Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Definisi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali
pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010).
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200 ml/24 jam. Sedangkan menurut Boyle (2000), diare adalah keluarnya
tinja air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15
g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang volume tinjanya
sudah sama dengan orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut
volume tinja.
6
2.1.2 Epidemiologi
Hampir satu triliun dan 2,5 milyar kematian karena diare dalam dua
2009).
semua kelompok umur tahun 2013 sebesar 214 per 1.000 penduduk.
dari 9,8 per 1000 penduduk menjadi 21,4 per 1000 penduduk tahun 2013.
Angka ini bila dibandingkan dengan rata-rata nasional, angka ini masih
jauh dibawah angka nasional: 374 per 1.000 penduduk (Depkes, 2015).
7
2.1.3 Etiologi
stercoralis
Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau
atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,
finger).
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
8
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit
Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita
2011).
2.1.5 Klasifikasi
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive)
(Suraatmaja, 2007).
9
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
(Suraatmaja, 2007)
dibawah ini:
1. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis
ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini
(Simadibrata, 2006).
2. Diare osmotik
10
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA
ATPase
di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal (Simadibrata, 2006).
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas mot ilitas usus
(Simadibrata, 2006).
(Simadibrata, 2006).
7. Diare inflamasi
menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali sel darah merah
dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat
inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan
8. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut
kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif
11
(merusak mukosa). Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin
elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga
meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi
12
2.1.8. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung
diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering
tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin
khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering,
Secara umum, pathogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi
dicari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit
tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya air mata, bibir, mukosa
13
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik.
Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia.
3. Laboratorium
penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare
harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lender, pus,
leukosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-lain (Hadi, 2002).
2.1. 8 Penatalaksanaan
14
usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah
anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati
4. Antibiotik Selektif
1. Oralit
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus
15
b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang
selanjutnya
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok
tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari
gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai
2. Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus
16
pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus
a. Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang
atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare (Kemenkes RI, 2011).
3. Pemberian ASI/makanan
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih
sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih
sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang
dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
17
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberkarena terbukti tidak
5. Pemberian Nasihat
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah
2.1.9 Pencegahan
1. Pemberian ASI
perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI
18
eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare
daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora usus pada
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu
formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu
makanan yang dimasak dengan baik 4-6 kali sehari dan meneruskan
19
b) Menambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi/bubur dan biji-
bijian untuk energi. Menambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging,
cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari
tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi
membuat lokasi kakus agar jaraknya lebih dari 10 meter dari sumber yang
20
digunakan serta lebih rendah, dan menggali parit aliran di atas sumber
c) Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan gunakan
d) Air untuk masak dan minum bagi anak harus dididihkan. (Depkes RI,
2006)
4. Mencuci Tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
RI, 2006).
5. Menggunakan Jamban
jamban, dan keluarga harus buang air besar di jamban (Depkes RI, 2006).
c) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang
air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak
21
dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air,
hindari buang air besar tanpa alas kaki (Depkes RI, 2006).
Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak berbahaya. Hal
ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada
anak-anak dan orangtuanya. Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan
a) Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun
b) Bantu anak untuk membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih
wadahnya atau anak dapat buang air besar di atas suatu permukaan seperti
c) Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya
campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi
bulan. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak
yang sedang menderita campak dalam 4 mingggu terakhir. Hal ini sebagai
22
imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC, imunisasi DPT untuk
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
kelompok :
bilamana sakit.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dalam penelitian ini domain sikap tidak
23
dinilai, karena merupakan perilaku tertutup (convert behavior). Perilaku
mana persepsi ini tidak dapat diamati secara jelas. Sementara tindakan
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Hal ini dapat secara jelas
24