You are on page 1of 14

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI MINYAK DAN


GAS BUMI

DISUSUN OLEH :

Okta Randa 061340411674


Ricky Rahmat Darmawan 061340411676
Rizki Pebriani 061340411677
Sri Zuraily 061340411679
Umiatun Hasanah 061340411680

Judul Praktikum : Fasa Kesetimbangan


Instruktur : Ida Febriana S.Si., M.T.

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


D IV Teknik Energi
Tahun Ajaran 2015
FASA KESETIMBANGAN

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu :


a. Menjelaskan pengertian kurva baku dan kurva kesetimbangan
b. Membuat campuran biner untuk kurva baku
c. Menggambarkan kurva baku
d. Melaksanakan praktikum untuk memperoleh data yang diperlukan
e. Menghitung guna mengolah data yang diperoleh
f. Menggambarkan kurva kesetimbangan hasil perhitungan

II. Alat dan Bahan

2.1 Alat yang digunakan :


a. Refraktometer 1 set
b. Alat Rektifikasi 1 set
c. Tabung Reaksi 10 buah
d. Beaker Glass 25 ml 1 buah
e. Pipet ukur 10 ml 1 buah
f. Pipet tetes 1 buah
g. Bola karet 1 buah

2.2 Bahan yang digunakan :


a. Aquadest sesuai kebutuhan
b. Methanol sesuai kebutuhan
III. Dasar Teori

3.1 Fasa Kesetimbangan

Mengerti tentang fasa kesetimbangan adalah dasar teori dan praktek pokok
pokok pemisahan panas. Tanpa mengenal hokum dasar untuk pemisahan campuran
biner, maka tidak akan mungkin mengerti rektifikasi atau destilasi azeotrop.
Bila suatu campuran dipisahkan dengan menggunakan proses termal, panas dan
zat biasanya dipindahkan diantara fasa yang saling kontak satu sama lain. Suatu fasa
ditentukan sebagai bagian dari suatu sisstem fasa. Suatu sistem dikatakan setimbang
bial tidak ada perubahan yang terjadi pada kondisi eksternal. Semua perpindahan zat
dan energi melalui lapisan reversible phase. Fasa dari suatu campuran heterogeneous
dikatakan setimbang bila tidak ada perbedaan tekanan maupun temperatur.

3.2 Skema Gambaran dari Fasa Kesetimbangan

Fasa kesetimbangan biasanya sifat-sifat dari komposisi fasa kesetimbangan oleh


sejumlah zat (fraksi mol) dengan titik didih yang rendah. Pada waktu ti, nilai Xi , Yi , Ti
dan Pi berubah diperoleh, tergantung kesetimbangan.


Xi =


Yi =

3.3 Percobaan Penentuan Data Kesetimbangan

Bila suatu campuran bersifat ideal, Yi bisa dihitung jika kurva tekanan uap
komponen murni Xi diketahui. Penggunaan hukum Raoult untuk campuran gas ideal
adalah:

P1 = P1.0 x X1 (1)
P2 = P2.0 x X2
= P2.0 (1-X1) (2)

Dimana :
P1 , P2 : Tekanan Parsial
P1.0 , P2.0 : Tekanan uap saturasi
X1 , X2 : Fraksi mol dari liquid

Dengan menggunakan Hukum Dalton


Ptot = P1 + P2 (3)

Subsitusi persamaan 1 dan 2 ke dalam persamaan 3


Ptot = P1.0 x X1 + P2.0 (1-X1) (4)
Ptot = (P1.0 - P2.0 ) x X1 + X1 (5)

Susun kembali persamaan 4, maka diperoleh


2.0
X1 = (6)
1.02.0
Dengan mengambil tekanan partiel P1.0 dalam perhitungan didapatkan Y1
11.0
Y1 = (7)

Untuk menghitung tekanan uap P1.0 menggunakan persamaan Clausius Clapeyron,
selanjutnya diintegrasikan pada kondisi tertentu.

1.0 (2) 1 1
1.0 (1)
=
{2 1}

a. Kesetimbangan

Kesetimbangan memberikan pengertian bahwa suatu keadaan dimana tidak


terjadi perubahan sifat makroskopis dari sitstem terhadap waktu. Semakin dekat
keadaan sistem dengan titik kesetimbanga, maka semakin kecil gaya penggerak proses,
semakin kecil pula laju proses dam akhirnya sama dengan nol bila titik kesetimbangan
telah tercapai.
Seperti kesetimbangan pada umumnya, kesetimbangan uap-cair dapat ditentukan
ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu. Saat kesetimbangan
ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang membentuk fase uap sama
dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk cairan kembali.

b. Tekanan parsil, hukum-hukum Dalton, Roult dan Henry

Tekanan parsil PA komponen A di dalam suatu campuran uap adalah sama


dengan tekanan yang akan ditimbulkan oleh komponen A tersebut jika ditempatkan
sendiri di dalam volume dan temperatur yang sama dengan campuran. Menurut hukum
Dalton, yaotu tekanan total adalah sama dengan penjumlahan tekanan parsil. Untuk
suatu gas (uap) ideal, tekanan parsil berbanding lurus dengan fraksi mol konstituen.
Untuk suatu campuran ideal, tekanan parsil konstituen dikaitkan dengan konsentrasi
konstituen di dalam fasa cair , dimana Roult yang merumuskan hukum tersebut.
Sedangkan untuk XA dengan harga yang rendah , hubungan linier antara PA dan XA
dirumuskan dengan menggunakan faktor perbandingan yaitu suatu konstanta Henry H
dan bukan tekanan uap murni zat.

Jika suatu campuran mengikuti hukum Roult, maka tekanan uap campuran dapat
diperoleh secara grafik dengan memanfaatkan data tekanan uap masing-masing
komponen. Bila suatu campuran mengikuti hukum Roult, maka harga-harga YA untuk
berbagai komposisi XA dapat dihitung berdasarkan tekanan uap masing-masing kedua
komponen.

c. Kriteria kesetimbangan

Kriteria kesetimbangan antar fasa ditinjau dari segi kemungkinan perpindahan


antar fasa tersebut. Dimisalkan bahwa sistem multi komponen yang tertutup terdiri dari
sejumlah fasa mempunyai temperatur dan tekanan yang uniform, akan tetapi pada
keadaan awal tidak seimbang ditinjauh dari segi perpindahan massa. Setiap perubahan
yang terjadi mesti bersifat irreversible, yang mendekatkan sistem itu ke keadaan
setimbang. Sistem itu dibayangkan sebagai dikelilingi keadaan yang selalu setimbang
secara thermal dan mekanikal dengan sistem itu (seklipun perubahan terjdi dalam
sisitem). Karenanya pertukaran panas dan pemuain kerja antar sistem dan sekeliling
terjadi secara reversible. Dalam keadaan yang demikian perubahan entropi dari
sekeliling sistem.
IV. Langkah Kerja

1. Kurva baku
a. Membuat campuran methanol air seperti yang ditambpilkan pada tabel data
pengamatan 1 ke dalam tabung reaksi
b. Menghitung fraksi volume methanol
c. Mengukur indeks bias masing masing campuran menggunakan refraktometer

2. Kurva kesetimbangan
a. Memasukkan air aquadest sebanyak 67,484 ml ke dalam gelas kimia
b. Menambahkan methanol sebanyak 432,511 ml
c. Mengisi bejana dengan campuran air dan methanol sampai memenuhi tabung
d. Menghidupkan cooler, mengatur temperature cooler pada 200C
e. Menyalakan computer dan cassy board
f. Memanggil program cassy dengan mendouble klik pada icon cassy lab pada
desktop computer
g. Mengaktifkan cassy dengan tombol F5 atau mengklik icon tool pada program
cassy
h. Membuka program rectification dengan F3 atau icon
i. Cassy akan membaca temperature
j. Menyalakan pemanas pada bejana leher 4 pada skala 10 dan setting III. Isopad
pada pemanas deprogram untuk bekerja selama 3 jam
k. Start percobaan dengan menekan tombol F9 atau icon Clock sekaligus mencatat
perubahan suhu selama proses
l. Mengamati proses rektifikasi pada semua kolom fraksionasi
m. Hasil rektifikasi dapat diambil dengan menggunakan syringe pada kepala tutup
merah untuk setiap perubahan suhu. Mengukur indeks bias menurut tabel 2
n. Rektifikasi dianggap selesai bila tidak ada perubahan gas dan cair pada semua
kolom rektifikasi
o. Menyimpan hasil percobaan dengan F2 dan mengeprint
p. Mematikan pemanas, lalu menjauhkan pemanas dari bejana, mematikan cooler
setelah 15 menit pemanas dimatikan. Mematikan seluruh perlatan.
V. Data Pengamatan

Tabel 1. Data pengamatan kurva baku


Volume methanol Volume air Fraksi volume
Indeks bias
(ml) (ml) metanol
0.0 3.0 0.0 1.3397
0.3 2.7 0.1 1.3377
0.6 2.4 0.2 1.4457
0.9 2.1 0.3 1.33457
1.2 1.8 0.4 1.33153
1.5 1.5 0.5 1.3294
1.8 1.2 0.6 1.3292
2.1 0.9 0.7 1.3288
2.4 0.6 0.8 1.3279
2.7 0.3 0.9 1.3273
3.0 0.0 1.0 1.3270
Tabel 2. Data pengamatan kurva kesetimbangan
Menit ke - Temperatur (0C) Indeks bias cair Indeks bias gas
20 41.9 1.335 -
22 63.0 1.335 -
24 69.6 1.335 -
26 72.2 1.334 -
28 72.7 1.334 1.330
30 72.9 1.333 1.333
32 73.1 1.334 1.330
34 73.0 1.334 1.329
36 72.7 1.335 1.329
38 73.2 1.335 1.329
40 73.2 1.336 1.328
42 72.8 1.3365 1.328
44 73.1 1.335 1.328
46 73.1 1.334 1.327
48 73.2 1.334 1.327
50 73.0 1.333 1.329
52 73.2 1.334 1.328
54 73.3 1.334 1.327
56 73.3 1.334 1.327
58 73.3 1.334 1.327
VI. Perhitungan

1
Fraksi volume methanol X=
(1+2)

Dimana :
X = Fraksi volume
X1 = Volume methanol
X2 = Volume air

a. X1 = 0.0 X2 = 3.0
0.0
X = (0.0+3.0) = 0,0

b. X1 = 0.3 X2 = 2.7
0.3
X = (0.3+2.7) = 0,1

c. X1 = 0.6 X2 = 2.4
0.6
X = (0.6+2.4) = 0,2

d. X1 = 0.9 X2 = 2.1
0.9
X = (0.9+2.1) = 0,3

e. X1 = 1.2 X2 = 1.8
1.2
X = (1.2+1.8) = 0,4

f. X1 = 1.5 X2 = 1.5
1.5
X = (1.5+1.5) = 0,5

g. X1 = 1.8 X2 = 1.2
1.8
X = (1.8+1.2) = 0,6
h. X1 = 2.1 X2 = 0.9
2.1
X = (2.1+09) = 0,7

i. X1 = 2.4 X2 = 0.6
2.4
X = (2.4+0.6) = 0,8

j. X1 = 2.7 X2 = 0.3
2.7
X = (2.7+0.3) = 0,9

k. X1 = 3.0 X2 = 0.0
3.0
X = (3.0+0.0) = 1,0
VII. Analisa Data

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan fasa keseitmbangan, dengan tujuan
untuk dapat mengetahui kurva baku dan kurva kesetimbangan. Dimana pengertian dari
fasa kesetimbangan dalah dasar teori dan praktek tentang pokok-pokok pemisahan
panas.
Pada praktikum minggu pertama dilakukan pengecekan indeks bias dari campuran
methanol air dengan konsentrasi methanol dan air yang berbeda beda. Dimana
semakin banyak konsentrasi air dalam campuran, maka semakin besar indeks biasnya
karena mendekati indeks bias aquadest. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit
konsentrasi air dalam campuran, maka semakin kecil indeks biasnya karena mendekati
indeks bias methanol. Hal ini dapat digunakan untuk membuat kurva baku yang
digunakan untuk mencari fraksi mol methanol fasa cair dan fasa gas dalam umpan.
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa udara
terhadap kecepatan cahaya dalam zat tersebut atau perbandingan sinus sudut bias. Harga
indeks bias berubah ubah tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu.
Kemudian pada praktikum minggu kedua, dilakukan proses destilasi untuk
memisahkan campuran methanol air dan menentukan indeks bias pada fasa cair dan
fasa gas ketika temperature konstan. Temperatur konstan yang didapat pada praktikum
ialah pada temperatur 73,30C sehingga didapat indeks bias fasa cair sebesar 1.334 dan
fasa gas sebesar 1.327.
Terdapat beberapa factor factor yang memperngaruhi pada praktikum kali ini
diantaranya adalah temperature dalam operasi, komposisi methanol dalam umpan serta
ketelitian dalam pembacaan indeks bias.
VIII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


a. Fasa kesetimbangan adalah dasar teori dan praktek pokok - pokok pemisahan
panas
b. Semakin banyak konsentrasi air dalam campuran, maka semakin besar indeks
biasnya karena mendekati indeks bias aquadest
c. Semakin sedikit konsentrasi air dalam campuran, maka semakin kecil indeks
biasnya karena mendekati indeks bias methanol
d. Kurva baku pada praktikum fasa kesetimbangan merupakan perbandingan antara
fraksi volume methanol terhadap indeks bias
e. Faktor yang mempengaruhi praktikum fasa kesetimbangan, diantaranya :
- Temperatur dalam operasi
- Komposisi methanol dalam umpan
- Ketelitian dalam pembacaan indeks bias
- Dll
IX. Daftar Pustaka

- Jobsheet.2015.Penuntuk Praktikum Teknologi Minyak dan Gas Bumi.


Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
- Zefdes.blogspot.com/2015/01/laporan-tetap-fasa-kesetimbangan.html
(diunggah pada 1 November 2015)
- www.scribd.com
X. Gambar Alat

Refraktometer Pipet tetes

Gelas kimia Pipet ukur Bola karet

You might also like