suara dasar vesikuler
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
- Suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
b. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak.
Palpasi : ictus kordis kuat angkat.
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler,
bisingjantung tidak ditemukan.
4. Abdomen :
Inspeksi :sejajar dinding dada, spider nevi (-), venektasi (-),
distended (-).
auskultasi :peristaltik (+)
Perkusi :timpani, ascites (-)
Palpasi :supel, lien tidak teraba, hepar dalam batas normal,
nyeri tekan (-)
- - -
- - -
- - -
Keterangan :
Hubungan baik
Kesimpulan
Hubungan antar keluarga terjalin dengan baik, kecuali hubungan antara Nn. A
dengan Tn. P dan Tn. B mengalami hubungan yang kurang baik
e. Genogram Keluarga
Alamat lengkap : Grejekan RT 01/RW 05 Geneng Kec. Gatak Kab.
Sukoharjo
Bentuk Keluarga : Extended Family
Diagram Genogram keluarga Tn. P
Keterangan :
= laki-laki
= meninggal = pernikahan
= pasien
Kesimpulan:
1. Penyakit TB tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya
2. Tidak didapatkan penyakit menular
D. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Identifikasi Faktor Perilaku Dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
Dari keterangan yang kami dapatkan, menurut keluarga keterangan
sehat adalah dimana seseorang tersebut dapat melakukan aktivitas sehari-
hari dan mampu bekerja serta tidak merasakan keluhan apapun dalam
dirinya. Namun keluarga ini masih kurang mengetahui bagaimana untuk
menciptakan kondisi sehat tersebut dari gaya hidup dan lingkungan pasien.
Keluarga mengetahui tentang penyakit tuberkulosis yang menderita Nn. A,
namun kurangnya kesadaran Nn. A tentang pengaruh penularan penyakit
tuberkulosis.
Dalam keluarga Tn.Papabila ada anggota yang merasakan tidak
enak badan biasanya mereka segera berobat di pelayanan kesehatan,
Kebiasaan yang dilakukan pertama kali datang ke puskesmas
terdekat.Keluarga pasien Ny.A, kurang mendukung kesembuhan
penyakitnya, meskipun Ny. I menjadi Pengawas Minum Obat (PMO)
untuk Nn. A, namun Nn. A tetap minum obat sendiri dengan kurangnya
pengawasan dari kakaknya. Selain itu juga dengan ditampakkan anak Ny. I
yang selalu diasuh di dekat Nn. A yang sedang menderita penyakit
tuberkulosis. Hal ini akan memudahkan penularan langsung TB terhadapa
anak Ny. I. Nn. A juga kurang memperhatikan diet makannya, sehingga
BB nya sering turun.
2. Faktor Non Perilaku
Pada keluarga Tn.P, tidak terdapat yang memiliki penyakit atau
keluhan yang sama yang dirasakan oleh Nn. A. Tidak terdapat penyakit
keturunan yang diturunkan dari keluarga Nn.A.
Rumah yang dihuni oleh keluarga belum memenuhi standart
kesehatan. Luas bangunan sudah cukup untuk dihuni 5 orang,
pencahayaankurang di setiap ruang seperti kamar, dapur dan kamar mandi.
Namun halaman dari rumah pasien luas dan terdapat sedikit genangan air
dan terdapat binatang unggas ternak di teras rumah pasien. Untuk
kebutuhan air mandi, memasak maupun untuk minum diperoleh dari
saluran air yang disediakan pemerintah.
Diagram Faktor Perilaku dan Faktor Non Perilaku Keluarga Tn. P terhadap
Nn. A
Pengetahuan: keluarga Lingkungan: keadaan rumah
kurang memahami belum memenuhi syarat
penyakit TB penderita kesehatan. Pencahayaan
kurang.
Faktor Perilaku
Kesimpulan :
Identifikasi faktor perilaku keluarga Tn.P terhadap Nn.A yaitu keluarga
kurang memahami penyakit penderita dengan ditunjukkan pasien yang
belum mengetahui penularan dan kontak kuman TB serta Ny.I yang
membiarkan anaknya diasuh Nn.A sehingga memudahkan kontak
penularan TB, pola makan dan minum obat pasien kurang diatur oleh
keluarga penderita. Anggota keluarga, terutama kakak perempuan pasien
Ny. I kurang memperhatikan kesehatan pasien sehingga untuk minum obat
biasanya Nn. A minum obat sendiri tanpa pengawasan PMO dan anak Ny.
I yang mudah terkena penularan langsung kuman TB dari Nn.A yang
sering mengasuh dan dekat dengan anak Ny.I. Faktor non perilaku, rumah
Nn.A belum memenuhi rumah sehat. Ventilasi rumah kurang dengan
ditunjukkan hanya ada 4 jendela di ruang tamu yang jarang dibuka oleh
penghuni rumah. Kurangnya cahaya matahari yang masuk langsung ke
dalam rumah. Hal ini dapat sebagai media yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sumber air yang digunakan untuk
minum, memasak dan mandi dari saluran air dari pemerintah dan kadang
dari sumur. Pasien membuang sampah dengan cara mengumpulkannya di
depan rumah dan membakar sampah tersebut di pengumpuan sampah
warga sekitar yang kurang lebih 10 meter dari rumah pasien. Tidak
terdapat penyakit keturunan pada anggota keluarga. Jika ada anggota
keluarga yang sakit, langsung diperiksakan ke Puskesmas atau Pelayanan
Kesehatanterdekat.
b. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Lingkungan Rumah
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 12 x 7 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya disebuah perkampungan
menghadap ke Selatan. Memiliki pekarangan rumah, dengan pagar
pembatas, terdapat genangan air di pekarangan rumah depan dan hewan
unggas berkeliaran di teras rumah. Pembuangan sampah di luar rumah
dilakukan dengan cara dibakar.
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dilapisi dengan
semen dan cat sedangkan lantai rumah terbuat dari keramik. Rumah ini
terdiri dari 10 ruangan yaitu ruang tamu, 3 kamar tidur,ruang TV, satu
dapur,satu ruang makan, dua kamar mandi, dan ruang untuk menjemur
pakaian. Rumah ini mempunyai dua pintu untuk keluar masuk serta tiga
jendela kayu didepan. Keluarga ini sudah mempunyai fasilitas MCK
keluarga dan fasilitas air dari saluran air yang disediakan oleh pemerintah.
Ventilasi udara belum tersedia di setiap kamar tetapi tidak ada jendela di
kamar, kamar mandi dan ruang tamu dengan kondisi kurang baik untuk
pertukaran udara karena jendela rumah selalu tertutup. Rumah penderita
tidak terlalu terang terutama bagian dalam karena tidak ada jendela di
dalamnya dan kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah. Rumah
pasien terlihat berantakan. Rumah pasien terlihat banyak barang namun
diletakkan di sudut ruangan seperti gudang
Diagram 4. Denah RumahNn. A
Kesimpulan :
Lingkungan rumah belum memenuhi rumah sehat
E. Daftar Masalah
a. Masalah Medis :
1. Tuberkulosis
b. Masalah Non Medis :
1. Anggota keluarga tidak ada menderita penyakit TB
2. Kepedulian keluarga terhadap penyakit penderita kurang dengan
ditunjukkan tanpa ada pengawas minum obat dari keluarga
3. Salah satu anggota keluarga kurang peduli terhadap kesehatan pasien.
4. Rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan.
5. Rumah belum memenuhi syarat rumah sehat
c. Diagram Permasalahan Pasien
Diagram Permasalahan Pasien
Nn. A 25 tahun
TUberkulosis
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : Tidak Penting
2 : Agak Penting
3 : Cukup Penting
4 : Penting
5 : Sangat Penting
Dari matriks permasalahan terdapat 4 poin masalah yang dirutkan sesuai
dengan tingkat prioritasnya. Poin pertama mengenai tingkat pengetahuan pasien
mengenai kesehatan masih sangat kurang, hal ini berhubungan dengan poin kedua
dalam matriks masalah yaitu keadaan rumah pasien. Pada poin ketiga, salah satu
anggota yang tidak terlalu perduli terhadap kesehatan pasien, hal ini sangat
berhubungan dengan dua poin masalah lain yaitu tingkat pengetahuan pasien yang
nantinya akan membentuk kepedulian salah satu anggota pasien dalam
menanggapi penyakit. Pada poin ke empat terdapat pola hidup pasien, pada poin
disini sangat berhubungan dengan poin 1 dan 2 karena dalam hal ini tingkat
pengetahuan dan kepedulian salah satu anggiota akan membentuk pola hidup
pasien yang baik. Oleh sebab itu, ditekankan prioritas yang di perhatikan dalam
masalah di keluarga pasien ada pada tingkat pengetehauan pasien terhadap
penyakitnya.
Adapun cara yang bisa di lakukan untuk meningkatkan pengetahuan
penderita mengenai penyakit yang sedang dialaminya melalui edukasi, sehingga
penderita bisa selalu rutin mengambil dan meminum obat sampai pengobatan
selesai di puskesmas, mengurangi pikiran yang berat terhadap masalah-
masalahnya, menjaga pola makan. Edukasi bagi keluarga, terutama bagi salah satu
anggota keluarga yang kurang peduli diberikan edukasi tentang bahayanya
penyakit yang pasien derita, diberikan pengertian dan mediasi antara pasien dan
keluarga untuk bisa lebih peduli terhadap penyakit pasien, pengertian terhadap apa
yang diinginkan pasien. Memberikan pengertian kepada keluarga untuk selalu
mendukung dan mendorong penderita agar bisa mengendalikan penyakitnya.
Memberitahuan kepada keluarga bagaiman mencegah agar tidak tertular salah
satunya dengan mengusahakan merubah kondisi rumah dengan membuka jendela
setiap hari, membuang sampah pada tempat. Diharapkan dengan peningkatan
pengetahuan penderita dan keluarga, mampu secara rutin tetap kontrol di
puskesmas. Selain itu juga diharapkan akan terjadi membantu penderita dalam
mengendalikan penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih buruk.
Karena pada dasarnya, sangat penting untuk adanya pengetahuan dan kepedulian
yang tinggi tidak hanya dari pasien saja, tetapi juga dari anggota keluarga pasien
yang merupakan lini pertama dalam mengawasi perkembangan penyakit yang di
derita pasien.
39
BAB IV
PEMBAHASANHUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN
PENYAKIT PASIEN
A. Masalah Medis
1. Tuberkulosis Paru
1. Faktor perilaku:
a. Anggota keluarga tidak ada menderita penyakit TB
b. Kepedulian keluarga terhadap penyakit penderita kurang dengan
ditunjukkan tanpa ada pengawas minum obat dari keluarga
c. Rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan.
2. Faktor non perilaku:
a. Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat rumah sehat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan tinjauan pustaka yang ada penulis dapat
membuat kesimpulan bahwa pasien memiliki beberapa permasalahan
diantaranya adalah :
1. Diagnosis Biologis : Tuberkulosis paru
2. Diagnosis Psikologis : Kondisi kejiwaan pasien baik
3. Diagnosis Sosial : Kondisi lingkungan baik, kondisi
rumah kurang baik, hubungan pasien dengan salah satu anggota keluarga
kurang baik, pasien kurang mengetahui penyakitnya, status ekonomi
pasien dan tingkat kesejahteraan cukup.
B. Saran
Dari permasalahan yang ada penulis menyarankan beberapa yang dapat
menyelesaikan permasalahan yang di alami pasien diantaranya adalah :
1. Promotif
Meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga mengenai
penyakit yang sedang dialaminya melalui edukasi terhadap penderita dan
keluarga sehingga penderita bisa terdorong untuk kontrol dan meminum
obat secara ke puskesmas. Memberikan pengertian kepada keluarga untuk
selalu mendukung dan mendorong penderita agar bisa mengendalikan
penyakitnya. Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan penderita dan
keluarga, mampu menumbuhkan kesadaran dalam diri penderita dan
keluarga untuk selalu memeriksakan penyakitnya secara rutin. Selain itu
juga diharapkan akan terjadi perubahan gaya hidup dari keluarga yang akan
membantu penderita dalam mengendalikan penyakit dan mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih buruk.
2. Preventif
- Penderita memakai masker
- Jauhi kontak langsung dengan penderita seperti tidak memakai
peralatan makan bersama
- Makan-makanan yang bergizi dan seimbang
- Jauhkan anak-anak dengan penderita TB dewasa
- Membuka jendela atau pintu di seluruh rumah ketika pagi hari agar
penularan kuman TB dapat dikendalikan
3. Kuratif
Pengobatan Tuberkulosis Paru dengan OAT Fix Dose yang telah disediakan
di Puskesmas
4. Rehabilitatif
Olahraga ringan
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3
Tahun 2015.
5. Gudang