Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
sebagai profilaksis, dan 32% untuk indikasi yang tidak diketahui. Selain itu telah
ditemukan beberapa kuman patogen yang telah resisten terhadap antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat mengakibatkan terjadinya penurunan mutu
pelayanan kesehatan dan keamanan pasien (patient safety) (Connie. S, 1997).
Ketidaktepatan pemakaian antibiotika akan mempengaruhi angka
kematian pasien. Pengaruh peresepan yang tidak tepat terhadap penyakit infeksi di
ruang rawat intensif, memperlihatkan angka kematiannya sangat tinggi jika
kuman patogen sudah resisten terhadap antibiotika yang dipilih (61,9%),
dibandingkan dosis tidak tepat angka kematian lebih kecil yaitu 28,4% (Rasyid,
H.N, 2008).
Kuman yang kebal terhadap antibiotika sering ditemukan pada penderita
yang dirawat secara intensif. Penderita yang dirawat secara intensif biasanya
memerlukan pemakaian fasilitas rumah sakit yang bersifat khusus seperti kateter,
alat bantu pernapasan, alat monitor jantung dan lain-lain, sering terkontaminasi
melalui alat-alat tersebut dengan kuman yang ada di rumah sakit dan biasanya
kuman tersebut telah resisten terhadap antibiotika tertentu
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)
terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap
berbagai jenis antibiotik antara lain : ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan
kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit
didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin
(22%), dan gentamisin (18%).
antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
Durasi pemberian adalah dosis tunggal.
Pedoman pemberian antibiotik profilaksis pada pembedahan adalah
sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011) :
1. Mempunyai risiko untuk infeksi apabila tidak mempunyai agen profilaktik.
2. Harus ada pengetahuan mengenai kemungkinan flora yang berhubungan
dengan luka operasi.
3. Antibiotik profilaksis harus dapat memotong aktifitas patogen terhadap luka
yang terkontaminasi atau pada lapangan operasi.
4. Bila menggunakan lebih dari satu antibiotik, maka antibiotik terpilih harus
berdasarkan mikroorgnisme terbanyak.
5. Antibiotik profilaksis diberikan dalam dosis yang menunjukkan konsentrasi
efektif sebelum kontaminasi bakteri intraoperatif. Pemberian yang dianjurkan
adalah 30-45 menit sebelum insisi kulit (biasanya bersamaan dengan induksi
anestesia).
6. Berikan sesuai dengan dosis efektif. Untuk sefalosporin pada pasien dengan
BB >70 kg, dosis sebaiknya dua kali lipat (contoh, 70 kg: cefazolin 1 g IV,
>70kg: cefazolin 2 g IV).
7. Pelaksanaan pembedahan sampai tiga jam atau kurang, cukup diberikan dosis
tunggal. Apabila pembedahan lebih dari tiga jam, maka memerlukan dosis
efektif tambahan.
8. Vancomycin dapat diberikan untuk pasien dengan alergi
penisilin/sefalosporin.
Dilihat dari waktu saat pemberian antibiotik profilaksis pada umumnya
30-60 menit sebelum operasi, secara praktis umumnya diberikan pada saat induksi
anestesi. Lama pengunaan antibiotik yang digunakan untuk keperluan profilkasis
pada umumnya memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 1-2 jam. Oleh karena itu
pemakaian antibiotik harus diulang apabila operasi telah berlangsung 1 jam atau
lebih. Namun, beberapa antibiotik seperti sefuroksim yang memiliki waktu paruh
1 - 2 jam, dapat bertahan sampai 2 - 4 jam, sehingga dengan pemberian tunggal
11
2.3 AV Fistula
2.3.1 Definisi A-V Fistula
AV fistula adalah koneksi abnormal antara arteri dan vena. Normalnya, darah
mengalir dari arteri ke kapiler ke pembuluh darah . Nutrisi dan oksigen dalam
perjalanan darah Anda dari kapiler ke jaringan dalam tubuh . Dengan fistula
arteriovenosa, darah mengalir langsung dari arteri ke pembuluh darah, melewati
beberapa kapiler. Ketika ini terjadi, jaringan bawah kapiler dilewati menerima
suplai darah yang kurang (Hidajat, Nucki N, 2009).
15
b. Pemeriksaan Penunjang.
Bila patensi arteri ataupun vena diragukan secara klinis maka dapat dilakukan
pemeriksaan dupleks sonografi ( scanning ) untuk menilainya. Pemeriksaan
laboratorium yang diperlukan selain darah rutin ialah waktu perdarahan dan
pembekuan. AVF yang ideal mengandung komponen sebagai berikut :
- Aliran darah tinggi, sekurangnya 200 cc/menit
- Diameter cukup besar.
- Panjang
- Operasi cepat dan mudah dengan bius local
- Komplikasi rendah
- Patensi jangka panjang.